TUGAS PRESENTASE
METODE BELAJAR
SIMULASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
METODE BELAJAR – PAK
Yang Dibina Oleh :
Paskah Purba, M.Pd.K
Nama : Roy Damanik
NIM
: 2012.86208.04
Prodi
: PAK
MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI
- PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI
Simulasi
berasal dari kata “simulate” yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Model pembelajaran simulasi
merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang
nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state
of affaris) atau proses. Model
pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses
dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh
konsep keterampilan pembuatan keputusan.
Model pembelajaran
simulasi bertujuan untuk :
(1)
Melatih keterampilan
tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari.
(2)
Memperoleh pemahaman
tentang suatu konsep atau prinsip.
(3)
Melatih memecahkan
masalah.
(4)
Meningkatkan keaktifan
belajar.
(5)
Memberikan motivasi
belajar kepada siswa
(6)
Melatih siswa untuk
mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok
(7)
Menumbuhkan daya
kreatif siswa.
(8)
Melatih siswa untuk
mengembangkan sikap toleransi.
- PROSEDUR/ LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN SIMULASI
Menurut Joyce
dan Weil (1980) dalam Udin (2001:66), model ini memiliki tahap sebagai berikut
:
(1)
Tahap I. Orientasi
a. Menyediakan berbagai
topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses
simulasi.
b.
Menjelaskan prinsip
Simulasi dan permainan.
c.
Memberikan gambaran
teknis secara umum tentang proses simulasi.
(2)
Tahap II. Latihan bagi
peserta
a.
Membuat skenario yang
berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan
dicapai.
b.
Menugaskan para
pemeran dalam simulasi
c.
Mencoba secara singkat
suatu episode
(3)
Tahap III. Proses
simulasi
a.
Melaksanakan aktivitas
permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.
b. Memperoleh umpan balik
dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan pemeran.
c.
Menjernihkan hal-hal
yang miskonsepsional
d.
Melanjutkan
permainan/simulasi
(4)
Tahap IV. Pemantapan
dan debriefing
a.
Memberikan ringkasan
mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.
b.
Memberikan ringkasan
mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan
para peserta.
c.
Menganalisis proses
d.
Membandingkan
aktivitas simulasi dengan dunia nyata.
e.
Menghubungkan proses
simulasi dengan isi pelajaran.
f.
Menilai dan merancang
kembali simulasi.
- PRINSIP DALAM PROSES PELAKSANAAN SIMULASI
Proses
simulasi tergantung pada peran guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang harus
dipegang oleh fasilitator/guru, yakni sebagai berikut :
(1)
Pertama adalah penjelasan. Untuk
melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan main. Oleh karena
itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya
tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya.
(2)
Kedua adalah mengawasi (refereeing). Simulasi
dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main tertentu. Oleh
karena itu guru/fasilitator harus mengawasi jalannya simulasi sehingga berjalan
sebagaimana seharusnya.
(3)
Ketiga adalah melatih (coaching). Dalam
simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu
guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk atau arahan sehingga
memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang, sama.
(4)
Keempat adalah diskusi. Dalam simulasi,
refleksi menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu, setelah simulasi
selesai, fasilitator harus mendiskusikan beberapa hal antara lain : kesulitan-
kesulitan, hikmah yang bisa diambil, bagaimana memperbaiki kekurangan simulasi
dan sebagainya.
- KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI
Wina Sanjaya
(2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dengan
menggunakan simulasi sebagai metode mengajar.
Kelebihan Model
pembelajaran ini di antaranya adalah :
- Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
- Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
- Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
- Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
- Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Kelemahan model
pembelajaran ini, di antaranya adalah :
- Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
- Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
- Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
- CONTOH MODEL SIMULASI
Adapun contoh model
simulasi antara lain :
- Gladi Resik
- Bermain Peran (Drama)
- Sosio Drama (pemecahan masalah misalnya, hubungan anak dan orangtua), metode ini bentuk kelompok.
- Simulasi Pernikahan.
- Try Out
- Dll.
KESIMPULAN
Model pembelajaran
simulasi sengaja dirancang oleh pendidik untuk membantu siswa mengalami
bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi
mereka. Simulasi sebagai model
pembelajaran merupakan penerapan dari prinsip cybernetics dalam dunia pendidikan.
Banyak model pembelajaran yang dapat dipergunakan guru untuk melakukan proses
pembelajaran, namun untuk kegiatan pembelajaran yang dengan pokok bahasan lebih
banyak kearah psikomotor, akan lebih baik menggunakan model pembelajaran
simulasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar