Halaman

Minggu, 08 Juni 2014

SEMESTER IV (TUGAS MAKALAH KELOMPOK - SEJARAH GEREJA DI NEGARA AFGHANISTAN)

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

SEJARAH GEREJA
DI NEGARA AFGHANISTAN


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
SEJARAH GEREJA ASIA
Yang Dibina Oleh :
Yulianus Bani, S.Th


Nama Kelompok :
Roy Damanik
Rohani Sitorus Pane

BAB I
PENDAHULUAN

                                                                                         I.          LETAK GEOGRAFIS
Republik Islam Afghanistan adalah sebuah negara di Asia Tengah. Afghanistan berbatasan dengan Iran di sebelah barat; Pakistan di selatan; di sebelah timur Tajikistan dan Turkmenistan; sedangkan di sebelah utara Uzbekistan; dan Republik Rakyat Cina di ujung timur. Afghanistan juga berbatasan dengan Kashmir, wilayah yang dipersengketakan oleh India dan Pakistan. Afghanistan merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Afghanistan juga merupakan negeri yang bergunung-gunung, walau ada dataran di utara dan barat daya. Sebagian besar negara ini kering, dan pasokan air bersih terbatas. Afghanistan memiliki iklim tanah, dengan musim panas yang panas sekali dan musim salju yang dingin. Negara ini sering menjadi pusat gempa bumi.[1]

                                                                                   II.          BUDAYA DAN TRADISI
Adapun budaya serta tradisi negara Afghanistan, antara lain[2] :

   1.     Etnis dan Budaya Afghanistan
Afghanistan memiliki jumlah penduduk  ±30 juta jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai etnis yang sebagian besar didominasi oleh etnis Pashtun dan Pushtus sebesar 42%, sementara sisanya merupakan etnis Tajik sebanyak 27%, Hazara 9%, Uzbekistan 9%, Aimak 4%, Turkmen 3%, dan Baloch 2%. Berbagai macam etnis tersebut membawa keragaman mereka sendiri dan berperan besar dalam menyumbang kekayaan budaya Afghanistan.

 
   2.     Cara Berpakaian
Secara tradisional, pakaian Afghanistan biasanya ditandai dengan desain yang indah dan menampilkan berbagai warna. Namun, syariah Islam menetapkan norma-norma yang ketat tentang cara berpakaian orang di Afghanistan. Para pria biasanya mengenakan salwar-kameez, sedangkan perempuan diharapkan mengenakan burqa.
   
   3.     Bahasa
Afghanistan memiliki 2 bahasa nasional yaitu Dari dan Pashto. Bahasa Dari merupakan dialek dari bahasa Persia yang secara luas digunakan di wilayah utara dan tengah Afghanistan, sedangkan penggunaan Pashto lebih menonjol di wilayah selatan. Selain dua bahasa tersebut, sebagian populasi Afghanistan juga menggunakan bahasa lain seperti Uzbekistan, Balochi, dan Turkmen.

   4.     Gaya Hidup dan Kepribadian
Para penduduk Afghanistan hidup dari hasil pertanian dan beternak hewan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada abad ke 8 Masehi, etnis Pashtun mulai memperkenalkan agama Islam, yang sejak saat itu merubah dan mempengaruhi sebagian besar kebudayaan Afghanistan. Orang-orang kemudian cenderung untuk secara teratur mempelajari Islam dan mengikuti hampir semua aturan-aturan dalam agama Islam, termasuk tidak adanya daging babi dan alkohol, serta aturan bahwa perempuan harus menutupi rambut mereka.

                                                                                                        III.          AGAMA
Afghanistan merupakan negara Islam dengan mayoritas penduduk menganut agama Islam. Sekitar 80 persen penganut Islam merupakan Sunni, sementara 19 persen adalah Syiah. Orang-orang dari agama-agama lain, seperti Sikh dan Hindu juga terdapat di negara ini meskipun jumlah mereka sangat sedikit.[3]


BAB II
PEMBAHASAN

                                                I.          MASUKNYA KEKRISTENAN KE AFGHANISTAN
Negara Afghanistan adalah sebuah Negara muslim yang cukup ketat dengan aturan keagamaannya. Kekristenan masuk di Afghanistan pada abad 15 M yang dibawa oleh kaum Nestorian. Akan tetapi perkembangan gereja di Afghanistan berjalan lambat karena rakyat Afghanistan sendiri telah menganut agama Zoroaster[4] dan Muslim yang sangat ketat.[5]

                                         II.          PERKEMBANGAN, KENDALA DAN KESEMPATAN

   1.     GEREJA PERTAMA
Pada bulan Desember 1952, Dr. J. Christy Wilson, Jr mulai mengaktifkan Community Christian Church (Komunitas Masyarakat Kristen di negara ini. Kemudian, pada tahun 1970, Gereja protestan pertama berhasil didirikan dan diresmikan melalui salah satu badan organisasi “National Organization Ophthalmic Rehabilitation”. Namun pada 13 Juni 1973 bangunan tersebut disita oleh pemerintah Afghanistan, dan pada tanggal 16 Juli 1973 para pekerja pemerintah membuldozer Gereja tersebut rata sampai tanah. Bersamaan dengan hal tersebut, dua institut khusus tuna netra yang dioperasikan oleh Internasional Afghan Mission, ditutup. Pada tanggal 21 Oktober 1973, pemerintahan Aghanistan juga memerintahkan para dokter dan perawat yang bekerja di Kabul untuk meninggalkan Afghanistan dengan batas waktu 120 hari.[6]

   2.     PELAYANAN UMUM / SOSIAL


Kekristenan dimulai dari sisi pelayanan sosial masyarakat. Adapun pelayanan sosial yang dikembangkan oleh misi kekristenan di negara ini, yakni :[7]
1)     Maret 1951, pemberantasan buta huruf oleh tim Dr. Frank Laubach.
2)     Karena Afghanistan sebagian besar petani, maka raja meminta agar bebek-bebek dari Long Island diimpor. Empat lusin telur yang sudah dibuahi dipesan oleh orang Kristen pada musim panas tahun 1957. Namun butuh waktu 18 hari untuk membawa telur itu ke Afghanistan, sehingga dikawatirkan bahwa tidak akan ada telur yang bertahan. Sehingga orang Kristen berdoa, supaya Tuhan membuat paling sedikit satu pasang bisa hidup, lalu tiga menetas satu betina dan dua jantan. Lalu betina satu-satunya itu bertelur 80 butir pada musim pertama.
3)     Dalam bidang peternakan, juga cukup membantu. Dimana sudah cukup lama domba-domba sakit karena ditulari penyakit yang dibawa keong. Bebek memakan keong, dan setidaknya lingkaran hidup parasit keong terhadap domba tersebut cukup terbatasi.
4)     Tahun 1966, International Afghan Mission didirikan.
5)     Institut tunanetra.
6)     Rumah sakit khusus mata dibangun tahun 1973.

   3.     KENDALA/TANTANGAN YANG MENJADI KESEMPATAN
Dalam perjalanan misi Kekristenan di Afghanistan, cukup banyak kendala-kendala serta tantangan yang dihadapi oleh para pekabar Injil. Namun kendala tersebut tidak menyusutkan semangat para pekabar Injil. Bahkan melalui kendala dan tantangan yang dihadapi, muncul model pelayanan baru yang cukup berhasil. Adapun kendala dan tantangan yang dihadapi para pekabar Injil, antara lain :[8]
1) Hampir 95% masyarakat Afghanistan buta huruf. Tentu hal ini menyulitkan dalam penyampaian injil. Namun melalui hal ini, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, Kekristenan menjadi sarana pemberantasan buta huruf.
2)     Di daerah ini obat-obatan yang berasal dari ganja mudah ditemukan, sehingga banyak orang muda yang kecanduan ganja, serta berkeliaran dengan cara hidup yang tidak teratur. Dalam hal ini, Kekristenan juga memulai pelayanan “Youth With A Mission”, dimana pada akhirnya, banyak orang muda yang bertobat.
3)     Semakin lama, semakin banyak orang Afghanistan yang keluar dari negara tersebut, baik sebagai mahasiswa, pengusaha, diplomat, dll. Dan melalui hal ini injil punya kesempatan untuk masuk kenegara tersebut. Namun, hukum kemurtadan Islam di Afghanistan sangat tinggi, dimana apabila seorang Muslim berubah imannya, akan dibunuh. Bahkan apabila seorang Afghanistan menerima Kristus ketika berada diluar negeri, ia akan menerima penganiayaan ketika kembali. Sehingga banyak orang Afghanistan yang pada akhirnya mati demi Imannya kepada Kristus Yesus.


                                                                              III.          KEKRISTENAN SAAT INI
Belakangan ini, kebebasan beragama di Afghanistan telah memburuk, Republik Islam Afghanistan tidak mengakui warga Afghanistan sebagai orang Kristen. Secara hukum warga Afghanistan tidak diizinkan untuk masuk agama Kristen. Hanya ada satu gereja yang diakui secara hukum di Afghanistan dan terletak di dalam kantong diplomatik, dan tidak terbuka untuk warga negara setempat. Ada juga sarana ibadah Kristen di pangkalan militer asing, seperti gereja Ortodoks Timur di pangkalan Rumania di Kandahar. Ada juga sumber lain yang mengklaim bahwa ada sebuah gereja bawah tanah rahasia Kristen Afghanistan yang tinggal di Afghanistan.[9]

Tidak adanya toleransi terhadap agama lain di negara ini, mengakibatkan banyak orang Kristen yang menjadi pelarian. Sekitar 200-250 orang Afghanistan yang telah meninggalkan Islam dan menjadi pemeluk Kristen, takut akan mengalami penganiayaan dari pihak berwenang Afghanistan dan Taliban. Akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan Afghanistan dan menemukan tempat perlindungan di Delhi. Jumlah petobat Kristen semakin meningkat di Afghanistan sejak kehadiran Amerika di negara itu menyusul jatuhnya rejim Taliban, kebanyakan dari para petobat Kristen tinggal di daerah pinggiran, sehingga ancaman dari Taliban tidak terlalu besar. Para petobat Kristen mulai meninggalkan Afghanistan karena takut identitas mereka akan diketahui umum. Kebanyakan dari mereka mengungsi ke India ketika gereja-gereja tempat dimana mereka beribadah secara rahasia, disiarkan oleh stasiun televisi Noorin, jaringan televisi yang berpusat di kota Kabul, pada bulan Mei 2009. Hidup mereka terus berada dalam bahaya hingga tahun 2010, dimana seorang anggota majelis yang berpengaruh di parlemen Afghanistan, Abdul Sattar Khawasi, menyerukan supaya para petobat Kristen itu dihukum mati. Hingga pada akhirnya banyak dari orang Kristen Afghanistan memilih mengungsi ke India karena kemiripan adat istiadat. Dan juga karena mereka cukup mengenal Negara tersebut.[10]

Tidak ada satupun lagi gereja Kristen yang diketahui publik di Afghanistan. Gereja Kristen yang diketahui publik yang terakhir di Afghanistan dihancurkan pada bulan Maret 2010. Pada tanggal 5 Agustus 2010, sepuluh anggota tim Bantuan Misi Internasional ditemukan tewas di Kuran wa Munjan Provinsi Badakhshan di Afghanistan. Satu anggota berhasil melepaskan diri sedangkan sisanya tewas. Mereka membunuh enam orang Amerika, dua warga Afghanistan, satu warga Inggris dan satu Jerman. Hingga saat ini, Republik Islam Afghanistan tidak mengakui warga Afghanistan sebagai orang Kristen. Warga Afghanistan juga secara hukum tidak diperbolehkan untuk masuk Kristen. Meskipun tidak ada hukum eksplisit yang melarang penginjilan, namun pemerintah dan sebagian besar masyarakat menganggap praktek tersebut bertentangan dengan kepercayaan Islam.[11]

                                                            IV.          KEADAAN AFGHANISTAN SAAT INI
Setelah Amerika Serikat memerdekakan Afghanistan dari kekuasaan Taliban, kondisi negara ini menjadi semakin tidak karuan. Saat ini Afghanistan dipimpin oleh Hamid Karzai, seorang birokrat korup, yang sepertinya tidak cakap dan tidak siap untuk mengatasi kemiskinan yang melanda negerinya. Tingkat kekerasan terhadap kaum perempuan pun sangat umum terjadi, dan sekarang Afghanistan menduduki peringkat ke 8 sebagai negara termiskin dengan tingkat kematian tertinggi di dunia.[12]

                                                  V.          KEMUNGKINAN LAIN MASUKNYA KRISTEN
Ketika membaca sumber-sumber tentang Kekristenan di negara Afghanistan. Kelompok kami mencoba membuat kemungkinan lain tentang masuknya agama Kristen ke Afghanistan, yakni : Negara Afghanistan pernah dijajah oleh Britania Raya (Inggris Raya), dan baru merdeka pada 19 Agustus 1919. Britania Raya terdiri dari (Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales). Seperti kita ketahui keempat negara tersebut merupakan negara beragama Kristen. Sehingga besar kemungkinan kekristenan telah masuk kesana melalui penjajahan Britania Raya, meskipun tujuan utamanya bukan penginjilan. 

BAB III
PENUTUP

                                                                                                   I.          KESIMPULAN
Pelayanan Misi di Afghanistan telah berjalan dalam kurun waktu yang cukup panjang. Dimulai dari pelayanan kaum Nestorian, peresmian Gereja pertama oleh badan American Army, pelayanan rumah sakit mata, pemberantasan buta huruf, pelayanan tuna netra. Bahkan, perjalanan misi juga bekerja melalui sektor pertanian dan peternakan.
Pekabaran Injil tentu saja bukanlah hal yang mudah, itu terbukti dari begitu banyaknya penolakan dan penganiayaan yang dialami para pekabar Injil. Bahkan, dialami juga oleh rakyat Afghanistan sendiri, yakni mereka yang menerima Yesus sebagai juruselamat. Namun Tuhan tidak akan pernah berhenti menggerakkan hati para umatnya, untuk berjuang memenangkan para jiwa-jiwa di Afghanistan. Meskipun harus melalui begitu banyak kendala, bahkan harus melalui pelayanan  Gereja bawah tanah.
Doakan terus Afganistan agar ada suasana yang damai di sana. Kita juga perlu memohon pada Roh Kudus untuk bekerja di hati orang-orang Taliban sehingga mereka dapat menerima Kebenaran Isa Almasih sebagai Mesias.

                                                                                                       II.          APLIKASI
Menurut kelompok kami, Tuhan tidak akan pernah tinggal diam ketika kita mau melayani dalam pekabaran Injilnya. Bahkan ditengah masalah Tuhan selalu turut campur tangan. Ketika masalah dan kendala datang kedalam kehidupan kita, kita sering merasa Tuhan jauh, dan kita hampir menyerah. Namun setelah membahas tentang perjalanan Misi Kekristenan di Afghanistan. Terutama di Bab. II, Point 3, kami menyadari bahwa lewat Kendala sekalipun, “Tuhan Sanggup Buka Jalan”.

Terimakasih, Tuhan Yesus Memberkati.


[2] http://noprian-blog.blogspot.com/2014/01/hubungan-kebudayaan-dan-kepribadian.html
[3] http://www.amazine.co/22584/ketahui-budaya-bahasa-dan-tradisi-afghanistan/
[4] Agama dengan ajaran filosofi yang berasal dari Persia kuno
[5] http://sihombinglumbantoruan.blogspot.com/2008/05/sejarah-gereja-asia.html
[6] Donal E. Hoke : Sejarah Gereja Asia Vol. 1(Malang : Gandum Mas, 2000) hal 73.
[7] Ibid, hal. 74-77.
[8] Ibid, hal. 78-82.
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Kekristenan_di_Afganistan
[10]https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=581898298516032&id=106371592735374
[11] http://yazuo69.blogspot.com/2011/06/karena-hal-ini-saya-percaya-kristus.html
[12] http://uniknya.com/2011/07/5-negara-dunia-yang-berada-di-ujung-kehancuran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar