TUGAS
MAKALAH
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN YANG EFEKTIF
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus,
karena atas kemurahan-Nya tugas makalah ini dapat penulis selesaikan dengan
tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada pembina mata kuliah Administrasi
PAK, Bapak Budiman Sitohang, M.Pd.K., sebagai salah satu syarat kelulusan mata
kuliah tersebut. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen
yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh mahasiswa.
Penulis memohon kepada bapak dosen khususnya, umumnya para
pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas makalah ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.
Batam,
10 April 2015
Hormat
Saya
Roy Damanik
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Administrasi merupakan sesuatu yang
sangat penting, bahkan tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan kerjasama,
maupun organisasi. Tidak dapat dipisahkan karena setiap kegiatan tidak akan
dapat berjalan dengan baik tanpa administrasi. Demikian halnya dalam dunia
pendidikan, dalam dunia pendidikan juga harus ada administrasi yang mampu
mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan. Karena pada lingkungan setiap
lembaga pendidikan terdapat sejumlah manusia, baik pimpinan maupun tenaga
pelaksana. Mereka tidak cukup dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan
pendidikan saja, akan tetapi harus dibekali pula dengan kemampuan bekerjasama dan
kemampuan mengarahkan kerjasama itu guna mencapai tujuan lembaga pendidikan
masing-masing. Oleh karena itu, setiap petugas pendidikan perlu dibekali ilmu
yang berkaitan dengan administrasi terutama para guru. Mereka harus mempunyai
berbagai bekal pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan administrasi pendidikan?
2.
Apa
yang menjadi karakteristik administrasi pendidikan?
3.
Apa
yang menjadi fungsi dan tujuan administrasi pendidikan?
4.
Apa
yang menjadi manfaat administrasi pendidikan?
5.
Apa
saja yang menjadi prinsip-prinsip administrasi pendidikan?
6.
Apa
saja yang menjadi ruang lingkup administrasi pendidikan?
7.
Seperti
apa administrasi pendidikan yang efektif?
C. TUJUAN
1.
Memahami
dengan baik pengertian administrasi pendidikan.
2.
Memahami
dengan baik karakteristik administrasi pendidikan.
3.
Memahami
dengan baik fungsi dan tujuan administrasi pendidikan.
4.
Memahami
dengan baik manfaat administrasi pendidikan.
5.
Mengerti
dengan baik prinsip-prinsip administrasi pendidikan.
6.
Memahami
dengan baik ruang lingkup administrasi pendidikan.
7.
Mengerti
dengan tepat tentang administrasi pendidikan yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Kata “administrasi” berasal dari bahasa
Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad memiliki arti yang sama dengan kata to yang bermakna “ke”.
Dan ministrare sama artinya dengan kata to
serve yang berarti melayani, atau mengarahkan. Dalam bahasa inggris to administer berarti pula “mengatur”
dan mengarahkan. Jadi, kata “administrasi”
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani,
mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.[1]
Selain pengertian diatas, ada beberapa
defenisi administrasi yang diungkapkan oleh para ahli, seperti berikut:[2]
1.
Arthur
Grager
Administrasi adalah fungsi tata
penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat suatu organisasi.
2.
George
Terry
Administrasi adalah perencanaan,
pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan
mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.
Sondang
P. Siagian
Administrasi adalah keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
4.
William
Leffingwell dan Edwin Robinson
Administrasi adalah cabang ilmu
manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara
efisien.
5.
Ulbert
Administrasi secara sempit didefinisikan
sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik
internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan
untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.
B. KARAKTERISTIK ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Dari defenisi Administrasi pendidikan
yang telah disampaikan diatas, kita dapat memahami beberapa karakteristik
administrasi pendidikan, antara lain:[3]
1.
Administrasi
pendidikan meliputi semua kegiatan yang berkenaan dengan tujuan memperbaiki
proses pendidikan.
2.
Administrasi
pendidikan merupakan usaha kolektif dan kerjasama sekelompok orang di dalam
lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan batasan-batasan
kemampuan tertentu.
3.
Administrasi
pendidikan merupakan proses kemanusiaan yang bertujuan agar terpenuhi keinginan
dan kebutuhan manusia dalam rangka memperbaiki kehidupan manusia melalui
perubahan manusia yang bersangkutan.
4.
Administrasi
pendidikan adalah proses sosial dengan arti kata bahwa administrasi pendidikan
tersebut harus memberikan manfaat bagi masyarakat.
5.
Admnistrasi
pendidikan adalah proses pendidikan yang berusaha untuk mengembangkan
pekerja-pekerja dan orang-orang yang berkaitan dengan organisasi.
6.
Administrasi
pendidikan juga merupakan usaha-usaha yang teratur, dan usaha-usaha yang tepat
dalam melaksanakan koordinasi pada suatu organisasi.
7.
Administrasi
pendidikan merupakan kerja kepemimpinan yang bijaksana, dan dapat menciptakan
iklim yang kondusif, meliputi material, psikologis, spiritual dan sosial.
8.
Administrasi
pendidikan adalah proses pendidikan yang bertujuan atau jalan untuk mencapai
tujuan.
C. FUNGSI DAN TUJUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1.
FUNGSI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Dalam
peranannya dalam dunia pendidikan, administrasi mempunyai beberapa fungsi pokok
yang dibagi menjadi beberapa komponen, yaitu:[4]
1)
Perencanaan
Perencanaan dapat disebut juga dengan
planning. Perencanaan adalah suatu cara menghampiri masalah-masalah.
2)
Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun
dan membentuk hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan dan
ditetapkan.
3)
Pengkoordinasian
Koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang,
material, pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan kedalam hubungan
yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.
4)
Komunikasi
Komunikasi dalam segala bentuknya adalah
suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam
struktur organisasi.
5)
Supervisi
Supervisi sebagai fungsi supervisi
administrasi pendidikan berarti aktivitas, aktivitas untuk menentukan
kondisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan.
6)
Kepegawaian
Kepegawaian merupakan pemberian motivasi
kepada para pegawai agar selalu bekerja giat, menjamin kesejahteraan pegawai,
intensif dan penghargaan atas jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat
lebih maju, adanya kesempatan untuk meng-upgrade diri, serta masalah
pemberhentian dan pensiun pegawai.
7)
Penilaian
Evaluasi sebagai fungsi administrasi
pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana
pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai
hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan.
2.
TUJUAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Tujuan
administrasi pendidikan adalah untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas
penyelenggaraan kegiatan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Adapaun yang menjadi tujuan utama pendidikan adalah untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik agar menjadi warga Negara
yang memiliki kualitas, sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan pancasila. Tujuan
administrasi pendidikan dapat dikelompokkan kepada tujuan jangka pendek, tujuan
jangka menengah, dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari
administrasi pendidikan adalah agar tersusun dan terlaksana suatu sistem
pengelolaan komponen instrumental dari proses pendidikan yang meliputi komponen
siswa, pegawai guru, sarana/prasarana, organisasi, pembiayaan, tata usaha dan
hubungan sekolah dengan masyarakat, agar terlaksananya proses pendidikan di
sekolah secara efektif yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah
yang bersangkutan. Tujuan jangka menengah administrasi pendidikan mengarah
kepada pencapaian tujuan institusional setiap jenis dan jenjang serta program
pendidikan. Sedangkan tujuan jangka panjang administrasi pendidikan adalah
tujuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Disamping itu
secara operasional administrasi pendidikan bertujuan untuk:[5]
1)
Memudahkan
pekerjaan administrasi dalam bidang pendidikan, memudahkan proses
pelaksanaannya, memanfaatkan potensi manusia dan material, yang diharapkan akan
dapat menghasilkan keputusan administrasi dalam bidang pendidikan yang sifatnya
realistis, kolektif, dan sehat untuk mencapai penyelesaian masalah administrasi
yang dihadapi.
2)
Meningkatkan
moral dan semangat kesetiakawanan di antara individu yang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan administrasi pada lembaga pendidikan.
3)
Meningkatkan
produktivitas kerja para pekerja, serta memperbaiki kualitas, metode dan media
dalam kaitannya untuk mencapai tujuan pendidikan.
4)
Meningkatkan
kemampuan pekerja dan mempertinggi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara
terus-menerus dalam melakukan pekerjaan yang diemban.
5)
Mengadakan
perubahan yang diinginkan dalam proses pendidikan dengan seluruh aspeknya dan
mendorong peserta didik dalam mencapai pertumbuhan yang menyeluruh dan utuh,
serta dapat melakukan penyesuaian dalam masyarakat yang selalu mengalami
perubahan.
6)
Menghubungkan
antara proses pendidikan dan tujuan-tujuan pembangunan dalam masyarakat, serta
mempererat hubungan pendidikan dengan masyarakat/lingkungan.
D. MANFAAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Adapun manfaat administrasi pendidikan
menurut Prof. Dr. H. Asnawir adalah sebagai berikut:[6]
1.
Mengangkat
derajat kinerja pekerja dan menolong mensukseskan dan memperbaiki kinerja
tersebut.
2.
Menciptakan
iklim kerja yang baik untuk menerapkan prinsip-prinsip hubungan kemanusiaan
yang sehat dengan menekankan penghargaan kepada setiap orang pada lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
3.
Mendorong
menterjemahkan, merubah pikiran-pikiran dan teori-teori pendidikan menjadi
kurikulum, program, metode, media, prosedur dan berbagai aktivitas pendidikan
lainnya untuk menempuh jalan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
4.
Berusaha
menghubungkan/mempertemukan lembaga pendidikan dengan masyarakat kearah
pengembangan, kemajuan dan kestabilan.
Selanjutnya Ahmad Sabri dalam bukunya
administrasi pendidikan menyebutkan manfaat administrasi pendidikan bagi
seorang tenaga kependidikan yang mempelajari administrasi pendidikan adalah:[7]
1.
Dapat
mengetahui dan menyadari akan tugas-tugas dan kewenangan yang mesti dipikulnya
serta mengetahui bagaimana cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan kewenangan
masing-masing.
2.
Dapat
menghindari kesalahan-kesalahan kerja atau overlapping kerja/tugas.
3.
Mengetahui
bagaimana melaksanakan sesuatu kegiatan kependidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan supaya tercapai secara efektif dan tepat.
4.
Mengetahui
batas-batas hak dan kewajiban masing-masing tenaga kependidikan.
E. PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Prinsip merupakan sesuatu yang dibuat
sebagai pegangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa
prinsip-prinsip dalam administrasi pendidikan, antara lain:[8]
1.
Prinsip
Efisiensi
Seorang administrator akan berhasil
mendapatkan kesuksesan bila mana seoarang administrator tersebut mampu
menggunakan sember daya atau sumber tenaga dan fasilitas yang ada secara
efisien.
2.
Prinsip
Pengelolaan
Administrator akan mendapatkan hasil
yang efektif dan efisien, apa bila ia melakukan pekerjaan manajemen, yakni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol semua kegiatan
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.
3.
Prinsip
Pengutamaan Tugas Penglolaan
Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan
yang bersifat manajemen dan pekerjaan yang bersifat operatif dilakukan secara
bersamaan maka seorang administrator akan cenderung melakukan hal-hal yang
bersifat operatif. Hal ini lah yang harus dihindari oleh seorang
adiministrator, karena prinsip ini berimplikasi pada taraf suatu pengorganisasian
dalam organisasi, semakin rendah taraf organisasi yang dimiliki maka akan
semakin banyak kegiatan operatif yang dilakukan oleh seorang administrator.
4.
Prinsip
Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator akan berhasil
dengan baik jika ia menggunakan prinsip kepemimpinan yang efektif, yakni
kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (Human
Relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi yang
ada. Adapun gaya kepemimpinan yang efektif adalah seorang pemimpin harus
mempunyai hubungan yang baik dengan bawahannya, dalam artian dia harus mengenal
bawahannya sehingga terjalin hubungan yang baik antara atasan dengan
bawahannya; serta pengawasan terhadap penyelesaian tugas dari setiap anggota
dalam oarganisasi sesuai dengan pertelaan tugas.
5.
Prinsip
Kerjasama
Seorang administrator akan berhasil
dengan baik jika ia mampu mengembangkan kerjasama yang baik diantara setiap
orang yang terlibat dalam organisasinya tersebut baik secara vertikal maupun
horizontal.
Selain prinsip diatas, dalam kurikulum
1975 juga terdapat lima prinsip yang menjadi landasan operasional jalannya
administrasi pendidikan di sekolah, yakni:[9]
1.
Prinsip
fleksibilitas, yakni dalam pelakasanaan administrasi pendidikan di sekolah
harus dilakukan dengan mengingat faktor-faktor dan kemampuan untuk menyediakan
fasilitas bagi berlangsungnya proses pendidikan di sekolah.
2.
Prinsip
efisien dan efektivitas, yakni tidak hanya penggunaan waktu dengan tepat,
melainkan juga pendayagunaan tenaga secara tepat.
3.
Prinsip
berorientasi dan tujuan, sesuai dengan sistem maka semua kegiatan pendidikan
harus berorientasi pada tujuan, dalam artian tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan menjadi gantungan orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi
pendidikan di sekolah.
4.
Prinsip
kontinuitas, terdapat hubungan kelanjutan di setiap jenjang pendidikan yang
lebih tinggi dengan pendidikan sebelumnya. Misalnya pendidikan di sekolah dasar
berbeda dengan pendidikan di sekolah menengah pertama, tetapi masih terdapat
hubungan hierarkinya.
5.
Prinsip
pendidikan seumur hidup, prinsip ini berarti setiap manusia Indonesia harus
tetap berkembang sepanjang hidupnya.
F. RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Dalam pembahasan ruang lingkup
administrasi pendidikan, ada empat ruang lingkup yang akan dipaparkan, yakni:
1.
Ruang Lingkup
Administrasi Di Sekolah
Bidang-bidang
yang tercakup dalam administrasi pendidikan adalah sangat banyak dan perlu
diketahui oleh para kepala sekolah dan guru-guru pada umumnya, adapun hal
tersebut ialah sebagai berikut:[10]
1)
Bidang
tata usaha sekolah, yang meliputi:
i.
Organisasi
belanja pegawai tata usaha.
ii.
Anggaran
belanja keuangan dan sekolah.
iii.
Masalah
kepegawaian dan personalia sekolah.
iv.
Keuangan
dan pembukuannya.
v.
Korepondensi/surat
menyurat.
vi.
Masalah
pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku induk, raport dan
sebagainya.
2)
Bidang
personalia murid, yang meliputi:
i.
Organisasi
murid.
ii.
Masalah
kesehatan murid.
iii.
Masalah
kesejahteraan murid.
iv.
Evaluasi
kemajuan murid.
v.
Bimbingan
dan penyuluhan bagi murid.
3)
Bidang
personalia guru, yang meliputi:
i.
Pengangkatan
dan penempatan tenaga guru.
ii.
Organisasi
personal.
iii.
Masalah
kepegawaian.
iv.
Masalah
dan evaluasi kemajuan guru.
v.
Refreshing
dan upgrading guru-guru.
4)
Bidang
pengawasan (supervisi), yang meliputi:
i.
Usaha
membangkitkan semangat guru-guru dan pengawai tata usaha dalam menjalankan
tugas masing-masing dengan baik.
ii.
Mengusahakan
dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan dan pegawai tata
usaha sekolah.
iii.
Mengusahakan
dan membuat pedoman penilaian hasil belajar.
iv.
Usaha
mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru.
5)
Bidang
pelaksanaan dan pembinaan kurikulum, yang meliputi:
i.
Berpedoman
dan menerapkan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan,
dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan.
ii.
Melaksanakan
organisasi kurikulum beserta metode-metodenya, disesuaikan dengan pembaharuan
pendidikan dan lingkungan masyarakat.
2.
Ruang Lingkup
Administarsi Pendidikan Berdasarkan Substansinya.
Berdasarkan
substansinya, administrasi pendidikan menurut Sutisna (1989:36) dapat ditinjau
dari dua pendekatan yaitu pendekatan tugas dan pendekatan proses, fokus
pendekatan tugas dan administrasi pendidikan menjawab pertanyaan apa yang harus
dikerjakan oleh administrator, studi yang dilakukan oleh Universitas OHIO,
sebagaimana dilaporkan Ramseyer (1955) dalam Sutisna (1989) berhasil mengidentifikasi
9 kegiatan administrator yaitu:[11]
1)
Menentukan
tujuan-tujuan.
2)
Membuat
kebijaksanaan.
3)
Menentukan
peranan-peranan.
4)
Mengkoordinasikan
fungsi-fungsi administratif.
5)
Bekerja
dengan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan.
6)
Menggunakan
sumber-sumber pendidikan dari masyarakat.
7)
Melakukan
komunikasi.
3.
Ruang Lingkup
Administrasi Personal Disekolah
Didalam
berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting,
karena kelancaran pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh
manusia-manusia yang menjalankannnya. Mengenai personal disekolah, harus ada
kelengkapan fasilitas berupa gedung, perlengkapan, alat-alat kerja, metode kerja,
dan dukungan masyarakat. Akan tetapi apabila personal yang bertugas menjalankan
program sekolah kurang berpartisipasi, maka sulitlah untuk mencapai tujuan
pendidikan yang dikemukakan. Administrasi personal sekolah diantaranya kepala
sekolah, guru, tata usaha. Semua karyawan termasuk penjaga sekolah harus dapat
bekerja secara baik, antara petugas satu dengan petugas lainnya tidak overlap.
Adapun hal-hal yang diperlukan dalam administrasi personal sekolah yaitu:[12]
1)
Daftar
personal, hal ini memuat identitas atau keterangan lengkap tentang diri pegawai
atau karyawan, keterangan tersebut meliputi nama lengkap dan identitas pribadi
yang lain.
2)
Buku
ekspedisi yang berguna untuk membuktikan bahwa suatu surat yang dikirim sudah
sampai pada alamatnya.
3)
Buku
pengumuman dimaksudkan untuk media pemberitahuan yang secara khusus ditujukan
kepada para guru. Informasi ini datangnya dari kepala sekolah, yang meliputi masalah
pembinaan sekolah.
G. ADMINISTRASI PENDIDIKAN YANG EFEKTIF
Dalam dunia pendidikan, demi tercapainya
tujuan pendidikan ada beberapa kriteria agar sekolah dapat dikatakan efektif
atau bermutu, yaitu:[13]'[14]
1.
Layanan Belajar
Bagi Siswa
Dimensi ini mencakup seluruh kegiatan
yang ditujukan untuk menciptakan mutu pengalaman belajar. Indikator mutu
layanan belajar siswa ini mencakup:
1)
Mutu
mengajar guru, aspek ini merupakan refleksi dari kinerja profesional guru yang
ditunjukkan dalam penguasaan bahan ajar, metode dan teknik mengajar untuk mengembangkan
interaksi dan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, pemanfaatan fasilitas
dan sumber belajar, melaksanakan evaluasi hasil belajar. Indikator mutu mengajar
dapat pula dilihat dalam dokumen perencanaan mengajar, catatan khusus siswa
bermasalah, analisis tes hasil belajar, dan sistem informasi kemajuan/prestasi
belajar siswa.
2)
Kelancaran
layanan belajar mengajar, sesuai dengan jadwal layanan belajar mengajar merupakan
“core bussiness” sekolah. Bagaimana kelancaran layanan tersebut, sesuai dengan
jadwal yang telah disusun merupakan indikator penting kinerja manajemen sekolah
efektif. Adanya gejala “kelas bebas” karena guru tidak masuk kelas atau para
siswa tidak belajar disebabkan oleh interupsi rapat sekolah atau kegiatan lainnya,
merupakan keadaan yang tidak boleh dianggap wajar.
3)
Umpan
balik yang diterima siswa, siswa sepatutnya memperoleh umpan balik yang menyangkut
mutu pekerjaannya, seperti hasil ulangan, ujian atau tugas-tugas yang telah
dilakukannya.
4)
Layanan
keseharian guru terhadap siswa, untuk kepentingan pengajaran atau hal lainnya, murid
memerlukan menemui gurunya untuk berkonsultasi. Kesediaan guru untuk melayani
konsultasi siswa sangat penting untuk mengatasi kesulitan belajar.
5)
Kepuasan
siswa terhadap layanan mengajar guru, Siswa merupakan customer primer di
sekolah, dan oleh karenanya mereka sepatutnya mendapatkan kepuasan atas setiap layanan
yang ia terima di sekolah.
6)
Kenyamanan
ruang kelas, ruang kelas yang baik memenuhi kriteria ventilasi, tata cahaya,
kebersihan, kerapihan, dan keindahan akan membuat para penghuninya merasa nyaman
dan aman berada di dalamnya.
7)
Ketersediaan
fasilitas belajar, sekolah memiliki kewajiban menyediakan setiap fasilitas yang
mendukung implementasi kurikulum, seperti laboratorium, perpustakaan, fasilitas
olahraga dan kesenian, dan fasilitas lainnya untuk pengembangan aspek-aspek
kepribadian.
8)
Kesempatan
siswa menggunakan fasilitas sekolah, sekolah diartikan untuk melayani para siswa
yang belajar dan oleh karenanya para siswa hendak diperlukan sebagai pihak yang
harus menikmati penggunaan setiap fasilitas yang tersedia di sekolah, seperti fasilitas
olah raga, kesenian dalam segala bentuknya, ruang serba guna, kafetaria,
laboratorium, perpustakaan, komputer, internet dan lain sebagainya.
2.
Pengelolaan dan
Layanan Siswa
Sebagai customer (pelanggan), para siswa
sepatutnya memperoleh kepuasan dalam belajar. Kepuasan tersebut menyangkut mutu
layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya, serta pemenuhan mutu layanan
dalam menjalani tugas-tugas perkembangan pribadinya, sehingga mereka lebih
memahami realitas dirinya dan dapat mengatasi sendiri persoalan-persoalan yang
dihadapinya, dan pemenuhan kebutuhan kemanusiaannya (dari kebutuhan dasar, rasa
aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi diri). Selain itu, untuk menjamin
layanan tersebut, sekolah yang efektif akan menyediakan layanan bimbingan
konseling dan sistem informasi yang menunjang. Demikian pula layanan untuk
mememuhi bakat dan minat anak dalam bentuk pengembangan program-program ekstrakurikuler
mendapat perhatian yang berarti. Dalam kondisi seperti demikian, sekolah yang
efektif akan memiliki siswa yang disiplin dengan motivasi belajar yang tinggi.
3.
Sarana dan
Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana atau disebut
sebagai fasilitas sekolah mencakup, gedung, lahan dan peralatan pelajaran.
Aspek penting dari gedung tersebut adalah kualitas fisik dan kenyamanan ruang
kelas di mana “core bussiness” pendidikan di sekolah diselenggarakan. Aspek
lain dari gedung adalah kualitas fisik dan kenyamanan ruang manajemen (ruang
kerja kepala sekolah dan layanan administratif), ruang kerja guru, ruang
kebersamaan (common room), dan fasilitas gedung lainnya seperti kafetaria,
toilet, dan ruang pentas. Lahan sekolah yang baik ditata sedemikian rupa
sehingga menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Sekolah yang efektif
menyediakan media pembelajaran yang dibutuhkan siswa seperti buku-buku
pelajaran dan sumber belajar lainnya yang relevan, alat-alat pelajaran dan
peraga yang mendukung kurikulum sekolah. Seluruhnya peralatan pengajaran
tersebut, digunakan secara optimal sesuai dengan fungsi-fungsinya.
4.
Program dan
Pembiayaan
1)
Sekolah
yang efektif memiliki perencanaan tahunan yang dipatuhi dan diketahui oleh
masyarakat sekolah.
2)
Perencanaan
sekolah membantu mengarahkan dinamika orientasi sekolah yang dimbimbing melalui
visi, misi, kejelasan prioritas program, sasaran dan indikator keberhasilannya.
3)
Perencanaan
tahunan merupakan penjabaran dari perencanaan yang berisi program-program operasional
sekolah.
4)
Program-program
tersebut, didukung oleh pembiayaan yang memadai dengan sumber-sumber anggaran
yang baik dan permanen.
5)
Kebijakan
dan keputusan yang menyangkut pengembangan sekolah tersebut dilakukan dengan
memperhatikan partisipasi staff dan anggota masyarakat sekolah (dewan/komite sekolah).
5.
Partisipasi
Masyarakat
Di samping memberdayakan secara optimal
staff yang dimilikinya, sekolah yang efektif akan menaruh perhatian yang
sungguh-sungguh pula terhadap pemberdayaan masyarakat sekolah. Hal itu akan
diwujudkan dengan cara menyediakan wadah yang memungkinkan mereka, yaitu
pihak-pihak yang berkepentingan ikut terlibat dalam memikirkan, membahas,
membuat keputusan, dan mengontrol pelaksanaan sekolah. Wadah seperti itu, dalam
penyelenggaraan sekolah-sekolah di Australia dikenal sebagai “school council”,
yang di Indonesia diusulkan komite sekolah, orang tua murid, anggota masyarakat
setempat (seperti tokoh agama, pengusaha, petani sukses, cendikiawan, politikus,
dan sejenisnya), dan representatif staff dari DEPDIKNAS setempat.
6.
Budaya Sekolah
1)
Budaya
sekolah merupakan tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-kesepakatan yang
direfleksikan dalam tingkah laku sehari-hari, baik perorangan maupun kelompok.
2)
Budaya
sekolah dapat diartikan sebagai respon psikologis penghuni sekolah terhadap
peristiwa kehidupan keseharian yang terjadi di sekolah.
3)
Budaya
sekolah akan berpengaruh terhadap pencapaian misi sekolah apabila melahirkan
respon psikologis yang positif dan menyenangkan bagi sebagian besar atau
seluruh penghuni sekolah
4)
Sebaliknya,
budaya sekolah bersifat dekstruktif apabila melahirkan respon yang negatif atau
kurang menyenangkan bagi sebagian besar atau seluruh penghuni sekolah.
5)
Budaya
sekolah dalam pengertian ini sering diartikan sama dengan iklim sekolah, yaitu
suasana kehidupan keseharian yang berlangsung di sekolah yang memberi pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap respon psikologis para penghuninya.
BAB III
KESIMPULAN
Administrasi pendidikan merupakan
kegiatan kerja sama atau proses pengintegrasian segala sesuatu baik personal
maupun material yang tergabung dalam orgaisasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
Administrasi pendidikan juga memiliki beberapa fungsi, yakni: Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengkoordinasian (Coordination),
Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), dan
Penilaian (Evaluating). Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi pendidikan
adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja serta kemampuan
penyesuaian diri dan kepuasan kerja. Administrasi pendidikan sangat diperlukan
dalam kegiatan pendidikan, agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik,
dan kegiatan-kegiatan yang di lakukan dapat terkoodinir dengan baik. Apabila
sebuah sekolah tidak menggunakan administrasi pendidikan, maka sekolah itu
tidak akan berhasil.
DAFTAR
PUSTAKA
Asnawir,
Administrasi Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2005)
Daryanto,
H.H, Administrasi pendidikan (Bandung:
Rineka Cipta, 1998)
Gunawan,
Ary. H, Administrasi Sekolah-Administrasi Pendidikan Mikro (Bandung: Rineka
Cipta, 1996)
Ismail,
Imaduddin, Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-Anak (Jakarta: Bulan
Bintang, 1980), hal. l44-150.
Mulyasa,
Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002)
Purwanto,
M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010)
Sitohang,
Budiman, Bahan Ajar Administrasi PAK & Gereja (Batam: STT-BASOM, 2015)
http://makalahnih.blogspot.com/2014/09/term-ruang-lingkup-tujuan-dan-manfaat.html
[1] M. Ngalim Purwanto, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 1.
[3] Asnawir, Administrasi Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2005), hal. 9.
[4] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 14-21.
[5] Asnawir, Administrasi Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2005), hal. 10-12.
[6] http://makalahnih.blogspot.com/2014/09/term-ruang-lingkup-tujuan-dan-manfaat.html, diakses pada 07 April 2015.
[7] Ibid.
[8] Budiman Sitohang, Bahan Ajar Administrasi PAK & Gereja
(Batam: STT-BASOM, 2015)
[9] Ibid.
[10] H.M. Daryanto, Administrasi
pendidikan (Bandung: Rineka Cipta, 1998), hal. 24-26.
[11] Ibid.
[12] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah-Administrasi Pendidikan
Mikro (Bandung: Rineka Cipta, 1996), hal. 21-23.
[13] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 43-45.
[14] Imaduddin Ismail, Pengembangan Kemampuan Belajar Pada
Anak-Anak (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hal. l44-150.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar