Halaman

Senin, 25 Maret 2013

SEMESTER 1 (LAPORAN BACA PENGANTAR PERJANJIAN LAMA – I)


LAPORAN BACA PENGANTAR PERJANJIAN LAMA – I
W. S. Lasor, D. A. Hubbard & F. W. BUSH 

Diserahkan kepada:
Dosen: Yulianus Bani, S.Th
Sebagai bagian dari Tugas Mata Kuliah
Pembimbing PL-I
Nama: Roy Damanik

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM
September 2012 

Puji Tuhan, kasihNya tetap nyata dalam setiap kehidupan kita, saya telah membaca dan menyelesaikan buku Pengantar Perjanjian Lama – I, karangan W. S. Lasor, D. A. Hubbard & F. W. BUSH, terjemahan Werner Tan dkk. Adapun hasil baca saya, saya sajikan dalam bentuk yang sederhana seperti dibawah ini.
PL adalah kitab suci yang dipergunakan oleh Kristus dan murid-muridNya, Dasar pemberitaan pengajaran kristen adalah PL, sebagaimana ditafsirkan kembali oleh Kristus sendiri.Yesus sering mengutip PL (`kitab-kitab suci`) sebagai dasar pengajaranNya, dengan memakai ungkapan ``ada tertulis``.. Yesus memakainya sebanyak 3 kali ketika dicobai (Mat 4:1-11), dan dalam ayat berikut ([1]Dan 7:13, Mark 13:26, Yes 53, Mark 10: 45) tema-tema agung dari pengharapan para nabi degenapi di dalam Dia.[2]Paulus juga berpegang pada PL, tema-tema utama teologinya dan kebanyakan argumentasinya didasarkan pada PL. Kita harus peka terhadap konteks alkitab PL, kita harus pahami bahwa pengarangnya yang utama yaitu Roh Allah[3]. Masalah utama yang ditemukan dalam PL adalah [4]persekutuan pertama manusia dengan Allah dihancurkan oleh ketidaktaatan manusia, Manusia jatuh ke dalam dosa dan memberontak kepada Allah sehingga keberadaannya sebagai hamba dosa membuatnya tidak dapat mendengar , melihat atau memahami apa yang dinyatakan Allah dengan jelas. Oleh sebab itulah [5]Allah menyatakan diri dalam peristiwa sejarah maupun melalui firmannya.
PL diilhamkan oleh Allah Sendiri.[6]Istilah yunani yang ditejemahkan `diilhami` atau theopneustos (2 tim 3:16) yang berrati dinafaskan Allah, Pengilhaman adalah semata-mata pekerjaan Roh Allah yang diperlukan untuk mencapai tujuan pernyataanNya, yakni untuk keselamatan.[7]Roh Allah tidak dapat dikendalikan dan hanya pengaruhnya saja yang dapat diketahui (Yoh 3:8). Boleh disimpulkan [8]Alkitab adalah persis kata-kata Allah saja. Meskipun demikian kumpulan kitab-kitab yang ditulis oleh para tokoh Alkitab harus diKANONkan, Inti konsep kanon adalah orang mendengar dan menaati serta merasa yakin bahwa Allah berbicara melalui kitab itu, dan meyakini pemahaman bahwa Allah tidak melakukan sesuatu secara kebetulan saja[9]. Penulisan PL dinamai (SEPTUAGINTA) [10]menurut jumlah para penerjemah yang dalam tradisi dinyatakan sebanyak 70 orang dewasa, disebut juga LXX. Septuaginta berasal dari komunitas yahudi di Aleksandria antara Tahun 250 sampai tahun 100 SM. Terjemahan dan tulisan-tulisan PL cukup menuai banyak sanggahan, dari dulu sampai sekarang, Seperti misalnya terjemahan latin yang [11]menyoroti Yerome yang ditugaskan oleh Damasus I ,penggunaan teks Ibrani membuat terjemahannya dicurigai, hasil terjemahan ini biasa disebut Vulgata.
Geografis PL juga disinggung dalam buku ini, yang mencakup daerah tempat tinggal, bahkan tanah yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel. Pelaku utama PL umumnya hidup di daerah Palestina. Cara pemeliharaan Allah terhadap Israel sangat luar biasa,[12]Allah memberikan tanah perjanjian yang sangat geografis (subur),[13]Allah memberikan daerah yang indah. Dan jika ditelusuri secara teologis[14]Ia juga menentukan batas-batas alam, sungai-sungai yang mengalir kelaut, tetapi laut tidak pernah penuh.
PL menyajikan 5 kitab [15]tetapi isinya tidak bertentangan, unsur-unsur dalam keseluruhan kitab ini adalah janji, pemilihan, penyelamatan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian, dan[16]Janjinya yang turun temurun.[17]Taurat  juga memiliki sifat ganda, yakni suatu kisah yang diselingi berkas-berkas materi hukum. Musa memang tak sepintar para sastrawan dan teologi zaman sekarang, tapi tulisannya selalu relevan, menghasilkan penurunan dan pertumbuhan yang panjang,  bahkan juga menekankan kebenaran yang mendasar (Kej 1: 11). Implikasi yang cukup unik, karena mengisahkan manusia di posisi tertinggi, berbeda dengan kitab/ sastra yang lain. Penulis Kej 1-11 tidak bermaksud menjawab keingintahuan manusia dalam bidang biologi dan geologi, sebaliknya ia ingin menceritkan tentang siapa dan apa manusia itu berdasarkn asal-usulnya, yakni manusia diciptakan Allah menurut gambar Sang Pencipta, tetapi dicemari oleh dosa yang segera merusak karya Allah yang baik itu. Dari semua hal itu kita dituntun untuk percaya bahwa perkembangan dan seluruh proses ini dipimpin oleh Roh Allah yang sama, yang pada awalnya menggerakkan Musa untuk menulis dan berbicara. Ketika ketidaktaatan manusia itu membuat Allah kecewa. Anugerah Allah yang tidak berkesudahan menjadi dasar penyelamatan Allah terhadap manusia itu. Buku ini selanjutnya memaparkan dimana [18]Allah memberi pakaian kepada pasangan yang berdosa itu supaya mereka dapat hidup beserta rasa malunya, dann juga saat dimana Allah menanggapi keluhan kain dengan menetapkan balasan 7 kali lipat atas orang yang mengambil nyawa kain, menempelkan tanda padanya sehingga hubungan yang melindungi dirinya menjadi nyata bagi semua orang. Sebuah kenyataan yang tidak bisa diterima secara rasional manusia, tetapi bagi Allah merupakan keharusan.
Dalam buku ini juga berbicara tentang agama bapak-bapak leluhur.[19]Yang dalam alkitab disebut juga Allah Abraham, Allah Yakub, Allah Ishak, Kerabat Ishak, Yang Disegani Oleh, Yang Maha Kuat Pelindung Yakub. [20]Sejarah keselamatan dalam masa bapak-bapak leluhur adalah pemilihan Abraham dan keturunannya oleh Allah. [21]Inti kisah itu adalah iman Abraham, untuk pergi ke tempat yang tidak pasti, kebenaran Abraham ialah kepercayaanya, yakni ia beriman akan janji Allah, [22]dan puncaknya adalah pengorbanan Ishak.[23]Allahlah yang bersumpah kepada Abraham, tidak ada apapun yg diminta Abraham , dengan demikian , perjanjian Allah dengan Abraham menempatkan diriNya di bawah kewajiban, dan didalam kitab keluaran I, Allah menggenapi janjiNya, dan dalam penggenapan itu[24] diceritakan konfrontasi dramatis antara kuasa dan wibawa Allah dengan kekerasan hati dan kemauan firaun[25]dan dalam hal ini Allah menggunakan keteraturan alam untuk tujuannya sendiri.
Dalam Kitab Imamat Allah mengatur tugas pelayanan, [26]Tokoh utama dalam kitab Imamat adalah Harun dan tugas keimaman yang dilukiskan dalam kitab ini terbatas pada putra-putranya, kepada mereka diberikan tugas untuk melaksanakan pelayanan imam, yang pada kemudian hari ada pembedaan yang jelas antara imam dan orang lewi.[27]Tema inti kitab Imamat diungkapkan dalam istilah Qodesy atau kekudusan, yaitu pertama bagaimana dosa dapat disingkirkan, dan kedua bagaimana memelihara kekudusan. Dan juga penjelasan yang lebih rinci, ketika kekudusan dinodai oleh ketidaktaatan harus diselesaikan dengan kurban penghapus dosa. Buku ini juga memaparkan tentang kitab Bilangan, yang mencakup masa selama 38 tahun 9 bulan yang disebut sebagai masa pengembaraan di padang gurun. Dan masa ini adalah hukuman atas ketidakpercayaan bangsa Israel sehingga tidak seorangpun dari generasi yang tidak beriman itu dapat memasuki negeri itu. Bangsa Israel tetap degil meskipun [28]Pemeliharaan Allah sangat nyata ‘pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini, kedegilan Israel berujung kepada kejadian di Mara, yang pada akhirnya mendatangkan hukuman kepada Musa ``tidak ikut masuk ke kanaan``. Dan didalam kitab Ulangan perjanjian Allah dengan Israel diulas kembali. Pemeliharaan Tuhan mengantarkan bangsa Israel masuk Tanah Kanaan, di dalam Kitab Yosua (diberi nama hosea=keselamatan, kemudian musa memanggil Yosua=Tuhanlah keselamatan) dijelaskan kembali ketidaktaatan bangsa itu [29]Orang israel telah berbuat dosa, mereka melangar perjanjianku yaitu dengan diam-diam menyimpan barang rampasan perang, yg seharusnya dikhususkan untuk Allah. Sekali lagi Allah tetap menyertai mereka, dalam peperangan [30]Allah mengirim badai dengan hujan batu dan kemudian  menghentikan matahari, dan bangsa itupun memperoleh kemenangannya.[31]Tema lain yang dipaparkan dalam buku ini tentang kitab Yosua, Israel mencapai tanah kanaan dan dengan demikian memperoleh tempat perhentian setelah melalui penderitaan di padang gurun dan perang.
Dalam buku ini juga menyajikan tentang nazir Hana kepada Allah tentang Samuel[32], dan juga hukuman kepada anak-anak Imam Eli[33], dan juga menceritakan kematian Imam Eli ketika kaget mendengar kabar bahwa Tabut Tuhan telah dirampas oleh musuh[34]. Kemudian berbicara tentang kesalahan Saul, yang tidak sabar menunggu Samuel selama 7 hari seperti yang sudah disepakati, sibuk mengejar Daud dan lupa akan tugas perangnya yang pada akhirnya berujung pada kematiaannya yang tragis. Bercerita tentang Daud juga akan sedikit sulit diterima rasional, Daud yang diberkati Tuhan, jatuh kedalam dosa dalam perzinahannya dengan Betsyeba yang pada akhirnya mendatangkan hukuman meninggalnya anak Betsyeba, dan masuk kepada perebutan kekuasaan oleh anak-anaknya (Yerobeam mendirikan tempat-temapt Ibadat dan melarang melakukan jiarah ke Yerusalem, kerajaan Israel yang congkak pun jatuh dan tidak pernah  bangkit lagi) “yang terjadi kemudian hari”, Tapi pemeliharaan Tuhan tetap nyata, karena Daud mau tersungkur, meratapi kesalahannya dihadapan Allah. Masuk kepada pemaparan tentang reformasi Hizkia, Hizkia membuat banyak perubahan, tetapi Hizkia menjalin persekutuan dengan Mesir, dan ini membuat nabi Yesaya khawatir. Buku ini juga berbicara tentang pemberontakan Manasye (yang belakangan menjadi pertanyaan, kenapa raja murtad seperti Manasye bisa bertahan lama memerintah yakni selama 50 tahun), memasuki pemerintahan dan pembaharuan oleh Yosia dimana pada zaman ini Kitab taurat ditemukan, dan dia melakukan yang benar dimata Tuhan, tema utama dalam kitab ini “Yosia meninggal sebelum melihat hukuman atas Israel”, hukuman-hukuman atas israel mulai memasuki masa pemerintahan Yoyakin (dibawa sebagai tawanan ke babel), yang kemudian dilepaskan[35], lalu masuk kembali kepada zona pembaharuan.
Di dalam Kitab Esra Nehemia diceritakan pemulihan Israel, dalam kitab Esra – Yesua bin Yozadak membangun kembali mezbah, dan memberikan kurban secara teratur. Diceritakan kembali pembangunan bait suci. Dan kitab Ester menceritakan tentang Haman (dalam kerajaan Susan berusaha memusnahkan orang yahudi), yang pada akhirnya digantung ditiang gantungan yang disediakannya untuk Mordekhai (orang yahudi). Memang dalam kitab ini tidak ada menyinggung tentang Allah atau YHWH, namun kitab ini memberikan kepercayaan akan perlindungan Allah atas umatnya. Dan pada akhirnya “Tidak ada bagian kehidupan ini yang berada diluar perhatian allah”
Tanggapan Positif
Buku ini menyajikan keterangan bersama dengan referensi Ayat Alkitab, sehingga kita terarah dalam pembacaan dan pemahaman,,

Tanggapan Negatif :
Penafsiran tentang Tulah Hal.198, bisa jadi akan menciptakan kontradiksi yang kurang baik..


[1] Halaman 26,
[2] Halaman 28
[3] Halaman 31
[4] Halaman 34
[5] Halaman 34
[6] Halaman 40-41
[7] Halaman 41
[8] Halaman 43
[9] Halaman 60
[10] Halaman 70
[11] Halaman 72
[12] Halaman 78
[13] Halaman 79
[14] Halaman 89
[15] Halaman 94
[16] Halaman 95
[17] Halaman 99
[18] Halaman 133-134
[19] Halaman 161
[20] Halaman 165
[21] Halaman 166
[22] Halaman 167
[23] Halaman 169
[24] Halaman 198
[25] Halaman 200
[26] Halaman 214
[27] Halaman 215
[28] Halaman 241
[29] Halaman 281
[30] Halaman 282
[31] Halaman 296
[32] Halaman 330
[33] Halaman 332
[34] Halaman 333
[35] Halaman 402

Tidak ada komentar:

Posting Komentar