Selasa, 26 Maret 2013

SEMESTER 1 (LAPORAN BACA PB-I (LUKAS TJANDRA))


LAPORAN BACA
BUKU
LATAR BELAKANG PERJANJIAN BARU (I) 

Diserahkan kepada:
Dosen: Pdt. Jemmy Lontaan, M.A 

Sebagai bagian dari Tugas Mata Kuliah
PEMBIMBING – PERJANJIAN BARU I
Nama: Roy Damanik

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM
November 2012

PASAL - I
ZAMAN BABEL, MASA PEMBUANGAN (606-538 S.M.)

BAB I
SELAYANG PANDANG SITUASI DUNIA SEBELUM MASA PEMBUANGAN

            Sekitar tahun 2000 sekian S.M., dibawah pimpinan raja Hamurabi Babel mendirikan sebuah kerajaan yang besar dan kokoh. Dia berhasil menyatukan dataran Mesopotamia yang subur, yaitu daerah yang disebut Fertile Crescent oleh para sejarawan. Ketika dia meninggal Asyur bangkit dengan ibukota Niniwe, sekaligus menelan babel dan menduduki Mesir, Asia Kecil dan daerah-daerah lain. Pada tahun 725 S.M., Salmaneser, raja Asyur memimpin bala tentara mengepung samaria selama 3 tahun, namun tidak berhasil. Namun pada tahun 722 S.M., bangsa Israel berhasil dibawa oleh Sargon sebagai tawanan. Tak lama kemudian, Sargon raja Asyur meninggal, dan digantikan oleh Sanherib, puteranya. Di satu sisi Babel mulai bangkit kembali, dan terjadi kekacauan disana-sini. Pada masa kerajaan Sanherib yang tamak, Hizkia pun diperas sampai rakyatnyapun menjadi miskin. Bahkan emas di bait Allahpun dikerat untuk membayar upeti. Raja Hizkia tidak berdaya. Tatkala tentara musuh menghampiri kota, atas nasehat dan dorongan nabi Yesaya, dia berseru kepada Allah dengan iman yang tulus. Akhirnya Allah Yehovah mengutus malaikat untuk membunuh 185.000 tentara Asyur dalam waktu satu malam (II Raj 19; Yes 36,39). Setelah raja Sanherip mendapat malu, dia melarikan diri ke Niniwe, kemudian dibunuh oleh puteranya di sebuah kuil (II Raj 19:37). Pada saat yang sama Babel kembali bangkit di bawah pimpinan raja Nebukadnezar, dan Asyur pun dibantai habis, dan tamatlah riwayat kerajaan Asyur yang besar itu, kembali Babel Berjaya dan merajalela, membangun kota Babel ibukota mereka.

BAB II
TAHUN, JUMLAH DAN SEBAB PENAWANAN

1.      PENAWANAN PERTAMA : TAHUN 605 S.M.
Setelah raja Yosia dibunuh di Megido, tahta kerajaan Yehuda satu saat pernah jatuh kedalam tangan orang Mesir. Firaun Nekho mengangkat Yoahas (putera Yosia) sebagai raja. Tiga bulan kemudian, Firaun memecatnya dan mengangkat Yoyakim sebagai penggantinya. Secara praktis Yehuda telah menjadi milik Firaun. Setelah Nekho dikalahkan babel, Yoyakim berpaling dan bersandar, bahkan member upeti kepada Babel. Ia memperhamba diri secara rela kepada Babel. Tiga tahun kemudian, karena Yoyakim ingin memberontak kepada Babel dan kembali ke ribaan Mesir, maka raja Nebukadnezar datang menyerang dan menawannya hidup-hidup. Alkitab mencatat “ akan membawanya ke Babel”. 

2.      PENAWANAN KEDUA : TAHUN 598-597 S.M.
Yoyakin, putera Yoyakim, segera diangkat menjadi raja. Pada saat itu dia baru berusia 18 tahun. Dia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Ia juga tidak setia kepada kerajaan Babel. Masa jabatan raja Yoyakin begitu singkat, hanya tiga bulan lebih, namun dia harus mendekam di penjara Babel selam 37 tahun lamanya. Itulah hasil dari perbutan dosanya sendiri (II Raj 24:6-17). 

3.      PENAWANAN KETIGA : TAHUN 587-586 S.M.
Bangsa Babel mengangkat Hizkia sebagai raja boneka bagi Yahudi. Hizkia adalah putera Yosia, paman Yoyakin. Dia bertanggungjawab mengurus negara kecil ini. Saat itu ia baru berusia 21 tahun usianya masih muda, kuang pengalaman dan tidak memiliki tekad yang kuat, mudah disanjung orang. Pikirannya dangkal dan hanya mengutamakan keamanan sementara saja. Kurang lebih 10 tahu kemudian, Firaun Hophra, Firaun Mesir baru, ingin menyerang Babel guna membalas dendam. Dia mengajak raja Hizkia bergabung. Raja Babel yang mendengarkan laporan itu menjadi murka. Raja Hizkia lari, namun terkejar dan tertangkap. Raja Nebukadnezar menumpas semua anaknya di hadapan matanya, kemudian mencukil matanya, dan membawanya ke babel. Sebab utama kehancuran Yehuda dan penawanan rakyatnya tak lain dan tak bukan adalah kegagalan dibidang agama. Hukuman Allah dijatuhkan atas umat pilihan yang tidak setia, tidak beriman dan tidak benar (Yeh 8:11). Penyebab lain kejatuhan Yehuda adalah kerugian dan kegagalan di bidang politik dan militer. Pendek kata, keruntuhan Yehuda menelan kepahitan karena ulahnya sendiri. Adapun kejahatan mereka yang utama, adalah sebagai berikut :
a.       Meninggalkan Allah yang benar, menyembah berhala(2 Raj 17:1-23;21:11-16)
b.      Berlaku lalim dan menumpahkan darah orang tidak bersalah (II Raj. 24:1-5).
c.       Mengkhianati kebenaran Tuhan dengan licik, tidak menghargai dan tidak memegang janji Tuhan (Yer. 3:20-22; 11:1-3).
d.      Tidak dengar nasehat, menganiaya nabi dengan kejam (Yer. 11:19-25; 4-11).
e.       Percaya pada nabi palsu dan bersandar pada Mesir (Yer. 26:20-24, 27:1-15; 37:1-10; Yeh. 17; Yes.30:1-3).

BAB III
KEADAAN BANGSA YEHUDA SETELAH DITAWAN

1.      KEADAAN BANGSA YEHUDA DI BABEL, Setelah bangsa Yehuda ditawan ke Babel, secara lahiriah mereka adalah tawanan yang dijadikan budak di tempat asing, namun kenyataannya, mereka tidak diperlakukan semena-mena dan tidak dianiaya seperti pada waktu di Mesir. Sebagian sistem Yehuda masih bisa dipertahankan dan dipelihara, teristimewa di bidang Agama. Meskipun menetap di negara orang, mereka tetap diperbolehkan membaca Alkitab, berdoa, beribadah kepada Allah, dan mendidik anak-anak mereka sendiri. Bahkan diantara mereka masih terdapat penatua yang mengurus masalah intern bangsa mereka (Yeh. 1:1; 3:3; 8:1; Ezra 2:3-34; 8:15-17). Banyak orang Yahudi yang berdagang dan mengumpulkan uang, sehingga ketika mereka pulang ke tanah air, mereka bisa mempersembahkan emas, perak dan harta kekayaan lainnya untuk membangun kembali bait suci. Dalam Yeremia 24, mereka disebut “pohon ara yang baik”, yang pasti dipelihara dan dipimpin oleh Allah pilang ke tanah air untuk membangun dan membina kembali negara mereka.

2.      KEADAAN BANGSA YAHUDI YANG BERADA DI TANAH YEHUDA, Setelah beberapa tahun mengenyam kehidupan yang agak tentram, terjadilah kerusuhan. Seorang penjahat yang bernama Ismael dan menyebut dirinya sebagai keturunan Daud, membunuh gubernur Gedalya dan sebagian tentara Kasdim yang sedang piket disana. Ia juga menawan beberapa orang dan merampas milik kepunyaan mereka. Yehuda telah hancur, hanya tersisa rakyat yang lanjut usia, lemah dan miskin. Diantara umat Yehuda terdapat sebagian yang tetap setia melayani Tuhan. Namun, kebanyakan dari mereka kembali mengikuti kebiasaan jahat mereka yang lampau yakni menyembah ilah palsu dan berhala. Para nabi menegur mereka sebagai “buah ara yang busuk” (Yer. 24; Yer. 29:15-19; Yeh. 11:14-16).

3.      KEADAAN ORANG YEHUDA YANG BERADA DI MESIR, Setelah Yerusalem dihancurkan oleh Babel, mereka yang berkiblat ke mesir melarikan diri kesana. Kemudian Yohanan memaksa Yeremia dan sebagian orang melarikan diri ke Mesir untuk mencari perlindungan. Dengan sendirinya tidak sedikit orang yang berangsur-angsur melarikan diri atau mencari nafkah di Mesir sehingga lambat laun terbentuklah suatu kelompok yang besar. Hidup mereka cukup baik, bahkan mendapat perlakuan baik orang Mesir. Mereka terus menetap disana dan berkembang biak. Selain itu, juga ditemukan juga sebuah bait Allah yang didirikan oleh orang-orang Yahudi. Bentuknya mirip sekali dengan bait Allah di Yerusalem.

BAB IV
PENGARUH DAN MANFAAT PENAWANAN

Berikut ini adalah rincian manfaat yang mereka peroleh dari penawanan :
1.      Berhala Lenyap, Revolusi yang tuntas ini bukan saja merupakan peljaran yang berharga bagi mereka, tetapi juga mempunyai pengaruh dan nilai yang tak terhingga bagi seluruh dunia.
2.      Perubahan Konsep Beragama.
3.      Pengumpulan Karya Sastra.
Mereka mengumpulkan catatan tradisi Ibrani memakainya sebagai ajaran Agama.
4.      Muncul Rumah Sembahyang, Rumah sembahyang adalah pusat agama, pendidikan, politik, kesejahteraan, pergaulan dan penghakiman. Konon, pada masa Tuhan Yesus hidup, terdapat lebih 1500 rumah sembahyang di seluruh Palestina, kira-kira 450 diantaranya terdapat di Yerusalem.
5.      Penilaian Kembali Akan Hukum Taurat
Orang Yahudi baru menikmati nilai Taurat yang sesungguhnya didalam penderitaan. Sepulang Ezra ke tanah air, dia segera membacakan kitab Taurat di depan rakyat dan terjadilah kebangunan yang besar di tengah-tengah mereka.
6.      Kepribadian Bangsa.
Bangsa Yahudi menjadi suatu bangsa yang bercita-cita, memiliki tujuan kehidupan dan memiliki iman kepercayaan yang kuat.
7.      Perubahan Profesi
Bangsa Yahudi adalah Negara yang kuat dan maju dibidang politik, tinggi kebudayaan, pengetahuan berkembang, jaya dalam perdagangan, serta memiliki bangunan yang indah dan megah
8.      Perubahan Bahasa.
Bangsa Yahudi telah banyak mengunakan bahasa Aram. Bahkan, sebagian kitab Ezra, Nehemia dan Daniel di PL ditulis dengan bahsa Aram.
9.      Kenisyafan Terhadap Amanat
Bangsa Yahudi mempunyai pemahaman dan pengenalan yang baru terhadap nasib Bangsanya. Konsep mereka terhadap Allah juga luas dan lebih agung daripada dahulu.
10.  Pengharapan Terhadap Hidup Baru.
Mereka menengadah dan menanti dengan antusias. Namun sayang, keturunan mereka di kemudian hari justru tidak mengakui Mesias, Firman yang telah menjadi manusia.

PASAL II
MASA PENGEMBALIAN ZAMAN PERSIA (538-330 SM)

BAB I
PERIODE SEBELUM KEMBALI KE TANAH AIR DAN NUBUAT-NUBUATNYA
Setelah Yehuda tertawan, Yeremia menyurati mereka sekali lagi ia menegaskan dan menasehati mereka untuk menetap dengan sabar selama 70 tahun : “sebab beginilah firman Tuhan, apabila telah genap 70 tahun bagi Babel, barulah aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janjiku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini” (Yer. 29:10). Ia menasehati mereka untuk tenang dan taat.

BAB II
BANGKITNYA IMPERIUM PERSIA SERTA RAJA KORESY
Pada saat Koresy berusia 30 tahun  kepiawaiannya sebagai pemimpin sudah nyata, ia sangat mahir akan strategi militer. Dalam waktu 10 tahun dia sudah menjadi penguasa Media dan Persia, bagian utara Asyur, Dataran Mesopotamia, Armenia dan Asia Kecil. Raja Koresy seorang yang pandai dan berani mengambi keputusan yang tegas, ia bersifat toleran, dan sahabat terhadap pembesar maupun rakyat jelata. Pada tahun 939 S.M raja Koresy mengatur bala tentaranya untuk mengepung Babel, Nabonidus sedang pergi ke tanah Arab untuk mencari benda-benda antik, sedangkan pangeran Belsyazar berpesta pora dan bermabuk-mabukan bersama para pembesarnya, sambil menghujat Allah. Ketika mereka terbenam dalam kemabukan peringatan Tuhan datang dengan sekonyong-konyong. Daniel 5:5-9 mencatat “pada waktu itu tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya menggelisakan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan........”. Atas usul ibu suri, diundangnyalah Daniel, lalu Daniel membacakan tulisan di dinding itu (Dan 5:25-28) “Mene, Mene, tekel ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu : Mene : masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekel : tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres : kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada bangsa Media dan Persia”. Pada saat itu, pesta pora raja Babel dan para pembesarnya masih sedang berlangsung. Tanpa disangka-sangka tentara pilihan Persia telah menerjang masuk ke dalam istana dengan pedang yang terhunus. Pada malam itu terbunuhlah Belsyazar (Dan 5:30). Raja Nabonidus yang mendengar kabar itu segera kembali, ia ditangkap hidup-hidup oleh Koresy. Mulai saat itu runtuhlah imperium Babel, tepatnya pada tahun 583 S.M

BAB III
POLITIK DAN PEMERINTAHAN RAJA KORESY
Raja Koresy melaksanakan pemerintahan yang bersifat mengayomi, menganut strategi/kebijaksanaan persuasive, yang berlawanan dengan strategi kekejaman dan perampasan yang dianut oleh imperium Asyur dan Babel pada masa lampau. Setelah raja Koresy mengambil alih Babel, ia seegera pindah kesana. Ia merombak semua strategi yang telah dibuat oleh para pendahulunya secara total, dengan memulangkan semua tawanan ke negara leluhurnya sendiri. Ezra mencatat dengan sangat rinci maklumat yang termasyur itu (Ezra 1:1-4)

BAB IV
SEJARAH PERJUANGAN PULANG KE TANAH AIR
DAN MEMBANGUN KEMBALI BAIT ALLAH 

1. Pulang Di Bawah Pimpinan Zerubabel
Raja Koresy memberi perlakuan khusus bagi bangsa Yahudi. Ia memberi perintah dan mengijinkan bangsa Yahudi pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali bait Allah dan tanah air mereka. Namun bangsa Yahudi yang berminat pulang justru tidak banyak, karena konsep nasionalisme generasi sudah terlalu jatuh cinta terhadap tanah air yang baru ini. Bangsa Yahudi mengakhiri kehidupan pembuangan dan membangun Negara mereka sendiri bukan dalam waktu yang singkat mereka melewati tiga periode yang dipimpin oleh tiga orang. Kelompok pertama kembali pada tahun 537 SM dibawah pimpinan Zerubabel didampingi imam Yosua dan Sesybazar. Jumlah kelompok ini yakni 42.360 orang Yahudi beserta dengan 7.337 orang budak dan 200 orang penyanyi, juga kurang lebih 7.500 ekor hewan. Orang yang ikut dalam rombongan ini mayoritasnya berasal dari suku Yehuda, Benyamin dan Lewi. Tahun 535 S.M. tahun kedua setelah kembali ke tanah air, mereka mengadakan upacara peletakan batu pertama yang meriah dalam pembangunan kembali Bait Allah. Tetapi karena hambatan dan perusakan yang dilancarkan oleh musuh, mereka dipaksa untuk menghentikan pekerjaan itu, rakyat menjadi putus asa dan pekerjaan terbengkalai.  Sampai pada tahun 516 SM pembangunan Bait Allah selesai dikerjakan oleh bangsa Yahudi yang digerakkan oleh Nubuat dari Hagai Dan Nabi Zakharia. Hagai menegur Zerubabel dan Yosua yang hanya tahu membangun dan memperindah tempat kediaman serta taman pribadi mereka, tetapi tidak memperdulikan keputusasaan rakyat dan pembangunan Bait Allah. 

2. Munculnya Bangsa Samaria
Diantara tahun 110-63 SM Samaria digabungkan kedalam wilayah Yehuda dan pada tahun 70 S.M. mengalami kebinasaan bersama kota suci Yerusalem. Bangsa Samaria hampir musnah. Mereka menganut agama Yahudi tetapi penganutnya sedikit. Mereka tetap mengadakan ibadah di atas bukit Gerizim dan Samaritan Pentateuch sebagai Alkitabnya. 

3. Pekerjaan Nabi Hagai dan Nabi Zakharia
Raja Koresy mangkat pada tahun 529 S.M. Cambyses, puteranya yang belum lama melanjutkan tahta kerajaan juga mangkat. Imperium Persia pernah mengalami krisis kehancuran sesaat. Tak berapa lama kemudian oleh Raja Darius (519 S.M.) Persia menjadi aman kembali dan negara pun berhasil disatukan lagi. Setelah bangsa Yahudi kembali ke tanah air, mereka mengerjakan pembangunan kembali bait Allah. Tetapi karean hambatan dan perusakan yang dilancarkan musuh, mereka dipaksa untuk menghentikan pekerjaan itu. Pada tahun 520 S.M. bangkitlah seorang nabi yang bernama Hagai. Ia mendatangi Zerubabel dan Yosua, menegur habis-habisan kelakuan mereka yang hanya tahu membangun dan memperindah tempat kediaman serta taman pribadi mereka, tetapi tidak memperdulikan keputusasaan rakyat, pembangunan bait Allah terhenti. Zakharia, seorang nabi muda yang lain, juga memberikan semangat dengan sekuat tenaga kepada orang-orang yang membangun bait Allah (Zak 8:9-13), serta menubuatkan kemuliaan yang akan datang.
4. Makna Membangun Kembali Bait Allah       
Bait Allah ini dapat menjadi pusat hidup yang memanggil mereka untuk membangun hari depan, karena bait Allah selamanya adalah tanda penyertaan dan berkat Allah, juga merupakan harga diri dari bangsa mereka. Sekarang mereka telah kembali mendirikan negara, dan Bait Allah sebagai pusat seluruh negara pun telah sukses dibangun kembali. Masa depan mereka begitu terang benderang (Mazmur 126). 

BAB V
REFORMASI EZRA
Ezra adalah ketutunan Imam besar Seraya, seorang yang merangkap dua jabatan penting, imam dan ahli Taurat. Tujuan utamanya kembali ke Yerusalem adalah mengajar ketetapan dan peraturan diantara oang Israel. Tugas utamanya memulihkan kembali Taurat Musa agar dihormati, diajarkan dan ditaati. 

BAB VI
KEGEMILANGAN NEHEMIA
Nehemia dilahirkan di Babel, ia sangat mencintai negaranya, ia juga menjabat sebagai kepala juru minuman Artahsasta, Raja Persia. Nehemia menunjukkan bakat kepemimpinanya dalam membangun kembali tembok benteng bagi Yerusalem yang telah diruntuhkan oleh bangsa-bangsa tetangga. Setelah tembok benteng selesai di perbaiki. Nehemia memimpin satu gerakan reformasi untuk mengoreksi kebiasaan masyarakat dan agama saat itu. Masa Nehemia kira-kira tahun 450-400 SM.

BAB VII
KEADAAN PADA MASA MALEAKHI 
Maleakhi menyampaikan firman Tuhan yang mengacu kepada  kebutuhan zaman itu kepada Bangsa Yahudi agar mereka sadar dan bertobat secara tuntas. Meninggalkan kehidupan bobrok, mentaati Firman Tuhan, dengan demikian Berkat Allah dicurahkan kepada mereka. 

PASAL III
MASA PENGUJIAN ZAMAN YUNANI (330-167 SM)
BAB I
RUNTUHNYA PERSIA DAN BANGKITNYA YUNANI
Saat Koresy menjadi raja, Imperium Persia sudah menduduki tempat-tempat di Asia Kecil. Kemudian Cambyses, puteranya menelan pulau Kiperus, Mesir, Lybia, dll. Sampai pada masa raja Darius, mereka melebarkan sayapnya kelaut Algian yang disebelah barat, sampai ketepi sungai Danube. Mereka juga menginvasi  ke laut India dan Afganistan. Itulah masa jaya Persia. Ketika Persia terus memperluas wilayah negaranya, bangsa Yunani yang di Eropa juga sedang mulai bangkit. Mereka mengembangkan sayapnya ke Timur, sehingga bertemulah kedua raksasa itu dan mengadu kekuatan. Peperangan antara Persia dan Yunani adalah permulaan dari perang antara Timur dan Barat kuno, antara bangsa Asia dan bangsa Eropa. Dua tahun kemudian, yaitu tahun 490 S.M. Darius melancarkan peperangan kedua terhadap Yunani. Kedua belah pihak bertempur dengan amat sengit. Perang sedahsyat itu belum pernah terjadi di dalam sejarah sampai pada saat itu. Namun usaha inipun gagal sehingga Persia harus menarik tentaranya kembali dengan terpaksa. 10 tahun kemudian, Darius sudah wafat dan diteruskan oleh Xerxes kembali menata kekuatannya. Setelah mempersiapkan selama empat tahun, pada tahun 480 S.M. Ia mengadakan penyerangan yang ketiga terhadap Yunani. Angkatan laut Yunani berbalik dari kalah menjadi menang. Xerxes, raja Persia, menyaksikan sendiri armada perangnya hancur lebur dari sebuah bukit. Ia mrngundurkan diri dan pulang ke negaranya dengan amat kecewa. 

BAB II
PRESTASI MILITER ALEXANDER AGUNG
DAN BANGSA YAHUDI YANG HIDUP
Makedonia  yang terletak di bagian utara Semenanjung Balkan telah mendirikan negara pada abad ke VII S.M. namun masih negara yang kecil yang tak berarti, setelah  Philip naik tahta ia berusaha keras untuk mengimpor kebudayaan Yunani. Ia juga berhasil mempersatukan Yunani dan menjadi pemimpin bagi setiap kota dan bagian negara Yunani pada tahun 338 S.M. Alexander adalah anak Philip yang menggantikannya sebagai raja setalah ia wafat, Alexander lahir pada tahun 356 SM saat ia naik tahta usianya baru 20 tahun. Dia memimpin 50.000 orang pasukan pilihan untuk mengadakan invasi ke bagian timur dan ia berhasil menguasai seluruh Asia kecil dan Syria, Mesopotamia, Turki, Persia dan India. Hanya dalam 7 bulan ia berhasil menduduki Benteng kokoh Kota Tirus dan juga Gaza bagian selatan Tirus. Tahun 331 SM Alexander menyerang Mesir lewat Palestina. Ia membangun sebuah Kota  baru dengan gaya Yunani dibagian barat Sungai Nill dan menamai kota itu dengan namanya sendiri Kota Alexandria. 

BAB III
PERPECAHAN KERAJAAN YUNANI
Pada saat Alexander mangkat, dia belum mengkokohkan imperiun besar, ia belum juga mempunyai putra untuk menjadi pewarisnya, sebab itu jenderal-jenderal bawahanya ramai-ramai berebut tahta kerajaan, sehingga terpecah belahlah kerajaan itu. Mereka sama-sama kuat, dan setelah 30 tahun perang saudara itu, mereka saling menekan akhirnya tersisalah empat daerah besar, yang dikuasai oleh empat orang jendral bawahan Alexander. Adapun keempat raja kecil yang membagi-bagi daerah kekuasaan Yunani adalah sebagai berikut :
1.      Bagian Barat, Cassander menguasai tanah Makedonia dan Yunani.
2.      Bagian Timur, Lysimachus disebut juga raja di daerah Turki dan Asia Kecil yang disebut Armenia.
3.      Bagian Utara, Seleucus menguasai Syria, termasuk Palestina, Babel, dll.
4.      Bagian Selatan, Ptolemy menguasai seluruh tanah Mesir.

BAB IV
ASAL MULA KONFLIK
ANTARA PENYEBARAN KEBUDAYAAN YUNANI DAN AGAMA YAHUDI
Alexander bukan saja seorang jendral yang selalu menang, ia juga merupakan seorang duta kebudayaan Yunani. Dia terus menerus memperluas wilayah kerajaannya. Di samping itu dia juga menyebarkan kebudayaan Yunani (Helenism) ke tempat-tempat yang pernah didatanginya. Sehingga muncul beberapa pertentangan.
1.      Yang satu merupakan produk perkotaaan, yang lain merupakan kepercayaan Yahudi.
2.      Yang satu merupakan agama Plytheisme, yang lain Monotheisme.
3.      Konsep agama yang satu terlepas dari etika, yang satu langsung dari Tuhan.
4.      Pusat hidup yang satu Humanisme, yang lain berpusat pada Allah.
5.      Yang satu memandang manusia sebagai makhluk politik, yang lain mengaku Theokratis yang ketat.
6.      Yang satu memandang tujuan hidup manusia adalah kenikmatan, yang lain menganggap memuliakan Allah adalah target yang utama.
7.      Yang satu ingin membaurkan semua bangsa, yang lain menganggap itu penghianatan.
8.      Yang satu gaya hidup bersenang-senang, yang lain menganggapnya dosa.
9.      Filsafat yang satu Epicureanisme (kenikmatan daging), yang lain lebih ke hal rohani.
10.  Yang satu berpegang pada kebebasan politik, yang lain menaati Hukum Taurat dan moral dengan serius.
11.  Yang satu berargumen, yang lain misterius. Yang satu statis, yang lain dinamis.
12.  Yang satu menganut Individualisme, yang lain Kolektivisme. 

BAB V
BANGSA YAHUDI DI BAWAH PEMERINTAHAN PTOLEMY (323-199 S.M.)
Pada tahun 323 Ptolemy menerima  mandat dari Alexander untuk menjadi panglima markas militer di mesir. Tetapi setelah Alexander meninggal ia menggangkat dirinya sebagai raja. Yang mula-mula menguasai bangsa Yunani adalah  Ptolemy Soter tahun 323-285 S.M. penerus Soter adalah Ptolemy  II atau yang disebut dengan Philalephus (tahun 285-246 S.M.),
Dia mendirikan sebuah perpustakaan yang megah dan besar. Sayang perpustakaan yang terkenal ini dibumihanguskan oleh orang-orang Islam pada abad ke VII M. Pertengahan abad ke VII, saat Omar, khalifah ke II Islam memberi perintah pembakaran, ia mengajukan alternatif yang sukar dipilih, bagai buah simalakama. Adapun bentuk logikanya adalah sebagai berikut :
1.      Mayor Premis : Jika buku-buku yang ada di dalam perpustakaan mempunyai makna yang sama dengan Alquran, berarti tidak diperlukan, atau berlebihan karena toh kita sudah memiliki Alquran. Jika berbeda dengan Alquran berarti buku-buku itu tidak baik (hanya Alquranlah kebenaran).
2.      Minor Premis : Jadi buku-buku itu kalau bukan sama ya berbeda dengan Alquran.
3.      Kesimpulan : Sebab itu, buku-buku itu kalau bukan tidak diperlukan, ya tidak baik, jadi bakar saja.

Tatkala Ptomely masih bertahta di Filadelpia, Septuaginta yang terkenal itu dirampungkan di kota Alexandria atas instruksinya. Setelah Filadelfia mangkat, penerus tahtanya adalah Ptolemy III (246-222 SM), kemudian disusul dengan Ptolemy  IV (222-203). Ketika Ptolemy V (203-198) naik tahta, karena masih terlalu muda, kurang pengalaman, Syria  menggunakan kesempatan itu untuk bangkit dengan sekonyong-konyong.
BAB VI
BANGSA YAHUDI DI BAWAH PEMERINTAHAN SELEUCUS( 98-167 S.M.)
Dalam masa ini, perebutan kekuasaan dan kekayaan antara keluarga besar Antiochus dan keluarga besar Tobias semakin memanas. Inilah awal dari pertarungan antara dua aliran besar Yahudi. Perang saudara mulai bersemi dan akan meledak pada saatnya nanti. Tatkala pertarungan antara kebudayaan Yunani dan agama Yahudi, antara golongan Liberal golongan Konservatif berlangsung dengan sengit, Antiochus mankat. Selanjutnya, Seleucus IV meneruskan tahta kerajaan pada tahun 189 S.M. Situasi menjadi kacau balau pada tahun 186 S.M. Seleucus IV mati terbunuh dan digantikan oleh Antiochus IV yang disebut Epiphanes. Inilah awal masa kesengsaraan Yahudi. 

BAB VII
ANTIOCHUS EPIPHANES – LAMBANG ANTI KRISTUS
Raja baru Antiochus IV lahir di Atena. Ia mengagumi kebudayaan Yunani dan ingin memperkenalkan Hellenisme ke segala penjuru. Dia mencetak gambar dirinya di atas mata uang perak dengan dibubuhi tulisan  Theos Epiphanes ( orang yang diakui oleh Allah atau dewa yang terkemuka). Tetapi rakyat sangat membencinya dengan mengolok-olok sebagai Epiphames ( orang yang tidak waras,gila atau sinting). Pada masa ini orang-orang Yahudi murtad terhadap agama mereka sendiri. Tidak sedikit yang menaati perintah Antiochus untuk memeluk agama kafir. 

PASAL IV
MASA REKONTRUKSI ZAMAN MACCABEE (167-63 S.M.) 

A. DYNASTI / KERAJAAN MACCABEE
BAB I
PENYEBAB PECAHNYA REVOLUSI
Bentrokan antara golongan Yahudi pro Yunani dan golongan Ortodox adalah unsur yang menstimulasi revolusi Maccabbe, diantaranya adalah intervensi langsung  Epiphanes atas agama Yahudi. Menurut bangsa Yahudi jabatan imam besar adalah jabatan kudus yang bersifat turun-temurun, yang telah ditetapkan oleh Allah, namun Antiochus menggangap bahwa jabatan imam besar  juga merupakan salah satu politikal affair. Sebagai raja dia berhak memutasi, memilih dan mengangkat imam besar. Sebab itu ia mengangkat orang yang berkenaan dihatinya sebagai imam, Jason dan Manalaus yang bukan berasal dari keturunan  keluarga imam. Segera setelah Antiochus kembali ke Yerusalem ia mengadakan perhitungan dengan golongan Yahudi Orthodox. Golongan Yahudi Yunani menghianati negaranya sendiri dengan menghasut, memakai kuasa Antiochus untuk menakut-nakuti orang lain, merangsang Antiochus membasmi agama Yahudi dan memaksa praktek budaya Yunani dan menyembah agama Yunani. 

BAB II
REVOLUSI MATTATIAS
Mattatias seorang imam tua yang bermoral tinggi  mempunyai lima putra Jhon, Simeon, Judas atau Maccabbe, Eliazer dan Jonathan, mereka berkabung dan bersedih melihat bangsa Yahudi di tindas oleh Antiochus. Pejabat pemerintah mendakwa orang-orang Yahudi yang saleh dan memaksa rakyat untuk membangun mezbah dan mempersembahkan korban kepada  para dewa. Mattatias dan kelima putranya membantai perwira militer dan pengawalnyan serta meratakan mezbah itu dengan tanah. Mattatias meninggal pada tahun 166 SM dia menunjuk Yudas putranya yang ketiga untuk meneruskan kepemimpinannya, Simeon sebagai penasehat, orang-orang memanggilnya Maccabbe yang berarti “pemukul pali agama”. 

BAB III
GERAKAN REVOLUSI DI BAWAH PIMPINAN YUDAS (166-160 S.M.)
Yudas yang diangkat oleh Mattatias sebagai panglima perang boleh dikatakan mendapat hati banyak orang. Ia bukan saja gagah perkasa tiada bandingnya, tetapi juga bijaksana dan pemberani. Yudas membantai habis pasukan Antiochus Epiphanes, kesempatan menang itu digunakan Yudas memimpin seluruh tentara revolusi untuk masuk ke Yerusalem dan mengambil kembali tanah mereka yang selama ini dikuasai musuh. Ia membangun kembali kembali  mezbah Allah Yehovah dan merenovasi Bait Allah dan halamannya, memulihkan tata tertib dalam kota, pada tanggal 25 Desember 165 SM. Mereka mempersembahkan Bait Allah untuk dipakai sebagai tempat ibadah. Peristiwa ini terjadi tiga tahun setelah peristiwa penjarahan. Tiga tahun yang lalu sebelumnya pada bulan dan hari yang sama, bangsa kafir telah menajiskan dan menghancurkan bait Allah. Sebab itu mereka menetapkan hari itu sebagai hari yang dikuduskan, yang diperingati setiap tahun dengan mengadakan masa raya yang penuh dengan kegembiraan selama delapan hari untuk memperingati peristiwa itu yang disebut hari raya pentahbisan Bait Allah pada masa Yesus masih berada di dunia (Yoh 10:22)

BAB IV
KELANJUTAN REVOLUSI DI BAWAH PIMPINAN YONATHAN
Yonathan membasmi agama bangsa kafir di Mikhmas selatan Yerusalem. Dia berhasil merebuat kekuasaan pemerintahan atas tahta Yahudi, pada hari Raya Pondok Daun tahun 152 S.M. Yonathan menjadi Imam Besar atas tawaran Raja Bales. Yonathan dibunuh Trypho yang ingin merebut tahta kerajaan di kota Ptolemais. 

BAB V
KESUKSESAN SIMON YANG LUAR BIASA
Setelah Yonathan terbunuh, orang-orang di Yudea merasa panik. Mereka kehilangan titik berat. Trypho memimpin pasukan dalam jumlah yang besar, menyusuri pantai dan terus menuju ke selatan dan menyerang tanah Yudea. Penduduk kota Yesusalem dicekam oleh rasa panik, tegang dan takut, bagaikan sedang tertimpa malapetaka yang sangat hebat. Saat itu, Simon, putera kedua Mattatias, adalah yang masih tersisa dari lima pahlwan keluarganya. Simon diakui sebagai imam besar dan pemimpin militer Yahudi. Simon sangat memperhatikan kesejahteraan hidup dan agama rakyat. Simon merebut Yope untuk dijadikan pelabuhan, dia juga menguasai Gezer dan Bethsura, ia memusnahkan benda-benda najis dalam Bait Allah. Pada tahun 141 SM terpilih sebagai Imam  kepala seumur hidup dan pejabat eksekutif tertinggi. Ptolemy menantunya yang licik berambisi merebut kekuasaanya ia mengundang simon dan kedua putranya untuk berpesta dekat Yeriko dan menghabisi mereka dalam perjamuan itu. John Hycarnus putra ke tiga simon mendengar berita tersebut dan langsung ke Yerusalem untuk meneruskan tahta kerajaan ayahnya sehingga Ptolemy gagal dari dinasti Hasmoneans. 

B. DYNASTI HASMONEANS
BAB I
HYCARNUS I (135-104 S.M.)
Kematian simon, putra Mattatias yang masih tersisa itu, maka kisah revolusi Maccabbe yang gagah beranipun tamat. John Hycarnus putra ke III Simon, mengantikam ayahnya sebagai Raja Yahudi, memiliki kekuatan militer yang lemah, sehingga para tentara dan rakyat nyaris mati bersama karena persediaan makanan habis. Pada masa Hycarnus terjadi keretakan antara suku Maccabee dan golongan Chasidin. Golongan Chasidin yang saleh dan setia ini adalah pejuang-pejuang pada masa revolusi Maccabbe merasa tidak puas atas perilaku Hycarnus yang disibukkan oleh peperangan yang  sebenarnya bukan tugas dari seorang imam besar. Hycarnus mangkat pada tahun 105 S.M. saat pertikaian orang Farisi dan orang Saduki berlangsung paluing seru. Aristobulus I, puteramya mewarisi tahta kerajaan, juga merangkap jabatan Imam besar. Sifatnya sadis dan ganas, sangat terpengaruh oleh kebudayaan Yunani. Dia membunuh saudara-saudara kandungnya sendiri, juga memenjarakan ibu kandungnya dan membiarkannya mati kelaparan. Satu-satunya usaha yang termasyur adalah menaklukkan Galilea dan menjadikannya teritori Yehuda. 

BAB II
SALOME ALEXANDRA DAN KEDUA PUTERANYA (104-63 S.M.)
Setelah Aristobulus meninggal, Alexandra Janneus, adiknya meneruskan tahtanya. Dia adalah seorang raja yang bejat dari dinasti Hasmoneans. Dia lebih lalim dan semena-mena. Dia menikahi Alexandra, janda kakaknya sebagai isterinya. Hal itu membangkitkan kritik dan tentangan dari orang Farisi. Alexandra memegang kuasa untuk urusan politik di wilayah Yunani. Dia juga mengangkat Hycarnus II, putra sulungnya sebagai imam besar. Alexandra meniggal pada usia yang ke-73 tahun. Kedua putranya Hycarnus II dan Aristobulus II perang saudara untuk merebut tahta kerajaan. Aristobulus II berhasil mengalahkan kakanya dan maju menjadi Raja Yahudi. Namun pada akhirnya Hycarnus II dibantu Jenderal Pompey dari kerajaan Roma mengepung Aristobulus II selama tiga bulan, dan akhirnya Yahudi jatuh ketangan Kerajaan Roma.

PASAL V
MASA TAK BERNEGARA ZAMAN ROMAWI(163 SM-70 M) 

A. SITUASI AWAL 

BAB I
PEREBUTAN TAHTA KERAJAAN ROMA DAN
PERANG SAUDARA DI ANTARA ORANG YAHUDI
Roma ternama karena Itali, ibu kotanya. Kota Roma merupakan tempat asal negara Roma yang dibangun pada tahun 735 S.M. Tahun 63 SM  Negara Yahudi di taklukkan oleh Pompey jenderal besar Roma. Pompey mengangkat Hycarnus II sebagai imam besar dan gubernur setempat, namun dia harus tetap taat kepada  Pompey. Konon, pada masa itu di dalam kerajaan Roma juga terjadi kekacauan. Paristiwa saling menggeser,  saling berebut kekuasaan ini akhirnya bekembang menjadi pertarungan hidup mati antara Pompey dan Julius Caesar. Kedua jendral itu beretemu di medan perang pada tahun 48 S.M. Caesar mengalahkan Pompey. Pompey yang kalah melarikan diri ke Mesir, dan kemudian dibunuh oleh orang Mesir. Caesar menguasai bidang militer, eksekutif dan yudikatif. Pada tahun 45 S.M. dia diangkat menjadi diktator seumur hidup, yang menjadi tuan yang tertinggi di dalam kerajaan Roma. Pada tahun 44 S.M. Caesar terbunuh. 

BAB II
KEMILITERAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN ROMA
Teritorial Imperium Roma sangat luas, besar dan kompleks. Rakyat yang berada di tiap daerah mempunyai cara hidup sendiri. Demikian juga bahasa, adat istiadat dan agama mereka pun juga berbeda. Imperium Roma terdiri dari banyak propinsi. Setiap negara yang ditaklukkan dijadikan salah satu propinsinya. Kemungkinan setiap propinsi itu terdiri dari rakyat yang sama baik suku bangsa maupun kebudayaanya. Propinsi-propinsi ini dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1.      Propinsi Senatorial
Senatla yang menunjuk gubernur jendral propinsi itu, sedangkan wali negeri propinsi itu ditunjuk oleh raja dan bertindak sebagai wakil raja.
2.      Propinsi Imperial 

BAB III
HYCARNUS II DAN ANTIPATER
Pada saat Pompey membantu Hycarnus II menyerang balik Yerusalem, dia juga mengutus tokoh yang licik, Anti Pater, orang Idumea. Anti Pater mengabdi kepada Roma dengan setia tanpa reserve sehingga diperkenankan oleh Kaisar dan dijadikan orang kuat di Palestina. Kekuasaannya jauh mengungguli Hycarnus sehingga Hycarnus dibuatnya tidak berdaya. Setelah Caesar dibunuh pada tahun 44 S.M. kembali Anti Pater berpindah haluan. Dia berpihak pada golongan penentang Caesar. Namun Anti Pater diracun pada saat kekacauan di Roma. Dan Brutus dan Cassius yang berada dibalik pembunuhan Caesar ingin menguasai kerajaan. Namun tidak berhasil, mereka dibantai oleh Octavian dan Anthony. Tak lama kemudian Anthony pergi ke Mesir dan menjalin cinta dengan Cleopatra. Ia juga terbenam dalam kemabukan dan seks. Parthians menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Yahudi pada tahun 40 S.M. Antigonus putra Aristobulus II berhasil menjadi raja Yahudi sekaligus menjabat sebagai Imam besar selama tiga tahun. 

B. DI BAWAH PEMERINTAHAN RAJA-RAJA WILAYAH 

BAB II
HERODES AGUNG (HEROD THE GREAT) SI RAJA PEMBUNUH
Raja Herodes Agung dilahirkan tahun 73 S.M. seorang yang pandai dan cakap, mahir dalam taktik perang, berbakat dalm bidang politik. Namun sifatnya licik, bertindak brutal, dan sewenang-wenang. Sering menaruh curiga dan kejam, sadis dan berbahaya. Herodes bersifat mata keranjang. Dia mempunyai sembilan selir, namun untuk memperoleh kedudukan yang menguntungkan, dia menikahi lagi Marianne dari suku Maccabee, cucu Hycarnus II. Dan memiliki putera 3 dan 2 puteri. Puteranya diberi nama Alexander, Aristobulus dan yang ketiga meninggal. Kebencian bangsa yahudi terhadap Herodes sungguh luar biasa. Meskipun Herodes meremehkan orang Yahudi, dia membangun kembali sebuah bait Allah yang megah tiada tara. Bait Allah yang dibangun Herodes adalah yang paling megah (Matius 24:1; Markus 13:1-2). Di masa tuanya Herodes menderita penyakit berat, kanker usus dan busung air. Herodes bertahta selama 37 tahun dan mencapai usia 70 tahun.

BAB II - ARCHELAUS (TAHUN 4 S.M. – 6 A.D.)
Setelah kematian Herodes, negaranya dibagi oleh tiga puteranya menjadi demikian :
1.      Archealus diangkat sebagai raja bagi propinsi-propinsi di selatan. Ia menguasai Yudea, Samaria dan Edom
2.      Herodes Antipas diangkat sebagai raja di Galilea dan Perea
3.      Herodes Philip diangkat sebagai raja wilayah timur laut Sungai Yordan.
Seperti kata pepatah “bapak burik anaknya rintik” Herodes Archelaus menjadi raja lebih kurang 10 tahun, ia raja lalim, mengumbar hawa nafsu dan tak bermoral, sadis tanpa perikemanusiaan. Orang Yahudi benci bukan kepalag kepadanya. Setelah dia naik tahta, terjadi keusuhan di Yerusalem. Istana Herodes dibelakangan disebut sebagai gedung pengadilan (Yoh 18:28). 

BAB III - HERODES ANTIPAS (4 S.M. – 39 A.D.)
Herodes Antipas menjadi raja wilayah Galilea dan Perea. Herodes antipas menjadi raja selama 43 tahun, ia seorang cendekiawan, tetapi dilengkapi dengan berbagai kejahatan ayahnya, ia juga membangun sebuah kota baru di tepi barat danau Genesaret kota itu dinamai Tiberias. 

BAB IV - RAJA HERODES PHILIP (4 S.M. – 34 A.D.)
Herodes Philip menjadi raja selamA 30 tahun, dia seorang Raja yang bermoral, melaksanakan keadilan di wilayah kekuasaanya, namun tidak terdapat banyak orang Yahudi di wilayah kekuasaanya. Dia menikahi Salome, putri Herodias (Mark 6:22, 28), sanak saudaranya sendiri, dengan resmi. 

BAB V - HERODES AGRIPA I (41 - 44 A.D.)
Herodes Agripa I menjadi raja selama 3 tahun, Ia ingin menjadi seorang Yahudi yang saleh, mentaati Taurat Yahudi, dia bahkan tidak segan-segan mengadakan penganiayaan besar-besaran terhadap gereja Kristen mula-mula. Dia membunuh Yakobus, adik Yohanes, dan saat dia melihat orang Yahudi senang dengan perbuatannya itu, dia memenjarakan Paulus dan siap untuk menghukumnya. 

BAB V - HERODES AGRIPA II
Herodes Agripa II adalah raja terakhir dari dinasti Herodes. Dia seorang raja yang kurang terkenal.

C. DI BAWAH PENGUASAAN WALI NEGERI ROMA 

BAB I
PONTIUS PILATUS (26 36 A.D.)
Tanah Yudea dan Samaria menjadi propinsi yang langsung dibawahi oleh Roma. Adapun yang disebut sebagai propinsi yang dikuasai langsung itu ada dua macam :
1.      Propinsi yang diperintah oleh gubernur jendral, senator yang diutus oleh kaisar Roma.
2.      Propinsi yang meskipun kecil skalanya, namun mempunyai kebutuhan khusus dalam hal pemerintahan sehingga kaisar mengutus wali negeri untuk memerintah propinsi itu dibawah pengawasan gubernur jendral. 

Ada tujuh wali yang memerintah di Yudea selama tahun 6-41 A.D., yaitu :
1.      Coponius (6-8 A.D.)
2.      Maucus Ambivius (9-12 A.D.)
3.      Annius Rufus (12-15 A.D.)
4.      Valerino Gratus (15-26 A.D.)
5.      Pontius Pilatus (26-36 A.D.)
6.      Marcellus (36-37 A.D.)
7.      Marullus (37-41 A.D.)
Pontius Pilatus pernah mengadili Yesus Kristus dan menjatuhkan hukuman mati kepadaNya.
Sehingga namanya menjadi busuk dan dimaki-maki orang sepanjang masa. Dia amat percya diri, kepala batu, tidak mau menerima pendapat orang lain dan berbuat sesuka hati. Ia seorang opportunis yang tidak berkarakter baik. Pembunuh sadis dan perbuatan lalimnya tidak terhitung, tidak menghormati suasana dan adat istiadat agama orang Yahudi. 

BAB II
FELIX (52-60 A.D.)
Felix memerintah tahun 52-60 AD. Dia  adalah seorang koruptor yang memonopoli kekuasaan dan berbuat sewenang-wenang dan tidak menyesali perbuatan jahat yang pernah ia lakukan. Dia menikahi Drusilla putri Raja Herodes Agripa. Perbuatannya yang jahat dan pemerintahannya yang lalim adalah asalah satu penyebab dari pemberontakan Yahudi di kemudian hari. 

BAB III
PORCIUS FESTUS (60-62 A.D.)
Porcius Festus melanjutkan posisi Felix (Kisah 24:27). Dia disiplin, adil dan berbakat. Dia cakap membedakan hal yang benar dan salah, rajin dan cekatan sangat pandai dan cerdas. Mungkin dia adalah yang terbaik dari sekian banyak wali negeri itu. 

BAB IV
GESSIUS FLORUS (64-66 A.D.)
Gessius Florus memerintah pada tahun 64-66 A.D berani dengan terang-terangan membebani rakyat dengan pajak yang berat dan melakukan eksplotasi yang diluar batas, tamak dan tidak pandang bulu kepada rakyat. Pada saat itu, dia minta 17 talenta emas dari kas bait Allah. 

C. PEPERANGAN YAHUDI YANG GAGAH BERANI TAHUN 70 A.D.
Perang antara Yahudi dan Roma mengakibatkan Bait Allah hancur, Yerusalem menjadi sunyi tak berpenghuni. Penyebab terjadinya perang tersebut ditinjau dari segi agama dan segi politik  yang mana para wali Negeri Roma seringkali menyalahi perasaan dan kebiasaan agama Yahudi dan juga para pejabat memperlakukan bangsa Yahudi  dengan sadis. Orang –orang Zelot berperang melawan Bangsa Roma. Mereka beranggapan bahwa berperang dengan Roma adalah pernyataan kesetiaan mereka terhadap Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Roma adalah kuasa kafir yang terakhir. Partai Zelot yang ada di Yerusalem terbagi menjadi tiga aliran yang mempertentangkan siapa yang harus menjadi komandan tertinggi untuk menjaga Kota itu.
1.      Aliran pertama dipimpin oleh Jhon dari Gischala
2.      Aliran kedua dipimpin oleh Elegar
3.      Aliran ketiga dipimpin oleh Simon Bargiora
Orang Yahudi berpencar keseluruh bumi mereka dilarang mengambil riba dalam meminjam uang, harus memakai pakaian khusus dan harus berlokasi disuatu daerah yang di sebut GHETTO. Orang Yahudi tidak mempunyai hokum untuk kebebasan.

1 komentar: