TUGAS
MAKALAH
PERANAN
KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG EFEKTIF
TERHADAP
KAUM PEMUDA
KATA
PENGANTAR
Puji dan
Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kemurahan-Nya tugas
makalah ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini penulis
serahkan kepada pembina mata kuliah Kepemimpinan Kristen, Bapak Dr. Christian
Johan Lasut, M.Th, sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah
berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh mahasiswa.
Penulis
memohon kepada bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan
kesalahan atau kekurangan dalam tugas makalah ini, baik dari segi bahasanya
maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.
Batam, 25 Mei 2015
Hormat
Saya
Roy Damanik
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam segala
aspek, kepemimpinan dan pemimpin merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
keberhasilan suatu organisasi, baik dalam dunia usaha maupun dalam dunia pendidikan,
pemerintahan, politik, kesehatan, dan agama. Kepemimpinan merupakan gagasan
Allah dari kekekalan, demikian juga halnya ketika Ia menciptakan manusia
(Kejadian 1:26). Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan etika. Memimpin merupakan
tugas serta tanggung jawab etis, dan kemampuan tersebut akan menentukan
kualitas kepemimpinan tersebut. Bagi orang percaya, Yesus adalah model dari
kepemimpinan yang paling efektif dalam segala bidang kehidupan. Dan Alkitab
merupakan sumber dari semua ilmu kepemimpinan.
Dalam
pembahasan makalah ini, penulis akan memaparkan tentang peranan kepemimpinan
Kristen terhadap kaum pemuda. Bagaimana cara yang efektif dalam memimpin kaum pemuda?
Memimpin bukan hanya sekedar sebuah teknik sosial, namun juga merupakan seni
yang bersifat dinamis. Dalam kepemimpinan kita harus menyadari bahwa orang yang
kita pimpin memiliki kehendak bebas dalam dirinya. Sehingga kita dapat memimpin
dengan baik, dan menjadi pemimpin yang baik. Makalah ini diberi judul “Peranan
Kepemimpinan Kristen Yang Efektif Terhadap Kaum Pemuda”, yang membahas tentang hakikat
kepemimpinan, karakter pemimpin Kristen, kepemimpinan yang efektif serta
peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1. Apa
yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kepemimpinan Kristen?
2. Apa
yang menjadi dasar kepemimpinan Kristen?
3. Apa
saja yang menjadi ciri kepemimpinan Kristen yang efektif?
4. Apa
yang menjadi peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda?
C.
TUJUAN
Adapun
yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini, adalah:
1. Mengerti
dengan baik pengertian kepemimpinan secara umum serta pengertian kepemimpinan
Kristen.
2. Memahami
dengan baik dasar tujuan kepemimpinan Kristen.
3. Memahami
dengan baik ciri kepemimpinan Kristen yang efektif.
4. Mengerti
dengan baik peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
1.
DEFENISI
KEPEMIMPINAN
Definisi
paling sederhana mengenai pemimpin adalah seseorang yang memiliki para
pengikut. Seorang pemimpin harus berusaha untuk mempelajari apa yang harus
mereka lakukan untuk menarik para pengikutnya sehingga seorang pemimpin harus
mempunyai pengaruh yang sangat baik untuk dapat memimpin. Menurut Sondang
siagian, kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin,
artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau
kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka
mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang akan
dicapai bersama. Kepemimpinan juga merupakan kemampuan mempengaruhi dan
melakukan perintah. Jadi sebagai orang yang memiliki citra dalam kepemimpinan
haruslah orang yang memiliki daya tarik, baik lewat pengaruh serta daya
pengefektifan dalam pengambil keputusan yang dapat memberikan jalan keluar bagi
anggota-anggotanya.[1]
2.
DEFENISI
KEPEMIMPINAN KRISTEN
Kepemimpinan
Kristen adalah suatu proses terencana yang dinamis dalam konteks pelayanan
Kristen (yang menyangkut faktor waktu, tempat, dan situasi khusus) yang
didalamnya oleh campur tangan Allah, Ia memanggil bagi diri-Nya seorang
pemimpin (dengan kapasitas penuh) untuk memimpin umatNya (dalam pengelompokan
diri sebagai suatu institusi/organisasi) guna mencapai tujuan Allah (yang
membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan, dan lingkungan hidup) bagi dan
melalui umat-Nya, untuk kejayaan Kerajaan-Nya.[2] Kepemimpinan
Kristen juga merupakan seseorang yang dipilih oleh Allah, ditetapkan oleh
Allah, dipanggil oleh Allah, dicipta dan diproses oleh Allah, sehingga mampu
mengintegrasikan segala karunia yang dimilikinya, dalam menggerakkan
orang-orang yang dipimpinnya mencapai tujuan Allah dengan motif dan cara Allah, dan bagi kemuliaan Allah, melalui
organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin adalah orang yang memimpin sedangkan
kepemimpinan adalah kemampuan memimpin. Pemimpin Kristen yang seutuhnya adalah
seseorang yang memimpin dan sekaligus memiliki kemampuan kepemimpinan secara
kristiani yang mewarnai segala bidang kepemimpinan, baik kepemimpinan bidang
ilmiah, bidang sosial, maupun bidang firman.[3]
B.
DASAR
KEPEMIMPINAN KRISTEN
Ada dua dasar
kepemimpinan Kristen. Pertama, kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai
opera ad intra Allah; Kedua, kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai
opera ad extra Allah. Opera ad intra berarti bahwa kepemimpinan merupakan karya
Allah dalam diri-Nya sejak kekekalan (inward). Sedangkan opera ad extra berarti
bahwa kepemimpinan merupakan karya Allah dalam kekekalan yang direalisasikan
dalam konteks waktu melalui orang/pemimpin pilihan-Nya (outward).[4]
Selain itu
dalam kepemimpinan Kristen ada 2 dasar penting, yakni dasar teologis-filosofis
dan dasar etika-moral. Dasar teologis-filosofis yang harus dipahami dan harus
ada pada seorang pemimpin Kristen, ialah:[5]
1) Memahami
bahwa ia terpanggil sebagai “pelayan/hamba” (Mrk. 10:42-45).
2) Harus
memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen, yakni: “membina hubungan” dengan
orang yang dipimpinnya (Mrk. 3:13-19; Mat. 10:1-4; Luk. 6:12-16); dan
“mengutamakan pengabdian” (Luk. 17:7-10).
3) Harus
memahami proses kepemimpinan serta keterampilan memimpin, antara lain:
a. Ia
harus mengetahui tujuan Allah dalam organisasi yang dipimpinnya.
b. Ia
perlu mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakan kepadanya.
c. Ia
harus memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja.
d. Ia
harus berupaya mengenal setiap orang yang dipimpinnya.
e. Ia
harus mengerti dengan baik bagaimana caranya menciptakan hubungan yang baik dengan bawahannya.
Dalam
kepemimpinan Kristen, presuposisi dasar etika-moral dilandaskan atas inkarnasi
Yesus Kristus (Yoh. 1:1-14, 18; Flp. 2:1-11). Konsep inkarnasi dalam kepemimpinan
Kristen yang dibangun diatas fakta inkarnasi Yesus Kristus, memiliki kisi
kebenaran berikut:[6]
1) Dasar
perilaku etika-moral kepemimpinan Kristen adalah pribadi Yesus Kristus, termasuk:
kehidupan, karya, ajaran dan perilaku-Nya.
2) Orientasi
dan pendekatan etika-moral kepemimpinan Kristen bersifat partisipatif yang
berlaku dalam penerapan segala bidang hidup.
3) Dinamika
etika-moral kepemimpinan Kristen terwujud oleh adanya transformasi hidup yang
dibuktikan dengan pertobatan, pembaharuan, pemulihan hidup dan semangat kerja.
4) Perwujudan
dasar etika-moral kepemimpinan Kristen diatas haruslah dinyatakan dalam sikap
dan bakti setiap pemimpin Kristen secara nyata dalam bidang hidup berikut:
a. Pemimpin
Kristen harus membuktikan diri sebagai pemimpin bertanggung jawab (Ibr. 13:17).
b. Pemimpin
Kristen harus menemukan diri sebagai pemimpin bertumbuh (Kol. 2:6-7; 3:5-17).
c. Pemimpin
Kristen harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan hidup (Ibr. 13:7-8).
d. Pemimpin
Kristen harus memiliki motivasi dasar pelayan (hamba) (Mrk. 10:42-45).
C.
CIRI
KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG EFEKTIF
Dalam
kepemimpinan ada tujuan yang hendak dicapai, dalam pencapaian tersebut tentu
sekali sangat dibutuhkan standar khusus agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif. Leroy Eims dalam bukunya menyampaikan 12 ciri kepemimpinan yang
efektif dalam proses kepemimpinan, adapun ciri kepemimpinan yang efektif
tersebut, antara lain:[7]
1.
Menjadi Pemimpin Yang Bertanggung
Jawab
Menjadi
pemimpin yang bertanggung jawab berarti memiliki motivasi dan semangat juang.
Tidak membenarkan diri dan melempar tanggung jawab, salah satu awal kegagalan
seorang pemimpin adalah membenarkan diri serta melempar tanggung jawab. Seorang
pemimpin harus mengatasi kecenderungan untuk membenarkan diri dan harus
menerima tanggung jawab dengan baik.
2. Menjadi
Pemimpin Yang Bertumbuh
Menjadi
pemimpin yang bertumbuh tidaklah mudah. Dalam kepemimpinan ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, dimana hal tersebut merupakan musuh pertumbuhan, yakni
kecongkakan dan kemalasan. Oleh karena itu seorang pemimpin yang bertumbuh
haruslah memiliki kerendahan hati (Ams. 15:33; 22:4), memiliki kesalehan (Mzm.
119:7-8), bijaksana (Ams. 14:18).
3. Menjadi
Pemimpin Yang Membangkitkan Semangat
Untuk
dapat menjadi pemimpin yang membangkitkan semangat, maka seorang pemimpin harus
memiliki visi, kesiapsediaan dan pengabdian.
4. Menjadi
Pemimpin Yang Efisien
Seorang
pemimpin yang efisien harus memiliki komunikasi yang baik dengan rekan-rekan
kerja maupun rekan pelayanan (Neh. 2:17-18). Seorang pemimpin yang efisien juga
harus membagikan tanggung jawab (Kel. 18:21-22) serta melakukan penilaian
secara teratur.
5. Menjadi
Teladan
6. Menjadi
Pemimpin Yang Memberi Perhatian
Dalam
hal ini, seorang pemimpin harus menghindari beberapa hal yang dapat merusak
perhatian seorang pemimpin, baik itu gembala maupun pemimpin dalam organisasi
tertentu, yakni menghindai kebiasaan memperhatikan diri sendiri saja,
menghindari kebodohan, kemalasan, serta penyimpangan (menyalahgunakan perhatian).
7. Memiliki
Komunikasi Yang Baik
8. Berorientasi
Kepada Sasaran
Untuk
dapat berorientasi kepada sasaran, seorang pemimpin harus terlebih dahulu
menentukan sasaran (melalui pengarahan, menilai kemajuan serta memperhatikan
hasil yang dicapai). Sasaran yang hendak dicapai dapat berupa sasaran jangka
panjang maupun jangka pendek. Sasaran haruslah dibarengi dengan ketekunan serta
tindakan.
9. Menjadi
Pemimpin Yang Tegas
10. Menjadi
Pemimpin Yang Cakap
11. Menjadi
Pemimpin Yang Mempersatukan
12.
Menjadi Pemimpin Yang Bekerja
D.
PERANAN
KEPEMIMPINAN KRISTEN TERHADAP PEMUDA
Menurut Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, kaum berarti sanak kerabat, keluarga besar, golongan
orang yang sepaham, sedangkan muda artinya belum sampai setengah umur. Sebuah
pelayanan yang sehat dari kaum muda tidak dimulai dengan gagasan-gagasannya
melainkan dengan para pemimpin rohaninya. Kaum muda adalah orang-orang yang
Tuhan persiapkan untuk menggenapi nubuatan nabi Yoel di akhir zaman ini. Pelayan
di kalangan kaum muda memang tidak mudah. Pelayanan ini dipenuhi dengan
berbagai konflik yang berbeda. Masalah-masalah yang rumit selalu mengiringi
pelayanan ini. Pelayanan kaum muda tidak pernah berhenti, hal ini akan selalu
berlanjut dalam semua aspek organisasi. Setiap pelayanan kaum muda akan mampu
bertumbuh kalau dibangun atas dasar tujuan Allah bagi gereja. Membangun sebuah
pelayanan kaum muda yang diarahkan pada tujuan akan memerlukan sejumlah besar
komitmen, ketekunan dan kepemimpinan.
Lalu bagaimana
peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda? Untuk menemukan jawaban
tentang peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda. Terlebih dahulu harus
memperhatikan keadaan kaum muda dalam gereja. Peter Wongso dalam bukunya
menyampaikan beberapa keadaan pemuda dalam gereja saat ini, yakni:[8]
1.
Adanya pemisahan antara orang
dewasa dan kaum muda, pandangan kaum muda sering ditolak, pekerjaannya tidak
dihargai bahkan usulnya ditentang oleh orang dewasa. Akhirnya muncul saling
menuduh, tidak mengerti antara satu dengan yang lainnya, saling menyerang,
sehingga kaum muda banyak yang meninggalkan gereja.
2. Kebaktian
dan kegiatan-kegiatan gereja tidak dapat menarik perhatian kaum muda. Mimbar dan
kebaktian belum dapat memenuhi kebutuhan mereka, bahkan tidak dapat mengatasi
masalah pemuda dengan kebenaran Alkitab. Akhirnya kaum muda menjadi orang yang
menentang Firman Tuhan.
3. Biasanya
seorang pemuda yang baru masuk gereja sangat berkobar-kobar, suka ikut
pelayanan. Maka, apabila kurang mendapat perhatian, petunjuk dan bimbingan atau
kurang memperoleh pengertian, mereka akan menjadi dingin, patah semangat dan
meninggalkan gereja.
4. Cara
persekutuan pemuda/i perlu dikoreksi. Perhatikan cara yang sesuai dengan watak
mereka yang suka kestatisan. Ingatlah, bahwa apabila tidak ada
perubahan-perubahan, tidak akan mungkin memperoleh potensi baru.
5.
Apabila gereja tidak mampu
mencukupi kebutuhan rohani kaum muda, pasti akan terjadi ketidakpuasan yang
menimbulkan keinginan untuk meniggalkan gereja. Maka seorang pemimpin gereja perlu
terus-menerus menambah ilmu pengetahuan.
Dari beberapa
keadaan pemuda dalam gereja diatas, peranan sesungguhya dari pemimpin terhadap
kaum muda, sangatlah jelas. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya tentang ciri
kepemimpinan yang efektif, apabila dilakukan seorang pemimpin dengan baik,
tentu sekali masalah yang muncul dalam kaum pemuda akan dapat teratasi. Untuk
menyikapi masalah pemuda dalam gereja diatas, penulis akan menyajikan bagaimana
seharusnya peranan kepemimpinan Kristen terhadap permasalahan tersebut sesuai
dengan ciri kepemimpinan yang efektif.
1.
Menjadi
Pemimpin Yang Mempersatukan, pemimpin yang mempersatukan
tidak hanya berbicara tentang mempersatukan secara organis. Namun, seorang
pemimpin juga harus bisa menerima pendapat dari kaum pemuda. Mengapa Peter
Wongso menyampaikan masalah pemuda diatas, tentu sekali karena banyak para
pemimpin gereja yang tidak menghargai pendapat pemuda, atau bahkan menganggap
bahwa kaum muda belum memiliki kapasitas untuk mengeluarkan pendapat. Oleh
karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan baik peranannya sebagai pemimpin,
agar kaum muda merasa lebih dihargai dan mau terbeban dalam pelayanan.
2. Menjadi Pemimpin Yang
Membangkitkan Semangat, seorang pemimpin dengan kapasitas
kepemimpinannya harus memiliki kreatifitas dan pengetahuan yang luas tentang
kehidupan pemuda. Apa yang ditawarkan oleh gereja, tentu itulah yang akan
diterima oleh pemuda. Jika tawaran yang disajikan tidak menarik, pemuda yang
memiliki jiwa petualang akan pergi mencari yang lebih menarik. Gereja melalui
pemimpin harus berusaha memberi kenyamanan terhadap kaum muda, agar kaum muda
dapat berkarya dalam gereja. Namun dalam hal ini, tentu sekali harus tetap
memperhatikan kebenaran Firman Tuhan, jangan sampai tidak sesuai dengan
Alkitab.
3. Menjadi Teladan Serta Memberikan
Perhatian, pemuda butuh seorang teladan dalam
proses pertumbuhannya menuju kedewasaan, serta membutuhkan perhatian untuk
mendukung serta memotivasi hidupnya. Bimbingan serta motivasi dan perhatian
khusus harus diberikan kepada kaum pemuda, agar dalam proses pembentukannya
seorang pemuda bertumbuh sesuai dasar Firman Tuhan.
4.
Menjadi
Pemimpin Yang Cakap, seorang pemimpin harus terus
belajar dan menambah ilmu pengetahuan, agar pemimpin mampu menjawab dan
memenuhi keinginan pemuda.
Selain peranan
yang penulis sampaikan diatas. Peter Wongso melalui bukunya juga menyampaikan
beberapa peranan yang seharusnya dilakukan pemimpin terhadap kaum muda.[9]
1.
Mengarahkan dan memanfaatkan
karunia kaum muda, serta memupuknya.
2. Melatih
serta memajukan bakat-bakat kepemimpinan dan pengerja dalam organisasi kaum
muda.
3. Pelayanan
kaum muda harus bersemangat, sistematis, berpandangan luas, kreatif, dan ada
ide-ide yang baru.
4. Mengadakan
pembimbingan kaum muda dengan cara mengumpulkan pemikiran-pemikiran dan
pendapat bagi perkembangan kaum muda.
5. Gereja
bekerja sama dengan sekolah Teologia dalam mendidik tenaga-tenaga khusus.
6. Mendorong
kaum muda untuk saling mengerti, saling percaya, dan saling menghargai.
7.
Mengadakan seminar-seminar khusus
yang membicarakan pelayanan kaum muda.
BAB
III
KESIMPULAN
Kepemimpinan
yang efektif bagi pelayanan kaum muda sangat dibutuhkan di dalam semua aspek
hidup, baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Pemuda memegang peranan yang
sangat penting dalam kelanjutan pelayanan. Kepemimpinan bukanlah milik sebagian
orang saja, tetapi kita semua diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin.
Kepemipinan adalah ide Allah, dan semua manusia ciptaannya memiliki itu. Untuk
mengembangkan kepemimpinan haruslah meningkatkan kualitas hidup kita, dan tidak
berhenti untuk belajar.
Kepemimpinan kaum muda
yang efektif adalah pemimpin yang mampu memberi teladan hidup, hidup dalam
kerendahan hati, pemimpin yang visioner, tidak malas (mau mengembangkan
karunia), dapat membagi waktu dengan baik, dapat berorganisasi dengan baik, mampu
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada rekan kerjanya dan yang tidak kalah
pentingya adalah seorang pemimpin yang mampu membuat tim kerja yang solid,
sehingga pelayananannya menjadi lebih efektif. Oleh karena itu gereja melalui
pemimpin dan kapasitasnya sebagai pemimpin harus lebih memperhatikan peranannya
terhadap kaum muda, agar pelayanan kaum muda semakin lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Eims, Leroy: 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999).
Lasut, Christian J.: Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam:
STT Basom, 2015).
Siagian, Sondang P.: Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta:
PT. Bina Aksara, 1988).
Tomatala, Yakob: Kepemimpinan Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2002).
Tomatala, Yakob: Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997).
Wongso, Peter: Theologia Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,
1995).
[1] Sondang P. Siagian, Teori Dan
Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988) hal. 08.
[2] Yakob Tomatala, Kepemimpinan
yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997) hal. 43.
[3] Christian J. Lasut, Bahan Ajar
Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015).
[4] Ibid
[5] Yakob Tomatala, Kepemimpinan
Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2002) hal. 16-18.
[6] Ibid, hal. 18-19
[7] Leroy Eims, 12 Ciri Kepemimpinan
Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999).
[8] Peter Wongso, Theologia
Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1995) hal. 119-120.
[9] Ibid , hal. 120-121.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar