TUGAS MAKALAH
IDE POKOK DAN PERKEMBANGAN
KURIKULUM 2013
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah :
STRATEGI PEMBELAJARAN PAK
Yang Dibina
Oleh :
Paskah P. Purba, M.Pd.K
Nama : Roy Damanik
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam perjalanan sejarah
pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah menjadi stigma negatif dalam
masyarakat karena seringnya berubah tetapi kualitasnya masih tetap diragukan.
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan yang dikehendaki.
Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang oleh sarana
dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar dan mengajar yang
memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai, serta kejernihan
arah serta tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan suatu kurikulum tidak terlepas
dari arah perkembangan suatu masyarakat. Perkembangan kurikulum di Indonesia
pada zaman paska kemerdekaan hingga saat ini terus mengalami perubahan sesuai
dengan tuntutan zaman serta terus akan mengalami penyempurnaan dalam segi
muatan, pelaksanaan, dan evaluasinya.
Perubahan kurikulum dapat
bersifat sebagian, tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua
komponen kurikulum. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan
konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural.
Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen
tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem
penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup
perubahan semua komponen kurikulum. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006 dan tak ketinggalan juga
kurikulum terbaru yang baru saja diterapkan di tahun ajaran 2013/2014. Sebelum
pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 ini, pemerintah telah melakukan uji publik
untuk menentukan kelayakan kurikulum ini di mata publik. Kemudian pada akhirnya
di tahun 2014 kurikulum ini telah diberlakukan secara bertahap.
Pada Kesempatan ini
saya akan membahas kurikulum 2013 yang menjadi pro dan kontra bagi guru dan
masyarakat.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini, antara lain :
1.
Apa yang
dimaksud dengan kurikulum?
2.
Apa fungsi dari
kurikulum?
3.
Bagaimana perkembangan
kurikulum di indonesia?
4.
Apa yang
dimaksud dengan kurikulum 2013?
5.
Bagaimana perkembangan,
prinsip, serta kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013?
C.
TUJUAN
Adapun yang menjadi
tujuan penulisan makalah ini, antara lain :
1.
Menjelaskan dan
mendeskripsikan pengertian dari kurikulum.
2.
Menjelaskan dan
mendeskripsikan fungsi dari kurikulum.
3.
Menjelaskan
sejarah perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia.
4.
Menjelaskan dan
mendeskripsikan pengertian dari kurikulum 2013.
5.
Menjelaskan dan
mendeskripsikan perkembangan, prinsip, serta kelebihan
dan kekurangan kurikulum 2013.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum merupakan perangkat
mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta
pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata
pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan
kerja.[1]
Selain pengertian
diatas, berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para
ahli[2] :
1)
Pengertian Kurikulum
Menurut Kerr, J. F (1968) : Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang
dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
2)
Pengertian Kurikulum
Menurut Inlow (1966) : Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh
pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah
ditentukan.
3)
Pengertian Kurikulum
Menurut Neagley dan Evans (1967) : Kurikulum adalah semua pengalaman yang
dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
4)
Pengertian Kurikulum
Menurut Good V. Carter (1973) : Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan
pelajaran yang sistematik.
5)
Pengertian Kurikulum
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 : Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Dari pengertian secara
umum dan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan sebuah rancangan pendidikan yang disusun menjadi acuan
pembelajaran dan sekaligus menjadi tolok ukur proses pembeljaran itu sendiri.
B.
FUNGSI KURIKULUM
Kurikulum dalam dunia pendidikan
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut[3] :
1)
Fungsi Kurikulum Dalam
Rangka Mencapai Tujuan Pendidikan.
Fungsi
kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak
akan sama karena setiap bangsa dan negara mempunyai filsafat dan tujuan
pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, ideologi,
kebudayaan, maupun kebutuhan negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita
tidak sama dengan negara-negara lain, untuk itu, maka :
a)
Kurikulum merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
b)
Kurikulum merupakan
program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar,
guna mencapai tujuan itu,
c)
Kurikulum merupakan
pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2) Fungsi
Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan.
Kurikulum
bagi sekolah yang bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai
alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan,
b) Sebagai
pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini
meliputi : Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan; Cara
menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan; Orang yang bertanggung jawab
dan melaksanakan program pendidikan.
3) Fungsi
Kurikulum Bagi Guru.
Guru
tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang
berlaku, tetapi juga sebagai pengembang kurikulum dalam rangaka pelaksanaan
kurikulum tersebut.
4) Fungsi
Kurikulum Bagi Kepala Sekolah.
Bagi
kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilan program
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai
dan mengontrol, apakah kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu
berpijak pada kurikulum yang berlaku.
C.
SEJARAH KURIKULUM DI INDONESIA
Adapun sejarah
kurikulum di Indonesia, adalah sebagai berikut[4] :
1)
Kurikulum
Rencana Pelajaran (1947-1968)
Kurikulum yang digunakan di Indonesia dipengaruhi
oleh tatanan sosial politik Indonesia. Negara-negara penjajah yang mendiami
wilayah Indonesia ikut juga mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Pada
masa penjajahan Belanda, setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan pengajaran
yang berkembang saat itu.
a) Pertama,
sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan pesantren.
b) Kedua,
sistem pendidikan Belanda. Sistem pendidikan Belanda diatur dengan prosedur
yang ketat dari mulai aturan siswa, pengajar, sistem pengajaran, dan kurikulum.
Sekolah-sekolah dibentuk dengan membedakan pendidikan antara anak Belanda, anak
timur asing, dan anak pribumi. Golongan pribumi ini masih dipecah lagi menjadi
masyarakat kelas bawah dan priyayi.
c) Setelah
Indonesia merdeka, yakni tahun 1945, di awal pemerintahannya pemerintah secara
bertahap mulai mengkonstruksi kurikulum sesuai dengan kondisi saat itu. Tiga
tahun setelah Indonesia merdeka mulailah pemerintah membuat kurikulum sederhana
yang disebut dengan “Rencana Pelajaran”.
2)
Kurikulum
Berorientasi Pencapaian
Setelah Indonesia memasuki masa orde
baru, tatanan kurikulumpun mengalami perubahan dari “Rencana Pelajaran” menuju
kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan. Dalam konteks ini subjek kurikulum adalah
akademik. Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang
bersumber dari disiplin ilmu. Kurikulum ini mulai dikembangkan sejak tahun 1975
hingga 1984.
a)
Kurikulum
1975
Sebagai pengganti
kurikulum 1968, kurikulum ini menggunakan prinsip sebagai berikut :
Berorientasi pada tujuan; Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa
setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya
tujuan-tujuan yang lebih integratif; Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas
dalam hal daya dan waktu; Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
b)
Kurikulum
1984
Menjelang tahun 1983,
melihat antara kebutuhan dan tuntutan masyarakat juga ilmu pengetahuan/teknologi
terhadap pendidikan kurikulum 1975 dianggap tidak sesuai lagi, oleh karena itu
diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum 1984 tampil sebagai revisi terhadap
kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Berorientasi
kepada tujuan instruksional; Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik
melalui cara belajar siswa aktif (CBSA); Materi pelajaran dikemas dengan
nenggunakan pendekatan spiral; Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum
diberikan latihan; Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan siswa.
c)
Kurikulum
1994
Terdapat ciri-ciri yang
menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut : Pembagian
tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan; Pembelajaran di sekolah
lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat; Kurikulum 1994 bersifat
populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di
seluruh Indonesia; Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
mental, fisik, dan sosial; Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa,
sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan
pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan
soal dan pemecahan masalah; Pengulangan materi yang dianggap sulit perlu
dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
d)
Kurikulum
Berbasis Kompetensi dan KTSP
Kurikulum yang
berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimplikasi pada penguasaan
kognitif lebih dominan, namun kurang dalam penguasaan keterampilan (skill).
Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama
yang bersifat aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada
penguasaan kompetensi secara holistik. Kemampuan secara holistik ini sejalan
dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara di Indonesia, tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan
secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Atas dasar itulah maka
Indonesia memilih untuk memberlakukan Kurikulum KBK sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan serta penyempurnaannya dalam bentuk Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
e)
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Kurikulum 2004 lebih populer
dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Lahir sebagai respon dari
tuntutan reformasi, diantaranya UU No. 2, Tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah, UU No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi
sebagai daerah otonom, dan dalam TAP-MPR No. IV/MPR/1999 tentang arah
kebijakan.
D.
KURIKULUM
2013
1)
PENGERTIAN
KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013
merupakan kurikulum baru yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang telah berlaku
selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun
2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun
2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk
SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015
telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap serta
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn. Sedangkan materi
yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut, terutama
Matematika, disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional
sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri
dengan pendidikan di luar negeri.[5]
2)
POKOK-POKOK PERUBAHAN DALAM KURIKULUM 2013
Terdapat beberapa perubahan-perubahan
mendasar dari kurikulum sebelumnya ke kurikulum 2013, yaitu : Penataan Pola
Pikir; Pendalaman dan Perluasan Materi; Penguatan Proses; dan Penyesuaian
Beban. Sedangkan elemen yang berubah antara lain : Standar Kompetensi Lulusan; Standar
Isi; Standar Proses; dan Standar Penilaian. Kurikulum 2013 menekankan pada
dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan
ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi Mengamati, Menanya,
Menalar, Mencoba, dan Membentuk Jejaring. Proses pembelajaran menyentuh tiga
ranah, yaitu : Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Proses hasil belajar
menggunakan penilaian autentik (Authentic Assessment), yaitu pengukuran yang bermakna
secara signifikan antara hasil belajar peserta didik dengan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.[6]
3)
PRINSIP PENYUSUNAN RPP KURIKULUM 2013
Ada beberapa prinsip-prinsip dalam
penyusunan RPP yang perlu diperhatikan olehh para pendidik, antara lain :[7]
a. Memperhatikan
perbedaan individu peserta didik;
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar,
latar belakang budaya, norma, nilai, dan atau lingkungan peserta
didik.
b. Mendorong partisipasi aktif naradidik; Proses pembelajaran
dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
c. Mengembangkan
budaya membaca dan menulis;
Proses pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
d. Memberikan
umpan balik dan tindak lanjut;
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
dan remedi.
e. Keterkaitan
dan keterpaduan;
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f. Menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi;
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.
4)
PERBEDAAN KURIKULUM 2013 DENGAN KTSP
Perbedaan pokok antara KTSP
atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan
dengan Kurikulum 2013 berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP,
kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun
dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan
pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan
oleh pemerintah pusat, namun guru tetap
dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam
silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena
itu, kajian silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri
maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang
lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan
tersebut.
Adapun penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru yang
bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus)
yang telah disiapkan pemerintah. Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum
2013 itu sendiri adalah sebagai berikut[8] :
NO
|
KTSP
|
KURIKULUM 2013
|
1
|
Mata pelajaran
tertentu mendukung kompetensi tertentu.
|
Tiap mata pelajaran
mendukung semua kompetensi.
|
2
|
Mata pelajaran
dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri.
|
Mata pelajaran
dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.
|
3
|
Bahasa
Indonesia sejajar dengan MAPEL lain.
|
Bahasa Indonesia
sebagai penghela MAPEL lain.
|
4
|
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan pendekatan berbeda.
|
Semua
mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar.
|
5
|
Tiap
jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah.
|
Bermacam jenis konten
pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain. Ilmu
Pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran
lainnya.
|
6
|
Tematik
untuk kelas I-III.
|
Tematik
integratif untuk kelas I-III.
|
7
|
TIK mata pelajaran
sendiri.
|
TIK merupakan sarana
pembelajaran, digunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain.
|
8
|
Bahasa Indonesia
sebagai pengetahuan.
|
Bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.
|
9
|
Untuk SMA ada
penjurusan sejak kelas XI.
|
Tidak ada penjurusan
SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat.
|
10
|
SMA dan SMK tidak memiliki kesamaan
kompetensi.
|
SMA dan SMK memiliki
mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
|
11
|
Penjurusan di SMK
sangat detil.
|
Penjurusan di SMK
tidak terlalu detil sampai bidang studi, didalamnya terdapat pengelompokkan
minat dan pendalaman.
|
5)
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN
KURIKULUM 2013
Adapun yang menjadi kelebihan
dan kekurangan kurikulum terbaru atau kurikulum 2013 ini, antara lain[9] :
a) Kelebihan Kurikulum
2013
1.
Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual) karena berfokus dan
bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi
sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
2.
Kurikulum 2013 yang
berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain.
3.
Ada bidang-bidang studi
atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih cepat menggunakan
pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
4.
Lebih menekankan pada
pendidikan karakter.
5.
Asumsi dari kurikulum
2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
6.
Kesiapan terletak pada
guru.
b) Kelemahan Kurikulum
2013
1.
Pemerintah
seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013.
2.
Tidak ada
keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013.
3.
Pengintegrasian
mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang
pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
6)
METODE PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
Metode pembelajaran adalah
cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang
optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik
dalam kegiatan pembelajaran, antara lain[10] :
1.
Metode ceramah,
2.
Metode latihan,
3.
Metode tanya
jawab,
4.
Metode karya
wisata,
5.
Metode
demonstrasi,
6.
Metode
sosiodrama,
7.
Metode bermain
peran,
8.
Metode diskusi,
9.
Metode pemberian
tugas dan resitasi,
10. Metode eksperimen.
11. Metode proyek
7)
MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.[11]
Model pembelajaran memiliki
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut adalah[12] :
a)
Rasional
teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b)
Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
c)
Tingkah laku
mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil.
d)
Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
BAB III
KESIMPULAN
Kurikulum
merupakan sebuah rancangan pembelajaran, yang di susun dengan mempertimbangkan
berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu.
Sedangkan Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah
digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum
terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Kurikulum
2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi, mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Secara konseptual kurikulum
2013 jelas ada perubahan signifikan. Perubahan itu tentunya di maksudkan untuk
menjadikan pendidikan menjadi lebih baik dan usaha untuk selalu memperbaharui
tata cara pelaksanaan pendidikan di Indonesia agar merata disetiap daerahnya.
[1]http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum
[2]Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan, Ilmu & Aplikasi
Pendidikan (Bandung : IMTIMA, 2007).
[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum
[4]http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf
[5]http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
[6]http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/13/pokok-pokok-perubahan-pada-kurikulum-2013-592184.html
[7]http://www.m-edukasi.web.id/2013/07/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013.html
[9]E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelementasi Kurikulum 2013 (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya)
hal.164.
[10]Sofan Amri, Pengembangan
dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2013)
hal.29-30.
trimakasih atas infonya...
BalasHapusminta izin copas buat tugas ya... sukses selalu...