Halaman

Kamis, 04 Desember 2014

SEMESTER V (TUGAS EKSPOSISI PL 1)

TUGAS EKSPOSISI
EKSPOSISI DARI KITAB “PENTATEUKH”
“KELUARAN 23:21” 
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah :
EKSPOSISI PERJANJIAN LAMA - 1
Yang Dibina Oleh :
Yulianus Bani, S.Th, M.Th©
Nama : Roy Damanik

BAB I
LATAR BELAKANG KITAB KELUARAN

A.    LATAR BELAKANG HISTORIS
Kitab keluaran merupakan salah satu dari 5 kitab Musa. Kitab keluaran juga merupakan kitab yang melanjutkan kisah yang dimulai dalam kitab kejadian. Judul kitab keluaran berasal dari bahasa Yunani “exodus” (judul yang di pakai dalam septuaginta) yang artinya “keluaran” atau “keberangkatan”. Kitab keluaran sering juga disebut sebagai kitab sejarah deskriptif naratif, karena kitab ini menceritakan tentang pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perbudakan di Mesir oleh Allah, dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.[1]
Kitab Keluaran merupakan buku kedua dari kumpulan 5 kitab yang disebut Taurat, yang disusun oleh Musa. Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Shemoth dari kata-kata pertama Ve-leh shemoth. Sedangkan dalam beberapa bahasa Eropa, disebut dengan nama Exodus. Kata ini diambil dari terjemahan bahasa Latin Santo Hieronimus yang mengambilnya dari Septuaginta, terjemahan bahasa Yunani. Ini artinya adalah “keluaran”, dan terutama peristiwa keluaran bangsa Yahudi dari tanah Mesir, di mana mereka diperbudak selama lebih dari 400 tahun.[2]
Kitab keluaran sangat penting, baik ditinjau dari sudut pandang orang Yahudi maupun dari sudut pandang orang Kristen. Hal tersebut dikarenakan dalam kitab keluaran terdapat riwayat mengenai peristiwa yang didasarkan pada keyakinan asasi tentang Allah, hukum-hukum, serta peraturan-peraturan untuk mengatur sikap orang percaya.[3]
B.     PENULIS KITAB
Penulis kitab ini adalah Musa. Waktu penulisannya antara 1450 sampai 1400 SM. Kebanyakan menganggap tahun 1300-1250 SM lebih cocok dengan kebanyakan bukti, dibandingkan dengan penentu waktu lainnya. Atas dasar ini dapat ditentukan bahwa Firaun penindas orang Israel adalah Seti I (1305-1290 SM) dan Firaun dalam kitab keluaran adalah Ramses II (1290-1224).[4]
Kitab keluaran terdiri atas dua bagian : bagian pertama terdiri dari pasal 1-5, mengenai keberangkatan dari Mesir; bagian kedua terdiri dari pasal 16-40, mengenai Wahyu Allah di Sinai. Dengan demikian, sulit menerima tradisi bahwa Musa sendiri yang menulis kitab tersebut. Selain itu, sulit dipercaya bahwa satu orang menulis semua bahan didalam kitab keluaran, ataupun semua ditulis pada zaman yang sama, sebab terdapat perbedaan gaya bahasa, dan sebagainya.[5]
            Beberapa pakar beranggapan bahwa Musa hanya menulis bagian utama dari kitab keluaran dan beberapa tambahan tertentu dibuat oleh editor di kemudian hari. Sebagian lainnya menganggap kitab keluaran adalah hasil penulisan pengganti Musa, seperti Yosua, atau imam Eleazer, berdasarkan tradisi lisan yang diterima dari Musa dan Harun. Bagaimanapun juga, semua pandangan ini mengakui bahwa Musa adalah sumber dari dokumen tertulis yang mencatat peristiwa keluaran dari Mesir.[6]

C.    TUJUAN PENULISAN
            Secara historis kitab keluaran ditulis untuk pelestarian kisah yang menjelaskan bagaimana Israel menjadi budak di Mesir, kelepasan mereka, serta kehadiran mereka di gunung Sinai. Secara teologis tujuan pokok kitab keluaran adalah penyataan Allah. Allah tidak hanya mengingat janji-Nya kepada bapa leluhur, tetapi juga menyatakan diri-Nya kepada Israel “Yahweh” (Kel. 6:2-3). Penyataan Yahweh ini terjadi dalam berbagai menifestasi, hasil akhirnya yaitu “Ia mengambil Israel sebagai umat-Nya dan Ia menjadi Allah mereka (Kel. 6:7)”. Sedangkan secara didaktik, tujuannya meliputi petunjuk mengenai pentingnya memelihara perjanjian dengan Yahweh, dan pentingnya “taurat” sebagai sarana untuk membentuk jati diri Israel sebagai umat Yahweh (Kel. 23:20-23).[7]
Keluaran juga ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan Allah yang bersejarah, dimana Israel di bebaskan dari Mesir, di tetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan  penyataan diri Allah, yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus  Kristus dan didalam PB.[8]

D.    POLA PIKIR
            Pola piker orang Mesir pada zaman ini menggunakan pengetahuan militer untuk menguasai dan memperluas kerajaan mereka. Sehingga orang Israel merasa tertekan karena penindasan orang Mesir terhadap mereka, tetapi Tuhan tidak membiarkan mereka, Tuhan melepaskan umat-Nya dengan cara mempersiapkan pemimpin yaitu Musa. Musa adalah seorang yang di asuh oleh puteri Firaun dan diberi pendidikan terbaik dari bangsa Mesir. Tuhan memanggil Musa untuk melepaskan bangsa Israel dari jeratan bangsa Mesir.[9]

E.     KEADAAN AGAMA
            Pada zaman ini, bangsa Mesir menyembah dewa-dewa yang mereka percayai, sedangkan bangsa Israel tetap menyembah Tuhan Allah, namun raja Firaun tidak memperbolehkan bangsa Israel untuk beribadat. Meskipun demikian, Musa tetap mencari cara supaya mereka dapat beribadat kepada Allah. Dia meminta petunjuk kepada Allah, lalu Tuhan Allah menjatuhkan tulah keatas bangsa Mesir. Meskipun demikian, Firaun masih tetap mempertahankan bangsa Israel, kemudian Allah mendatangkan Tulah yang kesepuluh, dan pada akhirnya Firaun melepaskan Israel dan Musa membimbing Bangsa Israel menuju tanah Kanaan.[10]

F.     CIRI KHAS
Ada lima hal yang menjadi ciri utama kitab keluaran, yakni[11] :
1.         Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2.         Dalam kesepuluh hukum (Kel. 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral Alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3.         Merupakan kitab Perjanjian Lama terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi Perjanjian Lama, kitab keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya, perbudakan dosa, iblis, dan dunia.
4.         Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang :
1)           Mulia dalam sifat-sifatNya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa).
2)           Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa.
3)           Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus.
4)           Adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbanganNya.
5)           Layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk “berdiam” dengan umat-Nya.
5.         Kitab keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.

G.    PENGGENAPAN DALAM PERJANJIAN BARU
Sepanjang kitab keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam Perjanjian Baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai merupakan hal yang penting dalam Perjanjian Lama sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta merupakan hal yang penting dalam Perjanjian Baru. Lambang dalam Keluaran yang menggambarkan Kristus dan penebusan dalam Perjanjian Baru, antara lain[12] :
1)           Musa.
2)           Perayaan Paskah.
3)           Penyeberangan Laut Merah.
4)           Manna.
5)           Batu karang dan air.
6)           Kemah Suci, dan
7)           Imam Besar.

BAB II
EKSPOSISI KELUARAN 23:21

“Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia”.

A.    TELAAH KATA DAN PERTANYAAN

1.         TELAAH KATA
1)           Menjaga diri dihadapan utusan Allah.
2)           Mendengarkan perkataan utusan Allah.
3)           Jangan mendurhaka kepada utusan Allah.
4)           Apabila melakukan pelanggaran tidak akan diampuni.
5)           Nama Allah ada didalam dia (utusan Allah).

2.         PERTANYAAN
1)           Mengapa harus menjaga diri dihadapan utusan Allah ?
2)           Mengapa harus mendengarkan perkataan utusan Allah ?
3)           Apa yang akan terjadi apabila mendurhaka kepada utusan Allah ?
4)           Mengapa pelanggaran terhadap utusan Allah tidak diampuni ?
5)           Siapa yang ada dalam pribadi utusan Allah tersebut ?



B.     KELUARAN 23:21 DALAM BAHASA LAIN

1.         BAHASA INDONESIA
“Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia.” (Terjemahan Baru)

“Perhatikanlah dan taatilah dia. Jangan berontak terhadapnya karena ia utusan-Ku, dan ia tak akan mengampuni pelanggaranmu.” (Sehari-Hari)

“Ingatlah akan dirimu di hadapannya, turutlah akan perintahnya dan jangan kamu mendurhaka kepadanya, karena tiada disabarkannya durhakamu, sebab nama-Ku ada di dalam dia.” (Terjemahan Lama)

Jagalah dirimu di hadapan malaikat itu dan patuhilah dia. Jangan menentangnya karena dia tidak akan mengampuni kesalahan yang kamu lakukan. Sebab, kuasa-Ku ada padanya.” (AYT-Draft)

2.         BAHASA IBRANI

yKiä AB+ rMEåT;-la; AlßqoB. [m;îv.W wyn"±P'mi rm,V'óh
`AB*r>qiB. ymiÞv. yKiî ~k,ê[]v.pil. ‘aF'yI al{Ü

“shâmar pânı̂ym shâma‛ qôl 'al mârar kı̂y lô' nâśâ' pesha‛ kı̂y shêm qereb”
“shâmar pânı̂ym shâma‛ qôl 'al mârar kı̂y lô' nâśâ' pesha‛ kı̂y shêm qereb”

rm,V'óh       : shâmar “observe, jagalah dirimu” 
wyn"±P'm   : pânı̂ym “face, dihadapannya”
[m;îv.W                   : shâma‛ “hearken, dan dengarkanlah”
AlßqoB                       : qôl “voice, perkataannya”
la;                       : 'al “never, janganlah engkau”
rMEåT               : mârar “bitterness, mendurhaka kepadanya”
AB+
yK               : kı̂y “because, sebab”
al               : lô' “none, tidak akan”
‘aF'yI                       : nâśâ' “bare, diampuninya”
~k,ê[]v.pil   : pesha‛ “transgression, pelanggaranmu”
yK               : kı̂y “because, sebab”
ymiÞv               : shêm “renown, namaku ada”
`AB*r>qiB           : qereb” “among, di dalam dia”



3.         KING JAMES VERSION
Beware of him, and obey his voice, provoke him not; for he will not pardon your transgressions, for my name is in him. “Hati-hati terhadap dia, dan taat suaranya, jangan memprovokasi dia; karena ia tidak akan mengampuni pelanggaranmu, namaKu ada di dalam dia”.

4.         NEW INTERNATIONAL VERSION
Pay attention to him and listen to what he says. Do not rebel against him; he will not forgive your rebellion, since my Name is in him.“Perhatikan dia dan dengarkan apa yang dia katakan. Jangan memberontak terhadap dia; dia tidak akan mengampuni pemberontakanmu, karena nama-Ku ada di dalam dirinya”.

5.         BAHASA BATAK TOBA
Sai jamoti ma dirim di adopanna, jala tangihon ma soarana, unang tung alo hamu ibana; ai ndang marpamuati rohana di angka pangalaosionmuna i, ai di bagasan dirina do Goarhu. “Berhati-hatilah di hadapannya, dan dengarkanlah suaranya, jangan melawan dia; hatinya tidak akan mengampuni pelanggaranmu, didalam dia ada namaKu”

C.    TAFSIRAN KATA
1.         “Dan dengarkanlah”
“[m;îv.Wshâma‛, perintah untuk mendengarkan :
“Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.” (Kel. 18:19)
“Dengarlah, pasanglah telingamu, janganlah kamu tinggi hati, sebab TUHAN telah berfirman.” (Yeremia 13:15)

2.         Mendurhaka Kepadanya
AB+ rMEåT;-la mârar
Dalam terjemahan asli juga berarti “Memahitkan hatinya”, itu artinya melakukan pelanggaran yang sangat parah, sampai membuat sakit hati atau pahit hati”

3.         “Sebab Pelanggaranmu tidak akan diampuninya”
~k,ê[]v.pil. ‘aF'yI al yK"kı̂y lô' nâśâ' pesha‛
Apa yang akan terjadi jika melakukan pelanggaran ?
“maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, tetapi murka dan cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN akan menghapuskan namanya dari kolong langit.” (Ulangan 29:20)

4.         Sebab nama-Ku ada di dalam dia
`AB*r>qiB. ymiÞv. yKiîkı̂y shêm qereb”
Nama seseorang mengungkapkan dan menghadirkan diri orang itu sendiri. Itu berarti “nama-Ku” mengindikasikan Hakekat Allah sendiri.




BAB III
KERANGKA KHOTBAH

TEMA : “MENJAGA KETAATAN HIDUP DIDALAM ALLAH”

1.      PENDAHULUAN
Secara umum kitab Keluaran merupakan kelanjutan dari Kitab Kejadian, bahkan kitab ini tidak dapat dipisahkan dari kitab Kejadian. Kitab ini menyampaikan bahwa Kitab Hukum itu diumumkan di gunung Sinai sebagai persiapan bagi pendudukan negeri Kanaan. Tidak jauh berbeda dengan Kel. 23:21 ini, teks ini menunjukkan akan tahap pembebasan yang lebih lanjut, yang sudah Tuhan rencanakan bagi umatnya, yakni perjanjian ketanah Kanaan. Namun, umat tersebut harus taat dalam prosesnya Tuhan, itu sebabnya Allah mengutus Malaikat kepada umat-Nya tersebut. Malaikat melambangkan Tuhan sendiri, yang dengan sabdanya dan karya-Nya berhubungan dengan manusia.

2.      ISI KHOTBAH
1)        Taat merupakan perintah Tuhan (Kel. 23:21a)
Tuhan Allah menginginkan kita supaya hidup taat kepada-Nya, karena Tuhan tidak ingin kita binasa.
2)        Cara hidup menjaga ketaatan (Kel. 23:21a; 23:21b)
Mendengarkan perkataannya (“yang dimaksud dengan dia yakni Malaikat Tuhan, yang juga diindikasikan sebagai hakekat Allah sendiri atau Allah sendiri”). Jangan mendurhaka ataupun melawan kepadanya dan juga harus mentaati dia; menuruti perintahnya serta mendengarkan perkataannya.
3)        Akibat ketidaktaatan (Kel. 23:21c)
Pelanggaran kita tidak akan diampuni (band. Ul. 29:20).
4)        Upah Ketaatan, band. (Kel. 23:22)
a.            “Aku akan memusuhi musuhmu dan melawan lawanmu” band. (Kel. 23:22)
b.           Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (Kej. 12:3)
c.            Sesungguhnya, semua orang yang bangkit amarahnya terhadap engkau akan mendapat malu dan kena noda; orang-orang yang membantah engkau akan seperti tidak ada dan akan binasa. (Yes. 41:11)

3.      KESIMPULAN
1)        Sebagai umat Tuhan, yang sudah ditebus dan dipilihnya, kita harus hidup taat di dalam Tuhan, baik dalam hubungan dengan sesama, secara khusus dengan Allah.
2)        Tuhan menginginkan ketaatan kita, karena Tuhan tidak mau kita binasa, namun Dia ingin kita hidup dalam kebenaran-Nya, agar kita ada bersama Dia kelak di sorga-Nya yang mulia.
3)        Ketika kita tidak hidup dalam ketaatan, maka kita akan binasa, karena dalam keadilan-Nya, Dia tidak kompromi dengan dosa.
4)        Ketika kita menjadi taat dan setia dalam ketaatan kita, maka Tuhan Allah akan senantiasa membela kita dalam segala perkara.



[1] Donald C. Stamps, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang : Gandum Mas, 1996) hal. 93.
[2] W.S. Lasor, D.A. Hubbard & F.W. Bush , Pengantar Perjanjian Lama 1 : Taurat Dan Sejarah (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007).
[3] Robert  M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran (Jakarta : BPK Gunung Mulia) hal. 1.
[4] W.S. Lasor, D.A. Hubbard & F.W. Bush , Pengantar Perjanjian Lama 1 : Taurat Dan Sejarah (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007).
[5] Robert  M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran (Jakarta : BPK Gunung Mulia) hal. 7.
[6] Andrew E. Hill & Jhon .H. Walton, Survei Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, 1996) hal. 166.
[7] Ibid, hal. 174.
[8] Donald C. Stamps, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang : Gandum Mas, 1996) hal. 94.
[9] W.S. Lasor, D.A. Hubbard & F.W. Bush , Pengantar Perjanjian Lama 1 : Taurat Dan Sejarah (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007).
[10] Ibid.
[12] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar