Baca: Roma 6:1-14
Ayat Mas: Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Roma 6:12
Yehezkiel 3-4: Ibrani 11: 20-40
Saya punya satu kebiasaan buruk yang sulit hilang, yakni tanpa sadar  mengucek-ngucek mata. Dan sekali tangan sudah mengucek, bisa lama baru  berhenti. Sebenarnya saya tahu itu tak ada gunanya, dan tak membuat  keadaan lebih baik. Hanya, melakukannya seolah-olah terasa “enak”,  semakin lama semakin “enak”. Saya baru berhenti setelah mata menjadi  merah dan terasa pedas, bahkan sakit. Sebenarnya jika saya mau bersikap  tegas untuk berhenti ketika mulai melakukannya, tentu bisa. Namun, kerap  kali saya meneruskannya karena merasa “masih enak”.
Nyaris mirip dengan kebiasaan buruk saya di atas, terkadang kita juga  bersikap demikian terhadap dosa. Ketika masih terasa “enak”, kita tak  mau berhenti melakukannya. Apalagi saat makin lama makin enak, betapa  lebih sulit lagi kita menghentikannya. Begitulah, sekali kita melayani  keinginan dosa, kita cenderung sulit melepaskannya. Dalam Roma 6:1-14,  Paulus menegaskan, kita tak boleh bertekun dalam dosa, karena kita telah  mati bagi dosa (ayat 1,2). Dengan demikian, seharusnya kita tak bisa  lagi hidup dalam dosa. Sebaliknya, kita telah dibangkitkan bersama  Kristus, sehingga kita dapat hidup bagi Allah (ayat 11). Itulah tujuan  terbesar hidup kita sebagai anak-anak tebusan-Nya!
Seperti mengucek mata yang tidak ada gunanya, berbuat dosa juga sama  tak bergunanya. Salah-salah justru kita mesti menanggung akibat tak enak  setelah melakukannya. Saya tahu harus belajar tegas mengatakan “stop”  pada diri sendiri, sebab Tuhan yang ada di dalam kita pasti memberi  kemenangan atas dosa. Maka, jangan terlena ketika kebiasaan berdosa  mulai menggoda. Lawan dan berlarilah menjauh dari dosa. Biarlah kita  hidup bagi Allah saja.
MATI BAGI DOSA, HIDUP BAGI ALLAH HIDUP BAGI DOSA, MATI KEKAL DI HADAPAN ALLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar