TUGAS EKSPOSISI
EKSPOSISI DARI KITAB
“PENTATEUKH”
“KELUARAN 23:21”
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah :
EKSPOSISI PERJANJIAN LAMA -
1
Yang Dibina
Oleh :
Yulianus Bani, S.Th, M.Th©
Nama : Roy Damanik
BAB I
LATAR BELAKANG KITAB KELUARAN
A. LATAR
BELAKANG HISTORIS
Kitab
keluaran merupakan salah satu dari 5 kitab Musa. Kitab keluaran juga merupakan
kitab yang melanjutkan kisah yang dimulai dalam kitab kejadian. Judul kitab
keluaran berasal dari bahasa Yunani “exodus” (judul yang di pakai dalam
septuaginta) yang artinya “keluaran” atau “keberangkatan”. Kitab keluaran
sering juga disebut sebagai kitab sejarah deskriptif naratif, karena kitab ini menceritakan
tentang pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perbudakan di Mesir
oleh Allah, dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.[1]
Kitab
Keluaran merupakan buku kedua dari kumpulan 5 kitab yang disebut Taurat, yang
disusun oleh Musa. Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Shemoth dari kata-kata
pertama Ve-leh shemoth. Sedangkan dalam beberapa bahasa Eropa, disebut dengan
nama Exodus. Kata ini diambil dari terjemahan bahasa Latin Santo Hieronimus
yang mengambilnya dari Septuaginta, terjemahan bahasa Yunani. Ini artinya
adalah “keluaran”, dan terutama peristiwa keluaran bangsa Yahudi dari tanah
Mesir, di mana mereka diperbudak selama lebih dari 400 tahun.[2]
Kitab
keluaran sangat penting, baik ditinjau dari sudut pandang orang Yahudi maupun
dari sudut pandang orang Kristen. Hal tersebut dikarenakan dalam kitab keluaran
terdapat riwayat mengenai peristiwa yang didasarkan pada keyakinan asasi
tentang Allah, hukum-hukum, serta peraturan-peraturan untuk mengatur sikap
orang percaya.[3]
B. PENULIS
KITAB
Penulis
kitab ini adalah Musa. Waktu penulisannya antara 1450 sampai 1400 SM.
Kebanyakan menganggap tahun 1300-1250 SM lebih cocok dengan kebanyakan bukti,
dibandingkan dengan penentu waktu lainnya. Atas dasar ini dapat ditentukan
bahwa Firaun penindas orang Israel adalah Seti I (1305-1290 SM) dan Firaun dalam
kitab keluaran adalah Ramses II (1290-1224).[4]
Kitab
keluaran terdiri atas dua bagian : bagian pertama terdiri dari pasal 1-5, mengenai
keberangkatan dari Mesir; bagian kedua terdiri dari pasal 16-40, mengenai Wahyu
Allah di Sinai. Dengan demikian, sulit menerima tradisi bahwa Musa sendiri yang
menulis kitab tersebut. Selain itu, sulit dipercaya bahwa satu orang menulis
semua bahan didalam kitab keluaran, ataupun semua ditulis pada zaman yang sama,
sebab terdapat perbedaan gaya bahasa, dan sebagainya.[5]
Beberapa pakar beranggapan bahwa
Musa hanya menulis bagian utama dari kitab keluaran dan beberapa tambahan
tertentu dibuat oleh editor di kemudian hari. Sebagian lainnya menganggap kitab
keluaran adalah hasil penulisan pengganti Musa, seperti Yosua, atau imam Eleazer,
berdasarkan tradisi lisan yang diterima dari Musa dan Harun. Bagaimanapun juga,
semua pandangan ini mengakui bahwa Musa adalah sumber dari dokumen tertulis
yang mencatat peristiwa keluaran dari Mesir.[6]
C. TUJUAN
PENULISAN
Secara historis kitab keluaran ditulis untuk pelestarian kisah yang menjelaskan
bagaimana Israel menjadi budak di Mesir, kelepasan mereka, serta kehadiran
mereka di gunung Sinai. Secara teologis tujuan pokok kitab keluaran adalah
penyataan Allah. Allah tidak hanya mengingat janji-Nya kepada bapa leluhur,
tetapi juga menyatakan diri-Nya kepada Israel “Yahweh” (Kel. 6:2-3). Penyataan
Yahweh ini terjadi dalam berbagai menifestasi, hasil akhirnya yaitu “Ia
mengambil Israel sebagai umat-Nya dan Ia menjadi Allah mereka (Kel. 6:7)”.
Sedangkan secara didaktik, tujuannya meliputi petunjuk mengenai pentingnya
memelihara perjanjian dengan Yahweh, dan pentingnya “taurat” sebagai sarana
untuk membentuk jati diri Israel sebagai umat Yahweh (Kel. 23:20-23).[7]
Keluaran
juga ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan Allah yang bersejarah, dimana
Israel di bebaskan dari Mesir, di tetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi
penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga
ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan
penyataan diri Allah, yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus
dan didalam PB.[8]
D. POLA PIKIR
Pola piker orang Mesir pada zaman
ini
menggunakan pengetahuan militer untuk menguasai
dan memperluas
kerajaan mereka. Sehingga orang Israel merasa tertekan karena penindasan orang Mesir
terhadap mereka,
tetapi Tuhan tidak membiarkan mereka, Tuhan melepaskan umat-Nya dengan cara mempersiapkan pemimpin yaitu Musa. Musa adalah seorang yang di asuh
oleh puteri Firaun dan diberi pendidikan
terbaik dari
bangsa Mesir. Tuhan
memanggil Musa untuk melepaskan bangsa Israel dari jeratan bangsa
Mesir.[9]
E. KEADAAN AGAMA
Pada zaman ini, bangsa Mesir menyembah dewa-dewa yang mereka percayai, sedangkan
bangsa Israel
tetap menyembah Tuhan Allah, namun raja
Firaun tidak memperbolehkan bangsa
Israel untuk beribadat. Meskipun demikian, Musa tetap mencari cara supaya mereka dapat beribadat kepada
Allah. Dia meminta petunjuk kepada Allah, lalu Tuhan Allah menjatuhkan tulah
keatas bangsa Mesir.
Meskipun
demikian, Firaun
masih tetap mempertahankan bangsa Israel, kemudian Allah mendatangkan Tulah yang kesepuluh, dan pada
akhirnya
Firaun melepaskan
Israel dan Musa membimbing Bangsa Israel menuju tanah Kanaan.[10]
F. CIRI KHAS
Ada
lima hal yang menjadi ciri utama kitab keluaran, yakni[11] :
1.
Kitab ini
mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2.
Dalam kesepuluh
hukum (Kel. 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan
kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi
etika dan prinsip-prinsip moral Alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3.
Merupakan kitab
Perjanjian Lama terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa
penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi Perjanjian Lama, kitab keluaran
melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya, perbudakan dosa,
iblis, dan dunia.
4.
Seluruh kitab
ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang :
1)
Mulia dalam
sifat-sifatNya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa).
2)
Tuhan atas
sejarah dan raja-raja perkasa.
3)
Penebus yang
mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus.
4)
Adil dan benar
sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbanganNya.
5)
Layak disembah
dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk “berdiam” dengan umat-Nya.
5.
Kitab keluaran
menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat
dari penebusan umat Allah.
G. PENGGENAPAN
DALAM PERJANJIAN BARU
Sepanjang
kitab keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam
Perjanjian Baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum
Taurat di Gunung Sinai merupakan hal yang penting dalam Perjanjian Lama
sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta
merupakan hal yang penting dalam Perjanjian Baru. Lambang dalam Keluaran yang
menggambarkan Kristus dan penebusan dalam Perjanjian Baru, antara lain[12] :
1)
Musa.
2)
Perayaan Paskah.
3)
Penyeberangan
Laut Merah.
4)
Manna.
5)
Batu karang dan
air.
6)
Kemah Suci, dan
7)
Imam Besar.
BAB II
EKSPOSISI KELUARAN 23:21
“Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah
perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak
akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia”.
A. TELAAH KATA
DAN PERTANYAAN
1.
TELAAH KATA
1)
Menjaga diri
dihadapan utusan Allah.
2)
Mendengarkan
perkataan utusan Allah.
3)
Jangan
mendurhaka kepada utusan Allah.
4)
Apabila
melakukan pelanggaran tidak akan diampuni.
5)
Nama Allah ada
didalam dia (utusan Allah).
2.
PERTANYAAN
1)
Mengapa harus
menjaga diri dihadapan utusan Allah ?
2)
Mengapa harus
mendengarkan perkataan utusan Allah ?
3)
Apa yang akan
terjadi apabila mendurhaka kepada utusan Allah ?
4)
Mengapa
pelanggaran terhadap utusan Allah tidak diampuni ?
5)
Siapa yang ada
dalam pribadi utusan Allah tersebut ?
B. KELUARAN
23:21 DALAM BAHASA LAIN
1.
BAHASA INDONESIA
“Jagalah
dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka
kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam
dia.” (Terjemahan Baru)
“Perhatikanlah
dan taatilah dia. Jangan berontak terhadapnya karena ia utusan-Ku, dan ia tak
akan mengampuni pelanggaranmu.” (Sehari-Hari)
“Ingatlah
akan dirimu di hadapannya, turutlah akan perintahnya dan jangan kamu mendurhaka
kepadanya, karena tiada disabarkannya durhakamu, sebab nama-Ku ada di dalam
dia.” (Terjemahan Lama)
“Jagalah
dirimu di hadapan malaikat itu dan patuhilah dia. Jangan menentangnya karena
dia tidak akan mengampuni kesalahan yang kamu lakukan. Sebab, kuasa-Ku ada
padanya.” (AYT-Draft)
2.
BAHASA IBRANI
yKiä AB+
rMEåT;-la; AlßqoB. [m;îv.W wyn"±P'mi rm,V'óh
`AB*r>qiB. ymiÞv. yKiî
~k,ê[]v.pil. ‘aF'yI al{Ü
“shâmar pânı̂ym shâma‛ qôl 'al mârar kı̂y lô'
nâśâ' pesha‛ kı̂y shêm qereb”
“shâmar pânı̂ym shâma‛ qôl 'al mârar kı̂y lô'
nâśâ' pesha‛ kı̂y shêm qereb”
rm,V'óh : shâmar “observe, jagalah dirimu”
wyn"±P'm : pânı̂ym “face, dihadapannya”
[m;îv.W : shâma‛ “hearken, dan
dengarkanlah”
AlßqoB : qôl “voice,
perkataannya”
la; : 'al “never, janganlah
engkau”
rMEåT : mârar “bitterness, mendurhaka kepadanya”
AB+
yK : kı̂y “because, sebab”
al : lô' “none, tidak akan”
‘aF'yI : nâśâ' “bare,
diampuninya”
~k,ê[]v.pil : pesha‛ “transgression, pelanggaranmu”
yK : kı̂y “because, sebab”
ymiÞv : shêm “renown, namaku ada”
`AB*r>qiB : qereb” “among, di dalam dia”
3.
KING JAMES VERSION
Beware of
him, and obey his voice, provoke him not; for he will not pardon your
transgressions, for my name is in him. “Hati-hati
terhadap dia, dan taat suaranya, jangan memprovokasi dia; karena ia tidak akan
mengampuni pelanggaranmu, namaKu ada di dalam dia”.
4.
NEW INTERNATIONAL VERSION
Pay
attention to him and listen to what he says. Do not rebel against him; he will
not forgive your rebellion, since my Name is in him.“Perhatikan dia dan dengarkan apa yang dia katakan. Jangan memberontak
terhadap dia; dia tidak akan mengampuni pemberontakanmu, karena nama-Ku ada di
dalam dirinya”.
5.
BAHASA BATAK TOBA
Sai jamoti
ma dirim di adopanna, jala tangihon ma soarana, unang tung alo hamu ibana; ai
ndang marpamuati rohana di angka pangalaosionmuna i, ai di bagasan dirina do
Goarhu. “Berhati-hatilah di hadapannya,
dan dengarkanlah suaranya, jangan melawan dia; hatinya tidak akan mengampuni
pelanggaranmu, didalam dia ada namaKu”
C. TAFSIRAN
KATA
1.
“Dan dengarkanlah”
“[m;îv.W” shâma‛,
perintah untuk mendengarkan :
“Orang yang
tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari
padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.” (Kel. 18:19)
“Dengarlah,
pasanglah telingamu, janganlah kamu tinggi hati, sebab TUHAN telah berfirman.”
(Yeremia 13:15)
2.
Mendurhaka Kepadanya
“AB+ rMEåT;-la” mârar
Dalam
terjemahan asli juga berarti “Memahitkan hatinya”, itu artinya melakukan
pelanggaran yang sangat parah, sampai membuat sakit hati atau pahit hati”
3.
“Sebab Pelanggaranmu tidak akan diampuninya”
“~k,ê[]v.pil. ‘aF'yI al yK"” kı̂y lô' nâśâ' pesha‛
Apa yang
akan terjadi jika melakukan pelanggaran ?
“maka TUHAN
tidak akan mau mengampuni orang itu, tetapi murka dan cemburu TUHAN akan
menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah serapah yang tertulis dalam
kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN akan menghapuskan namanya dari
kolong langit.” (Ulangan 29:20)
4.
Sebab nama-Ku ada di dalam dia
“`AB*r>qiB. ymiÞv. yKiî” kı̂y shêm qereb”
Nama seseorang
mengungkapkan dan menghadirkan diri orang itu
sendiri. Itu berarti “nama-Ku” mengindikasikan
Hakekat Allah sendiri.
BAB III
KERANGKA KHOTBAH
TEMA : “MENJAGA KETAATAN HIDUP DIDALAM ALLAH”
1. PENDAHULUAN
Secara
umum kitab Keluaran merupakan kelanjutan dari Kitab Kejadian, bahkan kitab ini
tidak dapat dipisahkan dari kitab Kejadian. Kitab ini menyampaikan bahwa Kitab
Hukum itu diumumkan di gunung Sinai sebagai persiapan bagi pendudukan negeri
Kanaan. Tidak jauh berbeda dengan Kel. 23:21 ini, teks ini menunjukkan akan
tahap pembebasan yang lebih lanjut, yang sudah Tuhan rencanakan bagi umatnya,
yakni perjanjian ketanah Kanaan. Namun, umat tersebut harus taat dalam
prosesnya Tuhan, itu sebabnya Allah mengutus Malaikat kepada umat-Nya tersebut.
Malaikat melambangkan Tuhan sendiri, yang dengan sabdanya dan karya-Nya
berhubungan dengan manusia.
2. ISI KHOTBAH
1)
Taat merupakan
perintah Tuhan (Kel. 23:21a)
Tuhan Allah
menginginkan kita supaya hidup taat kepada-Nya, karena Tuhan tidak ingin kita
binasa.
2)
Cara hidup
menjaga ketaatan (Kel. 23:21a; 23:21b)
Mendengarkan
perkataannya (“yang dimaksud dengan dia
yakni Malaikat Tuhan, yang juga diindikasikan sebagai hakekat Allah sendiri
atau Allah sendiri”). Jangan mendurhaka ataupun melawan kepadanya dan juga
harus mentaati dia; menuruti perintahnya serta mendengarkan perkataannya.
3)
Akibat
ketidaktaatan (Kel. 23:21c)
Pelanggaran
kita tidak akan diampuni (band. Ul. 29:20).
4)
Upah Ketaatan,
band. (Kel. 23:22)
a.
“Aku akan
memusuhi musuhmu dan melawan lawanmu” band. (Kel. 23:22)
b.
Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (Kej.
12:3)
c.
Sesungguhnya,
semua orang yang bangkit amarahnya terhadap engkau akan mendapat malu dan kena
noda; orang-orang yang membantah engkau akan seperti tidak ada dan akan binasa.
(Yes. 41:11)
3. KESIMPULAN
1)
Sebagai umat
Tuhan, yang sudah ditebus dan dipilihnya, kita harus hidup taat di dalam Tuhan,
baik dalam hubungan dengan sesama, secara khusus dengan Allah.
2)
Tuhan
menginginkan ketaatan kita, karena Tuhan tidak mau kita binasa, namun Dia ingin
kita hidup dalam kebenaran-Nya, agar kita ada bersama Dia kelak di sorga-Nya
yang mulia.
3)
Ketika kita
tidak hidup dalam ketaatan, maka kita akan binasa, karena dalam keadilan-Nya,
Dia tidak kompromi dengan dosa.
4)
Ketika kita
menjadi taat dan setia dalam ketaatan kita, maka Tuhan Allah akan senantiasa
membela kita dalam segala perkara.
[2] W.S. Lasor, D.A. Hubbard & F.W. Bush , Pengantar Perjanjian Lama
1 : Taurat
Dan Sejarah (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007).
[4] W.S. Lasor, D.A. Hubbard & F.W. Bush , Pengantar Perjanjian Lama
1 : Taurat
Dan Sejarah (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007).
[9] W.S. Lasor, D.A. Hubbard
& F.W. Bush , Pengantar Perjanjian Lama 1 : Taurat Dan Sejarah (Jakarta :
BPK Gunung Mulia, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar