TUGAS MAKALAH
POLA BIMBINGAN DAN KONSELING
BAGI ANAK USIA 6-12 TAHUN
Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Kelulusan
Mata Kuliah
BIMBINGAN KONSELING
Yang Dibina Oleh :
Sondiana Siagian, S.Pd.K
Nama : Roy Damanik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti mengalami proses perkembangan dan
pertumbuhan. Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tersebut, tentu sekali tidak terlepas dari permasalahan. Oleh
karena itu, dibutuhkan bimbingan dan konseling terhadap anak, untuk membantu
anak dalam menyelesaikan masalah tersebut. Mengapa bimbingan dan konseling
diperlukan? hal tersebut diperlukan, karena : kesadaran akan perlunya
pengajaran dan pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan
karakteristik anak, kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan
masyarakat yang selalu berubah dan berkembang, dan kesadaran akan persoalan
yang akan dihadapi dalam kehidupan mereka mendatang. Bimbingan dan konseling juga
perlu diberikan kepada anak karena sebagai individu yang telah berkembang, anak
tidak bisa luput dari tekanan baik dari dalam dirinya maupun lingkungannya.
Dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembanganya, anak tidak cukup diberi
pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat individual
untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini, adalah :
1)
Apa pengertian
dari bimbingan dan konseling ?
2)
Bagaimana karakteristik
anak pada usia 6-12 tahun ?
3)
Apa saja
permasalahan yang dialami anak usia 6-12 tahun ?
4)
Seperti apa teknik
bimbingan dan konseling untuk anak usia 6-12 tahun ?
5)
Apa fungsi bimbingan
dan konseling ?
6)
Mengapa anak perlu dibimbing
?
C.
TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :
1)
Memahami pengertian
bimbingan dan
konseling.
2)
Memahami
karakteristik anak pada usia 6-12 tahun.
3)
Memahami
permasalahan yang sering dialami anak usia 6-12 tahun.
4)
Memahami teknik
bimbingan dan konseling untuk anak usia 6-12 tahun.
5)
Memahami fungsi
bimbingan dan
konseling.
6)
Memahami dengan
baik, mengapa anak perlu dibimbing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
DAN KONSELING
Bimbingan
dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan
merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya terkandung beberapa makna,
seperti : menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan. Sedangkan
konseling, berasal dari kata counseling
dengan kata kerja to counsel yang berarti menasehati
atau menganjurkan kepada seseorang.
1. PENGERTIAN BIMBINGAN
Ada
beberapa pengertian bimbingan menurut para ahli. Adapun pengertian tersebut,
antara lain[1] :
1)
Achmad Badawi (1973),
mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh
pembimbing terhadap individu yang mengalami problem, agar si terbimbing dapat
mengatasi problemnya sendiri.
2)
Djumhur dan Moh. Surya
(1975), mengemukakan bahwa bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang
terus-menerus dan secara sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
3) Bimo Walgito (1980),
mengemukakan bahwa bimbingan merupakan tuntunan, bantuan ataupun pertolongan
yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan dalam kehidupannya.
4)
Crow&Crow (1960),
mengemukakan bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan
oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan
pendidikan yang memadai, kepada seseorang individu dari setiap usia untuk
menolongnya mengemudikan kegiatan hidupnya sendiri, membuat pilihannya sendiri
dan memikul bebannya sendiri.
2. PENGERTIAN KONSELING
Sama
halnya dengan bimbingan, ada beberapa defenisi dari konseling menurut para
ahli. Adapun defenisi tersebut, antara lain[2]
:
1)
Walgito (1980),
mengemukakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu
dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara.
2)
Mortensen dan Schmuller
(1966), mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses hubungan seseorang, dimana
seseorang ditolong oleh orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuannya dalam menghadapi masalahnya.
3)
Gleen E. Smith (1955),
mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu
konseli dalam interpretasi mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan
pemilihan, rencana atau penyesuaian yang ia butuhkan.
4)
James F. Adams (1965),
mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua
orang individu dimana konselor membantu konseli, supaya ia dapat lebih baik
memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu maupun waktu yang akan datang.
B. KARAKTERISTIK ANAK USIA
6-12 TAHUN
Sebelum
membimbing dan menkonseling anak usia 6-12 tahun, terlebih dahulu harus
dipahami bagaimana karakteristik anak pada usia tersebut. Adapun
karakteristik anak pada usia 6-12 tahun, akan dilihat dari beberapa aspek
berikut[3]
:
1)
Secara Fisik
a.
Perubahan pada tubuh
sangat pesat.
b.
Sangat aktif sekali.
c.
Sudah mulai mengurus
diri sendiri.
d.
Suka mengembara atau
berkeliaran.
2)
Secara Sosial
a.
Sangat suka mencari
perhatian guru.
b.
Mengagumi tokoh-tokoh
tertentu.
c.
Lebih tertutup kepada
orang lain.
3)
Secara Mental
a.
Sangat senang
mendengarkan cerita.
b.
Sudah memiliki
konsentrasi yang cukup lama.
c.
Belum memahami hal yang
abstrak.
d.
Cara berpikir masih
sederhana dan polos.
e.
Masih sangat tergantung
kepada orang tua dan guru dalam hal pendapat.
f.
Belum mengkuatirkan
hari esok.
4)
Secara Emosi
a.
Suka membesar-besarkan
masalah.
b.
Selalu merasa tidak
mampu.
c.
Belum bisa mengatur
waktu dan selalu gelisah.
d.
Jarang takut dan kurang
sabar.
e.
Malu menunjukkan kasih
sayang.
f.
Senang bercanda atau
humor.
5)
Secara Rohani
a.
Sudah mulai bertumbuh
dalam pengetahuan tentang Allah.
b.
Sudah mulai mengerti
kasih Allah, dan ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan.
c.
Sudah mulai memahami
tentang hukum.
C. PERMASALAHAN PADA
ANAK USIA 6-12 TAHUN
Adapun masalah-masalah yang sering terjadi dan dialami
oleh anak pada anak usia 6-12 tahun, meliputi bahaya fisik dan psikologis.
Adapun masalah-masalah tersebut, antara lain[4]:
1.
Masalah Fisik
a)
Penyakit
1)
Penyakit palsu
untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
2)
Penyakit yang
sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri.
b)
Kegemukan, masalah
kegemukan yang dapat terjadi :
1)
Anak kesulitan
mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk keberhasilan sosial.
2)
Teman-temannya
sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi rendah diri.
c)
Kecelakaan, meskipun
tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai kegagalan,
dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga
anak merasa takut, dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan
mempengaruhi hubungan sosial.
d)
Kecanggungan, anak
mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya, lalu merasa tidak mampu, perasaan
tersebut dapat menjadikan anak menjadi rendah diri.
e)
Kesederhanaan, hal
ini sering dilakukan oleh anak-anak, dan orang dewasa memandangnya sebagai
perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang
dapat mempengaruhi konsep diri anak.
2.
Masalah Psikologis
a)
Masalah Dalam
Berbicara, ada 4 (empat) masalah dalam berbicara yang umum terdapat pada
anak-anak usia 6-12 tahun, yaitu :
1)
Kosakata yang
kurang dari rata-rata, menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat
komunikasi dengan orang lain.
2)
Kesalahan dalam
berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak hanya berbicara bila
perlu saja.
3)
Anak yang kesulitan
berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang dalam
usaha untuk berkomunikasi dan merasa bahwa ia berbeda.
4)
Pembicaraan yang
bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain, membual akan
ditentang oleh temannya.
b)
Masalah Emosi, anak
akan dianggap tidak matang bila menunjukkan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga
kurang disenangi orang lain.
c)
Masalah Bermain, anak
yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk
mempelajari permainan dan olah raga, dan untuk menjadi anggota kelompok.
d)
Masalah Dalam
Konsep Diri, Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak
puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lain. Anak cenderung
berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena
konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan
memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.
e)
Masalah Moral
1)
Disiplin yang tidak
konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan.
2)
Hukuman fisik
merupakan contoh agresivitas anak.
3)
Tidak sabar melihat
orang lain salah.
f)
MasalahYang
Menyangkut Minat
1)
Tidak berminat
terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya.
2)
Mengembangkan sikap
yang kurang baik terhadap hal yang dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan
dan sekolah.
g)
Masalah Hubungan
Keluarga
1)
Harapan orang tua,
kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan tugas sekolah dan
harapan-harapan orang tua, maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan
bahkan menghukum anak.
2)
Metode pelatihan
anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak pada
keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan
kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan
keluarga yang baik.
3)
Status sosial
ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari temannya
maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal itu.
4)
Pekerjaan orang
tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi perasaan anak, dan bila ibu
seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya
mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.
5)
Perubahan sikap
kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan idealnya anak,
anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua
teman-temannya.
6)
Pertentangan antar
saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap
saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap
kesayangan orang tua.
7)
Orang tua tiri,
anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua kandung yang tidak
serumah, akan memperlihatkan sikap kritis, negatif dan perilaku yang sulit.
D. TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BAIK
UNTUK ANAK USIA 6-12 TAHUN
Menghadapi serta menolong permasalahan yang dialami anak
usia 6-12 tahun, tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan teknik untuk dapat mengerti,
memahami serta menolong mereka. Adapun teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
bimbingan dan konseling untuk anak usia 6-12 tahun, antara lain[5]:
1.
Perilaku Attending,
perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri anak yang mencakup
komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang
baik dapat :
1.1. Meningkatkan harga diri anak.
1.2. Menciptakan suasana yang tenang.
1.3. Mempermudah ekspresi perasaan anak menjadi bebas.
2.
Empati, empati
ialah kemampuan guru/orangtua untuk merasakan apa yang dirasakan anak. Empati
dilakukan sejalan dengan perilaku attending, tanpa perilaku attending mustahil
terbentuk empati.
3.
Eksplorasi, eksplorasi
adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman anak. Hal ini
penting dilakukan karena banyak anak menyimpan rahasia batin, menutup diri,
atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan anak
untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.
4.
Menangkap Pesan
(Paraphrasing), adalah teknik untuk menyatakan kembali inti ungkapan anak,
dengan teliti mendengarkan pesan utama anak, mengungkapkan kalimat yang mudah
dan sederhana.
5.
Pertanyaan Terbuka
(Opened Question), pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing anak agar
mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya, dapat
digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question).
6.
Pertanyaan Tertutup
(Closed Question), dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan
terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang
harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat. Tujuan
pertanyaan tertutup adalah :
6.1. Mengumpulkan informasi;
6.2. Menjernihkan atau memperjelas sesuatu;
6.3. Menghentikan pembicaraan anak yang melantur atau
menyimpang jauh.
E. FUNGSI
BIMBINGAN DAN KONSELING
Adapun
beberapa fungsi bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut[6]:
1.
Fungsi Pemahaman,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan
norma agama).
2.
Fungsi Preventif,
yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
3.
Fungsi
Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
4.
Fungsi Penyembuhan,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir.
5.
Fungsi Penyaluran,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.
6.
Fungsi Adaptasi,
yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah dan staf,
konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
7.
Fungsi Penyesuaian,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8.
Fungsi Perbaikan,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
9.
Fungsi Fasilitasi,
memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal, serasi, selaras dan seimbang bagi seluruh aspek dalam diri
konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
F.
MENGAPA ANAK PERLU DIBIMBING
Adapun
alasan mengapa anak harus dibimbing, antara lain :
1.
Merupakan perintah
dari Allah.
2.
Anak merupakan
warga keluarga Gereja, bangsa.
3.
Anak merupakan
pemberian Allah.
4.
Anak itu berdosa
dan membutuhkan keselamatan.
5.
Anak juga segambar
dan serupa dengan Allah.
6.
Anak dapat dipakai
oleh Tuhan.
BAB III
KESIMPULAN
Pelayanan bimbingan dan konseling sangat penting di
berikan kepada anak-anak. Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen
yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal itu didasarkan pada
bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan
yang dapat timbul dalam hidupnya khususnya dalam menyelesaikan tugas
perkembanganya. Pada masa perkembangannya, anak-anak diperhadapkan dengan
berbagai masalah. Untuk itu kita harus mengerti dan memahami setiap perubahan
perilaku anak dan membimbingnya dengan cara yang baik. Kita juga harus
benar-benar mengerti karakteristik anak, supaya dengan demikian akan terjalin
komunikasi yang baik.
Dari pembahasan diatas, yang terpenting adalah tujuan
akhir dari bimbingan dan konseling itu sendiri. Adapun fungsi dari bimbingan
dan konseling, antara lain :
1.
Fungsi Pemahaman.
2.
Fungsi Preventif.
3.
Fungsi Pengembangan.
4.
Fungsi Penyembuhan.
5.
Fungsi Penyaluran.
6.
Fungsi Adaptasi.
7.
Fungsi Penyesuaian.
8.
Fungsi Perbaikan.
9.
Fungsi Fasilitasi.
10. Fungsi Pemeliharaan.
Dan yang terpenting sebagai seorang pembimbing dan
konselor, kita harus menyadari bahwa seorang anak itu berharga di mata Allah,
segambar dan serupa denganNya, serta dapat dipakai oleh Allah untuk
kemuliaannya. Oleh karena itu, marilah kita tetap memberi hati dan diri kita
untuk membimbing anak-anak kepada kebenaran Tuhan.
Tuhan
Yesus Meberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar