TUGAS LAPORAN BACAAN
BUKU: PAK Dalam Masyarakat Majemuk
Pedoman
Bagi Guru Agama Kriten Dalam Mengajar
Puji dan Syukur kepada
Yesus Kristus, karena atas pertolongan-Nya Tugas Laporan Bacaan ini dapat
terselesaikan. Laporan Bacaan ini saya sampaikan kepada pembina mata kuliah PAK
Masyarakat Majemuk, Bapak Paskah Parlaungan Purba, M.Pd.K,. Sebagai salah satu
syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Adapun buku yang dijadikan sebagai Tugas
Laporan Bacaan, adalah:
Judul Buku :
PAK Dalam Masyarakat Majemuk, Pedoman Bagi Guru
Agama Kristen Dalam Mengajar
Penulis :
John M. Nainggolan, S.Th., M.A., M.Th.
Editor :
Drs. Saur Hasugian, M.Th.
Penerbit :
Bina Media Informasi, Bandung (2009, Cetakan Ke-2)
Jumlah halaman : 126 Halaman
Sumber Buku : Milik Pribadi.
BAB
I
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama
Kristen (PAK) merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan gereja dan
umat-Nya. Sejak gereja yang paling tua hingga gereja di abad modern ini, terus
menggumuli peranan PAK dalam kehidupan Kristen. Pertama-tama bahwa PAK adalah
tugas utama gereja, lingkungan keluarga, masyarakat hingga lingkungan
pendidikan.
Dalam kebijakan
pendidikan di Indonesia, pendidikan agama mendapat tempat penting di
sekolah-sekolah, mulai dari tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Pendidikan agama merupakan pelajaran wajib yang harus diberikan di setiap
jenjang pendidikan. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Kristen di sekolah
menjadi kesempatan dan peluang yang sangat berharga dan tidak boleh diabaikan.
Di dalam Alkitab, baik
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, pendidikan agama merupakan “shema” dari
kehidupan orang-orang percaya. Oleh karena itu, PAK menjadi sarana penting
dalam pembentukan spiritualitas peserta didik, agar mampu menghadirkan dirinya
serta berperan aktif di dunia sekitarnya yang majemuk.
BAB
II
PERGUMULAN
PAK DI INDONESIA
A. PAK Dalam Konteks Gereja
Sesungguhnya gereja
adalah tempat pertama bagi penyelenggara PAK dalam rangka pembangunan iman
warga jemaat.
1.
Tugas
Utama Gereja,
Gereja yang menekankan pengajaran mengalami
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan gereja yang mengutamakan ibadah
dan khotbah. Seluruh pelayanan gereja haruslah berbasis pengajaran firman
Allah.
2.
Merupakan
Usaha Sungguh-sungguh
Hal-hal penting yang harus di dukung oleh gereja
ialah dana, sarana, dan prasarana mempersiapkan sumber daya manusia, menyusun
kurikulum dalam berbagai kategori sesuai kebutuhan-kebutuhan rohani warga
jemaat.
3.
Usaha
yang Berkesinambungan
Dibutuhkan sebuah tim yang solid serta memiliki komitmen
untuk merencanakan serta melaksanakan PAK di gereja. Adalah merupakan hal yang
baik, jika di dalam gereja terdapat komisi pengajaran warga jemaat untuk
bersama-sama dengan komisi pelayanan dalam pembangunan rohani warga jemaat.
4.
Ruang
Lingkup PAK Dalam Gereja
Dalam tradisi gereja yang ada, pada umumnya
pelayanan di dalam gereja dibagi kedalam komisi seperti: Komisi Sekolah Minggu,
Komisi Remaja, Komisi Pemuda, Komisi Wanita, dan Komisi Pria. Pada setiap
komisi ini perlu dirancang kurikulum sebagai bahan pengajaran dan dilaksanakan
secara terus-menerus.
B. PAK Dalam Konteks Sekolah
Dalam undang-undang
pendidikan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah, pendidikan agama mendapat
tempat penting dalam setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga
perguruan tinggi.
1.
Kurikulum
Pendidikan Agama Kristen
Kurikulum Pendidikan Agama Kristen sudah beberapa
kali mengalami perubahan sesuai dengan kebijakan pendidikan yang telah
ditetapkan pemerintah. Mulai dari kurikulum tahun 1946-2004. Saat ini muncul
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang direvisi menjadi kurikulum 2006 adalah
rekonstruksi yang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia
sekarang ini.
2.
Mutu
dan Kualitas Guru PAK
Perlu dilakukan usaha pembinaan bagi guru agama
honorer agar mereka dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sebagai
guru Kristen.
3.
Sarana
dan Prasarana Penyelenggaraan PAK di Sekolah
Sering ditemui bahwa sekolah tidak menyediakan
sarana yang memadai untuk penyelenggaraan PAK. Guru PAK perlu didukung dan
disupport baik oleh gereja, orang tua, dan terutama pemerintah.
4.
Suatu
Kontradiksi
Ada sekolah-sekolah tertentu yang mau menerima guru
agama atau pembina agama, tetapi sistem pelaksanaannya adalah bahwa seluruh
siswa dari semua jenjang kelas digabung menjadi satu kelas dalam sekali
pertemuan saja. Dari segi kurikulum ini kacau balau.
5.
Perlu
Keterlibatan Semua Pihak
Pemerintah hendaknya menerbitkan peraturan yang
dapat melindungi semua peserta didik untuk mendapatkan pendidikan agama yang
sungguh-sungguh. Oleh karena itu, keterlibatan gereja sangatlah dibutuhkan.
Dukungan gereja dapat berupa penyediaan tenaga guru dan bantuan honor.
C. PAK Dalam Konteks Masyarakat
Indonesia
Peranan agama-agama
amat penting sebagai pemersatu bangsa. Pendidikan agama di sekolah menjadi
sentral dalam pembentukan spititualitas, karakter, dan warga negara agar dapat
hidup rukun, bersatu dan saling bekerja sama untuk tercapainya keadilan,
kemakmuran, dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
1.
PAK
Dan Heterogenitas
Ada empat prinsip utama dari Pendidikan Agama Kristen
yaitu:
a. Learning to Know, PAK
haruslah diarahkan kepada peningkatan pengetahuan akan Allah dan segala
firman-Nya, sesama serta diri sendiri maupun lingkungannya.
b.Learning to Do,
PAK haruslah diarahkan agar peserta didik memiliki keterampilan dalam
mempraktekkan imannya di tengah-tengah kemajemukan masyarakat.
c. Learning to Be,
PAK haruslah diarahkan agar peserta didik mampu menyatakam keberadaan dirinya
dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Learning
to Live Together, Pendidikan Agama Kristen haruslah
diarahkan agar peserta didik menyadari betul bahwa hidup itu tidak mungkin
sendirian. Inti iman Kristen yang sesungguhnya ialah bahwa ia dapat hidup dan
menjadi berkat bagi sesamanya.
2.
Kemandirian
Iman
PAK haruslah menjadi salah satu usaha pembentukan
kemandirian iman. Bahwa peserta didik mampu memiliki ketetapan iman maupun
ketetapan hati meskipun di lingkungan yang amat berbeda.
3.
Keterbukaan
Pendidikan Agama Kristen haruslah membawa peserta
didik pada keterbukaan. Keterbukaan akan membawa diri dari menjelek-jelekkan
agama lain tetapi melihat secara positif bahwa dalam agama lain pun terdapat
ajaran-ajaran baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan bersama.
D. PAK Dalam Konteks Keluarga
1.
Dasar
Teologis
a. Perjanjian Lama, Dalam
PL ditegaskan bahwa tanggung jawab orang tua adalah mendidik anaknya dengan
tekun (Ul. 6:6-7), mendidik untuk dapat mengenal perintah Allah (Mzm. 78:5-6),
mendidiknya di jalan yang benar (Ams. 22:6), dan menjawab pertanyaan seorang
anak dengan tepat (Kel. 12:26-27; 13:8).
b.Perjanjian Baru, Yesus
sedikit pun tidak memandang rendah seorang anak. Banyak ayat membuktikan bahwa
Yesus sangat mengasihi anak-anak, misalnya: Mrk. 9:36, 37; 10:13-16; Mat.
11:16-17; 18:3-10; 19:13-15, 21; 15:16; Luk. 18:15-17. Dalam tradisi PB,
pendidikan anak, merupakan tanggung jawab orang tua.
2.
Pembentukan
Dasar Konsep Nilai
Masa awal kehidupan anak adalah masa yang sangat
penting; oleh sebab itu, harus ditetapkan suatu dasar yang kuat dan baik.
Kehidupan pada usia lima tahun dalam masa prasekolah adalah sebagai berikut.
a. Masa Penentuan Dasar, Pembentukan
dasar bagi seorang anak telah dimulai sejak dini. Pembentukan tersebut terpupuk
lewat lingkungan yang paling mempengaruhi hidupnya setiap hari yaitu lingkungan
keluarga.
b.Masa Perkembangan Karakter, Dasar
karaker dan sifat seseorang terbentuk pada usia lima tahun pertama. Karakter
seorang anak banyak terbentuk lewat pendidikan orang tua.
c. Masa Belajar, Masa
kanak-kanak adalah masa belajar yang berharga. Dalam tahun-tahun itu mereka
banyak belajar tentang banyak hal di sekitarnya.
3.
Peranan
Orang Tua Dalam PAK
a. Tanggung
jawab Pendidikan Agama Kristen pertama-tama dan terutama terletak pada orang
tua, yaitu ayah dan ibu (Am. 1:8).
b.Orang
tua yang baik mendidik anaknya dengan teguran dan hajaran dalam kasih (Ams.
6:23).
c. Pendidikan
Agama Kristen harus dilakukan secara terus-menerus melalui kata-kata, sikap dan
perbuatan (Ul. 6:7).
4.
Tujuan
Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga
Tujuan utama Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga
adalah untuk mengajar anak-anak takut akan Tuhan, hidup menurut jalan-Nya,
mengasihi Dia, dan melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa mereka (Ul.
10:12).
Tanggapan:
Saya
sangat senang dengan pembahasan pada Bab ini, karena bab ini menjelaskan secara
detail peranan PAK, baik dalam konteks Gereja, Sekolah, Masyarakat bahkan
Keluarga. Hal ini membuktikan bahwa PAK sangatlah relevan dalam segala aspek. Secara
khusus dalam keluarga, karena dalam keluargalah pembentukan karakter anak
dimulai, dengan arti keluarga sangat berperan besar dalam pembentukan karakter
anak.
BAB
III
HETEROGENITAS
BANGSA INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
A. Pluralisme Tantangan Bagi Semua
Agama
Ada beberapa sikap
masyarakat dalam kaitannya dengan kerukunan antar umat beragama. Sikap ini
dipengaruhi oleh pola pikir, pengalaman keagamaan dalam kemampuan memahami
sesama manusia.
1. Eksklusivisme,
eksklusivisme merupakan sikap yang hanya mengakui agamanya sebagai agama yang
paling benar dan baik.
2. Inklusivisme,
inklusivisme adalah sikap yang dapat memahami dan menghargai agama lain dengan
eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya sebagai satu-satunya jalan
menuju keselamatan.
3. Pluralisme,
pluralisme adalah sikap dapat menerima, menghargai dan memandang agama lain
sebagai agama yang baik serta memiliki jalan keselamatan.
4. Pluralisme Menurut Alkitab,
Yesus adalah tokoh pluralisme sejati. Ia memerintahkan pengikut-Nya untuk
mengasihi sesama tanpa kecuali dengan tidak memandang SARA. Melalui perumpamaan
“Orang Samaria yang Murah Hati”, jelas bahwa sikap Yesus tidak memandang
perbedaan SARA sebagai kendala menyampaikan cinta kasih dan damai sejahtera.
B.
Sumber-sumber
Konflik Bernuansa Agama di Indonesia
1. Meningkatnya
Fundamentalisme dan interpretasi teks agama yang tunggal.
2. Kurangnya
penegakan hukum tanpa pandang bulu.
3. Kurang
berkembangnya wadah komunikasi/kerukunan antar agama.
4. Berkurangnya
public space (ruang public) serta kehausan akan kekuasaan.
5. Tidak
adanya pemisahan antara agama dan Negara
6. Tidak
adanya kebebasan beragama, kalau ada sifatnya semu.
7. Kekerasan
dan penghakiman atas nama agama.
8. Pembentukan
hukum yang cenderung sectarian.
9. Permusuhan
ekonomi dan agama yang saling terkait.
10. Pemimpin
dan masyarakat agama cenderung menekankan pentingnya dogma daripada akhlak.
C. Agama-agama di Indonesia
Pluralisme adalah suatu
realita dalam konteks Indonesia. Di satu sisi hal ini merupakan potensi, tetapi
dipihak lain sangat rentan. Untuk hal itulah harus terus dikembangkan pola
pikir dan cara hidup yang memungkinkan keanekaragaman tersebut bisa hidup dan
bertumbuh masing-masing. Prinsip-prinsip ini haruslah terus dikembangkan lewat
jalur pendidikan, termasuk lewat PAK di sekolah (formal dan non formal).
1. Pluralisme Masyarakat Indonesia,
dari
sudut agama, Indonesia memiliki seluruh agama besar di dunia. Namun meskipun
beragam, Indonesia adalah satu dan memegang teguh falsafah “Bhinneka Tunggal
Ika”.
2. Kemajemukan Aliran Keagamaan,
kita mengenal Trilogi Kerukunan Umat Beragama yaitu Kerukunan Intern Umat
Beragama, Kerukunan Antarumat Beragama dan Kerukunan Umat Beragama dengan
Pemerintah.
3. Sensitivisme Keagamaan,
dalam pengalaman bangsa Indonesia, dari semua bidang kehidupan masyarakat,
masalah agama adalah masalah yang paling sensitif dan paling mudah menimbulkan
konflik. Dalam Konteks inilah Pendidikan Agama Kristen harus mampu membentuk
pribadi yang mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama melampaui batas-batas agama,
ras, dan golongan serta dapat mengaplikasikan imannya di tengah-tengah
masyarakat yang heterogenitas.
4. Egoisme Keagamaan,
egoisme keagamaan telah banyak menimbulkan masalah di tengah masyarakat kita,
baik di lingkungan intern terlebih dalam hubungan dengan antar agama.
5. Pergaulan Lintas Agama,
pergaulan lintas agama haruslah dapat dibangun secara positif sebagai pergaulan
sesama manusia.
D. Agama Kristen di Indonesia
1. Keanekaragaman Gereja di Indonesia,
menurut data Departemen Agama Republik Indonesia tahun 2005, bahwa saat ini ada
kurang lebih 323 sinode gereja di Indonesia, kurang lebih 9 aliran kekristenan.
Melalui Pendidikan Agama Kristen harus terus dikembangkan kesatuan iman umat
Tuhan untuk bersama menghadirkan syalom Allah di tengah masyarakat majemuk.
2. Keesaan Gereja di Indonesia,
cita-cita keesaan gereja di Indonesia sudah dimulai sejak lama yaitu dengan
didirikannya Dewan Gereja Indonesia (DGI) pada tahun 1950 dan sekarang menjadi
Persekutuan-Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI). Namun usaha untuk keesaan
itu belum terwujud sepenuhnya. Ternyata di kemudian hari gereja terus bertambah
banyak baik organisasi maupun aliran-alirannya. Melihat keadaan yang demikian,
maka peranan PAK sangat penting untuk turut mendukung terwujujudnya keesaan
gereja tersebut dalam sikap dan perilaku umat Kristen secara pribadi.
3. Kesatuan Dalam Kepelbegaian,
prinsip utama yang harus dikembangkan dalam PAK ialah pemahaman dalam satu
iman, satu kasih dan satu pengharapan di dalam Yesus Kristus.
E. Refleksi Iman Kristen Dalam
Pergaulan Lintas Agama
Menjadi saksi bagi
masyarakat, bersikap bijaksana, memahami perbedaan, menciptakan kerukunan
(kerukunan intern, kerukunan antar umat beragama, kerukunan dengan pemerintah)
maupun dialog antar umat beragama.
Tanggapan:
Dalam
pembahasan ini, saya dapat memahami bahwa sangatlah tidak mudah untuk
menghadapi tantangan yang muncul dalam kemajemukan bangsa Indonesia. Diawali
dari Pluralisme yang berkembang di Indonesia, yang bisa saja dapat berujung
kepada eksklusivisme dan inklusivisme. Namun dalam hal, sebagai seorang Kristen
sejati, kita diajarkan untuk mampu menunjukkan prinsip utama kekristenan, yakni
menjadi garam dan terang bagi dunia. Bahkan kita harus mampu merefleksikan iman
kita, dengan cara menjadi saksi bagi masyarakat, bersikap bijaksana, memahami
perbedaan, menciptakan kerukunan (baik kerukunan internal atau sesama Kristen
maupun kerukunan antar umat beragama).
BAB
IV
KONTEKS
PAK DALAM MASYARAKAT MAJEMUK
A. Pentingnya PAK Dalam Masyarakat
Majemuk
Dalam konteks
masyarakat yang majemuk, naradidik harus dibangun untuk memiliki identitas dan
komitmen yang jelas tentang imannya dan sekaligus membangun relasi dengan orang
yang berkepercayaan lain dan berinteraksi secara positif tanpa saling
mengorbankan.
B. PAK Dalam Konteks Kekristenan
Beberapa hal penting
yang perlu dikembangkan dalam pelaksanaan PAK, adalah:
1.
PAK
Bukan Untuk Nengajarkan Suatu Doktrin Gereja
Keberadaan siswa di sekolah berasal dari berbagai
organisasi dan aliran gereja. Hal tersebut adalah kenyataan yang harus diterima
dan diakui oleh setiap guru PAK. Oleh karena itu, tidak boleh ada tendensi yang
dilakukan oleh guru PAK mengajarkan doktrin gerejanya kepada peserta didik. Isi
pengajaran haruslah bertujuan mengajarkan iman Kristen yang dinyatakan di dalam
Alkitab.
2.
Sekolah
Bukan Pos Pelayanan Gereja
Guru PAK harus sadar betul bahwa ia ditempatkan
bukan atas nama gereja dan bukan untuk membawa peserta didik menjadi anggota
gerejanya. Guru PAK harus menghargai keanekaragaman gereja dari naradidik serta
mendorong naradidik menjadi warga jemaat yang baik di mana ia menjadi anggota
jemaat.
3.
Tidak
Melakukan Fungsi Gereja
Seorang guru yang mengajar di sekolah tidak berwenang
untuk melakukan Perjamuan Kudus dan Babtisan Kudus dalam kapasitasnya sebagai
guru.
4.
Menghargai
Keanekaragaman Gereja
Guru PAK di sekolah harus nenghargai dan menjujung
tinggi keanekaragaman gereja dari setiap peserta didik. Adalah merupakan tugas
guru PAK memberi contoh kepada peserta didik bahwa ia sendiri memberi
penghargaan yang tinggi atas keanekaragaman gereja yang ada.
C. PAK Dalam Konrteks Agama-agama
1.
PAK
Dan Keterbukaan
Prinsip pengajaran kristen adalah bahwa setiap orang
beriman harus fanatik akan imannya tapi tidak boleh fanatisme, karena fanatisme
adalah sikap buruk terhadap keagamaan.
2.
Penginjilan
Penginjilan merupakan perintah Kristus kepada semua
orang percaya, Tuhan Yesus berkata: “Aku akan mendidirikan jemaat-Ku dan alam
maut tidak akan menguasainya” (Mat. 16:18).
D. Kekuatan dan kelemahan
heterogenitas agama-agama
1.
Kekuatan
Menjadi potensi yang luar biasa agar kesatuan
persatuan dapat diwujudkan, saling melengkapi antara satu dengan yang lain,
adanya persamaan hak dan kewajiban, serta terjadi perkembangan pola kerukunan.
2.
Kelemahan
Muncul Sensitivisme (memunculkan masalah yang sangat
sensitif), Egoisme (paham yang mementingkan diri sendiri), serta Netralitas
Pemerintah (dalam hal ini pemerintah tidak boleh diskriminasi).
Tanggapan:
PAK
memang sangatlah dibutuhkan dalam koteks masyarakat majemuk Indonesia. Namun
dalam hal ini seorang guru PAK tidak boleh lupa bahwa dalam koteks kekristenan,
guru PAK harus menghargai dan menghormati kaeanekaragaman gereja, supaya tidak
terjadi interpretasi yang salah dalam mendidik. Demikian halnya dalam koteks
agama-agama yang majemuk, guru PAK haruslah memiliki jiwa keterbukaan, dan
memiliki visi penginjilan. Saya sangat setuju dengan penjelasan-penjelasan yang
dipaparkan dalam bab ini, karena memang sangat perlu menjadi pengajar yang
kontekstual agar dapat mengajar dengan baik, dan mampu menginterpretasikan
kebenaran injil kepada para nara didik. Karena apabila guru PAK cenderung mengajarkan
dogma yang dipahami secara pribadi, maka akan timbul egoism dogmatis dalam
mengajar.
BAB
V
STRATEGI
PAK DALAM MASYARAKAT MAJEMUK
Tantangan perubahan
nilai yang kita hadapi saat ini demikian beragam dan amat kuat pengaruhnya
dalam hidup kita, seperti:
a.
Dunia Komunikasi, tidak ada lagi tempat
yang tersembunyi saat ini, semua dapat dijangkau lewat komunikasi. Anak yang
mengurung diri di kamar dan tidak mau bergaul dengan temannya, malah memiliki
teman yang lebih banyak lewat internet.
b.
Nilai-Nilai Moral dan Etika, pergaulan
bebas sudah menjadi sesuatu yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan remaja
kita saat ini, dimana nilai-nilai kesucian dan kekudusan bukan lagi merupakan
hal yang prinsip.
c.
Sadisme dan Kekerasan, tindak kekerasan
kita saksikan tiap hari di media.
A. Isi Pengajaran Kristen
1. Pengajaran
iman Kristen, pengajaran iman Kristen adalah untuk membantu peserta didik dalam
perjumpaannya dengan tradisi kristiani dan wahyu Allah guna memahami,
memikirkan, meyakini dan mengambil keputusan berdasarkan isi pengajarannya.
2. Pengembangan
Spiritual, Pembebasan, Relevansi, Kecintaan kepada Firman Allah, Membarui Sikap
dan Perilaku, Penemuan Jati Diri, Pentransferan Pengetahuan dan Nilai-nilai
Kristiani, serta Prinsip Intergrasi.
B. Ciri Pendidikan Agama Kristen
Bersifat Partisipasi,
Terbuka terhadap Perubahan, Berkelanjutan, Terarah dan Terencana, Berorientasi kepada
Manusia.
C. Tujuan Pendidikan Agama Kristen,
Pertobatan, Pertumbuhan
Rohani, Pemuridan, Pembentukan Spiritual.
Tanggapan:
Saya
setuju dengan strategi yang disampaikan dalam bab ini, namun saya sedikit
meragukan strategi ini dapat berjalan baik karena orang Kristen sering
melupakan inti pengajaran iman Kristen. Di zaman ini, intelektuual lebih
cenderung dikedepankan, daripada pengembangan karakter dan spiritual.
BAB
VI
ARAH
PAK DALAM MASYARAKAT MAJEMUK
Diharapkan dengan
pengajaran PAK dalam konteks masyarakat majemuk, peserta didik mampu hadir dan
mempraktekkan imannya ditengah-tengah lingkungannya tanpa mengkompromikan dogma
iman yang dimilikinya. Dengan cara belajar hidup dalam perbedaan, membangun
saling percaya, memelihara saling pengertian, sikap saling menghargai serta
perjumpaan litas agama. Ditinjau dari sudut iman Kristen, sudah saatnya Gereja
dan umat tidak hanya mengutamakan kuantitas sebagai keberhasilan, melainkan
menekankan kepada pembentukan kualitas umat tanpa melupakan misi utama.
BAB
VII
ORIENTASI
PAK DALAM MASYARAKAT MAJEMUK
Saat ini agama-agama di
Indonesia sudah waktunya keluar dari perdebatan-perdebatan dogmatis dan
usaha-usaha persaingan misi memenangkan agama lain. Karena hal tersebut akan
menciptakan krisis nilai-nilai social. Beberapa diantara krisis tersebut:
1.
Hak
Asasi Manusia, piagam PBB menetapkan tentang ruang
lingkup HAM, antara lain : hak untuk hidup, hak berkeyakinan/kepercayaan, hak
berkeluarga/ melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh
keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas
kesejahteraan, hak dalam turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, hak anak,
hak perlindungan hukum, hak berkarya, hak berkumpul dan berserikat, hak
berkarya.
2.
Demokratisasi
3.
Supermasi
Hukum, dalam penegakan humum, seluruh masyarakat haruslah
merasakan bahwa: semua warga mendapat perlindungan hukum yang sama, tidak boleh
terdapat diskriminasi dalam perlakuan hukum, semua warga harus mendapat
perlindungan hukum yang sama, tidak ada yang kebal terhadap hukum, hukum harus
dihormati dan dijunjung tinggi.
4.
SARA,
masalah SARA dapat menimbulkan kerugian besar bagi negara dan masyarakat, sulit
diselesaikan dan dapat menimbulkan rasa dendam yang berkelanjutan.
5.
KKN,
upaya yang dapat dilakukan adalah pembinaan watak dan karakter melalui
pendidikan sejak dini, terutama lewat pendidikan agama.
6.
Lingkungan
Hidup, pelestarian lingkungan hidup bukan hanya tanggung
jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia.
7.
Otonomi
Daerah
BAB
VIII
TRANSFORMASI
PAK DALAM MASYARAKAT MAJEMUK
A. Peran Gereja
1. Tugas
utama gereja adalah pendidikan.
2. Pendidikan
merupakan usaha sungguh-sungguh.
3. Pendidikan
merupakan usaha terus-menerus.
4. Gereja
membentuk team pelaksana pendidikan warga jemaat.
5. Gereja
sebagai lembaga pembentukan mutu dan kualitas spritualitas.
6. Menampakkan
cinta bangsa dan tanah air.
7. Indonesia
adalah lading pertama yang Tuhan percayakan kepada gereja.
8. Melaksanakan
pendidikan yang relevan dan kontekstual.
9. Keseimbangan
vertical dan horizontal.
10. Pemberitaan
kabar keselmatan yang holistik.
B. Peran Pendidikan Agama Kristen Di
Sekolah
1. PAK
adalah wadah sentral bagi pembentukan watak dan spiritual.
2. PAK
di sekolah haruslah memiliki kurikulum yang terintgrasi.
3. PAK
dan pemgembangan kurikulum kontekstual.
4. PAK
berkaitan dengan masyarakat majemuk.
5. PAK
dan keterbukaan, serta PAK dan pergaulan lintas agama.
6. PAK
dan masalah-masalah sosial.
7. PAK
dan masalah-masalah kebangsaan.
8. PAK
dan masalah lingkungan hidup.
C. Peran Umat Kristen
1. Menyatakan
fungsinya sebagai garam, terang dan teladan.
2. Mendemonstrasikan
kasih Allah.
3. Memberikan
yang terbaik dalam berbagai aspek kehidupan.
4. Hidup
dalam kekudusan dan kesalehan sosial.
5. Memiliki
cinta bangsa dan tanah air.
D. Integrasi Kurikulum
1. Kurikulum
PAK di gereja maupun di sekolah harus terus dikaji ulang agar relevan dengan
kebutuhan.
2. Kurikulum
PAK harus diintegrasikan dengan berbagai bidang kehidupan.
TANGGAPAN
SECARA UMUM
A. KELEBIHAN BUKU
Buku ini menjelaskan
dengan rinci tentang peranan PAK dalam masyarakat yang majemuk di mana adanya
keanekaragaman agama di bangsa ini. Buku ini sangat membantu bagi para guru PAK
untuk lebih memperhatikan keanekaragaman gereja bagi peserta didik. Dengan
adanya buku ini saya lebih mengerti peranan penting sebagai guru PAK dalam
mendidik peserta didik untuk neningkatkan iman, jati diri sebagai orang
Kristen, dan sosialisasinya terhadap masyarakat yang majemuk.
B. KELEMAHAN BUKU
Dalam penjelasan pokok
pembicaraannya, kurang dijabarkan dan dikembangkan lebih luas lagi, sehingga
penjelasannya seolah-olah berhenti begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar