PAPER
KONSEP
PROVIDENSIA ALLAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
DOGMATIKA – I
Yang Dibina Oleh :
Bapak Pdt. Natan, M.Th Pdm.
Nama : Roy Damanik
NIM
: 2012.86208.04
Prodi
: PAK
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM
Komp. Jodoh Park
No. 17 Sei Jodoh Batam
KATA
PENGANTAR
Puji dan
Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas pertolongan-Nya makalah
ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Dogmatika I, Bapak
Pdt. Natan, M.Th Pdm. Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut.
Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada seluruh mahasiswa, khususnya penulis.
Penulis
memohon kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan
kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya
maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
Batam,
Roy Damanik
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada banyak orang yang
sudah sering mendengar kata providensia, dan bahkan sebagian besar juga telah
mengetahui arti dari kata tersebut, yakni arti dalam bahasa Inggrisnya, yang
berasal dari kata Provide, yang artinya menyediakan.
Kehidupan umat manusia
tidak pernah terlepas dari pemeliharaan atau providensia Allah. Orang yang mengaku percaya
kepada Allah pastinya selalu berada dalam pemeliharaan Allah. Orang Kristen
yang mengakui bahwa kehidupannya dipelihara oleh Allah, maka akan
sungguh-sungguh menyerahkan totalitas kehidupannya untuk melakukan
kehendak-Nya, serta sungguh-sungguh
mengandalkan Allah, mendahulukan Allah dalam seluruh aspek kehidupannya. Pada
umumnya dikenal dikalangan orang yang mempercayai bahwa Allah itu ada dan yang
memelihara kehidupannya, percaya bahwa apa pun yang dialami ada dalam
pemeliharaan Allah dan Allah mempunyai rencana yang indah dalam setiap
peristiwa kehidupannya dan tidak pernah lepas dalam campur tangan Allah. Tangan
Allah yang kuat selalu memelihara umat-Nya.
B. PEMBAHASAN
Ketika berbicara
tentang pemeliharaan Allah, setiap orang memiliki pandangan dan pengalaman yang
berbeda dalam kehidupannya masing-masing sehingga seringkali ketika mengalami
masalah dalam kehidupannya menganggap bahwa Allah tidak lagi memelihara, Allah
tidak lagi melindungi, Allah jauh dari kehidupannya dan seringkali hal itu
membuat orang mengambil keputusan yang salah.
C. TUJUAN
Paper ini bertujuan
untuk membahas providensia
Allah dalam kehidupan semua manusia, secara khusus orang yang percaya supaya
dapat mengetahui dengan benar bahwa dalam situasi apa pun Allah selalu
memelihara kehidupan umat percaya.
BAB
II
PROVIDENSIA
ALLAH
A. DEFINISI PROVIDENSIA ALLAH
Providensia berasal dari bahasa latin
“providential”. Asal pengertian itu ialah kata kerja latin “providere”, yang
berarti memandang ke depan, melihat terlebih dahulu terjadinya sesuatu dan
sebab itu juga terlebih dahulu mengambil tindakan-tindakan, terlebih dahulu menyelenggarakan
atau menyediakan sesuatu[1].
Pemeliharaan artinya
menjaga. Allah sebagai pencipta, senantiasa memelihara kestabilan dan kerukunan
diantara semua ciptaan. Jikalau tidak ada kuasa yang besar untuk memeliharakan
kestabilan dan kerukunan, karena yang kuat akan menyerang yang lemah, dan
hilanglah keseimbangan semua makhluk. Pemeliharaan Allah adalah untuk
memelihara keberadaan semua makhluk (Neh. 9:6; Maz. 36:7; Kis. 17:28; Ibr.
1:3). Pemeliharaan itu bukan mencipta, karena setelah mencipta, kemudian baru
memelihara. Pemeliharaan juga tidak melarang kegiatan ciptaan, atau menghalangi
supaya ciptaan tidak musnah, melainkan memelihara semua ciptaan agar hidup
dalam keadaan senang dan menurut kehendak Allah. Dengan kata lain, tanpa
kehendak Allah, ciptaan tidak dapat dipelihara.[2]
Pemeliharaan merupakan
suatu prinsip/peraturan yang diberikan Allah bagi semua makhluk, supaya mereka
dapat hidup dalam lingkungan mereka dengan aman dan dapat berkembang biak
menurut keadaan yang ditentukan Allah bagi mereka. Allah juga memberi daya
tahan kepada masing-masing makhluk, supaya semua makhluk dapat bertahan atas
serangan atau agresi lingkungan (Kej. 9:1-17; Maz. 12:3-6; Kis. 17:25-27).[3]
B. DASAR ALKITABIAH
Di dalam Alkitab memang
tidak terdapat kata Providensia, namun Alkitab jelas mengajarkan Providensia Allah, seperti yang
dapat dilihat dalam ayat-ayat berikut([4]) ([5]):
1.
Terhadap seluruh alam semesta (Maz. 103:19,
135:6; Dan. 4:35; Ef. 1:11).
2.
Terhadap semua makhluk (Ayub 37:5-10; Maz.
104:14, 135:6, 15:7; Mat. 5:45).
3.
Atas penciptaan binatang (Maz. 104:21, 25-28;
Mat. 6:25-26; 10:19).
4.
Atas semua bangsa-bangsa
(Ayub 12:23; Maz. 22:28; 66:8; Dan. 4:7; Kis. 17:26).
5.
Atas kelahiran dan hidup manusia (1 Sam.
16:1; Maz. 139:16-17; Yes. 5:5; Yer. 1:5).
6.
Atas keberhasilan dan kegagalan manusia
(Maz. 75:6-8; Ams. 16:33; Mat. 10:30).
7.
Atas hal-hal yang tampaknya kebetulan
dan tidak penting (Ams. 16:33).
8.
Perlindungan orang benar (Maz. 4:8, 5:12,
33:15-16, 121:3; Fil. 2:13).
9.
Pemenuhan kebutuhan umat manusia (Kej.
22:8; Ul. 8:3; Fil. 4:19).
10.
Terhadap jawaban doa (1 Samuel 1:19; Yesaya
20:5).
11.
Memberi hadiah dan menghukum kejahatan (Maz.
7:12-13, 11:6; Rom. 2:16; 1 Kor. 5:10; Mat. 25:31-46).
12.
Memelihara orang yang jahat dengan 4
cara :
a. Menghalangi
perbuatan jahat (Kej. 20:6, 31:24; Maz. 19:14; Hos. 2:6).
b. Membatasi
perbuatan jahat (Ayub 1:12, 26; 1 Kor. 10:13; Why. 20:2-3).
c. Memutarbalikkan
kejahatan supaya rencana kejahatan itu menggenapi rencana Allah yang indah
(Kej. 50:20; Kel. 4:31; Maz. 76:10; Yes. 10:5; Yoh. 13:27).
d. Membiarkan
orang yang tidak mau bertobat, supaya kejahatan itu sendiri menghukumnya (Kel.
4:21; 1 Sam. 18:10; II Sam. 24:1; I Taw. 21:1; Maz. 81:12-13; Rom. 1:24, 26, 28,
2:4-6; Hos. 4:17).
C. BUKTI-BUKTI PROVIDENSIA ALLAH.[6]
1.
Sifat Allah dan Alam Semesta.
Allah
bukanlah sekedar oknum yang berkepribadian, tidak terbatas kebijaksanaan,
kemurahan dan kuasa-Nya. Manusia mengharapkan Allah itu sebagai :
a. Sebagai
Allah yang berkepribadian, bijaksana dan bertindak secara rasional.
b. Sebagai
Allah yang baik dan menaruh perhatian terhadap kesejahteraan ciptaan-Nya.
c. Sebagai
yang Mahakuasa, dipercayai mampu melaksanakan segala sesuatu yang
direncanakan-Nya.
Sebagai
bukti praktis dari kepercayaan bahwa Allah menjalankan pemerintahan yang
berdaulat atas ciptaan-Nya dengan melihat bahwa alam semesta menunjukkan adanya
kecerdasan dan pengawasan, sekalipun kecerdasan itu tidak terdapat di dalam zat
itu. Melalui alam semesta sendiri membuktikan pemerintahan Allah yang berdaulat
atasnya.
2.
Ajaran Alkitab.
Alkitab
lebih banyak berbicara tentang pekerjaan Allah dalam pemeliharaan ciptaan-Nya
daripada tentang pekerjaan Allah dalam penciptaan-Nya. Banyak ayat yang
menyatakan Allah menjalankan pemerintahan yang berdaulat atas segenap alam
semesta.
a. Allah
berkuasa atas alam semesta.
Allah memakai unsur-unsur yang baik[7]
untuk menunjukkan kebaikan dan kasih-Nya, dan memakai unsur-unsur penghancur[8]
sebagai alat untuk melaksanakan disiplin dan hukuman.
b. Allah
berkuasa atas tanaman dan hewan. Setiap ciptaan berada ditangan Allah, Allah memelihara
dan mengawasi semua tanaman dan hewan (Yun. 4:6).
c. Allah
berkuasa atas bangsa-bangsa di muka bumi.(Mzm 22:29).
d. Allah
berkuasa atas seluruh hidup manusia.
Allah berkuasa atas manusia
meliputi:
i.
Allah berkuasa atas kelahiran, karier
dan kematian manusia. Disadari atau tidak Allah menyediakan semua kebutuhan
manusia dan menentukan saat dan cara seseorang meninggal dunia.
ii.
Allah berkuasa atas keberhasilan dan
kegagalan manusia.
iii.
Allah berkuasa atas keadaan-keadaan yang
paling sepele.
iv.
Allah berkuasa atas semua kebutuhan
umatNya.
v.
Allah berkuasa atas nasib orang-orang
yang diselamatkan dan tidak diselamatkan. Ia akan menuntun orang percaya
sepanjang hidupnya hingga mencapai kemuliaan.
vi.
Allah berkuasa atas tindakkan-tindakkan
bebas manusia.
Jika Allah berkuasa
atas segala hal, akan timbul dalam pikiran manusia apakah hubungan Allah dengan
dosa manusia? Ada beberapa jawaban untuk menjawab pertanyaan ini :[9]
1.
Seringkali Allah menahan manusia untuk
melakukan dosa yang ingin dilakukannya. Tindakkan ini sering disebut dengan
“pemeliharaan yang mencegah”.
2.
Allah kadang-kadang tidak secara aktif
menahan orang untuk berbuat dosa, tetapi membiarkan dosa itu terjadi. Tindakkan
ini disebut dengan “pemeliharaan yang mengizinkan”.
3.
Allah memakai pemeliharaan yang
mengarahkan. Allah membiarkan kejahatan terjadi, tetapi Ia mengarahkannya.
Contoh : dalam Yohanes 13:27 “apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan
segera”.
4.
Allah dengan memakai pemeliharaan yang
membatasi, menetapkan batas-batas yang tidak dapat dilampaui oleh kejahatan dan
akibat-akibatnya.
D. TUJUAN PROVIDENSIA ALLAH[10].
Allah memerintah dunia
dengan maksud untuk membahagiakan makhluk ciptaan-Nya. Allah juga memerintah
dunia dengan tujuan untuk mengembangkan mental dan moral umat manusia. Memang
pendidikan umat manusia itu ada, tetapi pendidikan tersebut tidak menyelamatkan.
Pengembangan mental dan moral dapat dilihat dari berbagai cara perkembangan
sejarah gereja Kristen, seperti meninggikan derajat wanita, penghapusan
perbudakan, pemberian kebebasan berkomunikasi dan pengangkutan, dsb.
Allah memerintah dunia
dengan tujuan untuk menyelamatkan dan mempersiapkan umat milik-Nya sendiri.
Penjelmaan Allah di dalam Kritus, kematian Kristus yang mendamaikan, karunia
dan kedatangan Roh Kudus, penulisan dan pemeliharaan Kitab Suci, semuanya itu
dimaksudkan untuk menyelamatkan dan mempersiapkan umat kepunyaan-Nya sendiri.
Tindakan pemeliharaan diarahkan untuk menjadikan dan memelihara orang-orang kudus. Tujuan Allah
memerintah ialah kemuliaannya sendiri.
Allah memerintah dengan
tujuan menunjukkan kesempurnaan-kesempurnaanNya, kesucian dan keadilan-Nya,
kuasa-Nya, hikmat-Nya, kasih-Nya, dan kebenaran-Nya. Tindakan pemeliharaan
diarahkan untuk menyatakan sifat-sifat Allah itu. Kekudusan dan keadilan-Nya
ditunjukkan dalam kebencian dan perlawanan-Nya terhadap dosa, kekuasaan-Nya ditunjukkan
dalam karya penciptaan-Nya, sedang pemeliharaan dan penebusan-Nya ditujukan
ketika Allah menyediakan keselamatan dengan jalan mengaruniakan Anak-Nya
BAB
III
KESIMPULAN
Kuasa pemeliharaan Allah dan
pemerintahan-Nya telah nyata dalam
kehidupan manusia. Segala sesuatu yang dialami pasti ada dalam pemeliharaan
Allah dan pemerintahan Allah. Dalam karya Allah, ada batasan-batasan tertentu
yang tidak dapat dipahami dengan akal sehat manusia. Allah mempunyai maksud
dalam kehidupan orang-orang kudus-Nya dan rencana-Nya pasti tergenapi. Allah
berkuasa atas segala sesuatu yang dilakukan manusia dan Allah berkuasa untuk
menyelamatkan manusia. Allah tidak pernah meninggalkan manusia, dalam keadaan
apa pun Allah bertanggung jawab atas kehidupan manusia. Anugerah Allah
sungguh-sungguh dinyatakan dalam kehidupan ciptaan-Nya.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
G.C. Van Niftrik, Dogmatika Masa Kini,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995) hal.168.
2.
Diktat : Doktrin Tentang Allah,
STT-BASOM, hal. 70-71.
3.
Diktat : Doktrin Tentang Allah,
STT-BASOM, hal. 71.
5.
Diktat : Doktrin Tentang Allah,
STT-BASOM, hal. 71-72.
6.
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika,
(Malang: Gandum Mas, 1992), hal. 188.
7.
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika,
(Malang: Gandum Mas, 1992), hal. 192.
[1] G.C. Van Niftrik, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995) hal.168.
[2] Diktat : Doktrin Tentang Allah, STT-BASOM, hal. 70-71.
[3] Diktat : Doktrin Tentang Allah, STT-BASOM, hal. 71.
[5] Diktat : Doktrin Tentang Allah, STT-BASOM, hal. 71-72.
[6] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang: Gandum
Mas, 1992), hal. 188.
[7] Unsur-unsur baik meliputi tanah
yang menghasilkan panen, pohon mengeluarkan buahnya atas perintah Allah..
[8] Unsur-unsur penghancur meliputi
gempa bumi, tanah longsor, dan bencana yang lain atas perintah Allah.
[9] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang: Gandum
Mas, 1992), hal. 192.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar