TUGAS EKSPOSISI
KITAB EZRA
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah :
EKSPOSISI PERJANJIAN LAMA -
II
Yang Dibina
Oleh :
Dr.© Martomo Wahyudianto,
M.A.,C.E.,M.Th
Nama : Roy Damanik
KITAB EZRA
A.
PENULIS,
TEMA DAN TANGGAL PENULISAN
Kitab ini ditulis oleh Ezra sendiri dengan tema “Pemulihan
Kaum Sisa”, ditulis pada 450-450 SM.
B.
LATAR
BELAKANG
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan
dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2
Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu
kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya
beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama
merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pasca
pembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi
hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya
bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Menurut tradisi,
Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk
ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di
mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan
kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya
yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema
pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah
ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.[1]
Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji
nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah
70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr
1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga
tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel,
dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan
lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang
tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian
pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi
dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah
pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih
dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000
orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21);
dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh
2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem
sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan. Sekitar dua
tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM),
dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat
tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia
(Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka[2]:
1. Zerubabel,
yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan
membangun kembali Bait Suci;
2. Yesua,
seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
3. Hagai
dan
4. Zakharia,
dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait
Suci; dan
5. Ezra,
yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk
memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.
Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat
mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan
merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22;
Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan
pribadi (mis Ezr 7:27-9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr
4:8-6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum
buangan.
C.
METODE
EKSPOSISI DENGAN PERTANYAAN (EZRA 7:1-10)
Ezra 7:1-10
1Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman
pemerintahan Artahsasta, raja negeri Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya
bin Azarya bin Hilkia
2bin Salum bin Zadok bin Ahitub
3bin Amarya bin Azarya bin Merayot
4bin Zerahya bin Uzi bin Buki
5bin Abisua bin Pinehas bin Eleazar bin Harun,
yaitu Harun imam kepala.
6Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah
seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel.
Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia
7Juga berangkat pulang ke Yerusalem beberapa rombongan orang Israel dan
imam, orang Lewi, penyanyi, penunggu pintu gerbang dan budak di bait Allah pada
tahun ketujuh zaman raja Artahsasta.
8Lalu tibalah ia di Yerusalem pada bulan kelima,
yakni pada tahun ketujuh zaman raja itu.
9Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari
Babel dan tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh
karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia.
10Sebab Ezra
telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan
dan peraturan di antara orang Israel.
Tangan
murah
Pertanyaan-Pertanyaan Kritis:
1.
Pada zaman pemerintahan siapa Ezra berangkat ke
Yerusalem?
2.
Siapa itu Ezra? Dan mengapa raja mempercayainya?
3.
Siapakah saja yang ikut bersama Ezra pulang ke
Yerusalem?
4.
Sebaik apakah yosua sehingga ia yang dipilih?
5.
Mengapa kalimat “oleh karena tangan Allahnya melindungi
dia” dituliskan berulang-ulang?
D.
METODE
EKSPOSISI DENGAN TAFSIRAN DARI BERBAGAI VERSI
TAFSIRAN KITAB EZRA
Ayat 1-5
Ada kesenjangan
sekitar 60 tahun di antara Ezr. 6:1-22 dengan Ezr. 7:1-28, selama masa itu di
Persia terjadi peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab Ester. Ezr.
7:1-8:18 mencatat kepulangan rombongan kedua orang buangan ke Yerusalem dari
Persia di bawah pimpinan Ezra (sekitar tahun 457 SM); Ezr. 9:1-10:44
menguraikan berbagai pembaharuan rohani yang diadakan Ezra setelah tiba di
Yerusalem.
Ayat 6-9
Tiga kali dalam
pasal ini dikatakan bahwa tangan Tuhan melindungi Ezra (Ezr. 7:6, 9, 28; band.
Ezr. 8:18, 22, 31). Tiga alasan diberikan dalam Ezr. 7:10: Ezra telah
mengabdikan dirinya
1. Untuk
meneliti Firman Allah,
2. Untuk
melakukannya serta
3. Mengajarkannya
kepada orang lain
Ayat 10
Kesetiaan kepada
Allah dan Firman-Nya akan senantiasa mendatangkan berkat dan pertolongan Tuhan.
Prinsip ini ditegaskan dalam ayat-ayat PB seperti Mat. 5:6; Yoh. 14:21;
15:7-10; Kis. 10:1-4; 2 Kor. 6:16-18; Ibr. 11:6; Yak. 1:21-25; Why. 3:7-10. Di
Ezr. 8:22, Ezra menambahkan peristiwa lain dimana tangan Allah melindungi
umat-Nya, yaitu perkenanan Allah datang kepada orang yang mengharapkan Dia
dengan sepenuh hati. Siapa saja yang sungguh-sungguh mencari Allah dan dengan
ikhlas menunjukkan kesetiaan kepada-Nya dan Firman-Nya akan mengalami tangan
Allah melindungi dia. Ezra menjadi teladan bagi semua orang yang mengabdikan
diri sebagai orang yang diurapi oleh Allah untuk meneliti, menaati, dan
mengajarkan Firman Allah (band. Ezr. 7:6, 9).
1. Ezra
percaya bahwa hukum Taurat diberikan melalui Musa oleh Allah sendiri dan karena
itu menjadi kekuasaan tertinggi untuk seluruh umat Allah (Ezr. 7:6; band. Neh.
8:14).
2. Ezra
mengabdikan dirinya untuk meneliti (harfiah “mencari”) Firman Allah. Ia
berusaha untuk mengetahui jalan pikiran Allah dalam semua hal yang berkaitan
dengan kehidupan ini, dunia, dan maksud-maksud Allah bagi umat-Nya. Jadi,
hikmat Allah ada di dalam dirinya (Ezr. 7:25).
3. Ezra
mengabdikan diri untuk menaati ketetapan-ketetapan Allah dan standar-Nya yang benar.
Apa yang diajarkannya, dilakukannya juga (band. Kis. 1:1; 1 Kor. 9:27; 1 Tim.
4:12, 16).
4. Ezra
mengabdikan diri untuk mengajarkan Firman Allah supaya memelihara kebenaran,
keadilan, dan kemurnian di antara umat Allah (Ezr. 10:10-11; Neh. 8:2-18;
E.
GARIS BESAR
KHOTBAH EZRA 7:1-10
Thema :
Sikap Terhadap Firman Allah
Ayat Kunci : “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan
melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang
Israel” (Ezra 7:10).
Pendahuluan
Israel
dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun. Pada zaman Raja Koresy, mereka mulai
dipulangkan dalam tiga tahap. Dan, Ezra merupakan pemimpin tahap ketiga. Ezra
merupakan imam diaspora, kemudian menjadi imam di Israel. Pemimpin lainnya
pulang untuk membangun politik, bangunan, sosial, keamanan, dan lain-lain.
Tetapi, Ezra bertekad lain.
POINT KHOTBAH
1. DIMULAI
DENGAN TEKAD
“Sebab Ezra telah
bertekad”
“Mencurahkan segala
perhatiannya” (BIS);
“Membetulkan
hatinya” (TL)
Hal tersebut bukan
usaha emosional mendadak, bukan otomatis, melainkan ada suatu usaha keras. Ia
menjadi imam di pembuangan. Budaya Yahudi mengajarkan membaca kepada kita sejak
kecil (Ul. 6:6-9).
2. BERUSAHA
MENELITI
“Sebab Ezra telah
bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan”
Begitu pentingnya
Firman Tuhan digambarkan dengan banyak hal:
“Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm.119:105)
“Pedang bermata dua
mana pun’ (Ibr. 4:12).
“Gada-Mu dan
tongkat-Mu” (Maz. 23:4).
“Ia adalah perisai
bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya” (Ams. 30:5).
3. MEMPRAKTEKKAN
“Sebab Ezra telah
bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya”
4. BERSUKACITA
UNTUK MENGAJARKAN
“Sebab Ezra telah
bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan
dan peraturan di antara orang Israel”
Ada banyak metode
dalam Ulangan 6:6-9. Setiap keluarga bangsa Israel diwajibkan mengajarkan
firman Allah dalam setiap usia dan kegiatannya, melalui cerita, melalui lagu,
melalui tulisan, melalui percakapan, melalui sarana formal dan sebagainya.
5. KESIMPULAN
DAN APLIKASI
Memiliki hidup yang
berbeda seperti Ezra adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
(Roma 12:2). Ketika orang-orang
buangan lain mungkin sedang merenungi nasib dan mengasihani diri sendiri, Ezra
malah bertekun meneliti dan merenungkan Taurat Tuhan itu siang malam. Disebut sebagai ahli Taurat Tuhan karena
ketekunannya meneliti Taurat itu (Ezra 7:11,12, 21). Tidak hanya itu, ia tekun mengajar dan
mendidik orang-orang buangan di Babel tentang Taurat Tuhan. Ketika diutus ke Yerusalem ia pun membawa
juga sebuah kitab Taurat sebagai sumber pengajaran iman. Kehidupan Ezra benar-benar menjadi berkat bagi
bangsanya. Karena itu ia dipercaya
melaksanakan mandat sang raja. Ezra juga
menerima kuasa penatalayanan (Ezra 7:17) dan dapat mempertanggungjawabkan
setiap tugas yang dipercayakan kepadanya. Kisah ini menunjukkan bahwa Ezra
seorang yang takut akan Tuhan; tidak
hanya mahir tentang Taurat Tuhan secara teori, tapi juga setia melakukan Taurat
Tuhan itu dalam kehidupannya sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar