PAPER
PEMBAHASAN NABI HOSEA
Diserahkan Kepada:
Dosen: Julianus Bani . STh
Sebagai Bagian
Dari Tugas Mata Kuliah
PEMBINGBING PERJANJIAN
LAMA – II
NAMA KELOMPOK
Casma
Kristina Pane
Devi
Mei
Natalia Damanik
Dohar
Ronal Sitompul
Hermantoni
Sitompul
Roy
Damanik
Togu
Putra
Pangaribuan
SEKOLAH TINGGI
THEOLOGIA BASOM
Komp.
Jodoh Park No. 17 Sei Jodoh Batam
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG NABI HOSEA
Nama Hosea berarti
“keselamatan”.[1]
Keterangan tentang nabi Hosea tidak terlalu banyak, Nabi Hosea adalah nabi kitab satu-satunya
yang berasal dari kerajaan utara (Israel). Hosea memberi tekanan pada dua hal :
(1) kasih-setia Tuhan, dan (2) ketidaksetiaan bangsa Israel. Kedua hal tadi
tercermin dalam hidup perkawinan sang nabi sendiri[2]. Permulaan
pelayanan Hosea sebagai nabi bertepatan dengan teman sekerjanya yang terkenal
yaitu Amos. Sebagai orang yang sezaman dengan Amos, dia melayani paling sedikit
30 tahun, barangkali mulai dari akhir masa pemerintahan Yerobeam II, raja
Israel (th. 782-753 B.C) dan berakhir dengan keruntuhan Samaria pada th.722
B.C.[3]
Pada waktu itu kerajaan Israel menuju keruntuhannya. Namun Frank Boyd dalam bukunya
Kitab Nabi-Nabi Kecil mencatat bahwa pada waktu Hosea memulai pelayanannya,
Israel sangat makmur dan berhasil yaitu pada masa pemerintahan raja Yerobeam
II. Memang secara akhlak dan jasmani bangsa itu lemah dan semata-mata cabul.
Namun ketika Yerobeam meninggal dunia dan tangannya yang kuat yang telah
mencegah pergolakan dan pelanggaran hukum bangsa itu, tidak terasa lagi maka
timbullah kekacauan, pembunuhan dan huru hara.[4]
Jadi berdasarkan
keterangan di atas, belum dapat dipastikan kapan tepatnya pelayanan Hosea
apakah pada masa pemerintahan raja Yerobeam II atau di akhir pemerintahan raja
tersebut. Namun yang pasti pada masa itu, keadaan Israel mengalami kemerosotan
moral yang paling cemar yaitu penyembahan berhala, kemunafikan, dan
ketidakjujuran yang didukung
oleh pemimpin-pemimpin agama, dan terjadi penindasan terhadap rakyat jelata.
Itu sebabnya Allah mengutus
Hosea, untuk memberitakan penghukuman Israel atas ketidaksetiaan mereka kepada
Allah.
BAB II
PELAYANAN HOSEA
A. PEMBAGIAN KITAB HOSEA
Pelayanan
Hosea digambarkan dalam empat pembagian kitab Hosea. Pembagiannya adalah
sebagai berikut[5] :
1. Hubungan Israel
dengan Allah (pasal
1-3).
Dalam bagian ini, perkawinan Hosea melambangkan hubungan
kasih antara Tuhan dengan umatNya serta kehancuran hubungan itu. Hosea
mengawini seorang perempuan yang pada mulanya setia namun dikemudian hari
menunjukkan ketidak setiaan dan mereka mendapatkan tiga orang anak yang
nama-namanya juga menjadi berita penghukuman Israel ( 1:1-12). Ketidaksetiaan
perempuan ini ditujukan kepada bangsa Israel, bahwa mereka istri perjanjian Yehovah tidak
setia kepada janji kesetiaannya kepada Allah. Perkawinan ini merupakan
inisiatif dari Allah yang bertujuan untuk pewahyuan.
Satu hal yang jelas, perkawinan itu dimaksudkan untuk
mengejutkan rakyat itu supaya setelah mereka menyelidikinya mereka boleh mendapati
merekalah yang dilambangkan oleh istri yang tidak setia itu. Atas petunjuk Ilahi
anak-anak yang lahir dari perkawinan itu diberi nama yang menyampaikan berita
yang penting kepada Israel. Nama anak-anak Hosea[6]
adalah:
a.
Yizreel - ”Allah yang menceraiberaikan atau
menyebarkan” (1:3,4).
b.
Lo-Ruhama - “tidak dikasihani” (1:6,7).
c.
Lo-Ami - “bukan umatKu”
(1:8,9).
Nama anak-anak Hosea merupakan berita penghukuman bagi
Israel, pendamaian hanya terjadi sebagai tindakan kasih karunia Allah. Hal ini
ditunjukkan dengan tindakan Hosea yang menebus istrinya yang telah menjadi
budak. Ini melambangkan tindakan Allah menebus Israel bukan hanya dari
perbudakan dosa namun juga perbudakan
secara
lahiriah yaitu pembuangan (3:1-5).
2. Dosa Mengakibatkan
Penghukuman (pasal 4-10).
Hosea menjelaskan dosa Israel seperti bukti dalam suatu
kasus pengadilan. Bukti ketidaksetiaan Israel terdapat dalam banyak pelanggaran
seperti perzinahan, pencurian, pembunuhan, kekerasan terutama kelalaian untuk
mengejar pengenalan akan Allah (4:1-6). Penyembahan berhala digambarkan sebagai perzinahan rohani yang
pasti mengakibatkan penghukuman. (4:7-19).
Dalam pasal 7 Hosea
melanjutkan tuduhannya teristimewa terhadap raja dan para pemimpin Israel.
Akhlak mereka yang bejat ditegurnya dengan kekerasan yang tajam. Samaria kota
raja adalah tempat kekerasan dan jarahan, dan di luar kota tidak aman karena di
situlah para penyamun
menghadang (ayat 1). Semua kejahatan terbuka bagi pemandangan yang maha kuasa
(ayat 2). Dalam
pasal 8 merupakan kemurtadan, pasal 9 merupakan hari pembalasan Ilahi hampir
tiba. Pasal 10 merupakan panggilan
pertobatan yang cukup keras dari nabi Hosea.
3. Keseganan Allah
untuk menghukum umatNya (pasal
11-13).
Kesedihan Allah dan kasihNya terhadap umatNya digambarkan
dengan sangat indah (11:1-9), dan kasih itu merupakan jaminan bahwa akhirnya
umatNya akan dipulihkan setelah masa hukuman (1:10-11). Israel menganggap diri
makmur namun kemakmuran sejati hanya terdapat di dalam ketaatan kepada Allah
yang telah diwahyukan kepada para nabi
(12:1-15).
Kecongkakan Israel dalam penyembahan berhala (13:1-3), walaupun Allah telah
sekian lama membimbingnya dengan penuh cinta kasih (13:4-5), akan mengakibatkan
kehancuran dan kesudahannya (13:6-14:1).
4. Pertobatan
mengakibatkan berkat (pasal
14:2-10).
Pertobatan sungguh-sungguh meliputi pengakuan dosa dan
seterusnya kesetiaan kepada Tuhan (14:2-4). Akibatnya ialah pendamaian (14:5)
dan pembaharuan (14:6-9). Ayat terakhir nubuatan ini meminta perhatian kepada
segala sesuatu yang telah ditulis oleh nabi, baik peringatan maupun teguran
atau perbaikan dalam hal kebenaran, atau dorongan untuk beribadah dan
kebajikan. Sebagian orang akan melakukan perintah ini, namun pasti ada yang
tidak menurutinya. Oleh sebab itu, Hosea menambahkan bahwa orang yang benar akan
menjalaninya, maka orang durhaka akan tergelincir dan jatuh pada jalan itu.
B. PERJALANAN
PERNIKAHAN HOSEA
Pada awal pernikahan nabi Hosea
dengan Gomer binti Diblaim, Tuhan memberi mereka seorang anak dan menamakan
bayi itu Yizreel. Nama “Yizreel” sebenarnya menunjuk kepada suatu lembah yang
dijadikan sebagai tempat tinggal raja Israel Utara. Di Hos. 1:4-5, Allah
berfirman: “Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka
Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan
mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan
busur panah Israel di lembah Yizreel.” Nama ini berarti untuk menyatakan bahwa
Allah akan segera menghukum keluarga Yehu, yaitu raja Israel Utara, dan
pemerintahannya akan berakhir.
Setelah
kelahiran Yizreel, Hosea melihat perubahan pada diri Gomer. Dia mulai mencari
kesibukan lain dan menghabiskan lebih banyak waktu diluar rumah. Kemudian
Gomer mengandung lagi dan
Hosea yakin kalau anak itu bukan darinya. Walaupun Hosea mengetahui hal
tersebut, kasih Hosea kepada Gomer tidak berubah dan dengan arahan Tuhan, dia
menamakannya, Lo-Ruhama, yang berarti “tidak dikasihi”. Penamaan anak kedua ini
terkait dengan ketersesatan Israel dari kasih Tuhan dan mereka tidak lagi dikasihi
dan diampuni oleh Tuhan (Hos. 1:6). Tidak lama setelah itu, Gomer mengandung lagi dan
melahirkan seorang bayi laki-laki. Tuhan menyuruh Hosea menamakannya Lo-Ami
yang berarti “bukan umatku.” untuk menunjukkan bahwa umat Israel tidak lagi
berstatus sebagai umat Allah dan Allah telah menolak mereka untuk menjadi umatNya
(Hos. 1:8-9). Kelahiran bayi ini juga menunjukkan dosa yang dilakukan Gomer
bahwa anak yang dilahirkan di rumah Hosea juga bukanlah anaknya.
Suatu
ketika, Gomer meninggalkan Hosea dan pergi dengan kekasihnya yang lain karena
mereka menjanjikan hal yang lebih berlimpah. Hosea mencoba menghentikannya
beberapa kali namun Gomer tetap saja pergi. Suatu kali, Hosea membawanya
kembali dan mengampuninya. Namun, pertobatannya hanya berlangsung singkat dan
dia bersundal lagi dengan kekasih barunya. Walaupun Gomer bertindak seperti
itu, Hosea tetap menantikannya pulang dan dengan setia menunggu Gomer kembali
sebagai istrinya yang setia. Dia percaya Tuhan bisa melakukannya. Suatu hari,
ia mendengar berita bahwa Gomer telah dibuang oleh kekasihnya. Gomer sudah
menjual dirinya kedalam perbudakan. Hosea ingin melupakannya tapi ia tidak
bisa.
Tuhan
befirman: “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah,
seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada
allah-allah lain dan menyukai kue kismis” (Hos. 3:1). Lalu, Hosea membawanya
dari perbudakan dengan 15 shikal perak dan 13 homer jelai (Hos. 3:2). Kemudian
dia berkata padanya, “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan
dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan
bersetubuh dengan engkau” (Hos. 3:3). Dia membayarnya, membawanya ke rumah, dan
mengembalikan kedudukannya sebagai istri. Hosea tetap mengasihi Gomer walupun
ia seorang pezinah[7].
BAB III
KESIMPULAN
Dalam
kisah hidup nabi Hosea, kita dapat mengerti bahwa kehidupan Hosea sungguh
dipenuhi oleh Allah. Dia menaati perintah Allah kepadanya dan tetap setia dan
taat kepadaNya. Kasih Hosea kepada Gomer juga bukan kasih yang dangkal, kasih
yang dapat hilang begitu saja. Kasih tersebut berasal dari Allah. Dalam
kehidupan Hosea, kita juga dapat mengetahui seberapa besar kasih Allah.
Walaupun Israel sering berpaling dan meninggalkan Allah, Allah tidak membinasakan
umat Israel dengan keadilan dan kekudusannya akan tetapi Allah tetap menyayangi
umatNya karena Ia adalah Allah yang pengasih dan penyayang. Allah mengasihi dan
menyayangi umatNya seperti seorang ibu mencintai buah rahimnya sendiri yaitu
anaknya. Walaupun anaknya berpaling dan tidak setia, seorang ibu tetap
menyayangi anaknya dengan kasih-setia. Allah tetap memperlakukan umat Israel
sebagai “anaknya”. Oleh sebab itu, Allah akan menyayangi kembali “Lo-ruhama”
(yang tidak disayangi) dan menyayangi lagi “Lo-Ami” (yang bukan umat Allah).
EVALUASI
TERHADAP PELAYANAN HOSEA
Antara
lain :
1. Keberhasilannya
antara lain :
a.
Nubuatan Allah terhadap Israel melalui
anak sulung Hosea Yizreel tergenapi ketika Tiglath-Pileser III menyapu habis
seluruh wilayah Galileatahun 733 SM.
b.
Begitu juga dengan nubuatan melalui anak
keduanya Lo-Ruhama tergenapi ketika Yehuda terbebas dari kehancuran yang
dilakukan oleh orang-orang Asyur (2 Raja 19:32-37).
c.
Penghukuman yang pasti atas bangsa
Israel.
2. Kendala
dalam pelayanan nabi Hosea adalah kedegilan hati bangsa Israel dan memberontak
terus menerus (Hosea 7:1-16).
3. Hal-hal
positif dari nabi Hosea adalah :
a.
Taat, ditunjukkan dengan ketaatannya
mengawini perempuan sundal.
b.
Hosea adalah seorang nabi penurut yang
diutus kepada umat yang tidak menurut. dalam kepatuhannya, Hosea rela
mengorbankan kebahagiaan dirinya demi tuntutan tugas. Betapa berbeda sikap nabi
Tuhan ini dengan banyak hamba Tuhan zaman ini yang menempatkan kesenangan diri
di atas pengabdian
c.
Tegas dalam menyampaikan nubuatan Tuhan.
d.
Keras dalam menegur dosa bangsa Israel.
e.
Mengasihi, ditunjukkan dengan ajakannya
untuk bertobat karena masih tersedia kasih karunia Allah.
4. Hal
negatif dari nabi: kami tidak menemukannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gultom
Hariman, Diktat Kuliah Pengantar
Perjanjian Lama Kitab Para Nabi (Batam : Sekolah Tinggi Theologia Basom),
hal. 108.
2.
xa.yimg.com/kq/groups/21389382/.../HOSEA
3. Green
Dennis, Pembimbing Pada Pengenalan
Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001), hal.185.
4. Frank
M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang
: Gandum Mas, 2006), hal.58.
5. Green
Dennis, Pembimbing Pada Pengenalan
Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001), hal.186.
6. Frank
M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang
: Gandum Mas, 2006), hal.63.
http://www.scribd.com/doc/58240089/Biografi-Hosea
[1] Gultom Hariman, Diktat
Kuliah Pengantar Perjanjian Lama Kitab Para Nabi (Batam : Sekolah Tinggi
Theologia Basom), hal. 108.
[2] xa.yimg.com/kq/groups/21389382/.../HOSEA
[3] Green Dennis, Pembimbing
Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001), hal.185.
[4] Frank M Boyd, Kitab
Nabi-Nabi Kecil (Malang : Gandum Mas, 2006), hal.58.
[5] Green Dennis, Pembimbing
Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001),
hal.186.
[6] Frank M Boyd, Kitab
Nabi-Nabi Kecil (Malang : Gandum Mas, 2006), hal.63.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar