TUGAS
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN DALAM KELUARGA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus,
karena atas kemurahan-Nya tugas makalah ini dapat penulis selesaikan dengan
tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada pembina mata kuliah Pendidikan
Agama Kristen Dalam Keluarga, Paskah Parlaungan Purba, M.Pd.K, sebagai salah
satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Tidak lupa kelompok mengucapkan
terima kasih kepada bapak dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada
seluruh mahasiswa.
Kelompok memohon kepada bapak dosen khususnya, umumnya para
pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas presentase ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya, kelompok mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.
Batam,
November 2015
Hormat
Kami
Roy Damanik
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah perkumpulan yang
terkecil, tetapi pembentukan yang paling penting Tuhan menciptakan kehidupan
manusia untuk memenuhi bumi berasal dari keluarga Adam dan Hawa yang
diperintahkan Allah membentuk suatu keluarga dengan perintah mentaati perintah-Nya,
memenuhi bumi dan merawatnya serta keluarga yang pertama dibumi diperintahkan
untuk bertambah banyak guna memenuhi bumi. Dengan Tujuan yang baik untuk
kemuliaan Allah.
Dalam makalah ini akan membahas bagaimana pentingnya keluarga untuk
memberikan perlindungan dan karakter anggota keluarga, apa yang seharusnya
dilakukan oleh keluarga dan bagaimana orangtua memberikan pendidikan kepada
anak-anak, agar perkembangan anak bukan hanya secara fisik tetapi perkembangan
Rohani, perhatian yang baik dari orangtua akan mendukung tingkat kedewasaan,
pentingnya hubungan juga menjadi peranan yang penting dalam keluarga, waktu
juga mendukung hubungan dalam keluarga, karena pentingnya kebersamaan, dalam
makalah ini juga akan dijelaskan pagaimana pendampingan yang baik dalam
kerohanian, saat teduh dan hubungan keluarga yang dekat kepada Tuhan akan
meningkatkan keutuhan serta bagaimana keluarga dapat menjadi teladan bagi
keluarga yang lain khusus keluarga yang belum mengenal Kristus dan menjadi
contoh kehidupan yang harmonis. Tuhan menginginkan keluarga yang harmonis dalam
sikap dan perbuatan untuk kemuliaan Tuhan.
BAB II
PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN DALAM KELUARGA
Lembaga masyarakat yang paling kecil
tetapi penting adalah keluarga. Ketika Tuhan Yesus hadir di dunia, Dia tinggal
di sebuah keluarga yang takut akan Tuhan, memiliki orangtua yang bernama Yusuf
dan Maria mendapatkan pendidikan dengan baik oleh keluarga, pentingnya
pendampingan untuk meningkatkan kerohanian, Tuhan Yesus juga selain pendidikan
dalam lingkungan keluarga tetapi juga pendidikan formal bahkan mengenal tradisi
dam budaya, untuk sekarang ini pentingnya pendidikan dalam keluarga karena
tanpa pendidikan yang cukup maka pertumbuhan rohani seorang anak akan mengalami
karakter yang jauh dari Kristus.
Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is
There a Family in the House memberikan gambaran tentang maksud keluarga dalam
lima identifikasi salah satunya ialah keluarga merupakan tempat untuk
bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani.
Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk
bertumbuh. Keluarga merupakan tempat untuk memberi energi, perhatian, komitmen,
kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal kearah
Kristus Yesus.[1]
Kelurga yang baik juga harus
mempertimbangkan tempat untuk tumbuh kembang anak. Seorang anak membutuhkan
adaptasi dengan lingkungan, jika lingkungan tidak mendukung maka anak akan
mengalami pertumbuhan rohani yang sulit berkembang. Kondisi lingkungan keluarga
angat penting, jika anak berada pada lingkungan keluarga yang sering berkonflik
maka anak akan mudah mengikuti apa yang dilihat. Keluarga harus memiliki
komunikasi yang cukup untuk memberikan perhatian kepada setiap anggota terlebih
anak yang selalu membutuhkan perhatian dari orangtua. Menjaga komunikasi dengan
sopan kepada siapapun terlebih anggota keluarga merupakan didikan yang harus
diajarkan oleh keluarga, bagaimana cara berkomunikasi terhadap orang lain,
kepada yang lebih tua, kepada orangtua. Bimbingan perlu dilakukan orangtua kepada
anak, yakni cara penyampaian berkomunikasi dan nada berkomunikasi untuk
menghargai oranglain.
Orangtua selain mengajarkan bagaimana
berkomunikasi yang baik kepada anak, perlunya kerjasama orangtua ayah dan ibu
harus memiliki peranan masing-masing sesuai tetapi memiliki satu kesatuan dalam
membimbing. Orangtua tidak membeda-bedakan setiap pribadi anak dan tidak pilih
kasih. Seorang ayah mempunyai peranan yang penting dalam keluarga. Ayah adalah
kepala keluarga yang harus mendidik anak. Anak laki-laki memerlukan model yaitu
ayahnya[2]
dan anak perempuan memerlukan model yaitu ibunya, jika keluarga salah mendidik
anak karakter akan terbawa hingga dewasa dan sulit untuk merubahnya. Cara
memperlakukan seorang anak sangat penting, kegagalan orangtua dalam
memperlakukan seorang anak dapat berakibat fatal.
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga
dalam kehidupan manusia sangat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya
merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang
masih berada dalam bimbingan tanggungjawab orangtuanya[3].
Keluarga merupakan lingkungan yang terutama melakukan pembentukan sosial anak,
untuk menentukan tujuan seorang anak dan tempat tumbuh kembang yang baik. Memberikan
kasih sayang, rasa aman, ramah terhadap anak, harus tertanam dalam prinsip
keluarga. Keluarga menjadikan keamanan dan kenyamaan seorang anak agar
terjadinya keakraban. Ketika seorang anak merasa terancam dan takut terhadap
lingkungan di luar keluarga, keluarga sanggup memberikan perlindungan, itu
menjadi perintah Tuhan ketika manusia di ciptakan, karena didalam keluarga
seorang anak menemukan arti dan fungsinya ia ada dalam dunia. Keluarga menjadi
fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan
pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spiritual[4].
Seorang anggota keluarga membutuhkan
dukungan dari keluarga dalam hal kepercayaan, ketika lingkungan diluar
keluarga, sekolah, masyarakat dan teman sebayanya sulit menyimpan rahasia
seorang anak dan apa yang dikatakan tidak dipercaya oleh orang lain, keluarga
mampu mendengar dan menyimpan kepercayaan serta mengarahkan dan memberikan
petunjuk apa yang harus dilakukan ketika anak-anak mengalami masalah. Keluarga
memberikan perhatian dan mendengar secara serius karena apa yang menjadi beban
seorang anak merupakan beban keluarga yang harus diselesaikan secara
bersama-sama. Memberikan kekuatan untuk menghadapi setiap masalah dengan
mengenalkan Tuhan yang sanggup mengatasi setiap persoalan, mendiskusikan
permasalahan untuk menyelesaikan dengan baik, memberikan waktu untuk
menyelesaikan secara cepat dan penuh pertimbangan mengajarkan anak dalam hal
emosional agar anak-anak terlatih dalam menyelesaikan masalah itu sangat
penting. Keluarga terutama orangtua perlu mengenal karakter setiap anak, apa
yang harus dilakukan ketika anak mengalami masalah, apa yang anak sukai
misalnya berekreasi, menyalurkan hoby, bersantai, kreatifitas itu sangat
penting untuk diketahui oleh orangtua, agar orangtua memiliki pendekatan kepada
setiap anak. Penyegaran dalam keluarga sangat penting, berekreasi sangat
diperlukan itu juga merupakan pendidikan yang harus dilakukan, keluarga
memiliki waktu yang rutin untuk saat berekreasi bisa dilakukan kesepakatan. Hubungan menjadi lebih baik
ketika ada waktu-waktu yang baik untuk menghilangkan rasa jenuh dalam
pekerjaan, dan membutuhkan waktu yang lebih santai, keharmonisan akan lebih
terjamin. Ketika anak mendapatkan tekanan dari keluarga terlebih orangtua, anak
tersebut akan lebih banyak diam, “kebudayaan bisu” ditandai oleh tidak adanya
dialog dan komunikasi antar anggota keluarga[5].
Mempertahankan diri dan lebih banyak menghindar mengasingkan diri dari orang
lain, bila orang tua tidak memberi kesempatan dialog dan komunikasi, anak-anak
tidak mungkin mau mempercayakan masalah-masalahnya dan membuka diri. Mereka
lebih baik berdiam diri saja.
Orangtua tentu harus berusaha dengan
segala cara untuk memperlakukan anaknya secara adil, benar dan penuh dengan
kasih sayang[6].
Tuhan Yesus memerintahkan kepada setiap anak untuk mentaati orangtua, baik
maupun buruk sikap orangtua. Tuhan juga memperintahkan kepada orangtua untuk
mendidik anak dengan didikan yang benar, orangtua harus adil kepada setiap anak
memberikan kasih sayang yang sama. Pendidikan kepada anak dapat dilakukan
dengan hal sederhana misalnya cara berpakaian untuk lebih sopan, penting bagi
anak untuk berpakaian, apalagi seorang anak wanita, karena menunjukan
kepribadian yang baik dengan berpakaian yang sopan, dan menjauhkan dari tindak
kekerasan.
Pendidikan agama dalam keluarga
merupakan dasar bagi seluruh pendidikan lainnya,[7]
setiap keluarga harus mengajarkan dasar pendidikan yang benar. Sejak usia
anak-anak harus diajarkan pentingnya pendidikan agama. Dengan metode melatih
membaca Firman Tuhan kepada setiap anak, menjelaskan arti Firman Tuhan. Mempunyai
waktu berpuasa dan berdoa bersama-sama untuk mengajarkan pentingnya pendidikan
agama, dengan begitu anak akan terbiasa hidup seperti Kristus. Pendidikan agama
berperan penting sebagai dasar utama, karena banyak pemimpin yang sekarang
memimpin tidak takut akan Tuhan walaupun memiliki kepandaian dalam ilmu
pendidikan, tetapi dasar keagamaan tidak menjadi pokok utama sehingga berani menyebabkan
kesengsaraan orang lain, terlebih kepada Tuhan.
Orangtua harus memiliki sikap yang baik kepada
setiap anak dengan memperlakukan setiap
anak itu sesuai keunikannya. Orangtua tidak boleh mematahkan semangat anak-anak
mereka.[8] “jangan
bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu” (Efesus 6:4). Alkitab
mengajarkan pentingnya orangtua memahami hati setiap anak, dengan begitu akan
menghindari kesalahan, rasa sakit hati, dendam kepada orangtua. Didikan yang
terlalu tegas dan penuh kekerasan bukan mendidik tetapi menyebabkan semangat
anak terhadap orangtua semakin sulit dikontrol. Terlalu banyak aturan tetapi
terkadang orangtua melakukan hukuman yang sangat keras dan hukuman fisik akan
mematahkan semangat anak dan akan memberontak kepada orangtua. Orangtua penting
untuk memegang janji dan kata-katanya, jika tidak anak-anak dalam keluarga
berpendapat orangtua tidak konsisten dalam memegang janji serta apa yang telah
di ucapkan. Orangtua bukan bos yang selalu memberikan perintah dan aturan serta
kewenangan dalam keluarga, bukan untuk melakukan penindasan kepada anak kandung
maupun anak adopsi yang Tuhan telah titipkan.
Karena Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada orangtua dari setiap
perlakuannya. Kekuasaan orangtua penting untuk mengambil setiap keputusan yang
benar, tetapi bukan untuk memenuhi kebutuhan egonya.
Orangtua juga penting mengontrol
perkembanganan anak dalam hal media, acara yang ada di Televisi tidak semua membangun
kedewasaan anak. Anak memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda-beda, dengan
adanya internet makin banyak pengaruh yang akan mempengaruhi bagaimana seorang
anak itu bergaul. Kejelian orangtua dalam membanagun hubungan sangat penting
agar mengetahui apa yang di sukai oleh anak. Pengaruh orangtua seratus persen
terjadi ketika anak masih bayi, tetapi dengan pertumbuhan kedewasaan, mulai
memilih pergaulan yang disesuaikan dengan usianya. Sekolah juga mempengaruhi,
kenakalan remaja dapat terjadi dipengaruhi oleh lingkungan, media yang banyak
menayangkan kekerasan dan media yang buruk mengakibatkan sifat yang tidak baik.
Keluarga yang ingin berhasil, dapat memulainya dengan tiga langkah berikut ini:
Pertama, tidak boleh meremehkan keluarga sendiri; Kedua, harus meneliti waktu
yang sebenar-benarnya disisihkan untuk keluarga; Ketiga, tiap minggu harus
melakukan sesuatu dengan keluarga sebagai suatu keseluruhan, dan dengan
masing-masing anggota keluarga secara individu[9].
Anggota keluarga harus memahami, bahwa
anggota keluarga berada pada tempat yang tepat, keluarga yang harmonis penuh
cinta kasih sayang, anak akan merasa nyaman dengan kondisi keluarga yang rukun,
sehingga tidak iri hati dengan keluarga lain. Anak merasa betah dirumah,
kebersamaan sangat penting dengan adanya jadwal mingguan. Ada dua hal penting
yang harus dilakukan dalam keluarga agar keluarga tersebut dapat bertumbuh
secara rohani menuju kepada kedewasaan penuh, yaitu : kebaktian keluarga dan
saat teduh.[10]
Kebersamaan sangat penting apalagi dengan hal yang menyenangkan tidak akan
membuat jenuh dan bosan dalam keluarga, persekutuan dalam keluarga untuk saling
membangun dan memotivasi sangat perlu dilakukan. Kebaktian sederhana dalam
keluarga perlu dilakukan dengan menentukan waktu yang tepat, agar semua anggota
keluarga dapat hadir, dalam seminggu satu kali sangat membangun kedekatan
terutama dengan anak, perlunya permainan dan game untuk menghilangkan
kejenuhan, kereatifitas perlu dibangun, saat teduh juga sangat penting untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan. Setiap pagi hari sangat baik sebelum melakukan aktifitas
terlebih dahulu memohon bimbingan Tuhan. Keluarga yang harmonis dan takut akan
Allah adalah menjadi dambaan setiap anggota keluarga, Allah menghendaki
umat-Nya hidup penuh kasih, agar mencerminkan kasih Kristus
BAB III
KESIMPULAN
Keluarga adalah cerminan Kristus, oleh
karena itu Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga sangat penting, agar setiap
orangtua mengerti bagaimana memperlakukan dan cara pendampingan kepada setiap
anggota keluarga. Orangtua yang baik yang memiliki waktu kepada anggota
keluarga, untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan keluarga, komunikasi
sangat penting dalam keluarga. Saling
mengampuni bila ada kesalahan menjadi hal yang utama, agar tidak menimbulkan
dendam apabila ada kesalahan, keluarga harus menjadi tempat perlindungan bagi
anak-anak. Keluarga yang berpendidikan sangat penting. Orangtua harus
memperhatikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak. Keluarga yang mencerminkan
kasih Allah akan terlihat ketika setiap anggota menghargai dan menghormati
orangtua, orangtua menddidik anak dengan penuh hikmat yang bertujuan untuk
memuliakan Allah. Keluarga yang takut akan Allah adalah keluarga berkenan
kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Kristianto,
Paulus Lilik: Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: Andi,
2006).
Christenson,
Larry: Keluarga Kristen (Semarang: Betania, 2011).
Enklaar,
I.H.; E.G. Homrighausen: Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2005).
Leigh,
Ronald W.: Melayani Dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan Bagi Pendeta Dan Kaum
Awam (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007).
Mulyono,
Y. Bambang: Mengatasi Kenakalan Remaja Dalam Persfektif Pendekatan: Sosiologis,
Psikologis, Teologis (Yogyakarta: Andi, 1986).
[1] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen
(Yogyakarta: Andi, 2006), 139.
[2] Ibid, Paulus Lilik ..., 146.
[3] Y. Bambang Mulyono, Mengatasi Kenakalan Remaja Dalam Persfektif
Pendekatan: Sosiologis, Psikologis, Teologis (Yogyakarta: Andi, 1986), 40.
[4] Ibid, Y. Bambang Mulyono ..., 41.
[5]
Ibid, Y. Bambang Mulyono ..., 45.
[6] Larry Christenson, Keluarga Kristen (Semarang: Betania,
2011), 53.
[7] E.G. Homrighausen, I.H. Enklaar,
Pendidikan Agama Kristen (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2005), 130.
[8] Ronald W. Leigh, Melayani Dengan Efektif: 34 Prinsip
Pelayanan Bagi Pendeta Dan Kaum Awam (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 120.
[9] Ibid, Ronald W. Leigh ..., 110.
[10] Ibid, Paulus Lilik Kristianto
..., 151.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar