TUGAS
MAKALAH
PELAYANAN YESUS
DI GALILEA
(Matius
4:12-18:35; Markus 1:14-9:50; Lukas 4:14-18:34)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus,
karena atas kemurahan-Nya tugas makalah ini dapat penulis selesaikan dengan
tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada pembina Matiusa kuliah Misi
& Evanggelisasi, Ibu Deborah Y.S. Kim, M.Th, sebagai salah satu syarat
kelulusan Matiusa kuliah tersebut. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh mahasiswa.
Penulis memohon kepada ibu dosen khususnya, umumnya para
pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas makalah ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.
Batam,
Nopember 2015
HorMatius
Saya
Roy Damanik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pelayanan Yesus Kristus merupakan
riwayat pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus Kristus semasa hidup-Nya di dunia,
menurut keyakinan orang Kristen berdasarkan catatan dalam Alkitab, terutama
bagian Perjanjian Baru. Yesus diyakini sebagai “Domba Allah”, seperti yang
pernah dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis.[1] Domba
Paskah yang terakhir ini harus berumur satu tahun dan tidak bercela, seperti
yang tertulis di dalam kitab Taurat.[2] Tentu
bukan Yesus Kristus yang berumur satu tahun yang dimaksudkan sebagaimana domba
paskah sebelumnya dipilih dan dikurbankan, tetapi Yesus Kristus baru dianggap
sebagai orang pada umur 30 tahun menurut kebudayaan Timur. Yesus Kristus memulai
pelayanannya pada umur 30 tahun, dan masa pelayanannya kepada anak-anak Israel
berakhir pada umur sekitar 33 tahun. Meskipun demikian, kebanyakan Kristen
meyakini bahwa masa pelayanan Yesus Kristus bukan satu tahun, melainkan tiga
setengah tahun. Dalam pembahasan makalah ini, penulis akan memfokuskan
pembahasan mengenai pelayanan Yesus di Galilea.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1.
Seperti apa riwayat Yesus Kristus?
2.
Seperti apa situasi di Galilea ketika Yesus melayani
dan seperti apa situasi masa kini?
3.
Apa saja yang menjadi pelayanan Yesus di Galilea?
4.
Apa yang menjadi model misi melalui pelayanan Yesus di
Galilea?
5.
Apa yang menjadi relevansi pelayanan Yesus di Galilea
terhadap pelayanan kekristenan masa kini?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan
dalam penulisan makalah ini, adalah:
1.
Memahami dengan baik riwayat Yesus Kristus.
2.
Memahami dengan baik situasi di Galilea ketika Yesus
melayani dan situasi masa kini.
3.
Memahami dengan baik pelayanan Yesus di Galilea.
4.
Memahami dengan baik konsep misi melalui pelayanan
Yesus di Galilea.
5.
Memahami dengan baik relevansi pelayanan Yesus di
Galilea terhadap pelayanan kekristenan masa kini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
RIWAYAT SINGKAT YESUS KRISTUS
Nama “Yesus” adalah alih aksara dari
bahasa Latin Iesus, yang berasal dari
bahasa Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), yang
pada gilirannya juga merupakan Helenisasi dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă‘, Yosua) atau bahasa
Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă‘), yang berarti “Yahweh
menyelaMatiuskan”.[3]
Teks Yunani tidak membedakan antara
Yesus dan Yosua, keduanya ditulis sebagai Ἰησοῦς.
Alkitab Vulgata Latin kemungkinan adalah yang pertama yang membedakan keduanya,
menuliskan Yesus sebagai Iesus dan
Yosua sebagai Iosias. Dalam
Perjanjian Baru, di Lukas 1:31 seorang malaikat memberitahu Maria untuk
menamakan anaknya Yesus, dan dalam Matius 1:21 malaikat memberitahu Yusuf untuk
menamakan anaknya Yesus. Dalam teologi Kristen, pernyataan dalam Matius 1:21 “engkau
akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelaMatiuskan uMatius-Nya
dari dosa mereka” mengasosiasikan atribut keselaMatiusan dengan nama Yesus. “Kristus”
adalah gelar yang berasal dari bahasa Yunani Χριστός (Christós), yang berasal dari bahasa Ibrani מָשִׁיחַ (“Mesias”, berarti “yang
diurapi” atau “yang terpilih”).[4]
Yesus lahir di Bethlehem, dalam masa
pemerintahan Kaisar Agustus. Saat itu, Maria telah bertunangan dengan Yusuf,
seorang tukang kayu (Matius 1:1; Lukas 3:23; Yohanes 7:42). Kelahiran-Nya
pertama kali disampaikan langsung oleh para malaikat kepada para gembala (Lukas
2:8-20). Orang-orang majus dari Timur datang ke Betlehem untuk melihat dan
menyembah Dia yang telah lahir sebagai “Raja orang Yahudi” dengan membawa
hadiah (Matius 2:1-12). Dalam mimpinya, Yusuf diberitahukan oleh malaikat untuk
pergi ke Mesir bersama dengan Maria dan bayi Yesus untuk menghindari amarah
Herodes yang jahat dan cemburu. Di sana mereka menunggu sampai Herodes Matiusi
(Matius 2:13-23). Dan benarlah yang disampaikan oleh malaikat itu, ketika
mereka berada di Mesir, Herodes membantai semua bayi laki-laki orang Israel di
Betlehem. Saat mereka kembali, mereka tinggal di Nazaret, di wilayah Galilea (Matius
2:23; Lukas 4:16; Yohanes 1:46). Pada umur duabelas tahun Ia pergi ke Yerusalem
merayakan Hari Raya bersama dengan orang tua-Nya. Di sana, di Bait Allah, “di
tengah-tengah alim ulama” semua yang mendengar Dia “tercengang dengan hikMatius
dan jawaban-jawaban-Nya” (Lukas 2:41). Delapan belas tahun yang tidak
diketahui, kecuali pada saat Ia kembali berdiam di kota Nazaret dan “dan
bertambah-tambah hikMatius melebihi orang lain”, dan “dikasihi Tuhan dan
manusia” (Lukas 2:52). Sangat mungkin dia bekerja sebagai tukang kayu seperti
halnya Yusuf. Dia memulai pelayanan ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun.
Dipercayai bahwa pelayanan-Nya berlangsung selama tiga tahun. Tiap tahunnya
mempunyai kejadian tersendiri.[5]
B.
SITUASI GALILEA
Beberapa ahli teolog membedakan kondisi
Galilea pada masa kini dengan kondisi Galilea pada masa sekarang.
1.
Galilea Pada Masa Yesus
Galilea (Ibrani גָּלִיל - GALIL, Yunani, γαλιλαια-galilaia),
artinya ‘cincin, bulatan’, menjadi ‘daerah’). Nama daerah bagian Palestina
Utara, tempat masa kanak-kanak Yesus Kristus dan permulaan pekerjaan-Nya. Garis
batas daerah Galilea yang sebenarnya Sukar ditentukan kecuali dalam arti batas
propinsi kekaisaran Romawi. Nama Gailea dikenakan kepada wilayah-wilayah yang
berbatasan dengan Israel, daerah yang berubah-ubah dari saat ke saat. Pada masa
Kristus, propinsi Galilea merupakan suatu daerah berbentuk 4 persegi panjang,
sekitar 70 KM dari utara ke selatan, dan 40 KM dari timur ke barat, berbatasan
dengan Sungai Yordan dan laut Galilea di timur, dan terputus di Laut Tengah
pada bagian selatan Siro-Fenisia menurun ke dataran pantai. Jika ini diterima
sebagai perbatasannya, maka daerah Galilea terdiri dari suatu dataran tinggi,
semua perbatasannya kecuali di utara dibatasi oleh dataran-dataran tanah
pesisir, daerah pantai, dataran Esdraelon dan lembah Yordan.[6]
2.
Galilea Pada Masa Kini
Galilea berada di ujung selatan
pegunungan Libanon, permukaan tanahnya bertingkat dua, dari utara ke selatan
melewati daerah itu. “Tingkat” yang lebih tinggi membentuk Galilea Atas. Bagian
terbesar adalah 1.000 M diatas permukaan laut. Pada masa Perjanjian Baru (PB)
daerah itu penuh dengan hutan dan penduduknya sangat sedikit. “Tingkat” yang
lebih rendah membentuk Galilea bawah, 450-600 M diatas permukaan laut, tapi
wilayah dekat Laut Galilea menurun tajam sampai melebihi 180 M dibawah
permukaan laut Galilea. Daerah Galilea Bawah dengan baik sekali dialiri oleh
sungai yang berhulu di pegunungan di utara. Tanahnya subur, yang terbentang
dalam lembah-lembah berbatu kapur di antara bukit-bukitnya. Penduduknya padat
dan makmur. Daerah ini mengekspor minyak zaitun dan gandum, serta ikan yang
berasal dari danau itu. Dewasa ini, Galilea dan dataran Esdraelon merupakan
pusat daerah Israel bagian utara. Tapi penduduknya yang serba modern harus bekerja
keras untuk memperbaiki kembali daerah itu karena telah banyak kehilangan
kemakmuran yang pada zaman Perjanjian Lama. Bagian terluas hutannya telah
digeser oleh marquis, beLukasar khas Laut tengah. Banyak kota dan desa yang
dikenal dan dikunjungi Kristus, telah tiada, hampir tidak meninggalkan bekas.[7]
C.
PELAYANAN YESUS DI GALILEA
Marulak Pasaribu dalam bukunya,
menyimpulkan garis-garis besar mengenai pelayanan Yesus selama di Galilea,
yakni:[8]
1.
Ditolak warga kampung halaman sendiri
(Nazaret) (Lukas 4:16-31).
2.
Empat orang nelayan menjadi murid Yesus
(Simon Petrus, Andreas, Yohanes, Yakobus) (Matius 4:18-22; Markus
1:16-20; Lukas 5:1-11).
3.
Menyembuhkan ibu mertua Petrus (Matius
8:14-17; Markus
1:29-34; Lukas 4:38-41).
4.
Perjalanan pertama, memberitakan firman
di daerah Galilea (Matius 4:23-25; Markus
1:35-39; Lukas 4:42-44).
5.
Yesus memilih keduabelas muridNya (Markus
3:13-19; Lukas 6:12-15).
6.
Yesus menyampaikan Khotbah di Bukit (Matius
5:1-7:29; Lukas 6:20-49).
7.
Yesus diurapi dengan minyak wangi oleh
seorang perempuan berdosa (Lukas 7:36-50).
8.
Yesus melakukan perjalanan lagi di
daerah Galilea (Lukas 8:1-3).
9.
Yesus memberitakan beberapa perumpamaan
mengenai kerajaan sorga (Matius 13:1-52; Markus 4:1-34; Lukas 8:4-18).
10.
Yesus meredakan badai (Matius 8:23-27; Markus
4:35-41; Lukas 8:22-25).
11.
Yesus membangkitkan anak perempuan
Yairus yang Matiusi (Matius 9:18-26; Markus 5:21-43; Lukas 8:40-56).
12.
Yesus mengutus ke-12 murid untuk
memberitakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang yang sakit (Matius
9:35-11:1; Markus 6:6-13; Lukas 9:1-6).
13.
Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius
14:13-21; Markus 6:30-44; Lukas 9:10-17; Yoh 6:1-14).
14.
Yesus berjalan di atas air (Matius
14:22-33; Markus 6:45-52; Yoh 6:61-21).
15.
Kembali ke Galilea Yesus
memberi makan empat ribu orang (Matius 15:32-39; Markus 8:1-9).
16. Yesus
menjelaskan kepada murid-murid mengenai keMatiusian-Nya yang akan datang (Matius
16:21-26; Markus 8:31-37; Lukas 9:22-25).
17. Yesus dimuliakan di gunung (Matius
17:1-13; Markus 9:2-13; Lukas 9:28-36).
D.
MODEL MISI DAN PENGINJILAN YESUS DI GALILEA
Makmur halim dalam bukunya “Model
Penginjilan Yesus” menyampaikan beberapa model misi dan penginjilan yang
dilakukan oleh Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea. Adapun model tersebut,
antara lain:[9]
1. Model Penginjilan Aktif
a. Matius
9:35-38, 10:1-4; 10:5-15; 16-33 “Yesus dan Persiapan,
Pengutusan, Pemberitaan, dan Penganiayaan Murid-murid (Model
Advokasi).
b. Lukas
8:26-39 “Yesus dan Pemuda di Gadara” (Mission
Impossible: Model Gadarean).
c. Lukas
5:27-32 “Yesus dan Matius” (Model
Matean).
d. Lukas
5:1-11 “Yesus dan Penjala Ikan” (Model
Fisher).
e. Matius
8:14-17 “Yesus dan Ibu Mertua Petrus” (Model
Visitasi atau Model Famili)
2. Model Penginjilan Pasif
a. Lukas
5:12-16 “Yesus dan Orang Kusta” (Model
Urban).
b. Lukas
8:40-56 “Yesus, Yairus dan Perempuan Pendarahan” (Model
Multiple Evangelism).
c. Matius
8:5-13 “Yesus dan Perwira Kapernaum” (Model
Perwira).
d. Lukas
18:18-27 “Yesus dan Orang
Muda yang Kaya” (Model Riskan).
e. Lukas
5:17-26 “Yesus dan Orang Lumpuh” (Model
Support Group).
f. Matius
15:21-28 “Yesus dan Perempuan Kanaan” (Model
Kanaan).
3. Model Penginjilan Massa dan Sosial
a. Matius
5:1-7:29 “Yesus dan Orang Banyak” (Model
Multituan I Atau Mass Evangelism I).
b. Matius
14:13-21 “Yesus dan 5000 Orang” (Model
Sosial Spiritual I)
4. Model Perumpamaan
a. Matius
13:1-23 “Yesus dan Perumpamaan” (Model Parabel).
5. Model Penginjilan Nominal
a. Matius
15:1-20 “Yesus Dan Adat Istiadat Yahudi” (Model
Adat Istiadat).
b. Matius
8:18-22; Lukas 9:57-62 “Yesus dan Izin Pengikut” (Model
Resonnal).
c. Matius
9:14-17 “Yesus dan Alasan Berpuasa” (Model
Farisi).
d. Matius
10:34-42 “Yesus dan Pemisahan” (Model
Salib).
e. Matius
11:2-19 “Yesus dan Yohanes Pembaptis” (Model
Yohanes Pembaptis).
f. Matius
12:22-37 “Yesus dan Beelzebul” (Model
Unitas).
g. Matius
12:38-42 “Yesus dan Tanda Yunus” (Model
Yunus).
E.
RELEVANSI PELAYANAN YESUS DI GALILEA BAGI PELAYANAN KEKRISTENAN UNTUK
MASA KINI
1.
Kilas Balik Pelayanan Yesus
Amanat yang diberikan Tuhan Yesus untuk
memuridkan segala bangsa akan tetap berlaku sampai akhir zaman. Tugas kita
sebagai orang percaya adalah memberitakan Injil kepada setiap suku dan bahasa
dan kaum dan bangsa. Amanat Agung ini merupakan tugas inti dari misi, yaitu
“menjadikan murid” dari segala suku bangsa. Fokus inti misi yaitu ”menjadikan
murid” akan melibatkan dan akan menggerakkan umat Allah untuk pergi sebagai
proses pelaksanaan strategi dan tanda taat kepada Allah untuk memberitakan
Injil, babtis sebagai proses Inkorporasi ke dalam wadah umat Allah untuk
diteguhkan menjadi anggota gereja, dan ajar sebagai proses konseptualisasi yang
menunjang pemahaman, perubahan dan pendewasaan hidup serta peran umat Allah.[10]
Injil Matius 28:18-20, menulis bahwa Amanat
Agung dimulai pada saat Tuhan Yesus mengutus murid-Nya untuk memberitakan
Injil. Tugas para murid adalah, menjadikan semua bangsa murid-Nya, membaptiskan
mereka dan mengajar mereka. Tujuan dari amanat agung dan penginjilan adalah
pemuridan supaya manusia menjadi serupa dengan Allah. Unsur dasar dari Amanat
Agung di dalam Injil Matius ini adalah “menjadikan semua bangsa murid Tuhan”,
pentingnya memuridkan ini ditekankan oleh fakta bahwa menjadikan murid adalah
bentuk perintah tunggal dalam bagian tersebut. Di dalam proses menjadikan murid
terkandung dua kegiatan utama yaitu “babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus”, dan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
kuperintahkan kepadamu.” Jika murid-murid harus dijadikan “dari segala bangsa”
maka “murid-murid” harus disebarkan di tengah seluruh bangsa.[11]
Amanat Agung di dalam Injil Markus 16:
15, ditujukan kepada seluruh dunia yaitu seluruh makhluk ciptaan karena Allah
adalah pencipta, artinya Yesus meminta jemaat-Nya membawa keselamatan kepada
seluruh makhluk di dunia tanpa terkecuali. Kegiatan yang dilakukan adalah pergi
dan memberitakan pesan utama yaitu Injil. Tuhan Yesus menjelaskan rencana misi
kepada murid-murid-Nya yaitu misi berdasarkan kitab Taurat Musa, Nabi-nabi dan
Mazmur (Lukas 24:44). Inti dari pada Injil adalah kematian dan kebangkitan
Tuhan Yesus dengan tujuan supaya terjadi pertobatan dan pengampunan. Jadi
pemberitaan Injil bagi seluruh bangsa mulai dari Yerusalem (Lukas 24:46-49) dan
alat yang dipakai adalah murid-murid-Nya. Kegiatan dilakukan dengan jalan
memberitakan dan bersaksi dan dalam melaksanakan pemberitaan Amanat Agung,
kuasa dan kekuatan berasal dari Roh Kudus yang sudah dijanjikan (Lukas 24:49).
Dalam menjalankan misi pelayanan-Nya
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa (Matius 9:35a, Lukas
13:22). Dalam pelayanan-Nya Tuhan Yesus melayani ke semua wilayah misalnya
melayani di kota Kapernaum, suatu kota tempat kediaman pemungut cukai dan
tempat sebuah pos militer Romawi (Matius 4:13; 8:5). Melayani di Nazaret,
melayani di padang Gurun, dan melayani di pesisir-pesisir pantai dan sampai ke
lembah-lembah, Tuhan Yesus juga melayani di Betania, dan daerah lainnya. Jadi
Tuhan Yesus dalam program pelayanan-Nya mencakup seluruh wilayah kerena seluruh
bumi adalah ladang misi penyelamatan-Nya. Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota
dan desa. Kata “berkeliling” menggambarkan aktivitas yang disadari dan berjalan
terus menerus.
Mengajar di rumah-rumah ibadah,
memberitakan Injil kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan. Dalam rumah-rumah ibadah Yesus memberikan penjelasan yang akurat dan
benar, mengenai seluruh rencana dan kehendak Allah yang harus dipenuhi oleh
umat manusia. Tuhan Yesus mengajarkan sebuah prinsip hidup yang sejati mengenai
hubungan antara manusia terhadap Allah dan manusia terhadap sesamanya (Matius
22:37-39). Yesus juga mengajarkan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, hidupnya
harus selalu bergantung sepenuhnya dan hormat kepada pencipta-Nya. Tuhan Yesus
mengajarkan tentang sedekah, doa, puasa, serta ketaatan total kepada Firman
Tuhan.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajar, Ia
juga berkhotbah. Tuhan Yesus berkeliling kemana-mana untuk berkhotbah. Inti
berita dalam khotbah-khotbah-Nya adalah proklamasi Injil Kerajaan Sorga. Injil
Kerajaan Sorga adalah suatu berita tentang Kerajaan yang menyelamatkan dan yang
menghukum, yang dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Sang Juruselamat dan
Tuhan. dalam khotbah-khotbah-Nya Tuhan Yesus menegaskan bahwa hanya dua pilihan
bagi manusia di dunia ini, yaitu Percaya atau menolak Tuhan Yesus dan
masing-masing pilihan mempunyai konsekuensi. Firman Tuhan berkata “Barang siapa
percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum, barang siapa yang tidak percaya, ia
telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam anak tunggal Allah”
(Yohanes 3:18). Inilah inti khotbah Tuhan Yesus ketika melayani di muka bumi
ini.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajar dan
berkhotbah tetapi Ia juga menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan dibagian lain
Tuhan Yesus memberikan makan kepada orang banyak yang kelaparan (Matius
14:15-16). Model kontekstualisasi sangat mewarnai pelayanan Tuhan Yesus selama
di dunia, misalnya bahasa yang digunakan sesuai dengan konteks masyarakat pada
zaman itu, metafora-metafora yang digunakan dalam pemberitaan-Nya cocok untuk
kondisi budaya setempat. Yesus juga membawa mandat sosial budaya, politik dan
pelayanann-Nya mencakup jasmani dan rohani. Di dalam mengkomunikasikan Injil-Nya
Yesus membangun jembatan-jembatan dan menciptakan jalur komunikasi dengan orang
yang sulit didekati.
Model pelayanan yang konstekstual cukup
efektif, dan dapat diterapkan di dalam segala kondisi dan budaya di mana pun
Tuhan Yesus pergi memberitakan Injil Kerajaan Allah. Pendekatan Injil dengan
model kontekstualisasi yang dilakukan Tuhan Yesus telah berhasil mencapai
banyak orang, sehingga dalam waktu yang singkat Tuhan Yesus dapat menghasilkan
pelayanan yang sangat maksimal. Misalnya, dalam menyampaikan Injil-Nya, Tuhan
Yesus selalu memanfaatkan kemampuan-Nya untuk berbicara dengan orang-orang
dimanapun mereka berada. Ketika berada di padang, Yesus berbicara tentang
menanam gandum (Mrk. 4:1-9). Di keluarga, Ia berbicara tentang anak-anak (Mat.
19:13-15). Dengan nelayan, pokok pembicaraan-Nya adalah ikan (Mrk.1:14-18).
2.
Relevansi
Pelayanan Tuhan Yesus
Allah menghendaki agar kita tidak hanya
beribadah secara vertikal, namun juga secara horisontal. Artinya, selain
beribadah dan memuji Tuhan, kita pun wajib mengasihi dan peduli terhadap
orang-orang di sekitar kita. Salah satunya adalah dengan misi pelayanan,
lingkungan yang rentan dengan berbagai masalah sosial. Dalam Alkitab ternyata
keadaan yang paling sering terjadi adalah keserakahan, pemerasan, penindasan,
ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan yang banyak dikutuk oleh nabi-nabi
Perjanjian Lama. Oleh karenanya Alkitab menampilkan Allah yang sangat radikal
pada waktu mengatakan, “Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik
terhadap kesengsaraan orang yang tertindas dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya
kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong.”
Mazmur 22:25. Ini adalah suatu dimensi penting dalam pelayanan kepada orang
miskin. Mereka membutuhkan “pembelaan”.
Melihat persoalan yang sering dialami
dalam kehidupan kekristenan, maka model misi pelayanan Tuhan Yesus sangat
relevan sebagai jawaban. Pelayanan Tuhan Yesus tidak hanya sebatas berkotbah
dan mengajar, tetapi Tuhan Yesus juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan jasmani. Tuhan Yesus memproklamirkan mission statementnya seperti dalam
Lukas 4:18-19. Meneguhkan kemesiasan-Nya dengan karya-karya-Nya, Lukas 7:18-23,
bukan bukti-bukti yang diminta dari-Nya, seperti pameran kuasa, Lukas 4:91-0,
23:35-37. Injilnya adalah injil yang mempunyai dampak transformasi sosial,
seperti yang ditunjukkan dalam pertobatan Lazarus, Lukas 19:1-10.
BAB III
KESIMPULAN
Melalui pemaparan di atas, akhirnya
penulis sampai pada penutup yang terdiri dari kesimpulan. Dari penguraian di
atas penulis mengambil kesimpulan bahwa rencana keselamatan dan penebusan Allah
mencakup segala bidang dalam alam semesta ini, baik berbagai aspek dalam diri
manusia maupun dengan berbagai hubungan dengan ciptaan lain di luar dirinya yang
telah dirusak oleh dosa. Pelayanan Tuhan Yesus merupakan model yang sangat
relevan dalam segala zaman, di mana dapat menjawab segala aspek persoalan, baik
jasmani maupun rohani (holistik). Tuhan Yesus mengabarkan Injil yang utuh yang
mendatangkan Shalom bagi manusia, baik secara spiritual, fisis, psikis, maupun
sosial. Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah iman dan kekristenan tidak
boleh terlepas dari Alkitab sebagai landasan atau dasar dalam melakukan misi
pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Brigges,
Brown Driver: Hebrew and English Lexicon (USA: Hendrickson Publishers, 1996).
Douglas,
J.D.: Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1995).
Halim,
Makmur: Model-Model Penginjilan Yesus (Malang: Gandum Mas, 2003).
Hesselgrave,
David J.: Communicating Christ – Cross Culturally (Malang: Literatur SAAT,
2004).
Pasaribu,
Marulak: Injil Sinoptik: Injil Yang Diberitakan Dalam Injil Matius, Markus
& Lukas (Batu: Departemen Literatur YPPII, 2005).
Tomatala,
Yakob: Teologi Mis (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003).
Vine,
W.E.: Expository Dictionary of New Testament Words (New Jersey: Fleming H.
Revell Company, 1999).
https://id.wikipedia.org/wiki/Kronologi_kehidupan_Yesus
[1] Yohanes 1:29
[2] Keluaran 12:5
[3] Brown Driver Brigges, Hebrew and English Lexicon ( USA:
Hendrickson Publishers, 1996), p. 100.
[4] W.E. Vine, Expository Dictionary of New Testament Words (New Jersey: Fleming
H. Revell Company, 1999), p. 205.
[5]
https://id.wikipedia.org/wiki/Kronologi_kehidupan_Yesus
[6] J.D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 1 (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995), 324.
[7] J.D. Douglas, Ensiklopedia …, 324.
[8] Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik: Injil Yang Diberitakan Dalam
Injil Matius, Markus & Lukas (Batu: Departemen Literatur YPPII, 2005),
48; 63; 73.
[9] Makmur Halim, Model-Model Penginjilan Yesus (Malang:
Gandum Mas, 2003).
[10] Yakob Tomatala, Teologi Mis (Jakarta: YT Leadership
Foundation, 2003), 55.
[11] David J.
Hesselgrave, Communicating Christ – Cross
Culturally (Malang: Literatur SAAT, 2004), 77.