TUGAS LAPORAN
BACAAN
BUKU: KELUARGA LEMBAGA
BAHAGIA
Puji dan Syukur kepada Yesus Kristus,
karena atas pertolongan-Nya Tugas Laporan Bacaan ini dapat terselesaikan.
Laporan Bacaan ini saya sampaikan kepada pembina mata kuliah Pendidikan Agama
Kristen – Keluarga, Bapak Paskah Parlaungan Purba, M.Pd.K, sebagai salah satu
syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Adapun buku yang dijadikan sebagai Tugas
Laporan Bacaan, adalah:
Judul Buku : Keluarga Lembaga Bahagisa
Penulis :
Drs. Wilson Nadeak
Jumlah halaman : 73 Halaman
BAB I
MENIKAH DI TEPI
SENJA
Apakah yang dimaksud dengan pernikahan,
apakah pernikahan hanya sebuah kesepakatan dua orang? Atau apakah pernikahan
hanya merupakan daya tarik yang dimiliki dua orang, lalu dapat hilang kapan
saja? Ada yang membayangkan lembaga pernikahan itu semacam perseroan terbatas.
Batasannya ialah, selama kedua hati masih berkenan, ya jalan terus. Bila tidak
memiliki beban, ya pembatasan kelahiran pun jadi. Sebagian lagi beranggapan
bahwa lembaga pernikahan itu adalah penjara yang dimapankan. Sebagian lagi
beranggapan bahwa lembaga pernikahan itu merupakan suatu ikatan keluarga dalam
masyarakat, yang menjadi tameng pemelihara tradisi dan kebudayaan manusia.
Suatu hal yang perlu direnungkan oleh manusia ialah apa maksud kehadirannya di
tengah-tengah sesamanya sejak manusia diciptakan Tuhan, Ia telah meneguhkan
lembaga pernikahan. Jadi, umur lembaga ini sama tuanya dengan umur manusia itu
sendiri.
Dalam pernikahan, sering sekali terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang dapat berakibat kepada perpisahan. Beberapa hal
yang mungkin terjadi akibat penyimpangan dari janji pernikahan ialah:
1.
Keutuhan
keluarga menjadi goyah. Kepercayaan antara suami istri menjadi hilang.
2.
Rasa
hormat antara suami istri menjadi berkurang.
3.
Terjadi
suatu penolakan hati yang mendalam, suatu rasa sakit yang tidak tersalurkan dan
keresahan yang tidak menentu.
4.
Anak-anak
menjadi risau dan menggoyahkan sendi-sendi rumah tangga yang tadinya menyatu.
5.
Hilangnya
keakraban serta kehangatan dalam lingkaran keluarga.
6.
Sumber
keuangan terganggu
7.
Akibat
yang paling buruk ialah perpisahan yang membawa perceraian yang akan merugikan
kedua belah pihak.
8.
Nama
baik keluarga menjadi rusak dan sukar diperbaiki.
Disamping faktor ekonomi, tuntutan yang
terlalu berat dari pihak adat, menyebabkan orang muda menghindar dari
perkawinan yang formal lalu mengambil jalan pintas dengan segala resikonya.
Sedikitnya kaum pria di suatu tempat memungkinkan banyaknya anak gadis yang
tidak menikah atau menikah pada usia menjelang senja, dengan macam cara di
tengah-tengah masyarakat yang serba longgar norma-normanya.
BAB II
ADAM DAN HAWA PERNIKAHAN
TANPA SAKSI
Pernahkah kita melihat atau membayangkan
sebuah pernikahan tanpa saksi, tanpa pesta yang meriah, tanpa gaun pengantin
dan tanpa upacara yang megah. Dalam Alkitab dikisahkan bahwa Adam dan Hawa
menikah tanpa kemegahan. Adam lahir dari tangan pencipta, sedangkan Hawa
diambil dari tulang rusuk Adam. Adam dan Hawa merupakan makhluk aneh, “aneh”
bagi umat manusia sekarang ini. Kalau kita mengkaji kedua leluhur manusia ini,
kita akan mengernyitkan kening apabila kepadanya dinyatakan persyaratan
pernikahan. Adam, lahir pada menit kesekian; Ibu: sang pencipta; Tempat lahir:
di Taman Eden; Ayah: sang pencipta. Begitu pula dengan Hawa. Ia ditemukan Adam
ketika ia terbangun dari tidur yang lelap. Mereka berteduh dibawah pohon nan
rindang dan berbicara mengenai segala sesuatu yang ada ditaman itu. Keduanya
berjabat tangan. Maka sang pencipta menggemakan suara-Nya, apa yang sudah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Adam dan Hawa bergandengan
tangan dibawah melodi koor surgawi yang tidak kelihatan. Hari pernikahan
merupakan suatu hari yang sangat dinantikan oleh dua hati yang saling jatuh
hati.
Pesta
Sekali peristiwa Yesus berkunjung ke Kana.
Ia mengunjungi pesta kerabat ibu-Nya. Pada saat itu mereka kekurangan
persediaan anggur. Yesus mengubah air menjadi anggur. Itulah mujizat yang
pertama di lakukan Yesus. Yesus datang membebaskan pengantin dari rasa malu. Ia
datang pada saat orang dalam kekurangan. Ia menutupi kekurangan orang itu.
Tradisi
Setiap suku bangsa berlain-lainan
adat-istiadatnya, apalagi dalam soal pernikahan. Orang Kristen tidak selalu
harus menolak semua yang berbau tradisi. Tradisi pesta pernikahan yang menuntut
kedua belah pihak harus menyerahkan sejumlah besar uang di luar kemampuan satu
atau dua pihak, haruslah dipertimbangkan kembali. Yesus menolak tradisi yang
membudaya dikalangan orang Yahudi, yang berasal dari para cerdik pandai dan
diwariskan turun temurun.
Tujuan Pernikahan
Apakah tujuan pernikahan Adam dan Hawa?
Orang mungkin segera menjawab, agar mendapat keturunan. Tuhan menguduskan
pernikahan Adam dan Hawa sebagai suatu contoh yang patut diteladani manusia.
Tuhan ingin memberikan contoh kerja sama antara manusia dengan diri-Nya. Akan tetapi
kita janganlah lupa, Tuhan juga menafsirkan makna lain dari kehadiran Hawa
dalam diri Adam. Ia ingin mneyempurnakan Adam dari rasa repi yang menekan.
Kebersatuan mereka adalah kebersatuan yang kudus.
BAB III
ANDA DAN ANAK
ANDA
Orangtua yang menginginkan anaknya
menjadi seseorang sesuai keinginannya sangat sering kita temukan. Dan seiring
dengan itu, kita juga sering menemukan sang anak ingin menjadi seseorang yang
berbeda dengan apa yang diinginkan oleh orangtuanya. Ada kalanya hal ini
menjadi dilema bagi sang anak, dan bisa saja mengakibatkan hal buruk bagi sang
anak, apabila mengikuti kemauan orangtua, namun tidak sesuai dengan minat dan
keinginan sang anak. Setiap orang tua memiliki cita-cita. Ada orang yang
berpendapat bahwa anak adalah tiruan orang tua. Anak adalah orang dewasa dimasa
kecilnya. Badannya saja yang kecil, tetapi sebenarnya mereka itu tidak berbeda
dengan orang yang sudah dewasa. Sehingga mereka menganggap bahwa cita-cita dan
keinginan anak harus disesuaikan dengan cita-cita dan keinginan orang dewasa.
Sebaiknya orang tua haruslah menghargai
anak-anaknya sebagai anak dan menerima kehadiran mereka lengkap dengan
cita-cita mereka. Hal tersebut akan sangat membantu anak dalam mengembangkan
kepribadiannya sendiri, yang cocok bagi mereka. Bahkan ada yang menganggap
bahwa anak adalah titipan Tuhan dan Tuhan kelak akan memintai pertanggung
jawabannya kepada mereka. Ditangan orang tua yang memiliki pandangan seperti ini,
minat anak dapat berkembang dengan baik. Tuhan menciptakan manusia langsung
dewasa pada mulanya, tetapi kemudian dibiarkan-Nya mereka beranak cucu sesuai
dengan citranya, dari masa kandungan sampai dewasa dan generasi penerus menjadi
generasi yang dapat bertanggung jawab bagi diri mereka sendiri.
BAB IV
ANAK DAN TAMU
Kasih Sayang Ibu
Seorang ibu memandang anak sebagai
bagian dari dirinya. Oleh karena itu, ia ingin memperlakukan anak seperti
memperlakukan dirinya, dan juga supaya anak bertindak seperti dirinya, atau apa
yang dikehendakinya. Ibu yang bijaksana akan memperlakukan anak-anaknya secara
bijaksana pula. Ia akan menunjukkan kasih sayangnya melalui cara yang kreatif.
Seorang ibu yang bijaksana dan penuh kasih sayang tidak akan pernah menyuruh
anaknya melakukan sesuatu diluar jangkauan pikiran anak itu sendiri. Orang tua
tidak boleh terpaku hanya pada pengalaman masa lampau, sebab tiap zaman
memiliki sifat-sifatnya sendiri, corak yang berbeda dan suasana yang berbeda.
Hukuman dan ganjaran sebagai suatu bentuk disiplin sekarang ini kurang dapat
diterapkan. Hukuman secara fisik untuk sementara mungkin berguna, tetapi sikap
ramah dan lembut tetapi tegas lebih mengesankan bagi seorang anak. Bekas-bekas
luka di tubuh hanya akan meninggalkan kenangan yang menimbulkan dendam.
Rasa Hormat Terhadap Anak
Mendengar kata hormat kepada anak mungkin
agak asing bagi kita. Yang ada biasanya menghormati orang tua. Sama halnya
dengan cerita susan dan bu Alex. Dimana Susan mempunyai kebiasaan buruk, yaitu ketika
bu Alex kedatangan tamu dan disuguhi kue, Susan tidak segan-segan mengambil
makanan itu, padahal itu hal yang tidak sopan. Ada kekeliruan yang mungkin
terjadi tidak disadari oleh sang ibu ialah sikapnya yang tidak memperbolehkan
anak-anak mengikuti obrolan orang tua apalagi tamu. Kekeliruan kedua yang mungkin
terjadi oleh bu Alex adalah kenyataan bahwa hanya tamu saja yang disuguhi kue,
sedangkan anak tidak perlu. Mengapa Susan berani merebut makanan yang dimeja
tamu? Disamping hal-hal yang telah dikemukakan diatas, ada hal-hal yang perlu
diperhatikan. Seorang anak seharusnya dibiarkan memilih makanan yang
dihidangkan dirumah dan menikmati makanan sekenyang-kenyangnya, karena hal
tersebut akan membuat anak tidak menjadi rakus apabila melihat makanan yang
dihidangkan kepada tamu.
BAB V
KOMUNIKASI
KELUARGA
Kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini
tidak selalu dibarengi dengan kelancaran komunikasi antar manusia sebagai
individu dalam keluarga. Sarana komunikasi dari waktu ke waktu semakin modern,
tetapi suasana sepi masih juga bermukim dalam lubuk hati manusia. Seorang ayah
yang mempunyai kedudukan tinggi di bidang sarana komunikasi dalam sebuah
pertemuan menceritakan bahwa kecanggihan komunikasi dewasa ini telah memberikan
kenyamanan hidup. Sedangkan seorang ibu yang berpenghasilan baik menceritakan
bahwa segala segi kehidupannya diatur dengan komunikasi canggih. Seorang anak
dengan bangga mengatakan bahwa ia dapat berhubungan dengan kawan-kawannya dalam
sekejab saja melalui radio amatir, CB, atau dengan walkie-talkie. Ia dapat
berhubungan dengan orangtuanya dan memberitahukan kapan ia datang ataupun
pulang.
Di Balik Permukaan Itu
Seorang gadis termenung dalam sebuah
penjara, lengannya dipenuhi bekas tusukan jarum. Orang tuanya melengkapi semua
kebutuhannya, namun tidak memiliki waktu bersamanya. Sehingga sang anak mencari
kesibukan lain untuk memenuhi kekosongan dalam dirinya dengan cara menggunakan
obat-obatan terlarang. Gadis itu menolak bertemu ibunya, karena ia merasa tidak
diperlukan dan tidak diperdulikan dalam keluarganya. Setiap hari mereka selalu
berkomunikasi, namun tidak mempunyai waktu bersama. Hal tersebut membuat mereka
renggang dan berbuat kesalahan.
Komunikasi Dari Hati ke Hati
Didalam keluarga selalu ada komponen
yang saling berhubungan. Komponen itu terdiri dari ayah-ibu dan anak. Ayah dan
ibu sudah selayaknya senantiasa berkomunikasi dari waktu ke waktu. Tukar
pikiran antara ayah, ibu dan anak sangatlah penting. Mengikutsertakan anak-anak
dalam diskusi keluarga, memberi peluang kepada mereka untuk mengungkapkan apa
yang mereka rasakan. Kehadiran anak di tengah-tengah lingkaran komunikasi itu
akan memberi makna yang amat berharga dalam batin anak itu sendiri. Apabila
sebuah keluarga dijadikan sebuah pemerintahan kecil yang penuh tanggung jawab, maka
keluarga itu akan menjadi sebuah benteng yang teguh bagi para penghuninya.
BAB 6
BAHASA DIAM
DALAM KOMUNIKASI KELUARGA
Bulan-bulan pertama dalam sebuah
pernikahan adalah bulan madu yang serba indah. Tahun ketiga adalah masa-masa
penyesuaian diri terhadap keadaan yang sebenarnya, penyesuaian terhadap lingkungan,
anak-anak, penghasilan, keperluan hidup, perumahan dan segala sesuatu yang
nyata dalam kehidupan. Tahun keempat dan kelima merupakan tahun gawat.
Komunikasi
Komunikasi dua arah amat diperlukan di
tengah-tengah keluarga. Apabila komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja,
hanya ayah dan ibu saja yang berbicara, dan yang mendengar yang harus menurut,
tidak boleh membantah, maka lama-kelamaan akan terjadi pemberontakan diam-diam.
Membuka Kembali Komunikasi
Untuk menciptakan komunikasi yang baik diantara
suami istri, salah satu harus mengalah, meninggalkan sikap tersinggungnya dan
mengatakan secara terus terang masalah yang dihadapinya, sikap yang tidak
disenangi dari istrinya yang sedang mendominasi suami dan keluarga. Seorang
suami sebaiknya menjelaskan sebab-musabab mengapa ia berdiam diri. Sikap jujur
dan terus terang akan membuka kembali komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah
dalam keluarga akan menyelaraskan keluarga.
BAB VII
GOSIP ITU NIKMAT
Kehadiran gosip di tengah-tengah
pergaulan masyarakat sudah lumrah. Leluhur kita pada zaman dahulu juga senang
gosip. Mereka suka bertandang dan membicarakan sesamanya, keluarganya,
tetangganya, mulai dari soal besar sampai kepada soal kecil, bahkan juga soal
tetek bengek kehidupan sekitarnya. Kesenangan ini merambat ke dunia pers. Dunia
surat kabar dan jurnalistik mengenal istilah Yellow Paper.
Mengapa Timbul Gosip
Manusia adalah makhluk yang senang
bergaul. Melalui pergaulan berlangsunglah cerita yang panjang, tentang masa
disekolah, tentang pacar lama, tentang kawan-kawan yang sudah begini dan
begitu. Selalu ada yang hendak dibicarakan, selalu kurang waktu untuk
mengatakan segala isi hati. Hatinya penuh dengan segala masalah dan kenangan
masa lalu tiba-tiba muncul dari bawah sadar. Secara tidak sadar, kesempatan
untuk menggosipkan adalah suatu kesempatan yang paling indah untuk melepaskan
semua beban hati. Membicarakan orang lain memang jauh lebih mudah dari pada
menganalisis diri sendiri. Aspek lain yang meyebabkan timbulnya gosip ialah
kurangnya rasa menghormati hak pribadi orang lain.
Wilayah Gosip
Seluruh lapisan masyarakat mengenal istilah
gosip, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Gosip mengenai
keluarga-keluarga tertentu lebih komunikatif dari pada isu politik maupun
ekonomi.
Bahaya Dalam Keluarga
Ada hal-hal tertentu yang tidak akan
menyinggung perasaan seseorang apabila ia digosipkan, tetapi ada aspek tertentu
dalam hidupnya apabila disentuh akan menimbulkan rasa berang dan dendam yang
tidak berkeputusan dan tidak beralasan. Kadar dan tingkat emosi seseorang
berbeda-beda. Kerena itu, jangan telan begitu saja apa yang digosipkan orang.
Anggaplah cerita tentang orang sebagai hiburan senja saja.
BAB VIII
KREDIT YANG
MEMBELIT-BELIT
Credit
Card alias
kartu kredit, di negeri-negeri yang sudah maju memang lumrah. Pembayaran tunai
justru tidak bisa, kecuali dalam jumlah kecil, dibawah 10 dolar. Kalau anda
berbelanja di sebuah tokoh di Amerika Serikat, dengan membayar uang tunai
seratus atau lima puluh dollar, uang tersebut akan dibawa ke bagian pemeriksaan
lebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kas. Karena takut uang palsu. Maka
kehadiran kartu kredit justru lebih aman, tertib dan lancar. Sistem ini
berjalan dengan baik di negeri yang sudah makmur. Demi keamanan, orang tidak
mau menyimpan uang di rumah, takut kemalingan, dirampok orang, kebakaran dan
sebagainya.
Memang, sistem kredit sepintas lalu
memberi keuntungan bagi kita. Masyarakat industri sudah membudayakan diri
dengan sisitem ini, dengan perhitungan dan kalkulasi hidup yang matang, mereka
menilai belanja mereka berdasarkan kemampuan dan penghasilan mereka. Apabila
belanja mereka lebih besar daripada penghasilan mereka, semua perusahaan tidak
akan mempercayainya. Kita memang menuju masyarakat industri yang modern, tetapi
cara bertingkah laku dan berpikir kita masih tetap terbelakang. Kita mengenakan
sepatu, tetapi sayangnya, sepatu orang lain.
BAB X
JANDA BUKANLAH
MAWAR SENJA
Nyonya Rita adalah seorang janda muda
yang mempunyai 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Dia ditinggal suaminya
ketika usia pernikahan 3 tahun. Tapi ia tidak menikah lagi, dia tetap berjuang
untuk kedua anaknya yang masih kecil. Dia lebih baik memperjuangkan anaknya
sendiri daripada menikah lagi. Ia tetap setia dengan kejandaannya dan optimis
menghadapi hidup, sebagai ibu dan juga sebagai ayah. Sama halnya dengan nyonya
Sito, yang bertahan membiayai anak-anaknya tanpa seorang ayah atau suami.
Nyonya Sito kehilangan suaminya saat dia belum berusia tiga puluh tahun. Dengan
6 orang anak-anaknya yang masih kecil-kecil dan sangat perlu bimbingan. Ia
tidak mempunyai rumah, pensiun suaminya belum memadai karena dinasnya belum
mencukupi. Beberapa anaknya belum mengenal betul wajah ayahnya. Berbagai usaha
diadakannya untuk menghidupi anak-anaknya, merawat dan mengasuh mereka. Keenam
anaknya melintasi gelora hidup dalam kemelut yang memprihatinkan, mereka
dibesarkan oleh ibu yang melupakan segala kesenangan hidup untuk memperjuangkan
mereka, sehingga mereka semuanya menjadi orang dewasa.
Ternyata alam memberi
kemungkinan-kemungkinan yang indah bagi ibu-ibu yang kehilangan suami mereka
pada masa bulan madu mereka, empat atau lima tahun pertama dalam pernikahan
itu, atau mereka ditinggalkan suaminya pada usia setengah baya, ketika semua
daya sudah tiada tetapi justru cita-cita terwujud menjadi kenyataan yang
mencengangkan!
Sesungguhnya banyak janda, dan lebih
banyak lagi mereka yang tidak mengasihi diri sendiri, mengorbankan kecantikan,
kekayaan, dan kesempatan yang ada padanya, mengabdi untuk buah hatinya,
menciptakan generasi mendatang yang labih tangguh. Mereka setia pada pengabdian
keluarga, mengharumkan nama keluarga dan menyumbangkan yang terbaik bagi tanah
air dan bangsanya. Dunia ini bukanlah milik lelaki saja, yang cenderung hinggap
dari suatu bunga ke bunga yang lain, tanpa meninggalkan bekas yang bertahan
lama. Yang mengukir makna kehidupan yang membekas dari generasi ke generasi,
ialah ibu-ibu yang bertahan pada keibuannya, menjadi ibu bagi anak-anaknya,
menjadi ibu bangsa, dan menjadi ibu umat bangsa sepanjang zaman.
PENDAPAT PRIBADI
Keluarga adalah persekutuan hidup antara
ayah, ibu, dan anak-anak. Inilah yang disebut dengan keluarga kecil atau
keluarga inti. Keluarga pertama di dunia ini dibentuk oleh Allah sendiri yakni keluarga Adam. Adam sebagai
suami Hawa sekaligus ayah dari Kain dan Habel; Hawa sebagai istri Adam
sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain dan Habel sebagai anak-anak dari
Adam dan Hawa; Inilah keluarga ini pertama yang dibentuk oleh Allah. Keluarga
Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah
percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi
serta meneladani hidup dan ajaran-ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen artinya
menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus
Setelah membaca buku ini, pembaca
melihat bahwa kita perlu memperhatikan beberapa hal penting dalam keluarga, yaitu:
1.
Kasih
di antara suami istri dan di antara orang tua terhadap anak harus terus. Kasih
mencakup komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan, pertanggungjawaban,
dan kesetiaan. Kasih yang seharusnya berlanjut dalam relasi suami istri tidak
lagi sebatas ketertarikan secara fisik. Kasih itu harus diungkapkan dalam
perbuatan nyata, saling berkomunikasi dan berelasi. Kasih itu juga
diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikul tugas dan tanggung jawab
hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan oleh anak, akibat
selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan watak mereka.
2.
Harus
ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan hukuman dan pujian yang dinyatakan
orang tua bagi anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan kebutuhan dasar anak
pada masa pembentukannya. Disiplin tidaklah identik dengan hukuman saja.
Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan, penjelasan, dan pelatihan dalam
hal-hal kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan mengenali dan memilih serta
mewujudkan pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin orang tua bagi anak-anaknya
juga berkaitan dengan pembentukan iman anak melalui pengajaran, percakapan,
komunikasi formal, dan non formal.
3.
Pentingnya
konsistensi yaitu aturan yang dianggap benar, terus menerus dinyatakan dan
diterapkan orang tua. Aturan tersebut
tidak boleh hanya penuh semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari saja
kemudian tidak dilaksanakan lagi, melain terus menerus dan konsisten.
4.
Mendesaknya
keteladanan orang tua dihadapan anak-anak, termasuk dalam segi perkataan, sikap,
penampilan dan perbuatan. Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa
anak kecil belajar dengan melihat, mendengar, merasakan dan meniru.
5.
Peran
suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini merupakan ketetapan
Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga bertumbuh sesuai dengan
kehendak Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar