LAPORAN BACA
BUKU
LATAR BELAKANG PERJANJIAN BARU (I)
Diserahkan kepada:
Dosen: Pdt. Jemmy Lontaan, M.A
Sebagai bagian
dari Tugas Mata Kuliah
PEMBIMBING
– PERJANJIAN BARU I
Nama:
Roy Damanik
SEKOLAH
TINGGI THEOLOGIA BASOM
November
2012
PASAL
- I
ZAMAN BABEL, MASA PEMBUANGAN (606-538 S.M.)
BAB I
SELAYANG PANDANG SITUASI DUNIA SEBELUM MASA PEMBUANGAN
Sekitar tahun 2000 sekian S.M., dibawah pimpinan raja
Hamurabi Babel mendirikan sebuah kerajaan yang besar dan kokoh. Dia berhasil
menyatukan dataran Mesopotamia yang subur, yaitu daerah yang disebut Fertile Crescent oleh para sejarawan. Ketika
dia meninggal Asyur bangkit dengan ibukota Niniwe, sekaligus menelan babel dan
menduduki Mesir, Asia Kecil dan daerah-daerah lain. Pada tahun 725 S.M., Salmaneser,
raja Asyur memimpin bala tentara mengepung samaria selama 3 tahun, namun tidak
berhasil. Namun pada tahun 722 S.M., bangsa Israel berhasil dibawa oleh Sargon
sebagai tawanan. Tak lama kemudian, Sargon raja Asyur meninggal, dan digantikan
oleh Sanherib, puteranya. Di satu sisi Babel mulai bangkit kembali, dan terjadi
kekacauan disana-sini. Pada masa kerajaan Sanherib yang tamak, Hizkia pun
diperas sampai rakyatnyapun menjadi miskin. Bahkan emas di bait Allahpun
dikerat untuk membayar upeti. Raja Hizkia tidak berdaya. Tatkala tentara musuh
menghampiri kota, atas nasehat dan dorongan nabi Yesaya, dia berseru kepada
Allah dengan iman yang tulus. Akhirnya Allah Yehovah mengutus malaikat untuk
membunuh 185.000 tentara Asyur dalam waktu satu malam (II Raj 19; Yes 36,39).
Setelah raja Sanherip mendapat malu, dia melarikan diri ke Niniwe, kemudian
dibunuh oleh puteranya di sebuah kuil (II Raj 19:37). Pada saat yang sama Babel
kembali bangkit di bawah pimpinan raja Nebukadnezar, dan Asyur pun dibantai
habis, dan tamatlah riwayat kerajaan Asyur yang besar itu, kembali Babel
Berjaya dan merajalela, membangun kota Babel ibukota mereka.
BAB II
TAHUN, JUMLAH DAN SEBAB PENAWANAN
1. PENAWANAN
PERTAMA : TAHUN 605 S.M.
Setelah
raja Yosia dibunuh di Megido, tahta kerajaan Yehuda satu saat pernah jatuh
kedalam tangan orang Mesir. Firaun Nekho mengangkat Yoahas (putera Yosia)
sebagai raja. Tiga bulan kemudian, Firaun memecatnya dan mengangkat Yoyakim
sebagai penggantinya. Secara praktis Yehuda telah menjadi milik Firaun. Setelah
Nekho dikalahkan babel, Yoyakim berpaling dan bersandar, bahkan member upeti
kepada Babel. Ia memperhamba diri secara rela kepada Babel. Tiga tahun
kemudian, karena Yoyakim ingin memberontak kepada Babel dan kembali ke ribaan
Mesir, maka raja Nebukadnezar datang menyerang dan menawannya hidup-hidup.
Alkitab mencatat “ akan membawanya ke Babel”.
2. PENAWANAN KEDUA
: TAHUN 598-597 S.M.
Yoyakin,
putera Yoyakim, segera diangkat menjadi raja. Pada saat itu dia baru berusia 18
tahun. Dia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Ia juga tidak setia kepada
kerajaan Babel. Masa jabatan raja Yoyakin begitu singkat, hanya tiga bulan
lebih, namun dia harus mendekam di penjara Babel selam 37 tahun lamanya. Itulah
hasil dari perbutan dosanya sendiri (II Raj 24:6-17).
3. PENAWANAN KETIGA
: TAHUN 587-586 S.M.
Bangsa Babel mengangkat Hizkia sebagai
raja boneka bagi Yahudi. Hizkia adalah putera Yosia, paman Yoyakin. Dia
bertanggungjawab mengurus negara kecil ini. Saat itu ia baru berusia 21 tahun
usianya masih muda, kuang pengalaman dan tidak memiliki tekad yang kuat, mudah
disanjung orang. Pikirannya dangkal dan hanya mengutamakan keamanan sementara
saja. Kurang lebih 10 tahu kemudian, Firaun Hophra, Firaun Mesir baru, ingin
menyerang Babel guna membalas dendam. Dia mengajak raja Hizkia bergabung. Raja
Babel yang mendengarkan laporan itu menjadi murka. Raja Hizkia lari, namun
terkejar dan tertangkap. Raja Nebukadnezar menumpas semua anaknya di hadapan
matanya, kemudian mencukil matanya, dan membawanya ke babel. Sebab utama
kehancuran Yehuda dan penawanan rakyatnya tak lain dan tak bukan adalah
kegagalan dibidang agama. Hukuman Allah dijatuhkan atas umat pilihan yang tidak
setia, tidak beriman dan tidak benar (Yeh 8:11). Penyebab lain kejatuhan Yehuda
adalah kerugian dan kegagalan di bidang politik dan militer. Pendek kata,
keruntuhan Yehuda menelan kepahitan karena ulahnya sendiri. Adapun kejahatan
mereka yang utama, adalah sebagai berikut :
a. Meninggalkan Allah yang benar, menyembah berhala(2
Raj 17:1-23;21:11-16)
b. Berlaku lalim dan menumpahkan darah orang tidak
bersalah (II Raj. 24:1-5).
c. Mengkhianati kebenaran Tuhan dengan licik, tidak
menghargai dan tidak memegang janji Tuhan (Yer. 3:20-22; 11:1-3).
d. Tidak dengar nasehat, menganiaya nabi dengan kejam
(Yer. 11:19-25; 4-11).
e. Percaya pada nabi palsu dan bersandar pada Mesir
(Yer. 26:20-24, 27:1-15; 37:1-10; Yeh. 17; Yes.30:1-3).
BAB III
KEADAAN BANGSA YEHUDA
SETELAH DITAWAN
1.
KEADAAN BANGSA
YEHUDA DI BABEL, Setelah bangsa Yehuda ditawan ke Babel, secara lahiriah mereka
adalah tawanan yang dijadikan budak di tempat asing, namun kenyataannya, mereka
tidak diperlakukan semena-mena dan tidak dianiaya seperti pada waktu di Mesir.
Sebagian sistem Yehuda masih bisa dipertahankan dan dipelihara, teristimewa di
bidang Agama. Meskipun menetap di negara orang, mereka tetap diperbolehkan
membaca Alkitab, berdoa, beribadah kepada Allah, dan mendidik anak-anak mereka
sendiri. Bahkan diantara mereka masih terdapat penatua yang mengurus masalah
intern bangsa mereka (Yeh. 1:1; 3:3; 8:1; Ezra 2:3-34; 8:15-17). Banyak orang
Yahudi yang berdagang dan mengumpulkan uang, sehingga ketika mereka pulang ke
tanah air, mereka bisa mempersembahkan emas, perak dan harta kekayaan lainnya
untuk membangun kembali bait suci. Dalam Yeremia 24, mereka disebut “pohon ara
yang baik”, yang pasti dipelihara dan dipimpin oleh Allah pilang ke tanah air
untuk membangun dan membina kembali negara mereka.
2.
KEADAAN BANGSA
YAHUDI YANG BERADA DI TANAH YEHUDA, Setelah beberapa tahun mengenyam kehidupan
yang agak tentram, terjadilah kerusuhan. Seorang penjahat yang bernama Ismael
dan menyebut dirinya sebagai keturunan Daud, membunuh gubernur Gedalya dan
sebagian tentara Kasdim yang sedang piket disana. Ia juga menawan beberapa
orang dan merampas milik kepunyaan mereka. Yehuda telah hancur, hanya tersisa
rakyat yang lanjut usia, lemah dan miskin. Diantara umat Yehuda terdapat
sebagian yang tetap setia melayani Tuhan. Namun, kebanyakan dari mereka kembali
mengikuti kebiasaan jahat mereka yang lampau yakni menyembah ilah palsu dan
berhala. Para nabi menegur mereka sebagai “buah ara yang busuk” (Yer. 24; Yer.
29:15-19; Yeh. 11:14-16).
3.
KEADAAN ORANG
YEHUDA YANG BERADA DI MESIR, Setelah Yerusalem dihancurkan oleh Babel, mereka
yang berkiblat ke mesir melarikan diri kesana. Kemudian Yohanan memaksa Yeremia
dan sebagian orang melarikan diri ke Mesir untuk mencari perlindungan. Dengan
sendirinya tidak sedikit orang yang berangsur-angsur melarikan diri atau
mencari nafkah di Mesir sehingga lambat laun terbentuklah suatu kelompok yang besar.
Hidup mereka cukup baik, bahkan mendapat perlakuan baik orang Mesir. Mereka
terus menetap disana dan berkembang biak. Selain itu, juga ditemukan juga
sebuah bait Allah yang didirikan oleh orang-orang Yahudi. Bentuknya mirip
sekali dengan bait Allah di Yerusalem.
BAB IV
PENGARUH DAN MANFAAT
PENAWANAN
Berikut
ini adalah rincian manfaat yang mereka peroleh dari penawanan :
1.
Berhala Lenyap, Revolusi
yang tuntas ini bukan saja merupakan peljaran yang berharga bagi mereka, tetapi
juga mempunyai pengaruh dan nilai yang tak terhingga bagi seluruh dunia.
2.
Perubahan Konsep
Beragama.
3.
Pengumpulan
Karya Sastra.
Mereka mengumpulkan catatan tradisi
Ibrani memakainya sebagai ajaran Agama.
4.
Muncul Rumah
Sembahyang, Rumah sembahyang adalah pusat agama, pendidikan, politik, kesejahteraan,
pergaulan dan penghakiman. Konon, pada masa Tuhan Yesus hidup, terdapat lebih
1500 rumah sembahyang di seluruh Palestina, kira-kira 450 diantaranya terdapat
di Yerusalem.
5.
Penilaian Kembali
Akan Hukum Taurat
Orang Yahudi baru menikmati nilai Taurat
yang sesungguhnya didalam penderitaan. Sepulang Ezra ke tanah air, dia segera
membacakan kitab Taurat di depan rakyat dan terjadilah kebangunan yang besar di
tengah-tengah mereka.
6.
Kepribadian
Bangsa.
Bangsa Yahudi menjadi suatu bangsa yang
bercita-cita, memiliki tujuan kehidupan dan memiliki iman kepercayaan yang kuat.
7.
Perubahan
Profesi
Bangsa Yahudi adalah Negara yang kuat
dan maju dibidang politik, tinggi kebudayaan, pengetahuan berkembang, jaya
dalam perdagangan, serta memiliki bangunan yang indah dan megah
8.
Perubahan
Bahasa.
Bangsa Yahudi telah banyak mengunakan
bahasa Aram. Bahkan, sebagian kitab Ezra, Nehemia dan Daniel di PL ditulis
dengan bahsa Aram.
9.
Kenisyafan
Terhadap Amanat
Bangsa Yahudi mempunyai pemahaman dan
pengenalan yang baru terhadap nasib Bangsanya. Konsep mereka terhadap Allah
juga luas dan lebih agung daripada dahulu.
10. Pengharapan Terhadap Hidup Baru.
Mereka menengadah dan menanti dengan antusias. Namun
sayang, keturunan mereka di kemudian hari justru tidak mengakui Mesias, Firman
yang telah menjadi manusia.
PASAL II
MASA PENGEMBALIAN ZAMAN PERSIA (538-330 SM)
BAB I
PERIODE SEBELUM
KEMBALI KE TANAH AIR DAN NUBUAT-NUBUATNYA
Setelah
Yehuda tertawan, Yeremia menyurati mereka sekali lagi ia menegaskan dan
menasehati mereka untuk menetap dengan sabar selama 70 tahun : “sebab beginilah
firman Tuhan, apabila telah genap 70 tahun bagi Babel, barulah aku
memperhatikan kamu. Aku akan menepati janjiku itu kepadamu dengan mengembalikan
kamu ke tempat ini” (Yer. 29:10). Ia menasehati mereka untuk tenang dan taat.
BAB II
BANGKITNYA IMPERIUM
PERSIA SERTA RAJA KORESY
Pada
saat Koresy berusia 30 tahun
kepiawaiannya sebagai pemimpin sudah nyata, ia sangat mahir akan strategi
militer. Dalam waktu 10 tahun dia sudah menjadi penguasa Media dan Persia,
bagian utara Asyur, Dataran Mesopotamia, Armenia dan Asia Kecil. Raja Koresy
seorang yang pandai dan berani mengambi keputusan yang tegas, ia bersifat
toleran, dan sahabat terhadap pembesar maupun rakyat jelata. Pada tahun 939 S.M
raja Koresy mengatur bala tentaranya untuk mengepung Babel, Nabonidus sedang
pergi ke tanah Arab untuk mencari benda-benda antik, sedangkan pangeran
Belsyazar berpesta pora dan bermabuk-mabukan bersama para pembesarnya, sambil
menghujat Allah. Ketika mereka terbenam dalam kemabukan peringatan Tuhan datang
dengan sekonyong-konyong. Daniel 5:5-9 mencatat “pada waktu itu tampaklah
jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki
dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Lalu raja
menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya menggelisakan dia; sendi-sendi pangkal
pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan........”. Atas usul ibu suri,
diundangnyalah Daniel, lalu Daniel membacakan tulisan di dinding itu (Dan
5:25-28) “Mene, Mene, tekel ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu : Mene :
masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekel : tuanku
ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres : kerajaan tuanku
dipecah dan diberikan kepada bangsa Media dan Persia”. Pada saat itu, pesta
pora raja Babel dan para pembesarnya masih sedang berlangsung. Tanpa
disangka-sangka tentara pilihan Persia telah menerjang masuk ke dalam istana dengan
pedang yang terhunus. Pada malam itu terbunuhlah Belsyazar (Dan 5:30). Raja
Nabonidus yang mendengar kabar itu segera kembali, ia ditangkap hidup-hidup
oleh Koresy. Mulai saat itu runtuhlah imperium Babel, tepatnya pada tahun 583
S.M
BAB III
POLITIK DAN
PEMERINTAHAN RAJA KORESY
Raja
Koresy melaksanakan pemerintahan yang bersifat mengayomi, menganut strategi/kebijaksanaan
persuasive, yang berlawanan dengan strategi kekejaman dan perampasan yang
dianut oleh imperium Asyur dan Babel pada masa lampau. Setelah raja Koresy
mengambil alih Babel, ia seegera pindah kesana. Ia merombak semua strategi yang
telah dibuat oleh para pendahulunya secara total, dengan memulangkan semua
tawanan ke negara leluhurnya sendiri. Ezra mencatat dengan sangat rinci maklumat
yang termasyur itu (Ezra 1:1-4)
BAB IV
SEJARAH PERJUANGAN
PULANG KE TANAH AIR
DAN MEMBANGUN KEMBALI
BAIT ALLAH
1.
Pulang Di Bawah Pimpinan Zerubabel
Raja
Koresy memberi perlakuan khusus bagi bangsa Yahudi. Ia memberi perintah dan
mengijinkan bangsa Yahudi pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali bait
Allah dan tanah air mereka. Namun bangsa Yahudi yang berminat pulang justru
tidak banyak, karena konsep nasionalisme generasi sudah terlalu jatuh cinta terhadap
tanah air yang baru ini. Bangsa Yahudi mengakhiri kehidupan pembuangan dan
membangun Negara mereka sendiri bukan dalam waktu yang singkat mereka melewati
tiga periode yang dipimpin oleh tiga orang. Kelompok pertama kembali pada tahun
537 SM dibawah pimpinan Zerubabel didampingi imam Yosua dan Sesybazar. Jumlah
kelompok ini yakni 42.360 orang Yahudi beserta dengan 7.337 orang budak dan 200
orang penyanyi, juga kurang lebih 7.500 ekor hewan. Orang yang ikut dalam
rombongan ini mayoritasnya berasal dari suku Yehuda, Benyamin dan Lewi. Tahun
535 S.M. tahun kedua setelah kembali ke tanah air, mereka mengadakan upacara
peletakan batu pertama yang meriah dalam pembangunan kembali Bait Allah. Tetapi
karena hambatan dan perusakan yang dilancarkan oleh musuh, mereka dipaksa untuk
menghentikan pekerjaan itu, rakyat menjadi putus asa dan pekerjaan
terbengkalai. Sampai pada tahun 516 SM
pembangunan Bait Allah selesai dikerjakan oleh bangsa Yahudi yang digerakkan
oleh Nubuat dari Hagai Dan Nabi Zakharia. Hagai menegur Zerubabel dan Yosua
yang hanya tahu membangun dan memperindah tempat kediaman serta taman pribadi
mereka, tetapi tidak memperdulikan keputusasaan rakyat dan pembangunan Bait
Allah.
2.
Munculnya Bangsa Samaria
Diantara
tahun 110-63 SM Samaria digabungkan kedalam wilayah Yehuda dan pada tahun 70 S.M.
mengalami kebinasaan bersama kota suci Yerusalem. Bangsa Samaria hampir musnah.
Mereka menganut agama Yahudi tetapi penganutnya sedikit. Mereka tetap
mengadakan ibadah di atas bukit Gerizim dan Samaritan Pentateuch sebagai
Alkitabnya.
3.
Pekerjaan Nabi Hagai dan Nabi Zakharia
Raja
Koresy mangkat pada tahun 529 S.M. Cambyses, puteranya yang belum lama
melanjutkan tahta kerajaan juga mangkat. Imperium Persia pernah mengalami
krisis kehancuran sesaat. Tak berapa lama kemudian oleh Raja Darius (519 S.M.)
Persia menjadi aman kembali dan negara pun berhasil disatukan lagi. Setelah
bangsa Yahudi kembali ke tanah air, mereka mengerjakan pembangunan kembali bait
Allah. Tetapi karean hambatan dan perusakan yang dilancarkan musuh, mereka
dipaksa untuk menghentikan pekerjaan itu. Pada tahun 520 S.M. bangkitlah
seorang nabi yang bernama Hagai. Ia mendatangi Zerubabel dan Yosua, menegur
habis-habisan kelakuan mereka yang hanya tahu membangun dan memperindah tempat
kediaman serta taman pribadi mereka, tetapi tidak memperdulikan keputusasaan
rakyat, pembangunan bait Allah terhenti. Zakharia, seorang nabi muda yang lain,
juga memberikan semangat dengan sekuat tenaga kepada orang-orang yang membangun
bait Allah (Zak 8:9-13), serta menubuatkan kemuliaan yang akan datang.
4.
Makna Membangun Kembali Bait Allah
Bait
Allah ini dapat menjadi pusat hidup yang memanggil mereka untuk membangun hari
depan, karena bait Allah selamanya adalah tanda penyertaan dan berkat Allah,
juga merupakan harga diri dari bangsa mereka. Sekarang mereka telah kembali
mendirikan negara, dan Bait Allah sebagai pusat seluruh negara pun telah sukses
dibangun kembali. Masa depan mereka begitu terang benderang (Mazmur 126).
BAB V
REFORMASI EZRA
Ezra
adalah ketutunan Imam besar Seraya, seorang yang merangkap dua jabatan penting,
imam dan ahli Taurat. Tujuan utamanya kembali ke Yerusalem adalah mengajar
ketetapan dan peraturan diantara oang Israel. Tugas utamanya memulihkan kembali
Taurat Musa agar dihormati, diajarkan dan ditaati.
BAB VI
KEGEMILANGAN NEHEMIA
Nehemia
dilahirkan di Babel, ia sangat mencintai negaranya, ia juga menjabat sebagai
kepala juru minuman Artahsasta, Raja Persia. Nehemia menunjukkan bakat
kepemimpinanya dalam membangun kembali tembok benteng bagi Yerusalem yang telah
diruntuhkan oleh bangsa-bangsa tetangga. Setelah tembok benteng selesai di
perbaiki. Nehemia memimpin satu gerakan reformasi untuk mengoreksi kebiasaan
masyarakat dan agama saat itu. Masa Nehemia kira-kira tahun 450-400 SM.
BAB VII
KEADAAN PADA MASA
MALEAKHI
Maleakhi
menyampaikan firman Tuhan yang mengacu kepada
kebutuhan zaman itu kepada Bangsa Yahudi agar mereka sadar dan bertobat
secara tuntas. Meninggalkan kehidupan bobrok, mentaati Firman Tuhan, dengan
demikian Berkat Allah dicurahkan kepada mereka.
PASAL III
MASA PENGUJIAN ZAMAN YUNANI (330-167 SM)
BAB I
RUNTUHNYA PERSIA DAN
BANGKITNYA YUNANI
Saat
Koresy menjadi raja, Imperium Persia sudah menduduki tempat-tempat di Asia
Kecil. Kemudian Cambyses, puteranya menelan pulau Kiperus, Mesir, Lybia, dll.
Sampai pada masa raja Darius, mereka melebarkan sayapnya kelaut Algian yang
disebelah barat, sampai ketepi sungai Danube. Mereka juga menginvasi ke laut India dan Afganistan. Itulah masa
jaya Persia. Ketika Persia terus memperluas wilayah negaranya, bangsa Yunani yang
di Eropa juga sedang mulai bangkit. Mereka mengembangkan sayapnya ke Timur,
sehingga bertemulah kedua raksasa itu dan mengadu kekuatan. Peperangan antara
Persia dan Yunani adalah permulaan dari perang antara Timur dan Barat kuno,
antara bangsa Asia dan bangsa Eropa. Dua tahun kemudian, yaitu tahun 490 S.M.
Darius melancarkan peperangan kedua terhadap Yunani. Kedua belah pihak
bertempur dengan amat sengit. Perang sedahsyat itu belum pernah terjadi di
dalam sejarah sampai pada saat itu. Namun usaha inipun gagal sehingga Persia
harus menarik tentaranya kembali dengan terpaksa. 10 tahun kemudian, Darius
sudah wafat dan diteruskan oleh Xerxes kembali menata kekuatannya. Setelah
mempersiapkan selama empat tahun, pada tahun 480 S.M. Ia mengadakan penyerangan
yang ketiga terhadap Yunani. Angkatan laut Yunani berbalik dari kalah menjadi
menang. Xerxes, raja Persia, menyaksikan sendiri armada perangnya hancur lebur
dari sebuah bukit. Ia mrngundurkan diri dan pulang ke negaranya dengan amat
kecewa.
BAB II
PRESTASI MILITER
ALEXANDER AGUNG
DAN BANGSA YAHUDI
YANG HIDUP
Makedonia yang terletak di bagian utara Semenanjung
Balkan telah mendirikan negara pada abad ke VII S.M. namun masih negara yang
kecil yang tak berarti, setelah Philip
naik tahta ia berusaha keras untuk mengimpor kebudayaan Yunani. Ia juga
berhasil mempersatukan Yunani dan menjadi pemimpin bagi setiap kota dan bagian
negara Yunani pada tahun 338 S.M. Alexander adalah anak Philip yang
menggantikannya sebagai raja setalah ia wafat, Alexander lahir pada tahun 356
SM saat ia naik tahta usianya baru 20 tahun. Dia memimpin 50.000 orang pasukan
pilihan untuk mengadakan invasi ke bagian timur dan ia berhasil menguasai
seluruh Asia kecil dan Syria, Mesopotamia, Turki, Persia dan India. Hanya dalam
7 bulan ia berhasil menduduki Benteng kokoh Kota Tirus dan juga Gaza bagian
selatan Tirus. Tahun 331 SM Alexander menyerang Mesir lewat Palestina. Ia
membangun sebuah Kota baru dengan gaya
Yunani dibagian barat Sungai Nill dan menamai kota itu dengan namanya sendiri
Kota Alexandria.
BAB III
PERPECAHAN KERAJAAN
YUNANI
Pada
saat Alexander mangkat, dia belum mengkokohkan imperiun besar, ia belum juga
mempunyai putra untuk menjadi pewarisnya, sebab itu jenderal-jenderal bawahanya
ramai-ramai berebut tahta kerajaan, sehingga terpecah belahlah kerajaan itu.
Mereka sama-sama kuat, dan setelah 30 tahun perang saudara itu, mereka saling
menekan akhirnya tersisalah empat daerah besar, yang dikuasai oleh empat orang
jendral bawahan Alexander. Adapun keempat raja kecil yang membagi-bagi daerah
kekuasaan Yunani adalah sebagai berikut :
1.
Bagian Barat, Cassander menguasai tanah Makedonia dan
Yunani.
2.
Bagian Timur, Lysimachus disebut juga raja di daerah
Turki dan Asia Kecil yang disebut Armenia.
3.
Bagian Utara, Seleucus menguasai Syria, termasuk Palestina,
Babel, dll.
4.
Bagian Selatan, Ptolemy menguasai seluruh tanah Mesir.
BAB IV
ASAL MULA KONFLIK
ANTARA PENYEBARAN
KEBUDAYAAN YUNANI DAN AGAMA YAHUDI
Alexander
bukan saja seorang jendral yang selalu menang, ia juga merupakan seorang duta
kebudayaan Yunani. Dia terus menerus memperluas wilayah kerajaannya. Di samping
itu dia juga menyebarkan kebudayaan Yunani (Helenism) ke tempat-tempat yang
pernah didatanginya. Sehingga muncul beberapa pertentangan.
1.
Yang satu
merupakan produk perkotaaan, yang lain merupakan kepercayaan Yahudi.
2.
Yang satu
merupakan agama Plytheisme, yang lain Monotheisme.
3.
Konsep agama
yang satu terlepas dari etika, yang satu langsung dari Tuhan.
4.
Pusat hidup yang
satu Humanisme, yang lain berpusat pada Allah.
5.
Yang satu
memandang manusia sebagai makhluk politik, yang lain mengaku Theokratis yang
ketat.
6.
Yang satu
memandang tujuan hidup manusia adalah kenikmatan, yang lain menganggap
memuliakan Allah adalah target yang utama.
7.
Yang satu ingin
membaurkan semua bangsa, yang lain menganggap itu penghianatan.
8.
Yang satu gaya
hidup bersenang-senang, yang lain menganggapnya dosa.
9.
Filsafat yang
satu Epicureanisme (kenikmatan daging), yang lain lebih ke hal rohani.
10. Yang satu berpegang pada kebebasan politik, yang
lain menaati Hukum Taurat dan moral dengan serius.
11. Yang satu berargumen, yang lain misterius. Yang satu
statis, yang lain dinamis.
12. Yang satu menganut Individualisme, yang lain
Kolektivisme.
BAB V
BANGSA YAHUDI DI
BAWAH PEMERINTAHAN PTOLEMY (323-199 S.M.)
Pada
tahun 323 Ptolemy menerima mandat dari
Alexander untuk menjadi panglima markas militer di mesir. Tetapi setelah
Alexander meninggal ia menggangkat dirinya sebagai raja. Yang mula-mula
menguasai bangsa Yunani adalah Ptolemy
Soter tahun 323-285 S.M. penerus Soter adalah Ptolemy II atau yang disebut dengan Philalephus (tahun
285-246 S.M.),
Dia
mendirikan sebuah perpustakaan yang megah dan besar. Sayang perpustakaan yang
terkenal ini dibumihanguskan oleh orang-orang Islam pada abad ke VII M.
Pertengahan abad ke VII, saat Omar, khalifah
ke II Islam memberi perintah pembakaran, ia mengajukan alternatif yang sukar
dipilih, bagai buah simalakama. Adapun bentuk logikanya adalah sebagai berikut
:
1. Mayor Premis : Jika buku-buku yang ada di dalam
perpustakaan mempunyai makna yang sama dengan Alquran, berarti tidak
diperlukan, atau berlebihan karena toh kita sudah memiliki Alquran. Jika
berbeda dengan Alquran berarti buku-buku itu tidak baik (hanya Alquranlah
kebenaran).
2. Minor Premis : Jadi buku-buku itu kalau bukan sama
ya berbeda dengan Alquran.
3. Kesimpulan : Sebab itu, buku-buku itu kalau bukan
tidak diperlukan, ya tidak baik, jadi bakar saja.
Tatkala
Ptomely masih bertahta di Filadelpia, Septuaginta yang terkenal itu
dirampungkan di kota Alexandria atas instruksinya. Setelah Filadelfia mangkat,
penerus tahtanya adalah Ptolemy III (246-222 SM), kemudian disusul dengan Ptolemy IV (222-203). Ketika Ptolemy V (203-198) naik
tahta, karena masih terlalu muda, kurang pengalaman, Syria menggunakan kesempatan itu untuk bangkit
dengan sekonyong-konyong.
BAB VI
BANGSA YAHUDI DI
BAWAH PEMERINTAHAN SELEUCUS( 98-167 S.M.)
Dalam
masa ini, perebutan kekuasaan dan kekayaan antara keluarga besar Antiochus dan
keluarga besar Tobias semakin memanas. Inilah awal dari pertarungan antara dua
aliran besar Yahudi. Perang saudara mulai bersemi dan akan meledak pada saatnya
nanti. Tatkala pertarungan antara kebudayaan Yunani dan agama Yahudi, antara
golongan Liberal golongan Konservatif berlangsung dengan sengit, Antiochus
mankat. Selanjutnya, Seleucus IV meneruskan tahta kerajaan pada tahun 189 S.M.
Situasi menjadi kacau balau pada tahun 186 S.M. Seleucus IV mati terbunuh dan
digantikan oleh Antiochus IV yang disebut Epiphanes. Inilah awal masa
kesengsaraan Yahudi.
BAB VII
ANTIOCHUS EPIPHANES –
LAMBANG ANTI KRISTUS
Raja
baru Antiochus IV lahir di Atena. Ia mengagumi kebudayaan Yunani dan ingin
memperkenalkan Hellenisme ke segala penjuru. Dia mencetak gambar dirinya di
atas mata uang perak dengan dibubuhi tulisan
Theos Epiphanes ( orang yang diakui oleh Allah atau dewa yang
terkemuka). Tetapi rakyat sangat membencinya dengan mengolok-olok sebagai
Epiphames ( orang yang tidak waras,gila atau sinting). Pada masa ini
orang-orang Yahudi murtad terhadap agama mereka sendiri. Tidak sedikit yang
menaati perintah Antiochus untuk memeluk agama kafir.
PASAL IV
MASA REKONTRUKSI ZAMAN MACCABEE (167-63 S.M.)
A. DYNASTI / KERAJAAN MACCABEE
BAB I
PENYEBAB PECAHNYA
REVOLUSI
Bentrokan
antara golongan Yahudi pro Yunani dan golongan Ortodox adalah unsur yang
menstimulasi revolusi Maccabbe, diantaranya adalah intervensi langsung Epiphanes atas agama Yahudi. Menurut bangsa
Yahudi jabatan imam besar adalah jabatan kudus yang bersifat turun-temurun, yang
telah ditetapkan oleh Allah, namun Antiochus menggangap bahwa jabatan imam
besar juga merupakan salah satu
politikal affair. Sebagai raja dia berhak memutasi, memilih dan mengangkat imam
besar. Sebab itu ia mengangkat orang yang berkenaan dihatinya sebagai imam,
Jason dan Manalaus yang bukan berasal dari keturunan keluarga imam. Segera setelah Antiochus
kembali ke Yerusalem ia mengadakan perhitungan dengan golongan Yahudi Orthodox.
Golongan Yahudi Yunani menghianati negaranya sendiri dengan menghasut, memakai
kuasa Antiochus untuk menakut-nakuti orang lain, merangsang Antiochus membasmi
agama Yahudi dan memaksa praktek budaya Yunani dan menyembah agama Yunani.
BAB II
REVOLUSI MATTATIAS
Mattatias
seorang imam tua yang bermoral tinggi
mempunyai lima putra Jhon, Simeon, Judas atau Maccabbe, Eliazer dan
Jonathan, mereka berkabung dan bersedih melihat bangsa Yahudi di tindas oleh
Antiochus. Pejabat pemerintah mendakwa orang-orang Yahudi yang saleh dan
memaksa rakyat untuk membangun mezbah dan mempersembahkan korban kepada para dewa. Mattatias dan kelima putranya
membantai perwira militer dan pengawalnyan serta meratakan mezbah itu dengan
tanah. Mattatias meninggal pada tahun 166 SM dia menunjuk Yudas putranya yang
ketiga untuk meneruskan kepemimpinannya, Simeon sebagai penasehat, orang-orang
memanggilnya Maccabbe yang berarti “pemukul pali agama”.
BAB
III
GERAKAN REVOLUSI DI BAWAH PIMPINAN
YUDAS (166-160 S.M.)
Yudas yang
diangkat oleh Mattatias sebagai panglima perang boleh dikatakan mendapat hati
banyak orang. Ia bukan saja gagah perkasa tiada bandingnya, tetapi juga
bijaksana dan pemberani. Yudas membantai habis pasukan Antiochus Epiphanes, kesempatan
menang itu digunakan Yudas memimpin seluruh tentara revolusi untuk masuk ke
Yerusalem dan mengambil kembali tanah mereka yang selama ini dikuasai musuh. Ia
membangun kembali kembali mezbah Allah
Yehovah dan merenovasi Bait Allah dan halamannya, memulihkan tata tertib dalam
kota, pada tanggal 25 Desember 165 SM. Mereka mempersembahkan Bait Allah untuk
dipakai sebagai tempat ibadah. Peristiwa ini terjadi tiga tahun setelah
peristiwa penjarahan. Tiga tahun yang lalu sebelumnya pada bulan dan hari yang
sama, bangsa kafir telah menajiskan dan menghancurkan bait Allah. Sebab itu
mereka menetapkan hari itu sebagai hari yang dikuduskan, yang diperingati
setiap tahun dengan mengadakan masa raya yang penuh dengan kegembiraan selama
delapan hari untuk memperingati peristiwa itu yang disebut hari raya
pentahbisan Bait Allah pada masa Yesus masih berada di dunia (Yoh 10:22)
BAB
IV
KELANJUTAN REVOLUSI DI BAWAH PIMPINAN
YONATHAN
Yonathan
membasmi agama bangsa kafir di Mikhmas selatan Yerusalem. Dia berhasil merebuat
kekuasaan pemerintahan atas tahta Yahudi, pada hari Raya Pondok Daun tahun 152
S.M. Yonathan menjadi Imam Besar atas tawaran Raja Bales. Yonathan dibunuh
Trypho yang ingin merebut tahta kerajaan di kota Ptolemais.
BAB V
KESUKSESAN SIMON YANG LUAR BIASA
Setelah Yonathan
terbunuh, orang-orang di Yudea merasa panik. Mereka kehilangan titik berat.
Trypho memimpin pasukan dalam jumlah yang besar, menyusuri pantai dan terus
menuju ke selatan dan menyerang tanah Yudea. Penduduk kota Yesusalem dicekam
oleh rasa panik, tegang dan takut, bagaikan sedang tertimpa malapetaka yang
sangat hebat. Saat itu, Simon, putera kedua Mattatias, adalah yang masih
tersisa dari lima pahlwan keluarganya. Simon diakui sebagai imam besar dan
pemimpin militer Yahudi. Simon sangat memperhatikan kesejahteraan hidup dan
agama rakyat. Simon merebut Yope untuk dijadikan pelabuhan, dia juga menguasai
Gezer dan Bethsura, ia memusnahkan benda-benda najis dalam Bait Allah. Pada
tahun 141 SM terpilih sebagai Imam
kepala seumur hidup dan pejabat eksekutif tertinggi. Ptolemy menantunya
yang licik berambisi merebut kekuasaanya ia mengundang simon dan kedua putranya
untuk berpesta dekat Yeriko dan menghabisi mereka dalam perjamuan itu. John
Hycarnus putra ke tiga simon mendengar berita tersebut dan langsung ke
Yerusalem untuk meneruskan tahta kerajaan ayahnya sehingga Ptolemy gagal dari
dinasti Hasmoneans.
B. DYNASTI HASMONEANS
BAB I
HYCARNUS I (135-104
S.M.)
Kematian
simon, putra Mattatias yang masih tersisa itu, maka kisah revolusi Maccabbe
yang gagah beranipun tamat. John Hycarnus putra ke III Simon, mengantikam
ayahnya sebagai Raja Yahudi, memiliki kekuatan militer yang lemah, sehingga
para tentara dan rakyat nyaris mati bersama karena persediaan makanan habis.
Pada masa Hycarnus terjadi keretakan antara suku Maccabee dan golongan
Chasidin. Golongan Chasidin yang saleh dan setia ini adalah pejuang-pejuang
pada masa revolusi Maccabbe merasa tidak puas atas perilaku Hycarnus yang
disibukkan oleh peperangan yang
sebenarnya bukan tugas dari seorang imam besar. Hycarnus mangkat pada
tahun 105 S.M. saat pertikaian orang Farisi dan orang Saduki berlangsung
paluing seru. Aristobulus I, puteramya mewarisi tahta kerajaan, juga merangkap
jabatan Imam besar. Sifatnya sadis dan ganas, sangat terpengaruh oleh
kebudayaan Yunani. Dia membunuh saudara-saudara kandungnya sendiri, juga
memenjarakan ibu kandungnya dan membiarkannya mati kelaparan. Satu-satunya
usaha yang termasyur adalah menaklukkan Galilea dan menjadikannya teritori
Yehuda.
BAB II
SALOME ALEXANDRA DAN
KEDUA PUTERANYA (104-63 S.M.)
Setelah
Aristobulus meninggal, Alexandra Janneus, adiknya meneruskan tahtanya. Dia
adalah seorang raja yang bejat dari dinasti Hasmoneans. Dia lebih lalim dan
semena-mena. Dia menikahi Alexandra, janda kakaknya sebagai isterinya. Hal itu
membangkitkan kritik dan tentangan dari orang Farisi. Alexandra memegang kuasa
untuk urusan politik di wilayah Yunani. Dia juga mengangkat Hycarnus II, putra
sulungnya sebagai imam besar. Alexandra meniggal pada usia yang ke-73 tahun.
Kedua putranya Hycarnus II dan Aristobulus II perang saudara untuk merebut
tahta kerajaan. Aristobulus II berhasil mengalahkan kakanya dan maju menjadi
Raja Yahudi. Namun pada akhirnya Hycarnus II dibantu Jenderal Pompey dari
kerajaan Roma mengepung Aristobulus II selama tiga bulan, dan akhirnya Yahudi
jatuh ketangan Kerajaan Roma.
PASAL V
MASA TAK BERNEGARA ZAMAN ROMAWI(163 SM-70 M)
A. SITUASI AWAL
BAB I
PEREBUTAN TAHTA
KERAJAAN ROMA DAN
PERANG SAUDARA DI
ANTARA ORANG YAHUDI
Roma
ternama karena Itali, ibu kotanya. Kota Roma merupakan tempat asal negara Roma
yang dibangun pada tahun 735 S.M. Tahun 63 SM
Negara Yahudi di taklukkan oleh Pompey jenderal besar Roma. Pompey
mengangkat Hycarnus II sebagai imam besar dan gubernur setempat, namun dia
harus tetap taat kepada Pompey. Konon,
pada masa itu di dalam kerajaan Roma juga terjadi kekacauan. Paristiwa saling
menggeser, saling berebut kekuasaan ini
akhirnya bekembang menjadi pertarungan hidup mati antara Pompey dan Julius
Caesar. Kedua jendral itu beretemu di medan perang pada tahun 48 S.M. Caesar
mengalahkan Pompey. Pompey yang kalah melarikan diri ke Mesir, dan kemudian
dibunuh oleh orang Mesir. Caesar menguasai bidang militer, eksekutif dan
yudikatif. Pada tahun 45 S.M. dia diangkat menjadi diktator seumur hidup, yang
menjadi tuan yang tertinggi di dalam kerajaan Roma. Pada tahun 44 S.M. Caesar
terbunuh.
BAB II
KEMILITERAN DAN
SISTEM PEMERINTAHAN ROMA
Teritorial
Imperium Roma sangat luas, besar dan kompleks. Rakyat yang berada di tiap
daerah mempunyai cara hidup sendiri. Demikian juga bahasa, adat istiadat dan
agama mereka pun juga berbeda. Imperium Roma terdiri dari banyak propinsi.
Setiap negara yang ditaklukkan dijadikan salah satu propinsinya. Kemungkinan
setiap propinsi itu terdiri dari rakyat yang sama baik suku bangsa maupun
kebudayaanya. Propinsi-propinsi ini dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1.
Propinsi
Senatorial
Senatla yang menunjuk gubernur jendral
propinsi itu, sedangkan wali negeri propinsi itu ditunjuk oleh raja dan
bertindak sebagai wakil raja.
2.
Propinsi
Imperial
BAB III
HYCARNUS II DAN
ANTIPATER
Pada
saat Pompey membantu Hycarnus II menyerang balik Yerusalem, dia juga mengutus
tokoh yang licik, Anti Pater, orang Idumea. Anti Pater mengabdi kepada Roma
dengan setia tanpa reserve sehingga diperkenankan oleh Kaisar dan dijadikan
orang kuat di Palestina. Kekuasaannya jauh mengungguli Hycarnus sehingga
Hycarnus dibuatnya tidak berdaya. Setelah Caesar dibunuh pada tahun 44 S.M.
kembali Anti Pater berpindah haluan. Dia berpihak pada golongan penentang
Caesar. Namun Anti Pater diracun pada saat kekacauan di Roma. Dan Brutus dan
Cassius yang berada dibalik pembunuhan Caesar ingin menguasai kerajaan. Namun
tidak berhasil, mereka dibantai oleh Octavian dan Anthony. Tak lama kemudian
Anthony pergi ke Mesir dan menjalin cinta dengan Cleopatra. Ia juga terbenam
dalam kemabukan dan seks. Parthians menggunakan kesempatan itu untuk menyerang
Yahudi pada tahun 40 S.M. Antigonus putra Aristobulus II berhasil menjadi raja
Yahudi sekaligus menjabat sebagai Imam besar selama tiga tahun.
B. DI BAWAH PEMERINTAHAN RAJA-RAJA WILAYAH
BAB II
HERODES AGUNG (HEROD
THE GREAT) SI RAJA PEMBUNUH
Raja
Herodes Agung dilahirkan tahun 73 S.M. seorang yang pandai dan cakap, mahir dalam
taktik perang, berbakat dalm bidang politik. Namun sifatnya licik, bertindak
brutal, dan sewenang-wenang. Sering menaruh curiga dan kejam, sadis dan
berbahaya. Herodes bersifat mata keranjang. Dia mempunyai sembilan selir, namun
untuk memperoleh kedudukan yang menguntungkan, dia menikahi lagi Marianne dari
suku Maccabee, cucu Hycarnus II. Dan memiliki putera 3 dan 2 puteri. Puteranya
diberi nama Alexander, Aristobulus dan yang ketiga meninggal. Kebencian bangsa
yahudi terhadap Herodes sungguh luar biasa. Meskipun Herodes meremehkan orang
Yahudi, dia membangun kembali sebuah bait Allah yang megah tiada tara. Bait
Allah yang dibangun Herodes adalah yang paling megah (Matius 24:1; Markus
13:1-2). Di masa tuanya Herodes menderita penyakit berat, kanker usus dan
busung air. Herodes bertahta selama 37 tahun dan mencapai usia 70 tahun.
BAB II - ARCHELAUS (TAHUN 4 S.M. – 6
A.D.)
Setelah
kematian Herodes, negaranya dibagi oleh tiga puteranya menjadi demikian :
1.
Archealus
diangkat sebagai raja bagi propinsi-propinsi di selatan. Ia menguasai Yudea,
Samaria dan Edom
2.
Herodes Antipas
diangkat sebagai raja di Galilea dan Perea
3.
Herodes Philip
diangkat sebagai raja wilayah timur laut Sungai Yordan.
Seperti
kata pepatah “bapak burik anaknya rintik” Herodes Archelaus menjadi raja lebih
kurang 10 tahun, ia raja lalim, mengumbar hawa nafsu dan tak bermoral, sadis
tanpa perikemanusiaan. Orang Yahudi benci bukan kepalag kepadanya. Setelah dia
naik tahta, terjadi keusuhan di Yerusalem. Istana Herodes dibelakangan disebut
sebagai gedung pengadilan (Yoh 18:28).
BAB III - HERODES ANTIPAS (4 S.M. – 39
A.D.)
Herodes
Antipas menjadi raja wilayah Galilea dan Perea. Herodes antipas menjadi raja selama
43 tahun, ia seorang cendekiawan, tetapi dilengkapi dengan berbagai kejahatan
ayahnya, ia juga membangun sebuah kota baru di tepi barat danau Genesaret kota
itu dinamai Tiberias.
BAB IV - RAJA HERODES PHILIP (4 S.M. – 34
A.D.)
Herodes
Philip menjadi raja selamA 30 tahun, dia seorang Raja yang bermoral, melaksanakan
keadilan di wilayah kekuasaanya, namun tidak terdapat banyak orang Yahudi di
wilayah kekuasaanya. Dia menikahi Salome, putri Herodias (Mark 6:22, 28), sanak
saudaranya sendiri, dengan resmi.
BAB V - HERODES AGRIPA I (41 - 44 A.D.)
Herodes
Agripa I menjadi raja selama 3 tahun, Ia ingin menjadi seorang Yahudi yang
saleh, mentaati Taurat Yahudi, dia bahkan tidak segan-segan mengadakan
penganiayaan besar-besaran terhadap gereja Kristen mula-mula. Dia membunuh
Yakobus, adik Yohanes, dan saat dia melihat orang Yahudi senang dengan
perbuatannya itu, dia memenjarakan Paulus dan siap untuk menghukumnya.
BAB V - HERODES AGRIPA II
Herodes
Agripa II adalah raja terakhir dari dinasti Herodes. Dia seorang raja yang
kurang terkenal.
C. DI BAWAH PENGUASAAN WALI NEGERI ROMA
BAB I
PONTIUS PILATUS (26
36 A.D.)
Tanah
Yudea dan Samaria menjadi propinsi yang langsung dibawahi oleh Roma. Adapun
yang disebut sebagai propinsi yang dikuasai langsung itu ada dua macam :
1.
Propinsi yang
diperintah oleh gubernur jendral, senator yang diutus oleh kaisar Roma.
2.
Propinsi yang
meskipun kecil skalanya, namun mempunyai kebutuhan khusus dalam hal
pemerintahan sehingga kaisar mengutus wali negeri untuk memerintah propinsi itu
dibawah pengawasan gubernur jendral.
Ada
tujuh wali yang memerintah di Yudea selama tahun 6-41 A.D., yaitu :
1.
Coponius (6-8 A.D.)
2.
Maucus Ambivius (9-12
A.D.)
3.
Annius Rufus (12-15
A.D.)
4.
Valerino Gratus
(15-26 A.D.)
5.
Pontius Pilatus
(26-36 A.D.)
6.
Marcellus (36-37
A.D.)
7.
Marullus (37-41
A.D.)
Pontius
Pilatus pernah mengadili Yesus Kristus dan menjatuhkan hukuman mati kepadaNya.
Sehingga
namanya menjadi busuk dan dimaki-maki orang sepanjang masa. Dia amat percya
diri, kepala batu, tidak mau menerima pendapat orang lain dan berbuat sesuka
hati. Ia seorang opportunis yang tidak berkarakter baik. Pembunuh sadis dan
perbuatan lalimnya tidak terhitung, tidak menghormati suasana dan adat istiadat
agama orang Yahudi.
BAB II
FELIX (52-60 A.D.)
Felix
memerintah tahun 52-60 AD. Dia adalah
seorang koruptor yang memonopoli kekuasaan dan berbuat sewenang-wenang dan
tidak menyesali perbuatan jahat yang pernah ia lakukan. Dia menikahi Drusilla
putri Raja Herodes Agripa. Perbuatannya yang jahat dan pemerintahannya yang
lalim adalah asalah satu penyebab dari pemberontakan Yahudi di kemudian hari.
BAB III
PORCIUS FESTUS (60-62
A.D.)
Porcius
Festus melanjutkan posisi Felix (Kisah 24:27). Dia disiplin, adil dan berbakat.
Dia cakap membedakan hal yang benar dan salah, rajin dan cekatan sangat pandai
dan cerdas. Mungkin dia adalah yang terbaik dari sekian banyak wali negeri itu.
BAB IV
GESSIUS FLORUS (64-66
A.D.)
Gessius
Florus memerintah pada tahun 64-66 A.D berani dengan terang-terangan membebani
rakyat dengan pajak yang berat dan melakukan eksplotasi yang diluar batas, tamak
dan tidak pandang bulu kepada rakyat. Pada saat itu, dia minta 17 talenta emas
dari kas bait Allah.
C. PEPERANGAN YAHUDI YANG GAGAH BERANI TAHUN 70 A.D.
Perang
antara Yahudi dan Roma mengakibatkan Bait Allah hancur, Yerusalem menjadi sunyi
tak berpenghuni. Penyebab terjadinya perang tersebut ditinjau dari segi agama
dan segi politik yang mana para wali
Negeri Roma seringkali menyalahi perasaan dan kebiasaan agama Yahudi dan juga
para pejabat memperlakukan bangsa Yahudi
dengan sadis. Orang –orang Zelot berperang melawan Bangsa Roma. Mereka
beranggapan bahwa berperang dengan Roma adalah pernyataan kesetiaan mereka
terhadap Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Roma adalah kuasa kafir yang terakhir.
Partai Zelot yang ada di Yerusalem terbagi menjadi tiga aliran yang
mempertentangkan siapa yang harus menjadi komandan tertinggi untuk menjaga Kota
itu.
1.
Aliran pertama
dipimpin oleh Jhon dari Gischala
2.
Aliran kedua
dipimpin oleh Elegar
3.
Aliran ketiga
dipimpin oleh Simon Bargiora
Orang
Yahudi berpencar keseluruh bumi mereka dilarang mengambil riba dalam meminjam
uang, harus memakai pakaian khusus dan harus berlokasi disuatu daerah yang di
sebut GHETTO. Orang Yahudi tidak mempunyai hokum untuk kebebasan.
sangat bagus materinya ..terimakasih
BalasHapus