TUGAS MAKALAH
THEMA :
KONSEP KRISTOLOGI
MENURUT TEOLOGI PB – KITAB IBRANI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
TEOLOGI PB-2
Yang Dibina Oleh :
Sang Putra Immanuel Duha, S.Th, M.Pd.K
Nama : Roy Damanik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kristologi adalah ilmu tentang Kristus. Sebagaimana yang
dipahami oleh orang-orang Kristen pada umumnya, Kristus adalah Allah yang
mewujudkan diriNya dalam bentuk seorang manusia. Kristologi memperkenalkan kita
kepada karya Allah yang objektif untuk menjembatani jarak pemisah yang ada.
Kristologi menunjukkan kepada kita bagaimana Allah datang kepada manusia untuk
menyingkirkan penghalang antara Allah dengan manusia, dengan cara memenuhi
syarat-syarat hukum di dalam Kristus, dan memperbaharui manusia agar dapat
kembali bersekutu dengan Tuhan dalam keadaan penuh berkat.
Dalam makalah ini, saya akan membahas Kristologi dalam kitab Ibrani. Penekanan
kitab Ibrani lebih kepada dorongan agar pembaca tetap percaya kepada Tuhan. Kitab
ini menekankan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Tuhan yang sempurna. Penulis
mengemukakan bahwa Yesus adalah Anak Tuhan, Tuhan telah menyatakan Yesus
sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama,
dan dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari
dosa dan dari ketakutan dan kematian.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dari penulisan makalah ini, adalah :
1.
Seperti apa latar
belakang kitab Ibrani ?
2.
Apa yang menjadi tujuan
penulisan kitab Ibrani ?
3.
Bagaimana konsep
Kristologi menurut kitab Ibrani ?
4.
Menanggapi konsep
Kristologi kitab Ibrani ?
5.
Apa yang menjadi aplikasi
dari konsep Kristologi Ibrani
terhadap kehidupan masa kini ?
C.
TUJUAN
Adapun
yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, adalah :
1.
Memahami dengan
baik seperti apa latar belakang kitab Ibrani.
2.
Mengerti dengan
baik tujuan penulisan kitab Ibrani.
3.
Memahami dengan
baik bagaimana konsep Kristologi menurut kitab Ibrani.
4.
Menanggapi dengan
tepat konsep Kristologi kitab Ibrani.
5.
Memahami dengan
baik aplikasi dari konsep Kristologi kitab Ibrani terhadap kehidupan
masa kini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LATAR BELAKANG KITAB IBRANI
Penulis
surat Ibrani tidak mencantumkan namanya dan tidak memberi salam. Surat ini
tidak mempunyai alamat seperti biasanya dalam surat-surat yang ditulis pada abad
yang pertama. Ada penafsir yang berkata bahwa surat ini bukan surat biasa
melainkan satu khotbah dalam bentuk tertulis. Walaupun surat Ibrani tidak
menyebut siapa penulisnya. Namun ada beberapa observasi yang dapat menolong,
antara lain :
1. Kitab Ibrani ditulis
oleh seorang terpelajar yang memiliki pengetahuan bahasa Yunani yang tinggi.
Hal tersebut diakui oleh penafsir yang berkata bahwa, surat Ibrani menggunakan
bahasa Yunani terindah dari seluruh kitab Perjanjian Baru.
2. Penulis bukan salah
seorang rasul Yesus Kristus. Penulis menerima Injil melalui mereka yang
mendengar Yesus secara langsung (Ibr. 2:3).
3. Dia mengenal Perjanjian
Lama dengan baik, dia memakai LXX, ketika mengutip dari Perjanjian Lama.
4. Kemungkinan penulis
kitab ini adalah orang Yahudi, yang mengenal tokoh Kristen yang pertama. Jelas
dia mengenal Timotius (Ibr. 13:23), karena Timotius dipanggil “saudara kita”.
5. Penulis cukup terkenal,
sehingga pembaca langsung menerima surat itu tanpa ragu-ragu, walaupun namanya
tidak disebut.
Dalam
Gereja mula-mula, Paulus dan Barnabas sering disebut penulis surat Ibrani. Ada
juga yang menganggap Apolos sebagai penulisnya. Sedangkan pendapat Origenes berkata “Hanya Allah
yang mengetahui penulis surat Ibrani dengan pasti”.[1]
B.
TUJUAN PENULISAN KITAB IBRANI
Surat
Ibrani ditunjukan
kepada orang Kristen generasi kedua,
yang membentuk suatu jemaat yang terorganisir dengan baik. Ada pemimpin resmi turun-temurun (Ibr. 13:17). Namun mereka berada dalam masalah besar, mereka dianiaya dan terancam (Ibr. 13:3), dan mereka takut
menghadapi kesulitan (Ibr. 12:2-3).
Kerohanian mereka
menjadi kendor (Ibr. 10:25)
dan mereka tidak terlalu patuh kepada para pemimpin (Ibr. 13:17), hal inilah yang
menjadi latar-belakang penulisan surat Ibrani, di mana penulis dari surat
Ibrani ini mempunyai tujuan untuk menjelaskan ajaran pokok yang sudah
tradisional disajikan. Sehingga ada dua pokok ajaran yang penulis Ibrani kupas
untuk membina iman kepercayaan jemaat, yaitu Yesus Kristus, Anak dan Imam Besar
serta karya-Nya dan Jemaat Allah.[2] Para pembaca kitab
Ibrani sudah lama menjadi Kristen, tetapi belum dewasa dalam iman (Ibr. 5:12-14;
6:1-4). Oleh karena itu mereka mungkin akan berbalik kepada agama Yahudi (Ibr.
3:12; 4:1, 11; 12:13) karena
permasalahan yang mereka alami. Itu sebabnya
sipenulis menyebut suratnya sebagai “kata-kata nasihat” (Ibr. 13:22). Oleh
karena para pembaca begitu membutuhkan kata-kata nasihat tersebut, untuk menguatkan iman mereka kepada Kristus.[3]
C.
KONSEP KRISTOLOGI MENURUT KITAB IBRANI
Kristologi terlihat jelas merupakan tema utama dari kitab
Ibrani. Dalam perkembangan kitab ini, penulis memperlihatkan superioritas
Kristus terhadap Nabi (Ibr. 1:1-3); Malaikat (Ibr. 1:4 - 2:18); Musa (Ibr. 3:1
- 4:13); dan Harun (Ibr. 4:14 - 10:39). Penekanan Kristologis merupakan hal
yang penting pada saat mempertimbangkan siapa pembacanya. Dan penulis Ibrani
memperlihatkan berbagai segi dari Kristus untuk mendemonstrasikan
keunggulan-Nya.[4]
- Sebutan, sebutan Kristus (Yang Diurapi) digunakan di seluruh surat-surat dalam kitab ini (3:6,14; 5:5; 6:1; 9:11, 11, 14, 24, 28; 11:26). Hal itu merupakan suatu peringatan bahwa Yang Diurapi, Mesias sebagai seorang Raja, telah datang.
- Nama kemanusiaan-Nya “Yesus” menekankan bahwa dalam kemanusiaan-Nya sebagai imam besar manusia, ia telah mencapai apa yang tidak dapat dilakukan oleh garis imam besar Lewi.
- Istilah Putra digunakan untuk menekankan relasi yang lebih besar yang dimiliki Yesus dengan Bapa (1:2,5,8; 3:6; 5:5,8; 7:28).
- Kristus juga ditunjuk sebagai Imam Besar yang permanen, yang telah menjadi korban pendamaian bagi dosa (2:17)
- Keilahian, keilahian Yesus diteguhkan melalui nama yang diberikan kepada-Nya (1:8-10). Melalui nature intrinsic-Nya dan keberadaan-Nya sebagai “cahaya dari kemulian-Nya”, juga melalui karya-Nya. Ia merupakan pencipta waktu, penerima dari segala yang ada (1:2) dan pemelihara.
- Manusia tak berdosa, penulis Ibrani menekankan kesejatian, ketidak bercelaan dari kemanusiaan Yesus, sehingga Ia dapat menjadi korban yang sempurna bagi dosa.
- Keimaman Kristus adalah yang paling tinggi karena Ia adalah imam menurut aturan Melkisedek, tidak menurut keimaman Harun. Keimaman Kristus yang menurut Melkisedek adalah superior.
D.
TANGGAPAN TERHADAP KONSEP KRISTOLOGI KITAB IBRANI
Isu Kristologi merupakan salah satu isu yang paling
penting dalam teologi Kristen, keseluruhan doktrin, terutama doktrin keselamatan
sangat bergantung kepada pemahaman yang
benar terhadap Kristologi yang berdasar kepada Alkitab, sebab tidak dapat
dipungkiri bahwa tegaknya pemahaman tentang Yesus yang benar akan menopang
keseluruhan konsep iman orang Kristen. Selama berabad-abad, Alkitab, khususnya
Perjanjian Baru, menjadi sumber penting untuk mempelajari Kristologi.[5]
Alkitab adalah pengukur, dan segala
sesuatu haruslah dipahami dengan tolok ukur Alkitab. Rasio manusia telah
menciptakan berbagai pandangan-pandangan Kristologi yang menyimpang. Namun, dengan
begitu jelas Alkitab dapat menjawab dan membuktikan dengan tepat siapa itu
Yesus.
Secara khusus surat Ibrani, surat ini dengan jelas
menyampaikan bahwa Yesus itu adalah Allah. Bahkan melalui kitab ini, pemahaman
Kristologi saya dibangun. Kitab Ibrani menyebut
Yesus sebagai Anak Tunggal (Ibr.
1:5), dapat dikatakan bahwa surat Ibrani merupakan
kitab yang memberikan kepada kita pengertian Kristologi yang baik. Begitu banyak pandangan Kristologi menyimpang,
seperti : Arianisme, Nestorianisme, Adoptianisme,
Ebionitisme, Eunomianisme, Unitarianisme, Yudaisme, dll. Namun, Alkitab secara
khusus surat Ibrani dapat membantu kita untuk memiliki pemahaman Kristologi
yang benar. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, kitab Ibrani menyampaikan
dengan jelas, bahwa :
1.
Yesus Kristus
adalah Mesias/Raja yang telah datang kedunia sebagai juruselamat.
2.
Ia telah melakukan
apa yang tidak dapat dilakukan manusia.
3.
Ia memiliki relasi
yang besar dengan Allah (itu dibuktikan melalui sebutan “Putra”).
4.
Ia telah menjadi
korban pendamaian bagi dosa-dosa kita.
5.
Yesus adalah Allah
(yang Ilahi).
6.
Ia tidak bercela,
dan tidak melakukan dosa.
E.
APLIKASI KONSEP KRISTOLOGI IBRANI TERHADAP KEHIDUPAN MASA
KINI
Dalam dunia Kekristenan saat ini, begitu banyak
pandangan-pandangan tentang Kristologi. Ada pandangan yang mengatakan bahwa
Yesus itu hanyalah manusia yang hebat, Yesus itu hanyalah manusia yang diadopsi
oleh Allah sebagai anak, bahkan ada yang mengatakan bahwa Yesus itu tidak
benar-benar mati dikayu salib. Lalu bagaimana iman kita meresponi hal tersebut.
Tentu sekali jika kita tidak memiliki pemahaman yang benar tentang Dia, yaitu
Yesus yang adalah Allah, maka kita akan kebingungan. Dan apabila kita percaya
terhadap pandangan-pandangan Kristologi yang keliru tersebut, yang mengatakan
bahwa Yesus hanyalah manusia biasa, maka tentulah kita adalah orang bodoh yang
mau menyembah manusia. Kitab Ibrani menyampaikan kepada kita konsep Kristologi
yang dapat membantu kita memahami, betapa Yesus itu adalah Allah yang mau
datang berkorban bagi kita. Lalu apa yang menjadi aplikasi dari konsep
Kristologi dalam kehidupan masa kini.
- Pertama sekali kita harus meyakini bahwa Yesus itu benar-benar Allah yang telah datang untuk menebus kita. Kitab Ibrani sendiri menyampaikan tentang siapa Yesus sebenarnya.
- Yesus tidak pernah melakukan dosa, maka untuk itu, sudah seharusnya kita berhenti dari tabiat dosa kita, karena Yesus telah mati untuk memperdamaikan kita dengan Allah.
- Dia (Yesus) memiliki relasi yang baik dengan Tuhan. Sudah seharusnya kita bangun setiap saat relasi yang baik dengan Bapa kita di surga.
- Melalui kitab Ibrani kita mengetahui betapa besarnya kasih Tuhan kepada manusia, maka sudah seharusnya kita tunjukkan dalam hidup kita, bahwa kita adalah umat tebusanNya, melalui karakter dan pelayanan kita.
- Melalui kitab Ibrani, hendaknya kita semakin giat lagi melayani Tuhan dan memberitakan kabar kebenaran tentang Allah kita.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan manusia,
sekaligus memperlihatkan Yesus sebagai manusia yang sempurna. Dalam kitab
Ibrani Yesus diberikan berbagai gelar, diantaranya
“Putera”, “Imam Besar”, “Anak Allah”, dll. Secara khusus dalam Ibrani
1:3, penulis memperkenalkan Yesus
sebagai Anak Allah yang ditinggikan
serta mengenai kemanusiaan-Nya. Surat ini juga membicarakan mengenai
kualifikasi Kristus sebagai Imam Besar. Surat Ibrani tidak memperlihatkan
kebingungan mengenai gagasan yang sejajar tentang keilahian Anak Allah
dengan kemanusian-Nya yang sejati.
Dalam kitab
ini, istilah “Anak Allah” juga dibahas lebih sungguh-sungguh.
Didalamnya “Anak Allah” yang dimuliakan
merupakan pusat perhatian dari keseluruhan surat ini. “Anak” melakukan peranan yang
merupakan hak-hak istimewa dari Allah dan juga merupakan alat yang sempurna
untuk memperkenalkan Allah. Penulis juga menyimpulkan beberapa hal yang penting,
yaitu:
1.
Yesus Kristus
adalah Anak Allah.
2.
Kristus adalah
penguasa yang bertakhta.
3.
Kristus adalah
pencipta.
4.
Kristus adalah imam
besar.
Marilah kita tetap melayani Tuhan Yesus Kristus Allah
kita, karena kita tahu, Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang mati, tetapi
Dia adalah Allah yang hidup, yang telah mengalahkan maut.
Tuhan
Yesus Memberkati
Saya pelayan Tuhan biasa saya juga ingin luar biasa terdorong sanggat ,
BalasHapuswaduh kren banget Tesis ya
udah kaya Doktor ini
kagum saya gimana si cara belajar ya sehingga sehebat ini saya juga rindu melayani Tuhan dgn pengetahuan yang hebat seperti ini gimana rahasia belajar ya,,?.
maju dan sebarkan Firman Tuhan yang berkuasa ini
Tuhan memberkati
mantap
BalasHapusmantap
BalasHapusMantap Bro...makalahnya....
BalasHapus