STT
“BASOM” BATAM
Ujian
Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah : Dogmatika 3 (Kristologi)
Dosen : Simon Andreas, S.Th
Mahasiswa : Roy Damanik
Semester : IV (Empat)
JAWABAN
1.
3
Masalah Kontemporer
- Bagaimanakah hubungan antara iman dengan sejarah?
- Bagaimanakah hubungan antara penyelidikan tentang Pribadi Kristus dengan studi tentang KaryaNya?
- Bagaimanakah makna sesungguhnya dari penjelmaan Kristus?
2.
Tentang
Yesus Sejarah
Studi mengenai diri Yesus dengan
sebutan “Yesus Sejarah” berkembang terutama pada abad 18 dan 19, yang didasari
asumsi rasionalisme bahwa hal-hal yang bersifat mujijat dan supranatural dalam
Alkitab tidak mungkin terjadi. Puncak dari studi Yesus Sejarah adalah karya
Albert Schweitzer berjudul ‘The Quest of Historical Jesus’. Yang paling
terkenal dalam studi mengenai Yesus itu adalah ‘Life of Jesus’ karya teolog
Jerman D.F. Strauss, dan teolog Prancis J.E. Renan, dengan judul yang sama.
Karya Strauss menolak sama sekali sifat sejarah hal-hal yang bersifat supra
alami dalam Alkitab, demikian juga dengan tulisan Renan. Seorang teolog lain
yakni Adolf Von harnack dalam tulisannya ‘What is Christianity’ menganggap
Yesus hanya sebagai manusia yang memiliki damai dan membagikannya kepada orang
lain. Beberapa teolog lain juga memberikan kontribusi mereka dalam usaha
menurunkan Yesus sebagai Tuhan dan hanya menjadikannya sebagai manusia saja.
Jelas sekali pandangan-pandangan teologi demikian yang meragukan sifat sejarah
dari Injil dan Yesus yang dilatarbelakangi faham Skeptikisme dalam filsafat telah
menghasilkan banyak ketidaktentuan dalam kepercayaan Kristiani. Pada abad ke-20
muncullah Karl Barth dan Rudolf Bultman dan Emil Bruner. Kemudian dirintis oleh
murid Bultman, Ernest Kaseman kembali di pertengahan abad 20 dan studi mengenai
Yesus kembali berkembang setelah pengaruh Barth dan Bultman mereda, dan semua
ini memuncak dengan diadakannya ‘Jesus Seminar’ di Amerika Serikat pada tahun
1985 yang dirintis oleh dua pelopornya Robert W. Funk dan John Dominic Crossan.
Oleh sebab itu perkembangan mengenai Yesus Sejarah ini dibagi menjadi tiga
periode yaitu Penyelidikan (The Quest), Penyelidikan baru (The New Quest) dan
Penyelidikan Ketiga (The New Quest).
Menurut saya, usaha yang dilakukan
para Theolog untuk mencari Yesus Sejarah sangatlah bermanfaat untuk kehifupan
saat ini. Karena melalui penyelidikan “Yesus Sejarah” pertumbuhan iman kita
semakin baik karena semakin mengenal dan mengakui keberadaan-Nya teristimewa
karya-Nya di dunia secara historis. Namun perlu dipahami bahwa Yesus Sejarah
tentu memiliki banyak ketidakpastian,
namun biarlah semua itu mengingatkan kita bahwa Yesus adalah Tuhan atas
kehidupan kita.
3.
Tentang
Kristologi Atas dan Kristologi Bawah
Kristologi dari atas adalah
pendekatan Kristologis yang bertitik tolak dari Logos yang menjelma menjadi
manusia. Pendekatan yang berawal dari keilahian Yesus Kristus yang turun dan
berkarya dalam dunia. Di sini Yesus dipahami sebagai pribadi kedua dari konsep
Trinitas. Pendekatan ini menekankan pada kejatuhan manusia yang membutuhkan
pengampunan. Yesus menderita untuk menebus dosa manusia supaya terjalin
hubungan dengan Allah. Allah dalam pendekatan ini dikenal sebagai Allah yang
transenden. Allah yang berada diluar atau berbeda sama sekali dengan dunia. Ini
merupakan pendekatan Kristologis yang dipakai oleh perguruan Alexandria.
Kristologi dari bawah merupakan pendekatan
Kristologis yang bertitik tolak dari sejarah hidup Kristus sebagai manusia.
Berbeda dengan Kristologi dari atas, Allah di sini dipahami sebagai Allah yang
imananen. Allah yang berada di dalam dan
tinggal di dunia ini. Yesus yang hidup dan juga mempunyai pengalaman
yang sama seperti manusia pada umumnya. Yesus yang dipahami sebagai pemuda Yahudi bijaksana, yang menjadi guru
dan nabi pada abad pertama. Kematian Yesus dikayu salib merupakan akibat
konflik dengan pemerintah Roma dan pemimpin agama Yahudi karena dianggap
sebagai pemberontak. Pendekatan Kristologis dari bawah dipakai oleh perguruan
Antiokia.
4.
3
Model Kristologi
- Kristologi dari atas, Paham ini menganggap bahwa akal budi tidak mencukupi untuk membuktikan kebenaran, oleh karena itu orang percaya dapat mengendalikan iman. Menurut pendapat ini, pengetahuan kita tentang ke- Allahan Yesus tidak didasarkan pada fakta-fakta historis yang dapat dibuktikan tentang kehidupan-Nya di bumi ini. Iman kita berlandaskan pada iman para rasul sebagaimana dikemukakan dalam pewartaan rasuli.
- Kristologi dari bawah, Paham ini berusaha memperlihatkan sifat adikodrati Kristus dengan memakai bukti-bukti historis. Dengan demikian, ke-Allahan Kristus bukan merupakan perkiraan, melainkan kesimpulan dari suatu proses. Yang dirujuk adalah akal historis, bukan iman atau kekuasaan. Sebagaimana iman menonjol dalam contoh yang pertama, di sini akal yang menonjol.
- Model Augustinian, Menurut model ini, iman mendahului, tetapi tidak senantiasa terlepas dari akal. Iman menyediakan sudut pandang atau titik tolak yang dapat dipakai oleh akal, yang memungkinkan orang untuk mengerti apa yang tidak mungkin dipahaminya tanpa iman.
Secara
pribadi saya lebih setuju dengan Model Augustinian, karena melalui akal dan
pemahaman yang baik, maka kita akan memiliki Iman yang benar kepada Yesus.
Meskipun sebenarnya Akal kita yang terbatas tidak akan bisa memahami Allah yang
tidak terbatas. Namun tanpa akal kita tidak akan bisa memberi penilaian akan
betapa luar biasanya Allah kita.
5.
Cara
Mempelajari Pribadi dan Karya Kristus
Pada dasarnya untuk mempelajari Pribadi dan Karya
Kristus, tidak dapat dikaji secara terpisah, karena akan menimbulkan berbagai
kesulitan dan pemahaman yang berbeda. Namun menurut sumber yang saya baca,
lebih baik apabila mempelajari Kepribadian Kristus dulu kemudian Karya Kristus.
Ada dua alasan yang perlu dipahami mengapa pokok pembahasan tentang Kepribadian
Kristus didahului oleh penelitian Karya Kristus.
- Salah satu alasan ialah keinginan untuk mengaitkan Kristologi dengan soteriologi. Memang mungkin untuk membahas Kristologi terlepas dari soteriologi. Namun tidak mungkin untuk membahas apa yang dilakukan Kristus dalam kehidupan kita tanpa mengaitkan karya tersebut dengan watak Kristus, yang dimisalkan sebelumnya.
- Alasan yang kedua ialah keinginan untuk menunjukkan pertalian Kristologi. Sangat sulit bagi kebanyakan orang untuk menaruh perhatian pada pembahasan berbagai masalah yang berkaitan dengan watak Kristus, kecuali mereka melihat pengaruhnya dalam hidup mereka.
6.
Apakah
Inkarnasi Kristus Merupakan Peristiwa Faktual atau Hanya Sekedar Mitos
Menurut saya, Inkarnasi
itu adalah merupakan peristiwa yang faktual. Hal tersebut terbukti melalui
: Yohanes 1: 1, 14 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah… Firman itu telah menjadi manusia, dan diam
diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.” Allah tidak sedang menyamar dengan mengenakan tubuh manusia. Tetapi
Allah sungguh-sungguh menjadi manusia. Salah satu ciri bahwa Allah menjadi
manusia yaitu Yesus melalui proses kelahiran yang berasal dari kandungan
seorang anak dara bernama Maria. Selain itu Yesus hidup dan bertumbuh seperti
layaknya manusia. Yesus bertumbuh besar secara fisik dan rohaninya (Luk. 2: 53);
Dia makan bersama murid-murid-Nya; Dia menangis (Yoh. 11:35); Dia mengalami
ketakutan (Luk. 22: 44). Namun kita perlu pahami bahwa inkarnasi Allah ini
tidak seluruhnya dapat kita pahami. Karena manusia adalah mahluk ciptaan yang
sangat terbatas, sedangkan Allah adalah pencipta yang maha tidak terbatas.
7.
3
Bukti Mengenai Ke-Allahan Kristus Berdasarkan ALKITAB
- Kesadaran diri Yesus sendiri
- Pengakuan Para Murid
- Kebangkitan Yesus.
8.
Bukti
Alkitab mengenai kesadaran Yesus akan diriNya sebagai Allah sendiri
Kesadaran diri Kristus sebagai pribadi Allah sangat
banyak disinggung dalam Injil Yohanes. Perikop yang paling terkenal dalam
Yohanes adalah dalam Pasal 10:30-33,
disitu dikatakan, “Aku dan Bapa adalah Satu.”
Kemudian dalam Yohanes 5:17, 18, tentang Yesus menyebut Allah BapaNya sendiri. Dalam
Yohanes 3:34; 5:36,38: 7:29; 11:42 juga membahas tentang gelar Yesus sebagai
Anak Allah mendukung ajaran tentang keadaan Yesus yang sudah ada sebelum segala
sesuatu, karena ia tidak dapat diutus kecuali jika Ia sudah ada sebelum segala
sesuatu ada. Hubungan antara Bapa dan Anak terlihat sebagai kesinambungan hubungan
yang sudah ada sebelum inkarnasi. Hal lain yang terlihat di dalam Injil Yohanes
seperti 6:64, 8:19, 14:8-9, 10:15, 10:18, 15:15,12:49-50 sangat-sangat jelas
menunjukan keyakinan Yesus yang teguh bahwa pikiran dan kata-katanya seluruhnya
dikuasai oleh kesadaranNya akan Allah . Hal lain yang menarik masalah kesadaran
pribadi Yesus sebagai Allah adalah Ego Eimi (Akulah). Kata-kata ini sangat
jelas menunjukan pernyataan Yesus sendiri mengenai ke AllahanNya.
9.
Alasan-alasan
yang bisa membuktikan bahwa Kebangkitan Yesus benar-benar terjadi
- Kubur Yang Kosong, ketika para murid pergi kekubur dan melihat tidak ada lagi mayat Yesus disana, malaikat berkata kepada mereka “Jangan cari orang hidup di tengah-tengah orang mati, Ia sudah bangkit lihatlah kuburNya kosong”.
- Penampakan Dirinya, Yesus memperlihatkan diriNya selama 40 hari 40 malam (Kis 1:3) kepada murid-muridNya. Ada yang mengatakan bahwa itu hanyalah ilusi, khayalan, dan tidak benar. Namun Firman Tuhan mencatat “Ketika kami makan bersama, mata kami terbuka dan barulah kami mengetahui bahwa Dia adalah Yesus”. Jadi, apa yang dilihat murid-murid bukanlah khayalan. Kondisi ini jauh dari kondisi untuk menghayal. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid, bahkan Yesus berkata kepada Thomas, “Thomas peganglah bekas lukaKu, arahkan dan cucukkan tanganmu ke lambungKu” (Yoh 20:27). Jadi Yesus benar-benar menampakkan diriNya.
- Perubahan Para Murid, para murid mengalami perubahan. Petrus berubah, bahkan akhir hidupnya, Petrus mati disalib terbalik. Markus mati dengan berani ditarik kuda sehingga seluruh tubuhnya lepas. Thomas pergi ke India dan mati di sana dengan cara ditombak. Semua murid-murid Yesus hidup dengan radikal. Tentu sekali para murid bukanlah orang bodoh yang mau mati buat seorang yang tidak benar-benar bangkit.
- Bukti-bukti lainnya juga didukung dengan Lahirnya Gereja; Ibadah yang diadakan setiap hari Minggu (hari kebangkitan Yesus); dan juga penulisan PB.
10. Tanggapan Terhadap Mata Kuliah Ini.
- Materi Kuliah cukup baik dan menarik.
- Metode/Cara Penyajian Materi terlalu ringkas, sehingga mahasiswa sedikit kesulitan untuk memahami materi kuliah.
- Ketika mengajar, Dosen terlalu cepat dan menggunakan bahasa yang cukup tinggi, sehingga pemahaman terhadap materi kurang memadai.
- Pertanyaan-pertanyaan dan keberatan-keberatan terhadap Kristologi tidak disampaikan secara tuntas, sehingga pemahaman Kristologi diantara sesama Mahasiswa menjadi berbeda (hal ini saya dapatkan melalui share bersama teman-teman).
- Secara keseluruhan saya dapat menangkap dan memahami materi, namun saya sering menjadi bingung karena apa yang saya dapatkan sepertinya berbeda dengan apa yang didapatkan oleh teman mahasiswa lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar