LAPORAN BACA
SELAMAT PAGI
TUHAN
33 Renungan
Tentang Doa
Oleh : Dr. Andar
Ismail
BPK Gunung Mulia, 1997
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Kelulusan Mata Kuliah
BAHASA
INDONESIA
Yang Dibina Oleh :
Jefferson Sihombing,
M.Pd.K.
Nama : Roy Damanik
NIM : 2012.86208.04
Prodi : PAK
SEKOLAH
TINGGI THEOLOGIA BASOM
Komp. Jodoh Park No. 17 Sei Jodoh Batam
Selamat Pagi Tuhan
Ketika kita bangun dipagi hari, apa yang pertama
kita pikirkan akan mewarnai hari kita. Dalam Alkitab dicatat beberapa pikiran
orang disaat mereka bangun pagi, Absalom mencuri hati orang dengan tujuan ingin
naik takhta; Harun dan umat Israel dikaki gunung Sinai selalu memikirkan pesta;
pemimpin agama Yahudi yang ingin menyingkirkan Yesus; Musa setiap pagi
berterimakasih kepada Tuhan; Abraham selalu menjalankan perintah Tuhan,
perempuan murid Yesus menyatakan cinta mereka kepada Yesus. Semua itu
dipikirkan dipagi hari, sehingga sepanjang hari, hal tersebutlah yang menjadi
motivasi mereka. Kita perlu memahami dan memutuskan sikap apa yang harus kita
ambil ketika mengawali hari. Sebagai anak Tuhan, kita perlu menemui Tuhan
dipagi hari, bersyukur dengan hati yang girang. Berlutut dihadapanNya, untuk
bertanya kepada sang penguasa hidup kita, apa yang Dia kehendaki untuk kita
lakukan.
Asal-usul Doa :
Gentar dan Gemar
Setiap manusia membutuhkan Tuhan (Yang Ilahi). Itu
terbukti dari setiap komunitas yang memberi julukan kepada sesuatu yang mereka
anggap berkuasa dan berkarya. Ketika manusia ada dalam perasaan takut, manusia
merasa kecil dan tak berdaya. Baik ketika manusia jatuh cinta, terpesona bahkan
mendapat berkat, manusia merasa senang. Hal itu membuat manusia sadar, ada
kuasa yang menggemparkan dan menggemarkan yang perlu dipuja. Melalui itu pula
manusia memuja dan meminta kepada Yang Ilahi. Namun, bagi orang Kristen
hubungan Doa tidak hanya sebatas hukum menggemparkan dan menggemarkan. Namun
Doa lebih kepada penyerahan kepada Tuhan yang mencukupkan segala keperluan
umatNya.
Bagi Sahabat Yang
Sakit
Dekat dengan Tuhan, bukan berarti kita akan jauh
dari setiap masalah dan penyakit. Ketika kita diperhadapkan dengan penyakit,
seperti apa kita berbicara kepada Tuhan. Apakah kita hanya akan sekedar meminta
kesembuhan, mukjizat, dan keajaiban. Dari kehidupan dan kesaksian Sularso
Sopater kita dapat melihat dan menyadari, bahwa yang Tuhan janjikan dalam hidup
kita bukan hal-hal yang hebat, luar biasa ataupun keajaiban. Namun Tuhan
menjanjikan Damai Sejahtera, maka lewat hal itu kita dapat berpikir tenang dan
teduh dalam Kristus.
Sorry, Salah Sambung
Ketika kita berdoa, kita sangat sering merasa bahwa
Tuhan tidak menjawab Doa kita. Atau bahkan merasa bahwa Tuhan salah dalam
memberi sesuatu. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah salah dalam memberi, karena
Tuhan selalu memberi apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Kita
perlu belajar dan mengerti bahwa Tuhan berdaulat atas hidup kita, dan tahu
persis apa yang kita butuhkan. Lalu apa yang membuat kita sering menyalahkan
Tuhan atas permohonan Doa kita, itu karena kita sering salah sambung, bukan
Tuhan yang salah sambung. Kita selalu meminta kepada Tuhan apa yang kita
inginkan, dan melupakan bahwa “Bapa mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum
kamu meminta kepadaNya”. Namun, itu bukan berarti bahwa kita tidak perlu lagi memohon
dalam Doa kepada Dia.
Mana Ada Sobat Lagi
Apakah kita pernah merasa sendirian, atau merasa
kesepian karena ditinggal pergi oleh pacar kita tanpa alasan yang jelas. Atau
mungkin larut dalam kesedihan karena sebuah kegagalan. Sudah barang tentu,
tidak mudah bagi kita untuk bangkit dari kegagalan, bahkan kita membuat
keputusan yang salah. Mari kita belajar dari pengalaman Medicott Scriven, yang
ditinggal oleh calon istrinya karena kematian. Tentu sebagai manusia, sangat
sulit untuk keluar dari zona kesedihan semacam ini. Namun Tuhan Yesus membuka
hatinya, bahkan dia bisa menghibur hati orang lain, disaat orang lain merasa
sendirian. Kita harus menyadari betul, bahwa dalam segala hal, ada Tuhan yang
selalu punya waktu bagi kita dan tidak ada lagi Sahabat lain seperti Dia.
Doa Fransiskus Dari
Assisi
Ketika kita melihat orang kaya, kita ingin menjadi
orang kaya. Ketika kita melihat orang lain punya HP, I-Pad, I-Phone yang baru,
kita juga ingin memilikinya. Ketika orang lain punya mobil, kita juga ingin
punya mobil. Namun pertanyaannya, jika kita melihat orang miskin apakah kita
mau jadi orang miskin, atau ketika melihat orang kesusahan, apakah kita mau
masuk dalam kesusahannya. Tentu kita akan berpkir dulu untuk hal itu. Namun
berbeda dengan Fransiskus yang mau berganti peran menjadi pengemis, meskipun
dia anak pengusaha. Dia meneladani Yesus Kristus dalam hidupnya. Dan meskipun
dia hidup dalam kemiskinan, dia tidak bersedih.
Labora Bukan Hanya
Berarti Kerja
Kata “Ora et Labora” bukan lagi sebuah kata yang
baru kita dengar. Namun apakah kita tahu apa yang dimaksud dengan “Ora et
Labora”. Hampir semua orang menjawab “bekerja sambil berdoa”. Sesungguhnya
labora memiliki arti yang lebih besar yakni “bekerja keras”. Lalu apa hubungan
Doa dengan Kerja Keras, bekerja keras adalah kebalikan dari kemalasan.
Sedangkan kemalasan adalah dosa. Beberapa pandangan juga menyebutkan bahwa
Bekerja Keras adalah Kebajikan yang Alkitabiah. Dari hal ini, kita perlu
mengubah cara pandang kita tentang “Ora et Labora”, jangan hanya semboyannya
saja yang kita pegang, namun mentalitas Kerja Kerasnya tidak.
Cinta Pesona Atau
Cinta Dewasa
Seperti apa hubungan Doa kita dengan Tuhan, apakah
hubungan Doa kita dengan Tuhan seperti hubungan cinta pesona muda-mudi, atau
seperti cinta dewasa suami istri. Doa yang emosional dan mendesak merupakan
model hubungan cinta pesona, ketika doanya tidak terkabul, dia akan berdoa
lebih emosional lagi atau bisa jadi ngambek. Sedangkan Doa yang didasari cinta
dewasa menyadari bahwa doa tidak selalu dapat terkabul, dan menyadari bahwa
jawaban Doa adalah wewenang Allah. Diposisi mana hubungan kita ketika berdoa
kepada Tuhan, apakah ketika doa tidak terkabul, kita langsung ngambek. Atau
ketika Doa tidak terkabul, kita tetap setia berdoa seperti cinta dewasa.
Sebagai pengikut Kristus, kita perlu memiliki pandangan yang benar tentang
Allah. Dimana sesungguhnya, Allah tidak dapat dipengaruhi.
Kisah Kattrin
Ketika masalah datang dalam kehidupan kita, apa yang
kita lakukan. Pertanyaan itu cukup mudah dijawab, yakni cari solusi. Namun,
ketika kita melihat bahwa tidak ada lagi solusi untuk masalah kita, apa yang
kita lakukan. Pertanyaan ini juga cukup mudah dijawab, yakni berserah, berdoa,
dan memohon kepada Tuhan, biar Tuhan yang menolong hidup kita. Kita patut
belajar dari Kisah Kattrin, bahwa ketika masalah itu datang, kita tidak bisa
menyerah. Namun, kita perlu sadar bahwa masih ada jalan keluar yang belum kita
lihat. Doa bukan hanya sekedar berlutut dan memohon kepada Tuhan, tetapi Doa
juga butuh perbuatan yang riil. Seperti yang dilakukan Kattrin, mengetuk semua
pintu, disaat semua orang pergi bersembunyi, dia malah mati tertembak.
Makan untuk Hidup
atau Hidup untuk Makan ?
Mendengar kata “makan”, apa yang pertama sekali
terlintas dalam pikiran kita. Meja besar dengan beranekaragam makanan enak,
restoran, atau jus favorit kita, dan mungkin banyak hal lainnya. Namun, apakah
kita pernah teringat kepada begitu banyak orang, yang tidak bisa mendapatkan
makanan. Buku ini mengajarkan kepada kita, bahwa ketika kita berdoa untuk
makan, itu berarti kita harus tahu diri untuk makan sewajarnya dan sadar bahwa
semua itu berasal dari Tuhan. Ketika kita mengucap syukur untuk makanan, itu berarti
kita juga perlu mengasihi orang lain yang memerlukan makanan. Kita hidup bukan
untuk makan, tetapi kita makan untuk dapat hidup dan melihat sekeliling kita.
Hati-hati, Doa
Farisi !
Seperti apa sikap kita ketika berdoa?, seperti apa
kita menilai orang lain?, apakah kita pernah menyadari bahwa kita punya
kekurangan?, atau justru kita sering menganggap bahwa kita lebih baik dari
orang lain?. Tuhan Yesus sangat menghargai kesalehan orang Farisi, karena hidup
keagamaan mereka sangat disiplin. Namun mereka membuat peraturan yang dilakukan
orang lain, dimana mereka tidak perlu melakukannya, karena menganggap bahwa
mereka kudus dan tidak mungkin melakukan pelanggaran. Kita perlu memperhatikan
kehidupan kita, supaya kita tidak menjadi serupa dengan cara hidup kerohanian
Farisi.
Makin Dekat, Tuhan
Setiap orang pernah melakukan kesalahan, bahkan ada
beberapa orang setelah melakukan kesalahan, mulai undur dari hadapan Tuhan.
Beberapa orang mulai mendikte diri sendiri, dan berkata “aku tidak layak
dihadapanMu Tuhan”. Ketika Daud membohongi Ayahnya dan meliciki kakaknya, Yakub
kemudian melarikan diri, karena dia sadar dia sudah menyalahi Allah. Ia menjadi
jauh dan terasing dari keluarganya dan dari Allah. Namun apakah Allah
meninggalkan Yakub, tentu saja tidak. Ketika Yakub meninggalkan Allah, justru
Allah tidak meninggalkan dia, namun ingin dekat dengan dia. Demikian juga
dengan kita, ketika kita mulai melihat dari sudut pandang kita sendiri, justru
Tuhan memandang kita dengan cara yang berbeda. Kita adalah biji mata Allah dan
berharga dipandanganNya.
Apa Arti Berdoa
Dalam Nama Yesus
Beberapa orang berpikir, apabila Doa diawali dan
diakhiri dengan kalimat tertentu (mantera), maka Doa itu kemungkinan besar
terkabul. Lalu bagaimana dengan berdoa di dalam nama Yesus, apakah itu sebuah
mantra?. Mengucapkan “dalam nama Yesus” pada akhir dari doa bukanlah sebuah
mantra. Jika apa yang kita minta dalam doa bukanlah untuk kemuliaan Tuhan dan
bukan sesuai dengan kehendakNya, mengatakan “dalam nama Yesus” tidak ada
artinya. Berdoa dalam nama Yesus berarti berdoa dengan otoritas Yesus dan minta
kepada Allah Bapa untuk menjawab doa kita karena kita datang dalam nama
anakNya, Yesus. Berdoa dalam nama Yesus memiliki arti yang sama dengan berdoa
sesuai dengan kehendak Allah. Berdoa dalam nama Yesus berarti berdoa untuk
hal-hal yang menghormati dan memuliakan Yesus.
Temanku Ingram Shia
Kita tidak mengerti jalan mana yang akan Tuhan pakai
untuk mengangkat hidup seseorang yang senantiasa berseru kepadaNya. Satu hal
yang harus tetap kita percaya bahwa Dia tidak pernah meninggalkan atau
melupakan orang yang mengasihiNya. Kehidupan Ingram menjadi sebuah contoh dari
begitu banyak contoh kehidupan bersama Tuhan. Pertolongan Tuhan selalu datang
tepat pada waktunya. Ketika Ingram hanya bisa memberikan air putih kepada
adiknya karena menangis kelaparan, bahkan ketika Ingram kebingungan, tidak tahu
lagi harus berdoa seperti apa kepada Tuhan. Tuhan menunjukkan kuasanya, Tuhan
selalu hadir dalam segala keadaan, sekalipun dalam keadaan kritis. Ketika
Yeremia dimasukkan ke dalam perigi atau sumur, Tuhan tetap menyertai langkahnya
dan memberinya kekuatan untuk bertahan di masa sukar itu. Demikian juga
kehidupan kita, Tuhan selalu memperhatikan dan mencukupkan.
Sarana Penghubung
Sebagaimana lampu memerlukan kabel sebagai sarana
penghubung dengan sumber listrik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
demikian pula manusia perlu berdoa.
Ketika kita semakin jarang berdoa kepada Tuhan, maka kita akan semakin
kesulitan berkata-kata dalam Doa. Namun semakin kita sering berdoa, maka
hubungan kita akan semakin dekat dengan Tuhan, maka kita akan leluasa berbicara
dengan Tuhan. Tuhan Yesus menyuruh kita untuk berdoa, bukan sekali-sekali,
melainkan setiap waktu.
Gambaran yang Lebih
Utuh tentang Doa
Ketika melihat lukisan besar, kita harus mundur
beberapa langkah, supaya kita dapat melihat seluruh aspek lukisan tersebut.
Demikian yang tertuang dalam buku ini. Demikian juga dengan kehidupan Doa kita,
kita terlalu sering melihat Doa dari satu aspek saja, sehingga defenisi kita
tentang Doa semakin sempit. Bahkan ketika kita mulai menjadikan satu aspek Doa
itu menjadi doktrin, akhirnya kita membuat standar dalam berdoa. Adakah orang
yang dapat memahami defenisi Doa, dan aspek yang begitu banyak tersimpan
didalamnya. Mari kita sedikit mundur dari pemahaman Doa yang selama ini kita
pegang, dan melihat begitu luasnya gambaran dari Doa.
Udang di Balik Batu
Pernahkah kita mendekati seseorang, karena ada
maunya?, atau mendekati seseorang karena menyukainya?, ada udang dibalik batu,
alias ada maunya. Lalu bagaimana ketika datang kepada Tuhan. Apakah kita datang
berdoa, ketika kita menginginkan sesuatu. Jika kita berdoa dengan cara
demikian, itu artinya kita memposisikan Tuhan untuk menuruti kehendak kita.
Kedekatan manusia cenderung merupakan “persahabatan bersyarat” ada maunya.
Namun tidak demikian dengan Tuhan, Dia memperlakukan kita benar-benar sebagai
sahabat. Menyediakan kebutuhan kita, meski kita terkadang sering datang kepada
Tuhan, karena ada “udang dibalik batu”.
Doa Jenderal
MacArthur
Ketika membaca Doa MacArthur untuk anaknya, tentu
sekali akan muncul banyak pertanyaan, ada apa dengan ayah yang satu ini?. Kalau
dibanding dengan ayah saat ini, jika seorang ayah berdoa untuk anaknya, apa
kira-kira isi doanya. Pada umumnya, Doa dan pesan orang tua kepada anaknya
tidak jauh dari seputar nilai, jadi juara umum, yang semua berhubungan dengan
angka-angka dan hal-hal yang dapat membanggakan dalam hal prestasi. Kalau doa
yang kita panjatkan merupakan doa yang tersadarkan dan tersentuh pesan Tuhan
seperti doa Douglas McArthur ini maka sudah tentu generasi Gereja dan generasi
bangsa, akan menjadi orang-orang yang berkarakter mulia. “bentuklah anakku
menjadi manusia yang hatinya jernih dan cita-citanya luhur”, sebaris doa ini
merupakan permohonan yang luar biasa dari seorang ayah kepada anaknya.
Sebagaimana Adanya
Seorang sahabat adalah dia yang menerima kita
sebagaimana adanya. Ia menyelami kelemahan kita dan rela menolong kelemahan itu.
Ketika Charlotte Elliot merasa hampa dan tak berguna, ketika ia merasa tidak
berharga dimata orang lain, bahkan dihadapan Tuhan. Ia teringat bahwa di dalam
Allah, dia diterima sebagaimana adanya. Ditengah penyakit yang melumpuhkan
hampir seluruh sendi-sendi tubuhnya, dia mengangkat tangannya dengan sisa
kekuatannya, dan menulis sebuah Doa. Coretan Charlotte kini telah menjadi lagu
yang terkenal “Meski Tak Layak Diriku”. Ketidaklayakan kita diterima Tuhan apa
adanya, dan kita dibentuknya dengan indah.
Teriring Salam Dan
...
Ketika mengirim surat, kita pasti membubuhkan kata “teriring
salam dan doa”. Yang menjadi pertanyaan, benarkah kita mendoakan orang/lembaga
yang kita kirimi surat, atau hanya sekedar basa-basi dalam surat saja. Hal yang
sama juga terlihat dalam doa kita sehari-hari. Setiap berdoa kita pasti akan
mendoakan orang kelaparan, namun setelah itu kita makan berlebihan, tanpa bisa
menguasai diri. Atau Doa kita seperti Tour Wisata, mendoakan bencana Haiyan,
langsung ke suku terpencil Irian Jaya, terbang ke perdamaian di Palestina,
kemudian mendarat di Indonesia supaya diberi damai sejahtera. Tapi apakah Doa
itu hanya sebatas kata-kata. Agaknya pengertian Doa Syafaat haruslah lebih
dipahami, dimana Doa Syafaat adalah simpati untuk berusaha terlibat dengan
orang dan apa yang terucap mengandung konsekuensi tindak lanjut yang riil. Doa
bukan hanya lip service, namun keluar dari hati yang tulus, disertai dengan
tindakan keprihatinan.
Doa Keheningan Hati
Kesendirian adalah waktu untuk mengetahui rencana
dan kehendakNya atas kehidupan kita. Kita akan merasa heran ketika kita
mengetahui betapa banyaknya Tuhan berbicara kepada kita pada saat mencapai keheningan.
Ketika kita mulai merasa kecewa karena apa yang kita harapkan sangat tidak
realistis. Bahkan, ketika kita merasa bahwa kita lebih rendah dari orang lain.
Pada akhirnya kita akan mulai menilai diri sendiri, “saya memang begini”,
“sudah terlambat” dan banyak hal lain yang akan kita katakan. Namun ketika kita
masuk ke dalam Doa keheningan, kita akan dituntun Tuhan untuk bisa menerima
keadaan kita, bahkan bangga dengan apa yang kita miliki.
To Elvis with Love
Disaat semua orang sudah menyerah karena keadaan
Karen yang semakin parah karena penyakit Cerebral Palsy (lumpuh akibat
kerusakan saraf otak). Seorang perawat yang bernama Lena tetap setia menjalin
hubungan yang akrab dengan Karen. Hingga pada akhirnya Karen mulai mau
berbicara kembali, dan berkata “I Hate My Mom”, karena dia merasa dibuang oleh
ibunya. Keterbukaannya lambat laun, membawa dampak pemulihan. Dia mulai bermain
dan menyukai musik, bahkan mendambakan Elvis Presley. Dia menulis surat kepada
Elvis, dan Elvis membalasnya. Karen sangat kegirangan, apalagi ketika Elvis
mengiriminya boneka beruang di hari natal. Dia sangat senang, karena dia
mempunyai pujaan. Hubungan kirta dengan Tuhan lewat Doa juga membuat kita
kegirangan, kita sangat senang ketika Dia berkata “kamu adalah sahabatku.., aku
menyebut kamu sahabat”. Kita memiliki dambaan, yaitu Yesus Kristus.
Marah kepada Allah
?
Hubungan kita dengan Allah, sama halnya seperti
suami-istri. Ada bulan madunya, ada juga adem-ademnya, ada akrab dan ada
cekcoknya. Hubungan itu tampak dalam kehidupan Doa. Ada kalanya kita begitu
rajin berdoa, namun ada kalanya kita semakin jarang ke Gereja dan malas berdoa.
Mengapa demikian, mungkin karena kita merasa kecewa kepada Tuhan. Ketika Ayub
didera penderitaan, dia kecewa kepada Tuhan. Namun ketika Tuhan menanyakan dia
tentang perbuatanNya yang besar. Dia merasa kecil, dan mencabut semua kekecewaannya.
Allah tidak tersinggung ketika kita datang seolah marah kepada Tuhan. Doa
merupakan pengungkapan pikiran manusia, dan bahkan manusia boleh datang kepada
Tuhan tanpa menyembunyikan perasaannya.
Doanya Terletak
dalam Perbuatan
Ada berbagai defenisi tentang Doa. Namun, apakah Doa
itu hanya sekedar memejamkan mata, kemudian menuturkan semua yang kita hendak
katakan kepada Tuhan. Doa memiliki arti yang lebih luas daripada hanya sekedar
menutup mata. Doa juga merupakan usaha untuk membuka hubungan serta melibatkan
diri dengan Allah dan dengan orang lain. Doa dan perbuatan memiliki hubungan
yang sangat erat. Berdoa juga berarti membuka mata dan melihat kenyataan yang
ada disekitar kita. Doa juga disertai dengan pengenalan yang benar tentang
Allah.
Tinggal Sertaku
Ketika Henry Francis Lyte memiliki firasat bahwa
hidupnya tidak akan lama lagi. Dan disaat dia merasa dilupakan oleh jemaatnya,
dia jatuh sakit. Dia merenung dan menulis sebuah syair, yang pada akhirnya
menjadi lagu yang terkenal “Tinggal Sertaku”. Lagu tersebut merupakan Doa
memohon iman dalam menghadapi kematian. Henry sadar betul, bahwa hanya tinggal
serta Yesus saja dia mendapatkan ketenangan. Demikian juga dalam kehidupan kita,
hendaknya kita selalu meminta supaya Tuhan Tinggal Serta kita, baik waktu kita
hidup, maupun setelah meninggal dunia.
Bicara Tidak Selalu
Berarti Minta
Disaat manakah kita datang berdoa kepada Tuhan?.
Beberapa orang menjadikan Tuhan seperti seorang Dokter. Disaat sakit pergi ke
dokter, setelah sembuh, buat apa lagi pergi ke dokter. Bahkan ada sebagian
orang, ketika dalam kesesakan datang berdoa kepada Tuhan, setelah kesesakan itu
terlewati, justru orang tersebut merasa bahwa itu adalah karena kekuatannya
sendiri. Lalu disaat mana kita datang kepada Tuhan, apakah disaat kita sakit,
kesesakan, sukacita, atau karena motivasi lain. Jika kita berdoa seperti
menghadap dokter, maka setelah Doa kita terkabul, kita tidak akan berdoa lagi.
Hubungan Doa kita kepada Tuhan tidak dibatasi oleh apapun, disaat seperti
apapun, kita perlu berbicara kepada Tuhan, tidak hanya ketika kita membutuhkan
sesuatu.
Doa Tanpa Kata
Ketika kita berdoa, apa yang menjadi tujuan kita
berdoa?. Tujuan kita berdoa akan mempengaruhi cara kita berdoa kepada Tuhan.
Dari penelitian yang dilakukan dipraha, ditemukan bahwa seseorang mengeluarkan
begitu banyak jumlah kata dalam sehari. Bahkan, banyak kata yang berhamburan
keluar begitu saja, tanpa arti dan tujuan yang jelas. Doa juga tidak luput dari
inflasi kata, sering sekali Doa yang kita ucapkan berhamburan dengan mudah
dalam Doa kita. Doa adalah komunikasi dengan Tuhan, tentu sekali dalam
berkomunikasi sangat diperlukan kata-kata. Namun, dalam keheningan kita juga
dapat bersekutu dengan Tuhan. Kita perlu belajar berdoa dengan berdiam diri
dihadapan Tuhan. Namun, bukan berarti kita perlu bersemedi untuk menjauhkan
diri dari inflasi kata dalam Doa. Yang perlu menyepi bukan tempatnya saja,
melainkan pikiran dan hati kita.
Batu Karang yang
Teguh
Batu Karang tetap berdiri teguh ditengah badai dan
topan. Augustus Toplady menciptakan lagu
“Batu Karang Yang Teguh” untuk menunjukkan bagaimana hubungan antara anugerah
Allah dan usaha manusia. Di lagu ini anugerah Allah digambarkan sebagai batu
karang yang sudah tersedia sehingga kita tinggal berlindung ketika badai topan
melanda. Namun banyak orang yang mengira bahwa Allah telah memberi keselamatan
sehingga manusia tidak usah berbuat apa-apa lagi. Batu karang itu bukan hasil
buatan manusia, melainkan pemberian Allah supaya kita selamat dari badai dan
topan. Tetapi sekuat-kuatnya batu karang itu, kita tidak akan selamat jika kita
tidak "melihat",
"datang" dan "berpegang erat" pada batu karang itu.
Kita Adalah Orang
yang Berhutang
Doa
menyadarkan bahwa kita adalah orang yang berhutang. Dan hutang itu telah dibayar
lunas oleh Yesus. Hutang itu adalah dosa, namun apakah kita sudah berhenti
melakukan dosa. Ketika seseorang tidak keluar dari rumah seharian, dan beriteraksi
dengan siapapun, masih saja bisa berdosa. Dosanya adalah tidak keluar rumah,
padahal tetangganya sedang sakit, seharusnya dikunjungi, dan itulah dosanya.
Setiap hari kita perlu berdoa kepada Tuhan. Karena selama orang masih hidup,
baik siang maupun malam, manusia tetap berhutang (melakukan dosa) dan masih
harus membayar penebusan Tuhan melalui Doa. Itu sebabnya, kita diperintahkan
untuk tetap berdoa, supaya pelunasan hutang itu menjadi perbuatan kita
sehari-hari.
Doa : Disapa dan
Menyapa
Binatang seringkali menunjukkan perilaku dan
keterampilan yang dapat menyamai kecakapan manusia. Bahkan dalam hal-hal
tertentu, binatang dapat melebihi manusia. Lalu apa yang menjadi perbedaan
antara manusia dan binatang. Manusia dicipta berbeda dengan binatang, manusia
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Itu berarti, manusia mempunyai
hubungan dengan Allah, atau manusia dapat menjadi subyek dihadapan Allah.
Manusia hidup dengan keistimewaan, dapat disapa dan dapat menyapa Allah.
Manusia dapat berdoa, sedangkan binatang tidak. Doa menjadi jawaban manusia
terhadap sapaan Allah. Manusia berbeda karena ia dapat menjawab dan
bertanggungjawab kepada Allah.
Ya Tuhan, Hari
T`lah Berakhir
Mengapa John Ellerton mengarang lagu “ Ya Tuhan,
Hari Tlah Berakhir”, apakah dia hanya sedang bersyukur karena pergantian hari.
Tentu saja tidak, di bait kedua lagu tersebut, dia bersyukur akan misi Gereja
yang tidak pernah berhenti baik siang maupun malam. Karena ketika dibelahan
bumi sini misi Gereja sedang berhenti, justru dibelahan bumi yang lain
pekerjaan Gereja baru saja dimulai. Matahari yang menawarkan kita untuk
istirahat, sedang membangunkan saudara kita dibelahan bumi yang lain. Lagu ini
pada dasarnya, berpokok pada pemerintahan Allah yang tidak akan pernah
berkesudahan.
Rintihan Hati
Doa merupakan sarana mengungkapkan rintihan hati. Dalam
bahasa Korea rintihan hati disebut “han”. Ketika orang Korea menderita akibat
pemerasan kaum bangsawan, seringkali mereka berdoa untuk meminta seorang
pemimpin seperti Musa. Dari kerinduan yang mereka sampaikan kepada Tuhan
melalui Doa, pada akhirnya para misionaris mengenalkan Allah kepada orang Korea
sebagai Allah yang mau mendengar “han” atau rintihan hati mereka. Di negara ini
Injil dipekenalkan sebagai kabar baik tentang pertobatan dan pembaharuan
pribadi. Dan itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Gereja di Korea
bertumbuh dengan cepat. Tuhan selalu mendengar rintihan hati kita, dan perlu
diingat bahwa berita Alkitab tidak berpusat pada diri manusia yang berdoa
kepada Allah, tetapi pada diri Allah yang mendengarkan Doa manusia.
Perjalanan Panjang
Memahami Doa
Semakin kita menyelami doa, semakin kita sadari
betapa dalam dan luas doa. Betapa tak terselami semuanya. Karenanya kita harus terus
berdoa. Untuk semakin dapat menyelami rahasia Allah. Bukan untuk semakin merasa
hebat, namun justru merasa semakin kecil di hadapanNya. Sama halnya dengan
pengakuan Rasul Paulus yang menyatakan, bahwa sesungguhnya kita tidak tahu
bagaimana berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah. Manusia
sebenarnya tidak mungkin berdoa, tetapi Allah telah memungkinkannya. Ia adalah
Allah yang mencari manusia, itu sebabnya Doa bukanlah usaha manusia mencari
Allah, melainkan usaha Allah mencari manusia. Marilah kita tetap meminta dan memohon
supaya Tuhan mengajari kita berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar