TUGAS KELOMPOK
LAPORAN BACA BUKU
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
MANAJEMEN
– PAK
Yang Dibina Oleh :
Pdt. Drs. O. Nainggolan, M.Si, S.Th
Nama
Kelompok :
Cahniari Purba
Kristiani Butar-Butar
Lassarus Gultom
Linetti Rajagukguk
Ramiana Sihombing
Rasita Situmorang
Roy
Damanik
Bab 1 : Cahniari Purba
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian dan Arti
Pentingnya
Ilmu manajeman
adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan dengan
efektif serta efisien dengan menggunakan bantuan melalui orang lain. Keefektifan dan efisien ini dapat dipengaruhi
oleh faktor pelaksanaan dalam bakat kepemimpinan seseorang apabila ilmu
manajemannya dapat dilaksanakan dalam
kenyataan. Untuk memperoleh hasil dari anggota, pemimpin dapat mengambil keputusan untuk menetapkan siapa
yang melaksanakan pekerjaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajeman Sebagai Ilmu
Ilmu adalah
kumpulan pengetahuan yang telah disistematikakan, dianalisis dan disintetiskan,
telah menghasilkan dalil, hukum, kaidah yang dapat digunakan untuk menyusun
hipotesis atau teori guna memecahkan masalah atau maksud tertentu. Fungsi dan
manfaat ilmu adalah :
- dapat mengerti dan memahami
- dapat menjelaskan
- dapat meramalkan atau memperkirakan masa yang akan dating
- dapat mengendalikan atau mengawasi
- memberi kebahagiaan
Teori Manajeman
Teori adalah suatu penjelasan umum yang disusun secara
sistematik mengenai dunia nyata yang dapat diterima dengan prosedur ilmu.
Belajar ilmu manajeman akan menghasilkan teori manajeman yang digunakan sebagai
pedoman kegiatan yanh tepat dengan cara hemat dan mencapai tujuan seutuhnya.
Setiap Organisasi membutuhkan
manajeman
Manajeman sangat
diperlukan dalam organisai baik dalam pemerintah, social maupun swasta. Organisasi akan berhasil jika
mampu membuat suatu perencanaan , mampu untuk mengorganisir, memberikan
pengarahan-pengarahan kerja, mengkoordinir dalam melaksanakan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya suatu perencanaan yang baik,
kemungkinan besar organisasi tersebut akan mengalami kegagalan. Dengan adanya
organisasi yang tepat akan terdapat pembagian kerja yang baik sehingga dapat
mendukung pelaksanaan kerja dan mencegah adanya kesimpang siuran dalam
pelaksanaan kerja serta meniadakan adanya pekerjaan yang rangkap.
Apabila organisasi
tersebut memberikan berbagai pengarahan kerja, mengkordinir serta mampu untuk
menjalankan pengawasa maka akan terjamin keberhasilannya. Agar semuanya itu dapat mendukung diperlukan
adanya persyaratan diantaranya persyaratan bersifat umum berupa persyaratan
yang harus dipenuhi apapun organisasinya, serta dpat juga persyatatan bersifat
khusus berupa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh organisasi yang
bersangkutan.
Kepentingan Manajemen Bagi
Organisaisi Dan Faktor Pendukung Dalam Tugas Manajeman
Banyak atau sedikit
jumlah karyawan atau anggota dalam organisai didalamnya akan benyak ditemukan
permasalahan yang harus dihadapi, maka ilmu manajemen sangat diperlukan. Untuk keberhasilan manajemen
didukung oleh kepemimpinan dari pemimpin, kewibawaan pemimpin, metode
pengambilan keputusan yang tepat dan mendelegasian wewenang. Dengan adanya hal
ini seorang pemimpin akan lebih mudah menggerakkan, mengarahkan serta
mengendalikan bawahanya sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
Bab 2
dan 3 : Linetti Rajagukguk
BAB II
SEJARAH
PERKEMBANGAN MANAJEMEN
Revolusi
Industri Sebagai Pokok Pangkal
Melalui jalanya perkembangan sejarah, manusia
dapat mencari dan menilai pandangan tradisional serta mengikuti jejak
perkembangan teori-teori tradisional maupun modern. Sejarah telah mencatat
bahwa organisasi yang ada dalam masyarakat dari zaman kerajaan-kerajaan purba,
kekaisaran, administrasi negara, kelompok agama,militer dan
organisasi-organisasi lainnya pasti mempunyai seorang tokoh atau pimpinan
dengan berbagai sebutan. Tokoh-tokoh tersebut, mengurusi, memimpin, mengelola
kelompok atau organisasi sesuai dengan kemampuannya.Menurut suatu sistem dari
pengetahuan tentang organisasi dan menajemen merupakan suatu karya sebelum abad
ke 19 dan 20, yang ternyata disitu terkandung suatu warisan yang kaya akan
ide-ide pada masa yang silam.
Pada
masa Revolusi Industri kondisi perkembangan, disertai penemuan-penemuan alat
dan cara proses yang baru yang mendorong revolusi kepuncaknya. Menurut W.J.van
der Meulen S.J. perkembangan dalam bidang organisasi pertukangan dibagi kedalam
beberapa tahap yaitu :
- Tahap “pertukangan rumah”, dengan ciri antara
lain :
· Berdasarkan simbol “ do it yourself” (buatlah
sendiri) dan “self-sufficiency”
(memenuhi kebutuhannya sendiri)
· Taraf pertanian dan suasana kehidupan masih
primitif. Walaupun akhirnya timbul perdagangan, tetapi jumlah langganan sangat
terbatas. Walaupun dikota terdapat hubungan kerja antara tuan – budak ataupun
majikan buruh, namun jumlah pekerjaannya tidak melebihi 3 orang. Mereka
bertempat tinggal dan bekerjasama dirumah majikan.
- Tahap “ penyelundupan kaum pedagang kedalam
pedagang industri rumah”, dengan ciri antara lain :
· Hasil pertukangan yang cukup baik
dikumpulkan / dibeli oleh para pedagang untuk diperdagangkan .
· Para pedagang menjadi sumber pinjaman atau uang muka para tukang yang
dasar keuangannya lemah, dengan syarat-syarat tertentu (bunga, harga dan
lain-lain)
· Biasanya mereka akan terikat penjualannya karena
pinjamannya tersebut (harga)
· Biasanya
yang tidak mampu membayar, peralatan serta seluruhnya disita sebagai pengganti
/ pembayar hutangnya. Sehingga kaum pemilik modal mulai masuk kedalam “industri
rumahan” yang melahirkan bermacam-macam
ikatan.
- Tahap “ factory system “, dengan ciri antara
lain :
· Pada tahap inilah terdapat perubahan dalam
organisasi perusahaan, yaitu dari pekerjaan berkelompok atau beregu.
· Factory system, ini berkembang pesat pada abad
-18, ketika permintaan barang sangat meningkat dan penemuan alat-alat baru
terlalu mahal untuk dibeli kaum pekerja, sehingga membuka kesempatan monopoli
para pemilik modal (kapitalis).
- Tahap “kejayaan mesin”, dengan ciri-ciri
antara lain :
· Bahwa sifat manusia akan selalu memperbaiki dan
meningkatkan alat-alat yang digunakan.
· Pemanfaatan tenaga manusia yang ditambah dengan
tenaga alam ( seperti hewan, angin dan aliran air). Terutama karena tenaga
alam, air, menciptakan pusat-pusat industri.
· Pada tahap ini terbuka tersebarnya
perusahaan-perusahaan besar meluapnya proses industrialisasi yang disebut
revolusi industri.
Dengan melihat keempat tahap diatas, bisa kita
ketahui adanya perkembangan hubungan kerja pada masing-masing tahap antara para
pekerja / buruh dan majikan. Jadi revolusi industri tidak hanya membawa
perubahan teknologi tetapi juga membawa perubahan besar dalam hubungan manusia,
organisasi kerja, dan cara mengelola atau me “manage” para karyawannya.
PARA
PERINTIS MANAJEMEN
Manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan usianya relatif muda. Sehingga belum setiap orang bersedia mengakui
sebagai ilmu pengetahuan. Untuk diakui sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara
lain :
- Frederick
Winslow Taylor ( 1856-1915)
Beliau secara luas diakui sebagai
Bapak Manajemen ilmiah. Karena kesulitan indra penglihatan, Taylor terpaksa
meninggalkanPhilip Exeter Academy tanpa gelar. Selama periode ini Taylor
memegang tugas bermacam-macam produksi, kepala kelompok sampai insinyur kepala.
Beliau juga seorang tokoh dan perintis besar dari manajemen. Ide Taylor berasal
dari pengalamannya pada perusahaan baja Betlehem sebagai konsultan dari
beberapa industri. Pandangan Taylor sangat dipengaruhi etika kristen, sehingga
penekanannya adalah nilai kerja keras, rasionalitas ekonomi dan pandangan
masing-masing orang yang mempunyai peranan untuk dimainkan dalam masyarakat.
Pengalamannya bekerja dibeberapa perusahaan,Taylor melihat banyak pemborosan
dan terutama buruh-buruh dalam kondisi sangat lemah dan menderita. Secara
ringkas ia meliahat pengangguran yang menghantui para buruh., majikan yang
bertinda sewenag-wenang dan pemborosan dalam bekerja. Dan awal karirnya ia
menjadi tertarik akan perbaikan efisiensi kerja dan metode dengan menekankan
cara ilmiah cara yang terbaik untuk melakukan tugas, sehingga pertambahan dalam
produktivitas dapat dicapai, sehingga baik karyawan maupun majikan akan
beruntung.
- Henry
Fayol ( 1841 – 1925)
Henry Fayol juga merupakan salah satu
tokoh dan perintis manajemen yang sejajar dengan Frederick winslow Taylor.
Tokoh ini adalah seorang industrialis Perancis yang juga mengemukakan
prinsip-prinsip manajemen. Fayol dengan istilah administrasi tidak membedakan
dengan manajemen . hal ini ditunjukkan dalam perincian fungsi-fungsi
administrasi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian
dan pengawasan.Dalam mengatasi kesulitannya dikemukakan enam fungsi perusahaan
antara kepemimpinan / administrasi yaitu :
- Fungsi teknis, yaitu fungsi untuk mencapai
tujuan utama perusahaan.
- Fungsi komersial, yaitu fungsi untuk
melaksanakan pertukaran baik dilaksanakan
oleh bagian penjualan maupun oleh bagian pembelian.
- Fungsi keuangan, yaitu fungsi untuk mengatur
jumlah dana, cara memperoleh dan menggunakan secara efisien.
- Fungsi personalia, yaitu fungsi untuk
menyediakan tenaga kerja baik dalam jumlah, mutu dan biaya yang tepat.
- Fungsi costabel/ administrasi dalam arti
sempit yaitu fungsi untuk mencatat seluruh kegiatan perusahaan secara
teratur dan sistematis.
- Fungsi kepemimpinan / administrasi, yaitu
fungsi merencanakan , mengorganisir, mengarahkan / memberi instruksi,
mengkoordinir dan mengawasi seluruh proses kegiatan dalam perusahaan.
Beberapa
Aliran Dalam Perkembangan Manajemen
Berikut ini disajikan secara
sistematis kronologis beberapa aliran dalam perkembangan manajemen yaitu :
- Manajemen
Ilmiah
Tokoh yang mengawali manajemen ilmiah adalah:
- Robert Owen (1771 – 1785) : menekankan
pentingnya unsur manusia. Dengan perbaikan kondisi karyawan, produksi dan
keuntungan meningkat. Dikembangkan juga beberapa prosedur kerja yang
memungkinkan peningkatan produktivitas.
- Charles Babbage (1792 -1871) : Prinsipnya
adalah pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi
latihan keterampilan sesuai dengan operasi pabrik. Aplikasi dari prinsip –
prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menekan
biaya.
- Teori
Organisasi Klasik
- Henry Fayol ( 1841 – 1925)
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam
kegiatan yaitu : Teknik, Komersial, Keuangan, Keamanan, Akuntansi dan
Manajerial. Sedang fungsi manajemen adalah perencanaan, pengkoordinasian dan
pengawasan.
- James D.Mooney
Organisasi adalah sekelompok, dua atau lebih orang
yang bergabung untuk tujuan tertentu.
- Chester I. Barnard (1886-1961)
Organisasi adalah sistem kegiatan yang diarahkan
pada tujuan. Fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan
sumberdaya- sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
- Hubungan
Manusiawi
- Elton Mayo (1880-1949), penemuannya adalah
bahwa reaksi emosional, perhatian khusus, kelompok kerja informal dan
lingkungan sosial karyawan yang mempengaruhi produktivitas. Untuk
menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti motivasi
tindakan karyawan dan faktor-faktor sosial serta psikologi yang
mempengaruhinya.
- Hugo Munsterberg (1863-1916)
Sering disebut bapak psikologi industri. Untuk
meningkatkan produktivitas adalah dengan: Mencari pribadi yang baik,
Menciptakan kondisi kerja yang baik dan Menggunakan pengaruh motivator
karyawan. Dia juga menyarankan penggunaan metode eksperimen-eksperimen
psikologi.
- Manajemen
Modern
Aliran ini berkembang melalui dua jalur yang
berbeda. Perilaku organisasi merupakan pengembangan dari aliran hubungan
manusiawi dan aliran kuantitatif berasal dari manajemen ilmiah. Tokoh –
tokohnya adalah:
1. Abraham Maslow yaitu mengemukakan adanya hirarki
kebutuhan. Untuk menjelaskan perilaku manusia dan proses motivasi.
2. Edgar Schein yaitu : meneliti dinamika kelompok
dalam organisasi
3. David Mcleland yaitu : mengemukakan adanya
korelasi positif antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses
pelaksanaan. Kebutuhan prestasi ini dapat dikembangkan.
4. Peter Drucker yaitu : mengemukakan konsep
efesiensi dan efektivitas. Beberapa prinsip dasarnya adalah manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu
proses teknik, tapi sistematik. Dengan mempertimbangkan pendekatan yang
digunakan. Pendekatan manajer individual untuk pengawasan dan organisasi secara
keseluruhan harus sesuai dengan situasi.
Aliran kuantitatif,digunakan dalam kegiatan
penganggaran modal, manajemen aliran kas, skeduling produksi, pengembangan
strategi produk, penjagaan tingkat persediaan yang optimal. Pada aliran ini
untuk pendekatannya digunakan model- model matematika dan statistik.
BAB III
PERENCANAAN
(PLANING)
Perencanaan sebenarnya adalah menetapkan suatu
cara untuk bertindak sebelum tindakan itu sendiri dilaksanakan. Dengan kata
lain bahwa dalam perencanaan maka orang diharuskan untuk berpikir lebih dahulu
tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang
melaksanakan serta yang bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan
tersebut.Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
sebaiknya atau hendaknya membuat terlebih dahulu perencanaan.
Tujuan
dan Perencanaan
Tujuan dan perencanaan mempunyai hubungan yang sangat erat, ini disebabkan
karena suatu perencanaan tidak dapat dibuat sebelum tujuan itu sendiri ada atau
telah ditetapkan. Oleh karena itu perencanaan itu sendiri justru dibuat, agar
tujuan dapat dicapai. Dalam prakteknya, tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya mungkin juga tidak dapat dicapai dengan baik, hal ini karena dalam
pelaksanaannya salah atau mungkin perencanaannya yang keliru. Tetapi tujuan itu
sendiri tidak dapat tercapai karena kesalahan
dalam penetapan tujuan yang bersangkutan. Penetapan suatu tujuan
organisasi selalu bertitik tolak atau berlandasskan pada pertimbangan realita
yang ada, artinya bahwa tujuan yang telah ditetapkan haruslah realistis, yaitu
mempunyai kemungkinan dapat dicapai dalm prakteknya.
Syarat
Perencanaan Yang Baik
1. Berdasarkan Pada Alternatif, agar dapat menetapkan
suatu perencanaan yang baik, maka sebaiknya sebelum perencanaan itu kita
tetapkan, harus ditetapkan terlebih dahulu alternatif dari perencanaan, yaitu
dengan mempertimbangkan untung ruginya dari masing-masing alternatif, maka
dapat kiranya kita menentukan suatu alternatif perencanaan yang paling baik.
2. Harus Realistis, bila rencana itu tidak realistis,
mungkin hanya akan baik dikertas, namun tidak dapat dilaksanakan dalam
prakteknya. Suatu perencanaan yang tidak realistis kemungkinan terjadi karena
pembuat rencana itu tidak melihat adanya kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
batasan-batasan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan, misalnya
keterbatasan dalam hal teknologi, sumber dana, dan kerja.
3. Rencana Harus Ekonomis, bila didalam proses
pembuatan rencana itu meninggalkan pertimbangan ekonomis, kemungkinan didalam
pelaksanaannya nanti, akan timbul adanya pemborosan, baik dari segi tenaga,
waktu dan sebagainya. Sehingga dalam pembuatan rencana segi ekonomisnya harus
benar-benar di pertimbangkan.
4. Rencana Harus Luwes ( Fleksibel), suatu rencana
yang baik adalah yang telah mendasarkan diri terhadap adanya penelitian yang
telah dilangsungkan sebelumya secara mendalam, setelah memperhitungkan berbagai
kemungkinan-kemungkinan yang ada. Rencana harus luwes artinya setiap waktu
dapat dievaluir sesuai dengan perkembangan organisasi maupun situasi dan
kondisi pada waktu tersebut. Namun bukan berarti bahwa suatu rencana yang
dibuat, dapat diubah sesuka hati.
5. Dilandasi Partisipasi, dengan adanya partisipasi ,
organisasi memperoleh keuntungan ganda sebab selain rencana itu sendiri menjadi
lebih baik atau menjadi lebih sempurna, juga timbul pula suatu gairah
kerja serta semangat kerja dari
masing-masing karyawan, karena merasa diikutsertakan dalam pembuatan rencana
(lebih merasa dihargai).
Manfaat
Perencanaan Bagi Setiap Organisasi
Dengan disusunnya perencanaan bagi setiap
organisasi dapat memperoleh manfaat :
- Sebagai alat pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan kegiatan organisasi
- Untuk memilih dan menentukan prioritas dari
beberapa alternatif / pilihan yang ada.
- Untuk mengarahkan dan menuntun pelaksanaan
kegiatan sehingga tertib dan teratur menuju tujuan yang ditentukan
sebelumya.
- Untuk menghadapi dan mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang.
Tahap –
Tahap Penyusunan Perencanaan
Tahap
– Tahap Penyusunan Perencanaan yaitu:
1. Menetapkan dan merumuskan tujuan atau permasalahan
yang akan dipecahkan.
2. Melakukan analisis / pengamatan terhadap
lingkungan.
3. Melakukan analisis sumber daya yang dimiliki
organisasi
4. Identifikasi dan pengembangan alternatif dari
berbagai sumber daya dan data yang dimiliki organisasi.
5. Implementasi strategi
6. Pelaksanaan keputusan
Perencanaan
Strategik
Perencanaan strategik adalah suatu proses
perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi.
Beberapa sifat – sifat perencanaan strategik yaitu :
- Menyangkut kurun waktu yang panjang / lama
- Menyangkut persoalan yang mendasar dalam
organisasi
- Memberikan kerangka dasar dalam pengambilan
keputusan manajerial
- Sebagai alat pemersatu dalam pengambilan
keputusan
- Umumnya perencanaan strategik merupakan kegiatan manajer puncak.
Bab 4 :
Kristiani Butar-Butar
BAB IV
PENGORGANISASIAN
( ORGANIZING )
A. PENGERTIAN ORGANISASI
Pengorganisasian
berasal dari kata dasar Organisasi (Organum – bahasa Latin yang berarti Alat
atau badan. Pada dasarnya ada 3 (tiga) ciri khusus dari suatu organisasi yaitu
:
- Adanya sekelompok manusia-kerjasama yang dinamis
- Kerjasama atas berdasarkan atas hak
- Kewajiban serta tanggung jawab masing-masing orang untuk
mencapai tujuan
Dapat disimpulkan
bahwa Organisasi adalah Sekelompok manusia yang bekerja sama, dimana kerjasma
direncanakan dalam bentuk struktur organisasi atau gambaran skematis tentang
hubungan kerja, dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengorganisasian
adalah Suatu usaha yang ditempuh, agar sekelompok manusia yang bekerja sama
dalam mencapai tujuan bersama, dapat berjalan atau berhasil dengan baik sesuai
tujuan semula. Dalam praktek penyelenggaraan Organisasi, adanya organisasi
formal dan organisasi informal. Organisasi Formal adalah merupakan suatu sistem
kerja sama oleh dua orang atau lebih yang dilakukan dengan sadar serta
dikoordinir guna mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Organisasi Informal adalah gabungan hubungan antara
individu tanpa adanya tujuan bersama secara tidak sadar, pada akhirnya dalam hubungan tersebut
mempunyai tujuan bersama.
B. ASAS – ASAS ORGANISASI
Asas-asas Organisasi adalah :
Berbagai pedoman yang sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan agar diperoleh
struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat berjalan lancar.
Adapun Asas-asas Organisasi adalah sebagai berikut :
- Perumusan tujuan dengan
jelas
Tujuan : Memudahkan penetapan haluan organisasi, pemilihan bentuk,
pembentukan struktur, kebutuhan pejabat, penyumbangan pengalaman, kecakapan
daya kreasi dari para anggota organisasi.
- Departemenisasi
Merupakan asas pembentukan satuan organisasi yang akan diserahi
beban kerja tertentu. Jadi Depatemenisasi adalah Aktivitas untuk menyusun
satuan-satuan (unit-unit) organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi
yang ada.
- Pembagian Kerja
Asas ini dapat dikaitkan dengan pejabat yang harus menempatinya atau
dengan satuan organisasinya.
- Koordinasi
Adalah Suatu asas yang menyatakan bahwa dalam suatu organisasi harus
ada keselarasan aktivitas di antara satuan-satuan organisasi atau di antara
pejabatnya. Suatu asas umum dalam suatu organisasi.
- Pelimpahan Wewenang
Wewenang adalah Hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik.
Pelimpahan adalah Penyerahan.
- Rentangan Kontrol
Adalah Jumlah yang terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin
dengan baik oleh seorang atasan. Sedangkan Bawahan Langsung merupakan sejumlah
pejabat yang langsung berkedudukan di bawah seorang atasan tertentu.
- Jenjang Organisasi
Adalah Tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat
pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas sampai
dengan bawah dalam suatu fungsi tertentu.
- Kesatuan Perintah
Adalah Tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya dapat diperintah
dan bertanggung jawab kepada seorang atasan tertentu. Tidak ada kesatuan
perintah akan menimbulkan kebingungan, keraguan dari para bawahan.
- Fleksibilitas
Struktur organisasi harus dirubah untuk disesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang
sedang berjalan.
C. MACAM – MACAM BENTUK
ORGANISASI
a) Organisasi Garis
Organisasi Garis
mempunyai ciri khas sebagai berikut :
- Jumlah karyawan relative sedikit
- Organisasi relative kecil
- Karyawan saling mengenal dengan akrab
- Belum ada spesialisasi kerja atau kalau ada masih relative
rendah.
b) Organisasi Fungsional
Kebaikannya : 1. Adanya Spesialisasi tugas yang jelas
2.
Adanya tenaga-tenaga ahli dalam masing-masing tugas sesuai dengan
Fungsi-fungsi organisasi yang ada.
3.
Karyawan dengan spesialisasinya dapat didayagunakan semaksimal
Mungkin.
Kelemahannya : 1. Koordinasi agak sulit diterapkan, karena bawahan
mempunyai atasan.
2.
Proses pengambilan keputusan seringkali terlambat karena ditentukan
Oleh “Top Management”.
3.
Dituntut adanya karyawan yang benar-benar terampil (seorang spesialis)
Yang kadang-kadang sulit mencarinya.
c) Organisasi Garis dan Staf
Adapun tugas dari staff
adalah membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Di dalam organisasi yang komplek biasanya
langsung diberikan oleh pimpinan bukan staff.
d) Organisasi Gabungan
Bentuk struktur organisasi gabungan ini akan mempunyai kebaikan
serta kelemahannya mengikuti kebaikan maupun kelemahan organisasi yang
dibentuknya dalam rangka penggabungan tersebut.
e) Organisasi Matriks
Bentuk struktur organisasi matriks pertama sekali muncul pada sebuah
perusahaan industry ruang angkasa, yang mempunyai banyak departemen dipegang
oleh para spesialis (tim ahli) guna mencapai tujuan perusahaan secara khusus.
Kebaikan :
·
Dapat mendayagunkan kemampuan
pimpinan fungsional
·
Meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan setiap karyawan
·
Mendorong setiap individu dalam
organisasi
·
Mempermudah penyelesaian
pekerjaan dengan adanya kerjasama antar bagian/departemen serta dengan adanya
spesialisasi yang dimiliki.
Kelemahan :
·
Adanya pimpinan ganda,sering
menyebabkan kebingungan di pihak bawahan, berikut pelaporannya.
·
Koordinasi yang kurang baik
dapat menyebabkan kekacauan dalam pelaksanaan tugas (dengan adanya dua
rantai/jalur perintah).
·
Menuntut adanya keterampilan
yang cukup tinggi dari setiap individu dalam organisasi dan membutuhkan biaya
yang cukup besar dalam operasionalnya.
Bab V :
Ramiana Sihombing
BAB V
PENGGERAKAN
(ACTUATING)
Dengan
adanya rencana dan Organisasi, maka selanjutnya kita akan memasuki tahap
berikutnya, yakni Penggerakan (Actuating). Penggerakan pada hakekatnya adalah
menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman, bahwa
penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka
dan dapat bekerja. Menggerakkan orang-orang bukanlah hal yang mudah, maka
dibutuhkan kemampuan atau seni dalam menggerakkan, yakni Kepemimpinan
(Leadership).
FUNGSI-FUNGSI
PENGGERAKAN
Fungsi-fungsi penggerakan, antara lain :
- Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia
menjadi pengikut.
- Melunakkan daya resistensi pada seseorang
atau orang-orang.
- Membuat seseorang atau orang-orang suka
mengerjakan tugas dengan baik.
- Untuk mendapatkan serta memelihara dan
memupuk kesetiaan, kesayangan, kecintaan kepada pemimpin, tugas serta
organisasi tempat mereka bekerja.
- Untuk menanamkan, memelihara dan memupuk rasa
tanggung jawab secara penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap
Tuhannya, negara, masyarakat serta tugas yang diembannya.
TERMINOLOGI
UNTUK PENGGERAKAN
- Directing : menggerakkan orang lain melalui
pengarahan.
- Actuating : menggerakkan orang lain secara
umum
- Leading : menggerakkan orang lain dengan cara
menempatkan diri dimuka orang yang digerakkan, membawa mereka menuju suatu
tujuan tertentu serta memberikan contoh.
- Commanding :
menggerakkan orang lain yang disertai unsur paksaan.
- Motivating : menggerakkan orang lain dengan
terlebih dahulu memberikan alasan-alasan mengapa hal tertentu harus
dilaksanakan.
TEORI
KEPEMIMPINAN
- TEORI KEJIWAAN
Ø Bakat kepemimpinan itu dapat dibentuk dalam diri
sesorang sesuai dengan jiwa orang tersebut, yakni dengan mendidik dan
memberikan pengalaman yang cukup.
- TEORI KETURUNAN
Ø Kepemimpinan itu telah ada melekat pada diri
seseorang sejak orang tersebu dilahirkan, jadin tidak dapat dibentuk seperti teori
kejiwaan.
- TEORI LINGKUNGAN
Ø Seseorang pemimpin berasal dari hasil pengolahan
suatu lingkungan, dalam arti dalam diri seseorang sudah ada bakat, dan semakin
terlihat melalui pendidikan dan pengalaman melalui kegiatan lingkungan.
PERKEMBANGAN
TEORI KEPEMIMPINAN
- TEORI TRAIT
Ø Teori ini menyatakan bahwa seseorang itu
dilahirkan membawa atau tidak membawa ciri-ciri (traits) kepemimpinan.
- TEORI KELOMPOK
Ø Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian semua
tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahan.
- TEORI SITUASIONAL
Ø Dalam teori ini kepemimpinan dikatakan akan
berkembang dipengaruhi oleh situasi yang menguntungkan atau menyenangkan.
- TEORI PATH GOAL
Ø Teori ini menganalisa pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Teori ini memasukkan
empat gaya pokok perilaku pemimpin :
ü Direktif, bawahan tahu apa yang diharapkan
pemimpin dari mereka
ü Suportif, pemimpin bersedia menjelaskan, dan
menjadi teman.
ü Partisipatif, pemimpin meminta saran dari bawahan.
ü Orientasi-Prestasi, leader mengajukan tantangan
kepada bawahan.
TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN
- OTORITER
Tipe pemimpin ini selalu menganggap bahwa
kekuasaan yang sah adalah miliknya, sehingga ia menganggap bahwa hak untuk
memerintah dan atau menindak orang lain ditangannya.
- DEMOKRATIS
Tipe ini ditandai dengan adanya partisipasi dalam
penentuan tujuan serta pemaduan berbagai pendapat untuk menentukan cara terbaik
dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun cirinya, antara lain :
- Ikut sertanya bawahan dalam pengurusan.
- Adanya pertanggungjawaban dari pemimpin
terhadap bawahannya.
- Adanya dukungan terhadap pemimpin.
- Adanya pengawasan yang dilakukan oleh
bawahan terhadap bawahannya.
- KEBAPAKAN
Pemimpin tipe ini selalu berusaha melindungi dan
meningkatkan kesejahteraan bawahannya. Namun tipe ini hanya diterapkan dalam
organisasi tertentu saja.
- SITUASIONAL
Tipe ini menitikberatkan bahwa faktor yang paling
utama untuk menentukan gaya kepemimpinan adalah situasinya, sehingga pemimpin
dan bawahan selalu mengikuti situasi yang ada.
SYARAT-SYARAT
PEMIMPIN YANG BAIK
Menurut Ki Hadjar Dewantoro , pemimpin yang baik
harus memiliki jiwa dan watak :
- Ing Ngarso Asung Tulodho, pemimpin harus
berani tampil didepan dengan memberikan contoh yang baik.
- Ing Madya Mangun Karso, seorang pemimpin
harus membangkitkan semangat atau gairah kerja bawahan.
- Tut Wuri Handayani, pemimpin bersedia
melindungi, memberikan dorongan, nasehat dan petunjuk kepada semua
bawahannya.
Selain hal tersebut diatas, seorang pemimpin
haruslah :
- Sehat, baik jasmani maupun rohaninya.
- Berpendidikan serta mempunyai pengalaman yang
cukup luas
- Setia jujur dan adil
- Memiliki kekuatan serta kemantapan emosi
- Sederhana, cakap berkomunikasi dan
sebagainya.
Bab VI :
Rasita Situmorang
BAB VI
MENGELOLA KONFLIK
Pada dasarnya konflik adalah suatu perbedaan kepentingan
biasa yang menimbulkan pertentangan diantaranya. 3 pandangan mengenai konflik dalam
organisasi;
1.
Pandangan tradisional, Pandangan ini
mengartikan konflik itu tidak perlu dan berbahaya, karena konflik sesuatu yang
jelek. Jika konflik timbul berarti tugas asas-asas menejemen tidak diterapkan
(gagal).
1.
Pandangan behavioral, Menurut pandangan ini,
konflik itu tidak baik apabila sungguh-sungguh timbul. Konflik disebabkan oleh
ketidakcocokan untuk kebutuhan dan kepentingan karyawan dalam kehidupan
organisasi.
2.
Pandangan interaksionis, Menurut pandangan
interaksionis, konflik memang tidak mungkin dihindarkan dan perlu terjadi.
Sebagai konsekuensi konflik, maka manajer/pimpinan organisasi bertugas
menemukan, mengendalikan dan memecahkan konflik yang terjadi.
Ada beberapa type konflik, yakni ;
1.
Konflik dalam diri Pribadi
2.
Konflik antar Pribadi
3.
Konflik antar pribadi dengan
kelompok
4.
Konflik antar kelompok dengan
kelompok
5.
Konflik antar kelompok dengan
organisasi
6.
Konflik antar organisasi dengan
organisasi
Metode dalam manajemen Konflik
a.
Metode menstimulir konflik
b.
Metode menghindari konflik
c.
Metode pemecahan konflik
-
Metode dominasi dan penindasan
-
Metode konfrotasi
-
Metode kompromi
-
Metode pemecahan terpadu
KONFLIK DALAM ORGANISASI
Organisasi berpangkal pada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk
sosial sekaligus makhluk individu atau pribadi. Sebagai makhluk sosial, manusia
dalam hidupnya lebih banyak berada dalam lingkungannya saling berhubungan dan
saling mempengaruhi manusia lain. Manusia hanya dapat berkembang dengan manusia
lain. Di samping sebagai makhluk sosial, sifat hakekat manusia adalah sebagai
makhluk berpribadi/individu.
Masing-masing kelompok formal
memang melaksanakan sebagian tugas organisasi, tetapi sering mempunyai
motif tersendiri. Sehingga menimbulkan konflik/pertentangan antara sesama
kelompok formal. Pertentanga kelompok sebenarnya dapat dihindari dan dicegah,
apabila pada awal penerimaan tenaga kerja fungsi orientasi dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya, yakni dibutuhkan kerja sama dan saling pengertian.
Sikap pimpinan terhadap organisasi In-formal
Telah kita ketahui
bahwa kelompok/organisasi Informal dapat bersifat positif maupun negatif. Yang
menjadi permasalahan adalah apabila kelompok itu menghambat organisasi formal
sendiri. Bagaimana sikap pimpinan terhadap kelompok itu.
1. Memperbaiki dan
mengembangkan komunikasi, Komunikasi adalah
kegiatan-kegiatan untuk saling memberikan keterangan-keterangan dan ide-ide
secara timbale balik, yang diperlukan dalam setiap usaha kerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Yang disampaikan oleh pimpinan, kegiatannya disebut
komunikasi ke bawah (downward communication).
2. Mengefektifkan Wewenang
Formal, Wewenang Formal adalah hak seorang pejabat
untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Meningkatkan dan
mengarahkan Motivasi, Dalam hubungan
kemanusiaan, setiap individu sebagai anggota organisasi mempunyai perilaku yang
berbeda. Setiap perilaku individu tersebut dilandasi oleh motivasi.
Ada 6 Paham perilaku yang didasari pembawaan atau perangai orang:
a.
Paham berdasarkan pada
kesabaran (Fatalisme).
b.
Paham berdasarkan pada akal
(Rasionalisme)
c.
Paham berdasarkan pada segala
sesuatu berpusat pada dirinya sendiri (egoisme)
d.
Paham yang mengutamakan orang
lain (altruisme)
e.
Paham yang lebih mementingkan
hidup penuh kesenangan (Hedonisme)
f.
Paham yang mendasarkan
kepercayaan bahwa semua yang berfaedah adalah baik (utilitarianisme).
Adapun cara atau metode mengadakan motivasi, yakni oleh Chester I
bernard;
1.
Metode persuasif (method of
persuasion), Yaitu
suatu cara bertujuan merubah sikap dan pendirian individu, agar tingkah lakunya
yang disadari oleh motivasi dengan tujuan organisasi.
2.
Metode Insentif (method of
Incentive), Dibedakan
menjadi dua;
-
Metode insentif positif
-
Metode insentif negative
Bab VII
+ VIII – Lassarus Gultom
BAB VII
PENGAWASAN (CONTROLLING)
Pengertian dan Arti Pentingnya
Pengawasan adalah
tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan,
kegagalan, untuk kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali
kesalahan-kesalahan itu, begitu pula menjaga agar pelaksanaan tidak berbeda
dengan rencana yang ditetapkan.
Sehingga dalam
bentuk organisasi/perusahaan apapun, pengawasan ini selalu dibutuhkan, karena
pengawasan itu sendiri mempunyai sasaran untuk melakukan pencegahan atau
perbaikan ketidaksesuaian atau perbedaan-perbedaan, kesalahan-kesalahan dan
berbagai kelemahan dari suatu pelaksanaan tugas dan wewenang.
Fungsi-fungsi Pengawasan
- Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau
kesalahan-kesalahan; artinya bahwa pengawasan yang baik adalah suatu
pengawasan rutin yang dapat mencegah kemungkinan terjadinya berbagai
bentuk penyimpangan, kesalahan ataupun penyelewangan.
- Untuk memperbaiki berbagai penyimpangan atau
kesalahan-kesalahan yang terjadi; artinya bahwa dengan adanya pengawasan
haruslah dapat diusahakan cara-cara tindakan perbaikan terhadap penyimpangan
atau kesalahan-kesalahan yang terjadi.
- Untuk mendinamisir organisasi/perusahaan serta segenap kegiatan
manajemen lainnya; yakni dengan adanya pengawasan diharapkan sendiri
mungkin dapat dicegah terjadinya penyimpangan sehingga setiap bagian yang
ada dalam perusahaan.
- Untuk mempertebal rasa tanggung jawab
Prinsip-prinsip dasar
Pengawasan
1.
Adanya rencana tertentu dalam
pengawasan sebagai standart/alat pengukur terhadap berhasil tidaknya
pengawasan.
2.
Adanya pemberian instruksi atau
perintah serta wewenang kepada bawahanan
3.
Dapat merefleksikan berbagai
sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang diawasi, sebab masing-masing
kegiatan seperti produksi, pemasaran, keuangan dan sebagainya, memerlukan
sistem pengawasan tertentu sesuai dengan bidangnya
4.
Dapat segera dilaporkan adanya
berbagai bentuk penyimpangan
5.
Pengawasan harus bersifat
fleksibel, dinamis dan ekonomis
6.
Dapat merefleksikan Pola
organisasi.
7.
Dapat menjamin diberlakukannya
tindakan korektif, yakni segera mengetahui apa yang salah, dimana terjadinya
kesalahan dan siapa yang bertanggung jawab.
Prosedur pengawasan
1.
Menetapkan rencana pengawasan,
yang terdiri dari;
-
Sistem pengawasan yang
digunakan
-
Standar-standar pengawasan,
serta
-
Rencana operasionalnya
2.
Pelaksanaan pengawasan, dengan
menggunakan empat sistem yakni ; inspektif, komparatif, verifikatif dan
investigative yang semuanya bersifat represif.
3.
Melakukan penilaian/evaluasi
dari pelaksanaan pengawasan.
Ada beberapa teknik
pengawasan, yakni sebagai berikut;
1.
Pengawasan yang menitikberatkan
hal-hal yang menyolok penyimpangannya (control by exception).
2.
Pengawasan yang menitikberatkan
pada pengendalian di dalam bidang pengeluaran (control through cost).
3.
Pengawasan yang menitikberatkan
pada orang-orang yang dipercaya atau yang merupakan kunci dari pekerjaan
tertentu (control through key person)
4.
Pengawasan dengan memperhatikan
penggunaan waktu dan waktu yang disediakan atau diberikan (control through
time)
5.
Pengawasan dengan menjalankan
suatu rangkaian pemeriksaan/verfikasi/audit secara sistematis(control through
audits)
BAB VIII
MANAJEMEN BERDASAR TUJUAN
ATAU MANAGEMENT BY OBJECTIVITES (MBO)
Pengertian MBO
Manajemen berdasar tujuan atau management by objectives (MBO)
diperkenalkan pada masyarakat luas pada tahun 1954 untuk pertama kalinya oleh
Peter Drucker,yakni The practice of Management.MBO sebenarnya berkaitan dengan
penetapan prosedur secara formal atau setenganh formal,dinilai dengan adanya
penetapan tujuan,kemudian dijalankan dengan berbagai kegiatan sampai adanya
peninjauan kembali terhadap hasil yg dilakukan.
MBO perencanaan yang efektif tergantung pada penetapan tujuan yang
dilakukan pimpinan yang secara khusus berlaku pada fungsinya dalam
organisasi.tujuan yang ditetapkan setiap pimpinan atau menejer haruslah
mendukung pada tujuan organisasi secara keseluruhan.sehingga penetapan tujuan
oleh setiap menejer memberikan sorotan secara tegas bagi setiap kegiatan yang
ada.setiap menejer harus menetapkan tujuan-tujuan mereka sendiri,atau paling
tidak ikut secara aktif (berperan aktif) dalam proses penetapan tujuan dalam
bagiannya atau dalam bagian/tingkatan yang lebih tinggi sehingga dengan cara
ini setiap menejer akan lebih memahami terhadap tujuan-tujuan organisasi yang
lebih luas yangberhubungan dengan gambaran organisasi secara menyeluruh.
pada dasarnya dalam program MBO yang efektif termuat unsure-unsur
sebagai berikut yakni;
·
Keterikatan Pada Program
Dalam setiap tingkatan organisasi ada keterkaitan para pimpinan
terhadap pencapaian tujuan-tujuan pribadi dan organisasi serta proses MBO.untuk
itu disyaratkan agar pada langkah awalnya para pimpinan dapat bertatap muka
dengan bawahannya untuk menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapainya.
·
Penetapan Tujuan Manajemen
Puncak,
Untuk menunjang program-program perencanaan yang efektif menejer
atau pimpinan puncak menetapkan terlebih dahulu tujuan-tujuan pemula setelah
melakukan pembicaraan atau konsultasi dengan organisasi lainnya.tujuannya
mendapatkan atau memperoleh laba yang besar.
·
Tujuan-Tujuan Individu
dalam penetapan tujuan secara pribadi harus dilakukan dengan
mengadakan konsultasi terlebih dahulu pada atasannya serta individu
lainny,sehingga diharapkan semua akan memperlancar menejer guna mengembangkan
tujuan-tujuan yang lebih nyata serta dapat membantu bawahan untuk memperluas
pandanganya tentang tujuan yang lebih baik
·
Peran Serta Atau Partisipasi
Dalam mengambil peran serta partisipasi maka tingkat/derajat bagi
setiap bawahan satu sama lainnya adalah berbeda.oleh sebab itu ada suatu
pedoman yang berlaku umum bahwa semakin besar peran serta atau partisipasi
antara menejer dan bawahannya,guna tercapainya tujuan yang semakin besar dan
sebaliknya.
·
Otonomi Dan Pelaksanaan Rencana
Apabila tujuan telah ditetapkan dan disepakati,maka setiap individu
mempunyai kesempatan untuk menentukan berbagai sarana yang dapat dipilih guna
mendukung dalam pencapaian tujuan
·
Peninjauan Kembali Hasil
Pelaksanaan
Para manejer dan bawahan mengadakan pertemuan guna melakukan
peninjauan kembali terhadap berbagai hasil pelaksanaan dalam hal maju tidaknya
suatu usaha.
Kekuatan dari MBO adalah yakni sebagai berikut:
- Setiap individu diberi kesempatan untuk mengetahui apa yang
diharapkan
- Membantu perencanaan dengan membuat para menejer menetapkan
tujuan beserta waktu yang diperlukan
- Komunikasi antara menejer dan bawahan dapat ditingkatkan
- Setiap individu lebih menyadari akan tujuan organisasi
- Proses manejemen dan evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pencapaian tujuan tertentu,sehingga
dimungkinkan bawahan dapat mengetahui kualitas pekerjaannya dalam
kaitannya dengan tujuan organisasi
Kelemahan MBO adalah sebagai berikut yakni:
- Kelemahan yang inherent atau yang melekat dalam proses MBO
mencakup waktu dan usaha yang cukup besar khususnya dalam hal tulis
menulis
- Kelemahan yang berhubungan perkembangan dalam praktek program
MBO mencakup,gaya dan dukungan impinan,penyesuaian dan
perubahan,keterampilan hubungan antar pribadi,diskripsi tugas,penetapan
dan pengkordinasian tujuan,pengendalian metode pencapaian
tujuan,pertentangan antara kreavitas dan MBO.
Kunci Pokok MBO yang efektif, sebagai berikut:
- Mendidik dan melatih menejer
- Menunjukkan menejemen puncak yang berkesinambungan
- Merumuskan tujuan secara jelas
- Menciptakan umpan balik yang efektif
Bab IX :
Roy Damanik
BAB IX
PENGENDALIAN
MUTU TERPADU
(Total
Quality Control)
DAN
GUGUS
KENDALI MUTU
(Quality
Control Circle)
PENGERTIAN
Merupakan suatu sistem manajemen yang efektif
untuk memadukan berbagai usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan
kualitas dan peningkatan kualitas dari
berbagai kelompok dalam organisasi /perusahaan, sehingga produk dan pelayanan
menjadi ekonomis dan meberi kepuasan kepada pelanggan. Hal tersebut didasari
dengan konsep pokok, yakni : mempertahankan mutu secara keseluruhan. Dalam PMT
ada evaluasi terhadap hasil yang diperoleh. Dalam PMT anggota kelompok juga
memiliki kesadaran bekerja. Dan melalui kesadaran tersebut muncul rasa tanggung
jawab yang dalam.
CIRI
KHAS DAN SASARAN YANG AKAN DICAPAI DALAM KEGIATAN GUGUS KENADLI MUTU
Adapun ciri khas dari metode ini, antara lain :
- Setiap anggota kelompok bekerja sama dengan
erat dan melakukan kegiatan atas prakarsa mereka sendiri.
- Setiap anggota kelompok selalu beriteraksi
untuk saling mempengaruhi.
- Setiap anggota kelompok saling mengenal
dengan baik, sehingga mereka dapat berdiskusi secara terbuka tanpa
berusaha untuk menutup diri.
- Anggota kelompok mengadakan pertemuan secara
rutin untuk mendiskusikan berbagai masalah guna mencapai tujuan bersama.
Selain itu, dalam GKM dituntut adanya
sikap dari setiap anggota kelompok yang diharapkan dapat mendukung keberhasilan
dari GKM, diantaranya sikap :
- Saling menghormati antar individu dan setiap
anggota berperan serta atas dasar persamaan.
- Menghormati atau menghargai setiap inisiatif
dan kebebasan masing-masing individu.
- Saling memberikan informasi bagi setiap
anggota agar semua permasalahan dapat diatasi bersama semaksimal mungkin.
GKM juga memiliki sasaran yang akan
dicapain dalam kegiatan GKM, diantaranya adalah :
1. Berusaha mengurangi kesalahan yang ada dan
sekaligus meningkatkan mutu.
2. Menyadari sepenuhnya akan pentingnya kerja
kelompok yang baik.
3. Mendorong peran serta atau partisipasi dalam tugas
serta meningkatkan motivasi karyawan.
4. Membangkitkan sikap dapat mencegah masalah dan
berusaha menciptakan kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
5. Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan
yang harmonis antara pimpinan dan bawahan.
6. Mendorong pengembangan pribadi dan kepemimpinan.
7. Mengembangkan kesadaran akan kemampuan yang tinggi
serta mendorong setiap pihak untuk melakukan penghematan biaya.
MEKANISME
KERJA
1. MEMUTAR RODA R – K – P – T.
* Rencana : membuat rencana yang baik sebelum
bekerja.
* Kerjakan : kerjakan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan
* Periksa : periksa hasil pekerjaan apakah sesuai
dengan rencana.
* Tindakan : ambil tindakan koreksi/penyesuaian
atas penyimpangan,
Susun
rencana baru.
2. 8 LANGKAH KUNCI
Dalam GKM ada 8 langkah kunci untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
2.1. Menemukan persoalan yang sebenarnya
2.2. Menemukan penyebab terjadinya persoalan
2.3. Mempelajari faktor yang paling berpengaruh
2.4. Mempertimbangkan langkah-langkah yang tepat
2.5. Menerapkan langkah yang tepat
2.6. Mengecek hasil yang diperoleh
2.7. Mencegah timbulnya persoalan yang sama
2.8. Menyelesaikan persoalan-persoalan lain yang tak
terpecahkan.
3. MENERAPKAN 7 ALAT UNTUK PERBAIKAN
3.1. Lembar pengumpul data, sebagai alat bantu untuk
memudahkan pengumpulan data.
3.2. Stratifikasi, mengurai dan mengklasifikasikan
berbagain persoalan yang ada menjadi beberapa kelompok masalah sejenis.
3.3. Diagram pareto, berfungsi sebagai data
perbandingan antara sebelum masalah diselesaikan dan sesudah masalah
diselesaikan.
3.4. Diagram sebab akibat, diagram ini dibuat untuk
menemukan berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebab persoalan yang timbul.
3.5. Histogram, perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran, dan bentuk pola data
dari proses. Jika data yang terkumpul menunjukkan bahwa proses tersebut stabil
dan dapat diprediksi, kemudian histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan
kemampuan batasan proses.
3.6. Diagram pencar, diagram ini digunakan untuk
melihat hubungan antara satu faktor penyebab yang terus menerus terhadap faktor
lain.
3.7. Grafik, grafik dimaksudkan agar semua kegiatan
yang dilakukan dapat dicatat, sehingga dengan mudah dan cepat dapat diketahui
bagaimana hubungan antara faktor satu dengan faktor lainnya.
Bagus,jangan lupa kunjungannya ya http://royindragultom.blogspot.com
BalasHapus