TUGAS
LAPORAN BACAAN
BUKU:
PSIKOLOGI REMAJA
Puji dan Syukur kepada Yesus Kristus, karena
atas pertolongan-Nya Tugas Laporan Bacaan ini dapat terselesaikan. Laporan
Bacaan ini saya sampaikan kepada pembina mata kuliah Psikologi Perkembangan
Remaja, Ibu Ester Melati, M.Pd.K., sebagai salah satu syarat kelulusan mata
kuliah tersebut. Adapun buku yang dijadikan sebagai Tugas Laporan Bacaan, adalah:
Judul Buku : Psikologi Perkembangan
Penulis :
Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa
:
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa
Penerbit :
BPK. Gunung Mulia
Jumlah halaman : 148 Halaman
Read at 23
November 2015 (p. 1-35)
BAB I
REMAJA DALAM
MASA PERALIHAN
Gejala perubahan-perubahan yang dialami
oleh remaja, dilator belakangi oleh masa peralihan. Masa peralihan tersebut
adalah setelah meninggalkan masa anak dalam peningkatannya menuju masa dewasa.
Dalam hal ini remaja dituntut untuk dapat beradaptasi dengan situasi dirinya
hal inilah yang menyebabkan terkadang remaja itu sulit dimengerti. Dalam masa
peralihan ini, proses perkembangan yang jelas dibandingkan dengan anak-anak
adalah psikoseksualitas dan emosionalitas yang paling banyak mempengaruhi
tingkah laku remaja. Proses perkembangan ini juga akan menimbulkan permasalahan
bagi mereka sendiri dan mereka yang berada dekat dengan lingkungan hidupnya. Namun
semua permasalahan tersebut adalah untuk pembentukan identitas diri mereka.
Pada umumnya permulaan masa remaja
ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksuil.
Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses
perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan
dengan orang tuanya. Kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang
terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Remaja yang
berada dalam masa peralihan, membutuhkan perhatian penuh dalam mengenal mereka,
karena pada masa-peralihan ini remaja akan mengalami krisis pembentukan
identitas diri. Mereka akan melakukan apa saja agar mereka menerima pengkuan
akan diri mereka di lingkungan di mana mereka berada. Disinilah peranan
orangtua sangat penting dalam mengenal remajanya sehingga remaja tersebut tidak
salah dalam memilih pergaulan. Orangtua hendaknya mengenal perubahan-perubahan
yang terjadi dalam diri remajanya sehingga dalam perkembangannya mereka akan
merasa nyaman dalam menemukan identitas dirinya yang sesungguhnya.
BAB II
REMAJA DITINJAU
DARI BEBERAPA PENDEKATAN
1.
Pendekatan
Psikobiologis
Granville Stanley Hall, berpendapat
bahwa “psikologi remaja perlu dipisahkan dari psikologi anak maupun orang
dewasa, dan harus dipandang sebagai suatu bidang tersendiri”. Sebelum memasuki
masa remaja dalam hal moral dan etik belum terlalu terlihat pada mereka. Mereka
masih memiliki sifat-sifat ego masing-masing, mementingkan diri sendiri dan
tidak punya kepekaan terhadap orang lain.
2.
Pendekatan Kebudayaan
(Antropologis)
Kesulitan dan permasalahan remaja,
sebagian dapat dihubungkan dengan perbedaan-perbedaan norma-norma dalam
masyarakat yang berlaku, pengekangan dan pengendalian yang mengatur tingkah laku
mereka dalam mencapai kedewasaan. Remaja mengalami perubahan dan mengalami
peralihan majemuk. Perkembangan dianggap sebagai suatu pengembangan, artinya keterbukaan
dari dalam yang mewujudkan struktur dalam yang lebih tinggi. Florence
Goodenough menganggap perlu mengikutsertakan perkembangan fisiologis dalam
pembahasan masa remaja, faktor lingkungan juga mengambil peranan dalam
mengarahkan perkembangan. Masa perkembangan meliputi rangkaian tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan satu persatu untuk dapat memasuki tahap
perkembangan berikutnya. Pada pendekatan ini terlihat pengaruh biologis dengan
kematangan motorik sesuai dengan saat kematangannya
3.
Pendekatan Psikoanalitis
Pada masa remaja biasanya timbul rasa
takut dan emosional yang labil. Tugas utama dalam masa remaja ini adalah
memperoleh kembali keseimbangan-keseimbangan antara ekspresi dan kebutuhan
seksuil, antara pembatasan lingkungan terhadap ekspresi dan kemungkinan yang
diberikan oleh realitas dan hati nurani seseorang.
BAB III
GEJALA KENAKALAN
REMAJA
Agar
bisa membedakan kenakalan remaja dari aktivitas yang menunjukkan ciri khas
remaja perlu diketahui beberapa ciri-ciri pokok dari kenakalan remaja:
1.
Dalam
pengertian kenakalan, harus terlihat adanya perbuatan atau tingkahlaku yang bersifat
pelanggaran hukum yang berlaku dan pelanggaran nilai-nilai moral.
2.
Kenakalan
tersebut mempunyai tujuan yang a-sosial yakni dengan perbuatan atau tingkahlaku
tersebut ia bertentangan dengan nilai atau norma sosial yang ada dilingkungan
hidupnya.
3.
Kenakalan
remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang berumur antara 13-17
tahun.
4.
Kenakalan
remaja dapat dilakukan oleh seorang remaja saja, atau dapat juga dilakukan
bersama-sama dengan suatu kelompok remaja.
Kenakalan remaja dapat kita golongkan
dalam dua kelompok yang besar, sesuai dengan kaitanya dengan norma hukum yakni:
1.
Kenakalan
yang bersifat a-moral dan a-sosial dan yidak diatur dalam undang-undang
sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan pelanggaran hukum.
2.
Kenakalan
yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang
dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bilaman dilakukan
oleh orang dewasa.
BAB IV
PROSES
PERKEMBANGAN REMAJA
Faktor endogen sudah ada sejak saat
kelahiran, bahkan sejak permulaan pertumbuhan benih menjadi janin, jadi
merupakan perbekalan dasar yang berasal dari warisan orang tua, sehingga
disebut faktor hereditas. Aspek keturunan meliputi semua sifat sejak saat
semula, yang diturunkan melalui pembawa sifat yakni percampuran dari kromosom
berasal dari ayah dan ibu. Perkembangan yang wajar tergatung dari kesempatan
yang baik dalam lingkungan keluarga individu. Namun hal ini kemungkinan sulit
akan didapat oleh anak remaja, karena pada masa ini remaja cenderung menutup
diri terhadap lingkungan keluarganya. Jadi apabila lingkungan keluarga tidak
memberikan kesempatan yang optimal, seperti lingkungan keluarga yang broken
home, tidak ada komunikasi namun terjadi kesimpangsiuran, hal ini sangat
berdampak negatif pada proses perkembangan anak remaja. Oleh karena itu
lingkungan keluarga tidak boleh diabaikan karena berperan dalam mengarahkan
proses perkembangan.
Pengaruh lingkungan terlihat dari cara
berpakaian, penggunaan bahasa, cara berpikir maupun perbuatannya. Jika
lingkungan sosial tersebut bagus tidak masalah, namun jika berpengaruh negatif,
dapat menghambat dan merugikan proses perkembangan. Keadaan iklim, cuaca,
keadaan tanah daerah tinggal inidividu dibesarkan juga perpengaruh terhadap
perkembangan.
Read at 30
November 2015 (p. 36-74)
BAB V
PERKEMBANGAN
FISIK
Remaja dalam perkembangannya mengalami
perubahan-perubahan secara fisik namun remaja tidak menyadarinya. Perubahan
yang terjadi pada diri mereka menjadi kerisauan bagi mereka atau suatu
kelainan. Perasaan yang menggelora dalam menguasai dirinya tidak dapat di
kendalikan. Pada masa inilah remaja akan canggung untuk bergaul dengan
temannya. Perkembangan fisik remaja wanita lebih cepat dari pada perkembangan
fisik laki-laki. Perkembangan seksualitas remaja terdiri dari perkembangan
seksualitas primer dan sekunder. Perkembangan seksualitas primer adalah
peralatan perkelaminan dalam yang menunjukkan jenis laki-laki atau perempuan.
Sedangkan tanda seksualitas sekunder adalah tanda sifat kelelakian dan
kewanitaan yang nampak dari luar. Remaja wanita 2 tahun lebih cepat mengalami
perkembangan fisik dari remaja pria. Oleh karena itu perlu memperhatikan umur
kronologis dan umur perkembangan. Umur kronologis adalah umur remaja dihitung
sejak lahir dalam jumlah tahun dan bulannya. Umur perkembangan menunjukkan
sampai dimana kemajuan perkembangan seseorang pada suatu saat. Remaja pria akan
mengejar ketinggalan mereka dalam masa percepatan pertumbuhan, karena kecepatan
penambahan tinggi badan jauh lebih besar daripada rata-rata kecepatan
penambahan tinggi badan remaja wanita.
BAB VI
PERKEMBANGAN
PSIKOSEKSUAL
Pada remaja wanita umur 9-11 tahun sudah
mulai timbul tanda-tanda pertama kematangan seksuil yakni pembesaran payudara,
kemudian pertumbuhan rambut di daerah kemaluan bagian luar dan ketiak. Menarche
atau kedatangan haid pada pertama tidak berarti perlengkapan alat
berkembangbiak sudah sempurna. Kadang-kadang siklusnya juga belum teratur atau
dapat berubah-ubah. Sementara bagi remaja pria proses kematangan seksuil mulai
antara 11 dan 15 tahun. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan buah pelir dan
zakar. Pada umumnya remaja menyadari perubahan yang dialami mereka, terutama
dalam hal penampilan. Namun banyak yang memperhatikan perubahan tubuhnya
sebagai hal yang ganjil dan selalu membingungkan mereka.
Pada masa perkembangan remaja,
perkembangan kebutuhan seks dan pembentukan peranan jenis berjalan sejajar dan
menentukan akan menjadi wanita atau pria. Pada suatu saat tertentu para remaja
akan mengalami keraguan akan bakat kelaki-lakian dan kewanitaan. Dan pada
umumnya demi menghilangkan keragu-raguan tersebut dengan memilih jalan memilih
peranan jenis kelamin yang sesuai dengan pandangan umum dan penilaian
masyarakat.
BAB VII
PERKEMBANGAN
INTELLEK
Istilah Intelegensi merupakan kemampuan
dalam menyesuaikan diri pada tuntutan baru yang di bantu dengan fungsi
berpikir. Dalam hal ini perkembangan intelegensi seseorang di pengaruhi oleh
keadaan lingkungan dan perkembangan pola pikirnya. Seorang remaja dengan
kemampuan berpikir abstrak menunjukkan perhatiannya terhadap kejadian dan
peristiwa-peristiwa yang tidak konkrit. Dengan refleksi diri, hubungan dengan
situasi yang akan datang nyata dalam pikirannya, yaitu perihal keadaan diri yang
mencerminkan sebagai suatu kemungkinan bentuk kelak di kemudian hari.
BAB VIII
CIRI-CIRI UMUM
MASA REMAJA
Ketika remaja mengahadapi tantangan
dalam masyarakat, membuatnya bimbang mengambil suatu pilihan. Semakin majemuk
keadaaan suatu masyarakat akan semakin sulit ia mengambil keputusannya.
Demikian juga halnya dalam pengelompokan dalam masyarakat membuatnya semakin
sulit diketahui dan karena itu semakin tidak dapat juga diketahui corak khusus
yang dimiliki kelompok. Cara yang dapat dilakukan dalam usaha mencari ciri khas
remaja dan pengawasannya dalam kelompok dapat dikalukan dengan melakukan
pengamatan baik terhadap si remaja itu sendiri maupun terhadap remaja dalam
hubungan dengan lingkungannya. Masyarakat yang ada di sekitar remaja berperan
penting dalam menemukan jati diri remaja tersebut dan memberi corak khusus
sesuai dengan keadaan masyarakat tersebut. Keanekaragaman suku, budaya dan
bahasa yang ada di sekitar remaja membuatnya bimbang dalam menentukan sikap.
Untuk itu seorang remaja akan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya
sehingga ia di terima dengan baik.
Read at 05
December 2015 (p. 75-92)
BAB IX
KECANGGUNGAN
REMAJA
Banyak para orang tua atau masyarakat
yang ada di sekeliling remaja, ketika remaja tersebut sudah mencapai tinggi badan
seperti orang dewasa maka mereka berpikir bahwa remaja tersebut sudah dapat di
beri tugas sama seperti orang dewasa, dan ketika remaja tersebut membuktikan kedewasaannya
orang tua, masyarakat dan para pendidik lainnya seringkali tidak merasa puas,
sehingga remaja tersebut merasa canggung bergabung dalam dunia orang dewasa. Remaja
tidak ingin kehidupannya di samakan dengan anak kecil, mereka sudah ingin
membuktikan kedewasaannya dengan jalan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
orangtua dirumah dan para pendidik di sekolah, tetapi hanya omelan belaka yang
diperoleh. Kesalahan dalam tingkah laku remaja, sering dirasakan sebagai suatu
sebab hilangnya harga diri atau merosotnya gengsi remaja. Pergaulan bagi mereka
dapat menimbulkan persoalan bila mereka kurang bijaksana dalam memilih teman
bergaul.
Remaja yang sering merasa canggung dalam
kalangan masyarakat yang, akan mengabungkan diri dalam kelompok teman-teman
sebaya. Kecanggungan yan dirasakan oleh semua anggota kelompok tidak lagi
menjadi masalah bagi mereka. Kelemahan dan kekurangan dalam hal kesanggupan dan
kemampuan tidak lagi menimbulkan perasaan diri kurang.
BAB X
PERKEMBANGAN
IDENTITAS DIRI
Kepribadian seorang remaja sebelum masa
remaja turut menentukan perkembangan remaja selanjutnya. Kemampuan remaja untuk
berdiri sendiri menentukan bagaimana derajat penganggapan mereka terhadap
lingkungan. Tujuan utama dalam perkembangan remaja adalah mereka dapat
menemukan identitas diri. Identitas merupakan suatu persatuan. Persatuan yang
terbentuk dari azas-azas, cara hidup, pandangan-pandangan yang menentukan cara
hidup selanjutnya. Seorang remaja harus menjadi seorang individu yang dapat
berdiri sendiri, akan tetapi tetap harus dapat membina hubungan yang baik
dengan lingkungannya. Cara hidup seseorang sangat tergantung dari peranan
sosial sehari-hari, sebaliknya cara seseorang menjalankan peranan sosial sangat
dipengaruhi oleh cara hidupnya sendiri. Perkembangan kepribadian remaja
menentukan faktor penting untuk perkembangan identitasnya yaitu:
1.
Kepercayaan
diri yang sudah dibentuk pada tahun pertama, yang diperoleh dari perlakuan
orang yang merawat, mengasuh dan memenuhi segala kebutuhannya.
2.
Sikap
berdiri sendiri sudah mulai dibina sejak tahun kedua dan ketiga dimana anak
sudah mulai menjelajahi lingkungan sekitarnya dan banyak memperlihatkan
keinginan.
3.
Keadaaan
keluarga dengan faktor-faktor yang menunjang identifikasi, dimana orang tua
dapat merupakan tokoh identifikasi bagi anak yang sejenis untuk memperoleh
peranan jenisnya.
4.
Kemampuan
remaja sendiri, taraf kemampuan intellek para remaja, menentukan bagaimana
derajat penanggapan mereka terhadap lingkungan.
Read at 06
December 2015 (p. 93-117)
BAB XI
MASALAH
MORALITAS PADA REMAJA
Sebelum anak memasuki masa remaja,
kehidupannya teratur dan mengikuti tata cara tertentu. Setelah memasuki masa remaja,
maka terasa seolah-olah “kehilangan kemudi”, kehilangan arah. Tindak-tanduknya
acapkali mengalami tantangan baik dari teman sebaya maupun generasi yang lebih
tua. Pada masa ini seorang remaja sering bersikap kritis dan menentang
nilai-nilai dan dasar-dasar hidup orangtua.Perubahan tingkah laku remaja dari
awalnya baik dan penurut tiba-tiba berubah menjadi suka melawan sebenarnya
tidak akan selamaya itu berlangsung. Perkembangan moral bertalian dengan proses
kemampuan menentukan suatu peran dalam pergaulan dan menjalankan peran
tersebut. Kemampuan berperan memungkinan individu menilai berbagai situasi
sosial dari berbagai sudut pandang. Dengan perkembangan moral, cara berperan
semakin luas. Semakin bertambah banyak peran yang dipegang, semakin banyak
pengalaman yang merangsang perkembangan moral. Kelompok keluarga dapat menyokong
perkembangan moral dengan cara mengikutsertakan anak dalam beberapa pembicaraan
dan dalam mengambil keputusan keluarga.
BAB XII
PANDANGAN
MASYARAKAT DAN CARA BERPERAN
Seorang remaja harus belajar berbagai
hal untuk dapat memenuhi tugas-tugas peranan sosial dewasa yakni dari
ketergantungan total kepada orang tua dan para pendidik menjadi bebas dari
mereka dengan bertangung jawab sendiri. Untuk menekankan hubungan remaja dengan
pandangan masyarakat, maka perlu diperhatikan peran yang diharapkan oleh
masyarakat, yaitu: Peran merupakan norma dan harapan mengenai tingkahlaku
seseorang; Norma dan harapan yang dimiliki oleh orang di lingkungan dekat
dengan individu itu; Norma dan harapan tersebut memang diketahui dan didasari
oleh individu yang bersangkutan.
BAB XIII
ARTI KELUARGA
DALAM BELAJAR BERPERAN
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan remaja
tentang peningkatan rasa percaya diri, arti kehangatan dan keakraban dan
memberikan kesempatan untuk memperkembangkan kemampuan-kemampuan yang
diperlukan. Sebagai orang tua haruslah memberikan kasih sayang dan kebebasan
dalam bertindak sesuai dengan umur dan mempercayakan tanggung jawab kepada
anak, sehingga kelak ia bisa menjadi lebih mandiri.
Read at 07
December 2015 (p. 118-148)
BAB
XIV
KERENGGANGAN
HUBUNGAN ANTARA REMAJA
DAN
ORANG TUA
Kesimpang siuran hubungan orang tua dan
anak remajanya karena para remaja merasa tidak dimengerti oleh orang tuanya dan
diperhadapkan pada pandangan dan pendapat yang berbeda. Remaja yang sudah
mengenal dunia luar sudah banyak menghabiskan waktunya bersama-sama dengan
teman dalam pergaulannya. Kerenggangan merupakan akibat perkembangan yang
dialami pada masa remaja.
BAB XV
MASALAH
PENYALAHGUNAAN (KECANDUAN) OBAT-OBATAN
Kecanduan biasanya dimulai dengan
peristiwa perkenalan pertama dengan obat-obatan, karena ajakan teman dan karena
tidak mau dianggap pengecut oleh teman-temannya. Kemudian sering digunakan
karena tubuh yang menuntut, sehingga pemakainya dipaksakan secara teratur.
Perasaan senang akan hilang bila daya kerja obat-obatan sudah habis, namun
setiap obat mempunyai efek yang berbeda-beda. Cara mengatasi kecanduan ini
adalah menuntun mereka agar tidak ketagihan dari tubuh, melakukan pembinaan dan
bimbingan dalam perkembangannya menuju remaja yang mempunyai tujuan hidup dan
memperkuat imannya kepada Tuhan.
BAB XVI
MENANGGULANGI
MASALAH KENAKALAN REMAJA
Dalam penanggulangan kenakalan remaja,
sangat diperlukan pendidikan mental. Pendidikan mental merupakan tangung jawab
orang tua dan anggota keluarga lainnya yang sudah dewasa. Disekolah pendidikan
mental ini khususnya dilakukan oleh guru pembimbing atau psikolog sekolah
bersama para pendidik lainya. Usaha para pendidik harus diarahkan terhadap si
remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap
penyimpangan tingkah laku remaja baik dirumah maupun di sekolah. Remaja
diharapkan akan menjadi pribadi yang dewasa, kuat, sehat badanya dan rohaninya,
teguh dalam kepercayaan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
Melalui pembinaan yang terarah para remaja akan mengembangkan dirinya dengan
mencapai hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosinya. Dalam hal
ini peranan orang tua di rumah dalam memberikan teladan yang baik terhadap
remajanya akan sangat mempengaruhi tingkah laku remaja tersebut. Usaha yang di
lakukan dalam penanggulangan kenakalan remaja adalah di tunjukkan kearah
tercapainya kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar