Halaman

Minggu, 08 Juni 2014

SEMESTER IV (UJIAN KRISTOLOGI)

STT “BASOM” BATAM
Ujian Tengah Semester (UTS)

Mata Kuliah               : Dogmatika 3 (Kristologi)
Dosen                          : Simon Andreas, S.Th
Mahasiswa                 : Roy Damanik
Semester                    : IV (Empat)

JAWABAN
1.     3 Masalah Kontemporer

  1. Bagaimanakah hubungan antara iman dengan sejarah?
  2. Bagaimanakah hubungan antara penyelidikan tentang Pribadi Kristus dengan studi tentang KaryaNya?
  3. Bagaimanakah makna sesungguhnya dari penjelmaan Kristus?
2.     Tentang Yesus Sejarah
Studi mengenai diri Yesus dengan sebutan “Yesus Sejarah” berkembang terutama pada abad 18 dan 19, yang didasari asumsi rasionalisme bahwa hal-hal yang bersifat mujijat dan supranatural dalam Alkitab tidak mungkin terjadi. Puncak dari studi Yesus Sejarah adalah karya Albert Schweitzer berjudul ‘The Quest of Historical Jesus’. Yang paling terkenal dalam studi mengenai Yesus itu adalah ‘Life of Jesus’ karya teolog Jerman D.F. Strauss, dan teolog Prancis J.E. Renan, dengan judul yang sama. Karya Strauss menolak sama sekali sifat sejarah hal-hal yang bersifat supra alami dalam Alkitab, demikian juga dengan tulisan Renan. Seorang teolog lain yakni Adolf Von harnack dalam tulisannya ‘What is Christianity’ menganggap Yesus hanya sebagai manusia yang memiliki damai dan membagikannya kepada orang lain. Beberapa teolog lain juga memberikan kontribusi mereka dalam usaha menurunkan Yesus sebagai Tuhan dan hanya menjadikannya sebagai manusia saja. Jelas sekali pandangan-pandangan teologi demikian yang meragukan sifat sejarah dari Injil dan Yesus yang dilatarbelakangi faham Skeptikisme dalam filsafat telah menghasilkan banyak ketidaktentuan dalam kepercayaan Kristiani. Pada abad ke-20 muncullah Karl Barth dan Rudolf Bultman dan Emil Bruner. Kemudian dirintis oleh murid Bultman, Ernest Kaseman kembali di pertengahan abad 20 dan studi mengenai Yesus kembali berkembang setelah pengaruh Barth dan Bultman mereda, dan semua ini memuncak dengan diadakannya ‘Jesus Seminar’ di Amerika Serikat pada tahun 1985 yang dirintis oleh dua pelopornya Robert W. Funk dan John Dominic Crossan. Oleh sebab itu perkembangan mengenai Yesus Sejarah ini dibagi menjadi tiga periode yaitu Penyelidikan (The Quest), Penyelidikan baru (The New Quest) dan Penyelidikan Ketiga (The New Quest).
Menurut saya, usaha yang dilakukan para Theolog untuk mencari Yesus Sejarah sangatlah bermanfaat untuk kehifupan saat ini. Karena melalui penyelidikan “Yesus Sejarah” pertumbuhan iman kita semakin baik karena semakin mengenal dan mengakui keberadaan-Nya teristimewa karya-Nya di dunia secara historis. Namun perlu dipahami bahwa Yesus Sejarah tentu memiliki banyak ketidakpastian,  namun biarlah semua itu mengingatkan kita bahwa Yesus adalah Tuhan atas kehidupan kita.

3.     Tentang Kristologi Atas dan Kristologi Bawah
Kristologi dari atas adalah pendekatan Kristologis yang bertitik tolak dari Logos yang menjelma menjadi manusia. Pendekatan yang berawal dari keilahian Yesus Kristus yang turun dan berkarya dalam dunia. Di sini Yesus dipahami sebagai pribadi kedua dari konsep Trinitas. Pendekatan ini menekankan pada kejatuhan manusia yang membutuhkan pengampunan. Yesus menderita untuk menebus dosa manusia supaya terjalin hubungan dengan Allah. Allah dalam pendekatan ini dikenal sebagai Allah yang transenden. Allah yang berada diluar atau berbeda sama sekali dengan dunia. Ini merupakan pendekatan Kristologis yang dipakai oleh perguruan Alexandria.
Kristologi dari bawah merupakan pendekatan Kristologis yang bertitik tolak dari sejarah hidup Kristus sebagai manusia. Berbeda dengan Kristologi dari atas, Allah di sini dipahami sebagai Allah yang imananen. Allah yang berada di dalam dan  tinggal di dunia ini. Yesus yang hidup dan juga mempunyai pengalaman yang sama seperti manusia pada umumnya. Yesus yang dipahami sebagai  pemuda Yahudi bijaksana, yang menjadi guru dan nabi pada abad pertama. Kematian Yesus dikayu salib merupakan akibat konflik dengan pemerintah Roma dan pemimpin agama Yahudi karena dianggap sebagai pemberontak. Pendekatan Kristologis dari bawah dipakai oleh perguruan Antiokia.

4.     3 Model Kristologi

  1. Kristologi dari atas, Paham ini menganggap bahwa akal budi tidak mencukupi untuk membuktikan kebenaran, oleh karena itu orang percaya dapat mengendalikan iman. Menurut pendapat ini, pengetahuan kita tentang ke- Allahan Yesus tidak didasarkan pada fakta-fakta historis yang dapat dibuktikan tentang kehidupan-Nya di bumi ini. Iman kita berlandaskan pada iman para rasul sebagaimana dikemukakan dalam pewartaan rasuli.
  2. Kristologi dari bawah, Paham ini berusaha memperlihatkan sifat adikodrati Kristus dengan memakai bukti-bukti historis. Dengan demikian, ke-Allahan Kristus bukan merupakan perkiraan, melainkan kesimpulan dari suatu proses. Yang dirujuk adalah akal historis, bukan iman atau kekuasaan. Sebagaimana iman menonjol dalam contoh yang pertama, di sini akal yang menonjol.
  3. Model Augustinian, Menurut model ini, iman mendahului, tetapi tidak senantiasa terlepas dari akal. Iman menyediakan sudut pandang atau titik tolak yang dapat dipakai oleh akal, yang memungkinkan orang untuk mengerti apa yang tidak mungkin dipahaminya tanpa iman.
Secara pribadi saya lebih setuju dengan Model Augustinian, karena melalui akal dan pemahaman yang baik, maka kita akan memiliki Iman yang benar kepada Yesus. Meskipun sebenarnya Akal kita yang terbatas tidak akan bisa memahami Allah yang tidak terbatas. Namun tanpa akal kita tidak akan bisa memberi penilaian akan betapa luar biasanya Allah kita.

5.     Cara Mempelajari Pribadi dan Karya Kristus
Pada dasarnya untuk mempelajari Pribadi dan Karya Kristus, tidak dapat dikaji secara terpisah, karena akan menimbulkan berbagai kesulitan dan pemahaman yang berbeda. Namun menurut sumber yang saya baca, lebih baik apabila mempelajari Kepribadian Kristus dulu kemudian Karya Kristus. Ada dua alasan yang perlu dipahami mengapa pokok pembahasan tentang Kepribadian Kristus didahului oleh penelitian Karya Kristus.

  1. Salah satu alasan ialah keinginan untuk mengaitkan Kristologi dengan soteriologi. Memang mungkin untuk membahas Kristologi terlepas dari soteriologi. Namun tidak mungkin untuk membahas apa yang dilakukan Kristus dalam kehidupan kita tanpa mengaitkan karya tersebut dengan watak Kristus, yang dimisalkan sebelumnya.
  2. Alasan yang kedua ialah keinginan untuk menunjukkan pertalian Kristologi. Sangat sulit bagi kebanyakan orang untuk menaruh perhatian pada pembahasan berbagai masalah yang berkaitan dengan watak Kristus, kecuali mereka melihat pengaruhnya dalam hidup mereka.
6.     Apakah Inkarnasi Kristus Merupakan Peristiwa Faktual atau Hanya Sekedar Mitos
Menurut saya, Inkarnasi itu adalah merupakan peristiwa yang faktual. Hal tersebut terbukti melalui : Yohanes 1: 1, 14 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah… Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Allah tidak sedang menyamar dengan mengenakan tubuh manusia. Tetapi Allah sungguh-sungguh menjadi manusia. Salah satu ciri bahwa Allah menjadi manusia yaitu Yesus melalui proses kelahiran yang berasal dari kandungan seorang anak dara bernama Maria. Selain itu Yesus hidup dan bertumbuh seperti layaknya manusia. Yesus bertumbuh besar secara fisik dan rohaninya (Luk. 2: 53); Dia makan bersama murid-murid-Nya; Dia menangis (Yoh. 11:35); Dia mengalami ketakutan (Luk. 22: 44). Namun kita perlu pahami bahwa inkarnasi Allah ini tidak seluruhnya dapat kita pahami. Karena manusia adalah mahluk ciptaan yang sangat terbatas, sedangkan Allah adalah pencipta yang maha tidak terbatas.

7.     3 Bukti Mengenai Ke-Allahan Kristus Berdasarkan ALKITAB

  1. Kesadaran diri Yesus sendiri
  2. Pengakuan Para Murid
  3. Kebangkitan Yesus.
8.     Bukti Alkitab mengenai kesadaran Yesus akan diriNya sebagai Allah sendiri
Kesadaran diri Kristus sebagai pribadi Allah sangat banyak disinggung dalam Injil Yohanes. Perikop yang paling terkenal dalam Yohanes adalah dalam Pasal 10:30-33,
disitu dikatakan, “Aku dan Bapa adalah Satu.” Kemudian dalam Yohanes 5:17, 18, tentang Yesus menyebut Allah BapaNya sendiri. Dalam Yohanes 3:34; 5:36,38: 7:29; 11:42 juga membahas tentang gelar Yesus sebagai Anak Allah mendukung ajaran tentang keadaan Yesus yang sudah ada sebelum segala sesuatu, karena ia tidak dapat diutus kecuali jika Ia sudah ada sebelum segala sesuatu ada. Hubungan antara Bapa dan Anak terlihat sebagai kesinambungan hubungan yang sudah ada sebelum inkarnasi. Hal lain yang terlihat di dalam Injil Yohanes seperti 6:64, 8:19, 14:8-9, 10:15, 10:18, 15:15,12:49-50 sangat-sangat jelas menunjukan keyakinan Yesus yang teguh bahwa pikiran dan kata-katanya seluruhnya dikuasai oleh kesadaranNya akan Allah . Hal lain yang menarik masalah kesadaran pribadi Yesus sebagai Allah adalah Ego Eimi (Akulah). Kata-kata ini sangat jelas menunjukan pernyataan Yesus sendiri mengenai ke AllahanNya.

9.     Alasan-alasan yang bisa membuktikan bahwa Kebangkitan Yesus benar-benar terjadi

  1. Kubur Yang Kosong, ketika para murid pergi kekubur dan melihat tidak ada lagi mayat Yesus disana, malaikat berkata kepada mereka “Jangan cari orang hidup di tengah-tengah orang mati, Ia sudah bangkit lihatlah kuburNya kosong”.
  2. Penampakan Dirinya, Yesus memperlihatkan diriNya selama 40 hari 40 malam (Kis 1:3) kepada murid-muridNya. Ada yang mengatakan bahwa itu hanyalah ilusi, khayalan, dan tidak benar. Namun Firman Tuhan mencatat  “Ketika kami makan bersama, mata kami terbuka dan barulah kami mengetahui bahwa Dia adalah Yesus”. Jadi, apa yang dilihat murid-murid bukanlah khayalan. Kondisi ini jauh dari kondisi untuk menghayal. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid, bahkan Yesus berkata kepada Thomas, “Thomas peganglah bekas lukaKu, arahkan dan cucukkan tanganmu ke lambungKu” (Yoh 20:27). Jadi Yesus benar-benar menampakkan diriNya.
  3. Perubahan Para Murid, para murid mengalami perubahan. Petrus berubah, bahkan akhir hidupnya, Petrus mati disalib terbalik. Markus mati dengan berani ditarik kuda sehingga seluruh tubuhnya lepas. Thomas pergi ke India dan mati di sana dengan cara ditombak. Semua murid-murid Yesus hidup dengan radikal. Tentu sekali para murid bukanlah orang bodoh yang mau mati buat seorang yang tidak benar-benar bangkit.
  4. Bukti-bukti lainnya juga didukung dengan Lahirnya Gereja; Ibadah yang diadakan setiap hari Minggu (hari kebangkitan Yesus); dan juga penulisan PB.
10.  Tanggapan Terhadap Mata Kuliah Ini.

  1. Materi Kuliah cukup baik dan menarik.
  2. Metode/Cara Penyajian Materi terlalu ringkas, sehingga mahasiswa sedikit kesulitan untuk memahami materi kuliah.
  3. Ketika mengajar, Dosen terlalu cepat dan menggunakan bahasa yang cukup tinggi, sehingga pemahaman terhadap materi kurang memadai.
  4. Pertanyaan-pertanyaan dan keberatan-keberatan terhadap Kristologi tidak disampaikan secara tuntas, sehingga pemahaman Kristologi diantara sesama Mahasiswa menjadi berbeda (hal ini saya dapatkan melalui share bersama teman-teman).
  5. Secara keseluruhan saya dapat menangkap dan memahami materi, namun saya sering menjadi bingung karena apa yang saya dapatkan sepertinya berbeda dengan apa yang didapatkan oleh teman mahasiswa lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar