Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VII (TUGAS MAKALAH, PELAYANAN YESUS DI GALILEA)

TUGAS MAKALAH
PELAYANAN YESUS DI GALILEA
(Matius 4:12-18:35; Markus 1:14-9:50; Lukas 4:14-18:34)



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kemurahan-Nya tugas makalah ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada pembina Matiusa kuliah Misi & Evanggelisasi, Ibu Deborah Y.S. Kim, M.Th, sebagai salah satu syarat kelulusan Matiusa kuliah tersebut. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh mahasiswa.

Penulis memohon kepada ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas makalah ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.


Batam, Nopember 2015



HorMatius Saya
Roy Damanik



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pelayanan Yesus Kristus merupakan riwayat pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus Kristus semasa hidup-Nya di dunia, menurut keyakinan orang Kristen berdasarkan catatan dalam Alkitab, terutama bagian Perjanjian Baru. Yesus diyakini sebagai “Domba Allah”, seperti yang pernah dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis.[1] Domba Paskah yang terakhir ini harus berumur satu tahun dan tidak bercela, seperti yang tertulis di dalam kitab Taurat.[2] Tentu bukan Yesus Kristus yang berumur satu tahun yang dimaksudkan sebagaimana domba paskah sebelumnya dipilih dan dikurbankan, tetapi Yesus Kristus baru dianggap sebagai orang pada umur 30 tahun menurut kebudayaan Timur. Yesus Kristus memulai pelayanannya pada umur 30 tahun, dan masa pelayanannya kepada anak-anak Israel berakhir pada umur sekitar 33 tahun. Meskipun demikian, kebanyakan Kristen meyakini bahwa masa pelayanan Yesus Kristus bukan satu tahun, melainkan tiga setengah tahun. Dalam pembahasan makalah ini, penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai pelayanan Yesus di Galilea.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1.      Seperti apa riwayat Yesus Kristus?
2.      Seperti apa situasi di Galilea ketika Yesus melayani dan seperti apa situasi masa kini?
3.      Apa saja yang menjadi pelayanan Yesus di Galilea?
4.      Apa yang menjadi model misi melalui pelayanan Yesus di Galilea?
5.      Apa yang menjadi relevansi pelayanan Yesus di Galilea terhadap pelayanan kekristenan masa kini?
C.    TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan makalah ini, adalah:
1.      Memahami dengan baik riwayat Yesus Kristus.
2.      Memahami dengan baik situasi di Galilea ketika Yesus melayani dan situasi masa kini.
3.      Memahami dengan baik pelayanan Yesus di Galilea.
4.      Memahami dengan baik konsep misi melalui pelayanan Yesus di Galilea.
5.      Memahami dengan baik relevansi pelayanan Yesus di Galilea terhadap pelayanan kekristenan masa kini.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    RIWAYAT SINGKAT YESUS KRISTUS
Nama “Yesus” adalah alih aksara dari bahasa Latin Iesus, yang berasal dari bahasa Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), yang pada gilirannya juga merupakan Helenisasi dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă‘, Yosua) atau bahasa Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă‘), yang berarti “Yahweh menyelaMatiuskan”.[3]
Teks Yunani tidak membedakan antara Yesus dan Yosua, keduanya ditulis sebagai Ἰησοῦς. Alkitab Vulgata Latin kemungkinan adalah yang pertama yang membedakan keduanya, menuliskan Yesus sebagai Iesus dan Yosua sebagai Iosias. Dalam Perjanjian Baru, di Lukas 1:31 seorang malaikat memberitahu Maria untuk menamakan anaknya Yesus, dan dalam Matius 1:21 malaikat memberitahu Yusuf untuk menamakan anaknya Yesus. Dalam teologi Kristen, pernyataan dalam Matius 1:21 “engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelaMatiuskan uMatius-Nya dari dosa mereka” mengasosiasikan atribut keselaMatiusan dengan nama Yesus. “Kristus” adalah gelar yang berasal dari bahasa Yunani Χριστός (Christós), yang berasal dari bahasa Ibrani מָשִׁיחַ (“Mesias”, berarti “yang diurapi” atau “yang terpilih”).[4]
Yesus lahir di Bethlehem, dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus. Saat itu, Maria telah bertunangan dengan Yusuf, seorang tukang kayu (Matius 1:1; Lukas 3:23; Yohanes 7:42). Kelahiran-Nya pertama kali disampaikan langsung oleh para malaikat kepada para gembala (Lukas 2:8-20). Orang-orang majus dari Timur datang ke Betlehem untuk melihat dan menyembah Dia yang telah lahir sebagai “Raja orang Yahudi” dengan membawa hadiah (Matius 2:1-12). Dalam mimpinya, Yusuf diberitahukan oleh malaikat untuk pergi ke Mesir bersama dengan Maria dan bayi Yesus untuk menghindari amarah Herodes yang jahat dan cemburu. Di sana mereka menunggu sampai Herodes Matiusi (Matius 2:13-23). Dan benarlah yang disampaikan oleh malaikat itu, ketika mereka berada di Mesir, Herodes membantai semua bayi laki-laki orang Israel di Betlehem. Saat mereka kembali, mereka tinggal di Nazaret, di wilayah Galilea (Matius 2:23; Lukas 4:16; Yohanes 1:46). Pada umur duabelas tahun Ia pergi ke Yerusalem merayakan Hari Raya bersama dengan orang tua-Nya. Di sana, di Bait Allah, “di tengah-tengah alim ulama” semua yang mendengar Dia “tercengang dengan hikMatius dan jawaban-jawaban-Nya” (Lukas 2:41). Delapan belas tahun yang tidak diketahui, kecuali pada saat Ia kembali berdiam di kota Nazaret dan “dan bertambah-tambah hikMatius melebihi orang lain”, dan “dikasihi Tuhan dan manusia” (Lukas 2:52). Sangat mungkin dia bekerja sebagai tukang kayu seperti halnya Yusuf. Dia memulai pelayanan ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun. Dipercayai bahwa pelayanan-Nya berlangsung selama tiga tahun. Tiap tahunnya mempunyai kejadian tersendiri.[5]

B.     SITUASI GALILEA
Beberapa ahli teolog membedakan kondisi Galilea pada masa kini dengan kondisi Galilea pada masa sekarang.

1.      Galilea Pada Masa Yesus
Galilea (Ibrani גָּלִיל - GALIL, Yunani, γαλιλαια-galilaia), artinya ‘cincin, bulatan’, menjadi ‘daerah’). Nama daerah bagian Palestina Utara, tempat masa kanak-kanak Yesus Kristus dan permulaan pekerjaan-Nya. Garis batas daerah Galilea yang sebenarnya Sukar ditentukan kecuali dalam arti batas propinsi kekaisaran Romawi. Nama Gailea dikenakan kepada wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Israel, daerah yang berubah-ubah dari saat ke saat. Pada masa Kristus, propinsi Galilea merupakan suatu daerah berbentuk 4 persegi panjang, sekitar 70 KM dari utara ke selatan, dan 40 KM dari timur ke barat, berbatasan dengan Sungai Yordan dan laut Galilea di timur, dan terputus di Laut Tengah pada bagian selatan Siro-Fenisia menurun ke dataran pantai. Jika ini diterima sebagai perbatasannya, maka daerah Galilea terdiri dari suatu dataran tinggi, semua perbatasannya kecuali di utara dibatasi oleh dataran-dataran tanah pesisir, daerah pantai, dataran Esdraelon dan lembah Yordan.[6]

2.      Galilea Pada Masa Kini
Galilea berada di ujung selatan pegunungan Libanon, permukaan tanahnya bertingkat dua, dari utara ke selatan melewati daerah itu. “Tingkat” yang lebih tinggi membentuk Galilea Atas. Bagian terbesar adalah 1.000 M diatas permukaan laut. Pada masa Perjanjian Baru (PB) daerah itu penuh dengan hutan dan penduduknya sangat sedikit. “Tingkat” yang lebih rendah membentuk Galilea bawah, 450-600 M diatas permukaan laut, tapi wilayah dekat Laut Galilea menurun tajam sampai melebihi 180 M dibawah permukaan laut Galilea. Daerah Galilea Bawah dengan baik sekali dialiri oleh sungai yang berhulu di pegunungan di utara. Tanahnya subur, yang terbentang dalam lembah-lembah berbatu kapur di antara bukit-bukitnya. Penduduknya padat dan makmur. Daerah ini mengekspor minyak zaitun dan gandum, serta ikan yang berasal dari danau itu. Dewasa ini, Galilea dan dataran Esdraelon merupakan pusat daerah Israel bagian utara. Tapi penduduknya yang serba modern harus bekerja keras untuk memperbaiki kembali daerah itu karena telah banyak kehilangan kemakmuran yang pada zaman Perjanjian Lama. Bagian terluas hutannya telah digeser oleh marquis, beLukasar khas Laut tengah. Banyak kota dan desa yang dikenal dan dikunjungi Kristus, telah tiada, hampir tidak meninggalkan bekas.[7]

C.    PELAYANAN YESUS DI GALILEA
Marulak Pasaribu dalam bukunya, menyimpulkan garis-garis besar mengenai pelayanan Yesus selama di Galilea, yakni:[8]
1.      Ditolak warga kampung halaman sendiri (Nazaret) (Lukas 4:16-31).
2.      Empat orang nelayan menjadi murid Yesus (Simon Petrus, Andreas, Yohanes, Yakobus) (Matius 4:18-22; Markus 1:16-20; Lukas 5:1-11).
3.      Menyembuhkan ibu mertua Petrus (Matius 8:14-17; Markus 1:29-34; Lukas 4:38-41).
4.      Perjalanan pertama, memberitakan firman di daerah Galilea (Matius 4:23-25; Markus 1:35-39; Lukas 4:42-44).
5.      Yesus memilih keduabelas muridNya (Markus 3:13-19; Lukas 6:12-15).
6.      Yesus menyampaikan Khotbah di Bukit (Matius 5:1-7:29; Lukas 6:20-49).
7.      Yesus diurapi dengan minyak wangi oleh seorang perempuan berdosa (Lukas 7:36-50).
8.      Yesus melakukan perjalanan lagi di daerah Galilea (Lukas 8:1-3).
9.      Yesus memberitakan beberapa perumpamaan mengenai kerajaan sorga (Matius 13:1-52; Markus 4:1-34; Lukas 8:4-18).
10.  Yesus meredakan badai (Matius 8:23-27; Markus 4:35-41; Lukas 8:22-25).
11.  Yesus membangkitkan anak perempuan Yairus yang Matiusi (Matius 9:18-26; Markus 5:21-43; Lukas 8:40-56).
12.  Yesus mengutus ke-12 murid untuk memberitakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang yang sakit (Matius 9:35-11:1; Markus 6:6-13; Lukas 9:1-6).
13.  Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:13-21; Markus 6:30-44; Lukas 9:10-17; Yoh 6:1-14).
14.  Yesus berjalan di atas air (Matius 14:22-33; Markus 6:45-52; Yoh 6:61-21).
15.  Kembali ke Galilea Yesus memberi makan empat ribu orang (Matius 15:32-39; Markus 8:1-9).
16.  Yesus menjelaskan kepada murid-murid mengenai keMatiusian-Nya yang akan datang (Matius 16:21-26; Markus 8:31-37; Lukas 9:22-25).
17.   Yesus dimuliakan di gunung (Matius 17:1-13; Markus 9:2-13; Lukas 9:28-36).

D.    MODEL MISI DAN PENGINJILAN YESUS DI GALILEA
Makmur halim dalam bukunya “Model Penginjilan Yesus” menyampaikan beberapa model misi dan penginjilan yang dilakukan oleh Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea. Adapun model tersebut, antara lain:[9]

1.      Model Penginjilan Aktif
a.       Matius 9:35-38, 10:1-4; 10:5-15; 16-33Yesus dan Persiapan, Pengutusan, Pemberitaan, dan Penganiayaan Murid-murid (Model Advokasi).
b.      Lukas 8:26-39Yesus dan Pemuda di Gadara” (Mission Impossible: Model Gadarean).
c.       Lukas 5:27-32Yesus dan Matius” (Model Matean).
d.      Lukas 5:1-11Yesus dan Penjala Ikan” (Model Fisher).
e.       Matius 8:14-17Yesus dan Ibu Mertua Petrus” (Model Visitasi atau Model Famili)
2.      Model Penginjilan Pasif
a.       Lukas 5:12-16Yesus dan Orang Kusta” (Model Urban).
b.      Lukas 8:40-56Yesus, Yairus dan Perempuan Pendarahan” (Model Multiple Evangelism).
c.       Matius 8:5-13Yesus dan Perwira Kapernaum” (Model Perwira).
d.      Lukas 18:18-27 Yesus dan Orang Muda yang Kaya” (Model Riskan).
e.       Lukas 5:17-26 Yesus dan Orang Lumpuh” (Model Support Group).
f.       Matius 15:21-28Yesus dan Perempuan Kanaan” (Model Kanaan).
3.      Model Penginjilan Massa dan Sosial
a.       Matius 5:1-7:29Yesus dan Orang Banyak” (Model Multituan I Atau Mass Evangelism I).
b.      Matius 14:13-21Yesus dan 5000 Orang” (Model Sosial Spiritual I)
4.      Model Perumpamaan
a.       Matius 13:1-23 “Yesus dan Perumpamaan” (Model Parabel).
5.      Model Penginjilan Nominal
a.       Matius 15:1-20Yesus Dan Adat Istiadat Yahudi” (Model Adat Istiadat).
b.      Matius 8:18-22; Lukas 9:57-62Yesus dan Izin Pengikut” (Model Resonnal).
c.       Matius 9:14-17Yesus dan Alasan Berpuasa” (Model Farisi).
d.      Matius 10:34-42Yesus dan Pemisahan” (Model Salib).
e.       Matius 11:2-19Yesus dan Yohanes Pembaptis” (Model Yohanes Pembaptis).
f.       Matius 12:22-37Yesus dan Beelzebul” (Model Unitas).
g.      Matius 12:38-42Yesus dan Tanda Yunus” (Model Yunus).

E.     RELEVANSI PELAYANAN YESUS DI GALILEA BAGI PELAYANAN KEKRISTENAN UNTUK MASA KINI

1.      Kilas Balik Pelayanan Yesus
Amanat yang diberikan Tuhan Yesus untuk memuridkan segala bangsa akan tetap berlaku sampai akhir zaman. Tugas kita sebagai orang percaya adalah memberitakan Injil kepada setiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Amanat Agung ini merupakan tugas inti dari misi, yaitu “menjadikan murid” dari segala suku bangsa. Fokus inti misi yaitu ”menjadikan murid” akan melibatkan dan akan menggerakkan umat Allah untuk pergi sebagai proses pelaksanaan strategi dan tanda taat kepada Allah untuk memberitakan Injil, babtis sebagai proses Inkorporasi ke dalam wadah umat Allah untuk diteguhkan menjadi anggota gereja, dan ajar sebagai proses konseptualisasi yang menunjang pemahaman, perubahan dan pendewasaan hidup serta peran umat Allah.[10]
Injil Matius 28:18-20, menulis bahwa Amanat Agung dimulai pada saat Tuhan Yesus mengutus murid-Nya untuk memberitakan Injil. Tugas para murid adalah, menjadikan semua bangsa murid-Nya, membaptiskan mereka dan mengajar mereka. Tujuan dari amanat agung dan penginjilan adalah pemuridan supaya manusia menjadi serupa dengan Allah. Unsur dasar dari Amanat Agung di dalam Injil Matius ini adalah “menjadikan semua bangsa murid Tuhan”, pentingnya memuridkan ini ditekankan oleh fakta bahwa menjadikan murid adalah bentuk perintah tunggal dalam bagian tersebut. Di dalam proses menjadikan murid terkandung dua kegiatan utama yaitu “babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.” Jika murid-murid harus dijadikan “dari segala bangsa” maka “murid-murid” harus disebarkan di tengah seluruh bangsa.[11]
Amanat Agung di dalam Injil Markus 16: 15, ditujukan kepada seluruh dunia yaitu seluruh makhluk ciptaan karena Allah adalah pencipta, artinya Yesus meminta jemaat-Nya membawa keselamatan kepada seluruh makhluk di dunia tanpa terkecuali. Kegiatan yang dilakukan adalah pergi dan memberitakan pesan utama yaitu Injil. Tuhan Yesus menjelaskan rencana misi kepada murid-murid-Nya yaitu misi berdasarkan kitab Taurat Musa, Nabi-nabi dan Mazmur (Lukas 24:44). Inti dari pada Injil adalah kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus dengan tujuan supaya terjadi pertobatan dan pengampunan. Jadi pemberitaan Injil bagi seluruh bangsa mulai dari Yerusalem (Lukas 24:46-49) dan alat yang dipakai adalah murid-murid-Nya. Kegiatan dilakukan dengan jalan memberitakan dan bersaksi dan dalam melaksanakan pemberitaan Amanat Agung, kuasa dan kekuatan berasal dari Roh Kudus yang sudah dijanjikan (Lukas 24:49).
Dalam menjalankan misi pelayanan-Nya Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa (Matius 9:35a, Lukas 13:22). Dalam pelayanan-Nya Tuhan Yesus melayani ke semua wilayah misalnya melayani di kota Kapernaum, suatu kota tempat kediaman pemungut cukai dan tempat sebuah pos militer Romawi (Matius 4:13; 8:5). Melayani di Nazaret, melayani di padang Gurun, dan melayani di pesisir-pesisir pantai dan sampai ke lembah-lembah, Tuhan Yesus juga melayani di Betania, dan daerah lainnya. Jadi Tuhan Yesus dalam program pelayanan-Nya mencakup seluruh wilayah kerena seluruh bumi adalah ladang misi penyelamatan-Nya. Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa. Kata “berkeliling” menggambarkan aktivitas yang disadari dan berjalan terus menerus.
Mengajar di rumah-rumah ibadah, memberitakan Injil kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Dalam rumah-rumah ibadah Yesus memberikan penjelasan yang akurat dan benar, mengenai seluruh rencana dan kehendak Allah yang harus dipenuhi oleh umat manusia. Tuhan Yesus mengajarkan sebuah prinsip hidup yang sejati mengenai hubungan antara manusia terhadap Allah dan manusia terhadap sesamanya (Matius 22:37-39). Yesus juga mengajarkan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, hidupnya harus selalu bergantung sepenuhnya dan hormat kepada pencipta-Nya. Tuhan Yesus mengajarkan tentang sedekah, doa, puasa, serta ketaatan total kepada Firman Tuhan.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajar, Ia juga berkhotbah. Tuhan Yesus berkeliling kemana-mana untuk berkhotbah. Inti berita dalam khotbah-khotbah-Nya adalah proklamasi Injil Kerajaan Sorga. Injil Kerajaan Sorga adalah suatu berita tentang Kerajaan yang menyelamatkan dan yang menghukum, yang dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Sang Juruselamat dan Tuhan. dalam khotbah-khotbah-Nya Tuhan Yesus menegaskan bahwa hanya dua pilihan bagi manusia di dunia ini, yaitu Percaya atau menolak Tuhan Yesus dan masing-masing pilihan mempunyai konsekuensi. Firman Tuhan berkata “Barang siapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum, barang siapa yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam anak tunggal Allah” (Yohanes 3:18). Inilah inti khotbah Tuhan Yesus ketika melayani di muka bumi ini.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajar dan berkhotbah tetapi Ia juga menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan dibagian lain Tuhan Yesus memberikan makan kepada orang banyak yang kelaparan (Matius 14:15-16). Model kontekstualisasi sangat mewarnai pelayanan Tuhan Yesus selama di dunia, misalnya bahasa yang digunakan sesuai dengan konteks masyarakat pada zaman itu, metafora-metafora yang digunakan dalam pemberitaan-Nya cocok untuk kondisi budaya setempat. Yesus juga membawa mandat sosial budaya, politik dan pelayanann-Nya mencakup jasmani dan rohani. Di dalam mengkomunikasikan Injil-Nya Yesus membangun jembatan-jembatan dan menciptakan jalur komunikasi dengan orang yang sulit didekati.
Model pelayanan yang konstekstual cukup efektif, dan dapat diterapkan di dalam segala kondisi dan budaya di mana pun Tuhan Yesus pergi memberitakan Injil Kerajaan Allah. Pendekatan Injil dengan model kontekstualisasi yang dilakukan Tuhan Yesus telah berhasil mencapai banyak orang, sehingga dalam waktu yang singkat Tuhan Yesus dapat menghasilkan pelayanan yang sangat maksimal. Misalnya, dalam menyampaikan Injil-Nya, Tuhan Yesus selalu memanfaatkan kemampuan-Nya untuk berbicara dengan orang-orang dimanapun mereka berada. Ketika berada di padang, Yesus berbicara tentang menanam gandum (Mrk. 4:1-9). Di keluarga, Ia berbicara tentang anak-anak (Mat. 19:13-15). Dengan nelayan, pokok pembicaraan-Nya adalah ikan (Mrk.1:14-18).

2.      Relevansi Pelayanan Tuhan Yesus
Allah menghendaki agar kita tidak hanya beribadah secara vertikal, namun juga secara horisontal. Artinya, selain beribadah dan memuji Tuhan, kita pun wajib mengasihi dan peduli terhadap orang-orang di sekitar kita. Salah satunya adalah dengan misi pelayanan, lingkungan yang rentan dengan berbagai masalah sosial. Dalam Alkitab ternyata keadaan yang paling sering terjadi adalah keserakahan, pemerasan, penindasan, ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan yang banyak dikutuk oleh nabi-nabi Perjanjian Lama. Oleh karenanya Alkitab menampilkan Allah yang sangat radikal pada waktu mengatakan, “Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik terhadap kesengsaraan orang yang tertindas dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong.” Mazmur 22:25. Ini adalah suatu dimensi penting dalam pelayanan kepada orang miskin. Mereka membutuhkan “pembelaan”.
Melihat persoalan yang sering dialami dalam kehidupan kekristenan, maka model misi pelayanan Tuhan Yesus sangat relevan sebagai jawaban. Pelayanan Tuhan Yesus tidak hanya sebatas berkotbah dan mengajar, tetapi Tuhan Yesus juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan jasmani. Tuhan Yesus memproklamirkan mission statementnya seperti dalam Lukas 4:18-19. Meneguhkan kemesiasan-Nya dengan karya-karya-Nya, Lukas 7:18-23, bukan bukti-bukti yang diminta dari-Nya, seperti pameran kuasa, Lukas 4:91-0, 23:35-37. Injilnya adalah injil yang mempunyai dampak transformasi sosial, seperti yang ditunjukkan dalam pertobatan Lazarus, Lukas 19:1-10.


BAB III
KESIMPULAN

Melalui pemaparan di atas, akhirnya penulis sampai pada penutup yang terdiri dari kesimpulan. Dari penguraian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa rencana keselamatan dan penebusan Allah mencakup segala bidang dalam alam semesta ini, baik berbagai aspek dalam diri manusia maupun dengan berbagai hubungan dengan ciptaan lain di luar dirinya yang telah dirusak oleh dosa. Pelayanan Tuhan Yesus merupakan model yang sangat relevan dalam segala zaman, di mana dapat menjawab segala aspek persoalan, baik jasmani maupun rohani (holistik). Tuhan Yesus mengabarkan Injil yang utuh yang mendatangkan Shalom bagi manusia, baik secara spiritual, fisis, psikis, maupun sosial. Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah iman dan kekristenan tidak boleh terlepas dari Alkitab sebagai landasan atau dasar dalam melakukan misi pelayanan.



DAFTAR PUSTAKA

Brigges, Brown Driver: Hebrew and English Lexicon (USA: Hendrickson Publishers, 1996).

Douglas, J.D.: Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995).

Halim, Makmur: Model-Model Penginjilan Yesus (Malang: Gandum Mas, 2003).

Hesselgrave, David J.: Communicating Christ – Cross Culturally (Malang: Literatur SAAT, 2004).

Pasaribu, Marulak: Injil Sinoptik: Injil Yang Diberitakan Dalam Injil Matius, Markus & Lukas (Batu: Departemen Literatur YPPII, 2005).

Tomatala, Yakob: Teologi Mis (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003).

Vine, W.E.: Expository Dictionary of New Testament Words (New Jersey: Fleming H. Revell Company, 1999).

https://id.wikipedia.org/wiki/Kronologi_kehidupan_Yesus



[1] Yohanes 1:29
[2] Keluaran 12:5
[3] Brown Driver Brigges, Hebrew and English Lexicon ( USA: Hendrickson Publishers, 1996), p. 100.
[4] W.E. Vine, Expository Dictionary of New Testament Words (New Jersey: Fleming H. Revell Company, 1999), p. 205.
[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Kronologi_kehidupan_Yesus
[6] J.D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995), 324.
[7] J.D. Douglas, Ensiklopedia …, 324.
[8] Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik: Injil Yang Diberitakan Dalam Injil Matius, Markus & Lukas (Batu: Departemen Literatur YPPII, 2005), 48; 63; 73.
[9] Makmur Halim, Model-Model Penginjilan Yesus (Malang: Gandum Mas, 2003).
[10] Yakob Tomatala, Teologi Mis (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 55.
[11] David J. Hesselgrave, Communicating Christ – Cross Culturally (Malang: Literatur SAAT, 2004), 77.