Senin, 07 Oktober 2013

SEMESTER 2 (PEMBAHASAN NABI HOSEA)


PAPER
PEMBAHASAN NABI HOSEA

Diserahkan Kepada:
Dosen: Julianus Bani . STh

Sebagai Bagian Dari Tugas Mata Kuliah

PEMBINGBING PERJANJIAN LAMA – II


NAMA KELOMPOK

Casma Kristina Pane

Devi Mei Natalia Damanik

Dohar Ronal Sitompul

Hermantoni Sitompul

Roy Damanik

Togu Putra Pangaribuan


SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM

Komp. Jodoh Park No. 17 Sei Jodoh Batam


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG NABI HOSEA

Nama Hosea berarti “keselamatan”.[1] Keterangan tentang nabi Hosea tidak terlalu banyak,     Nabi Hosea adalah nabi kitab satu-satunya yang berasal dari kerajaan utara (Israel). Hosea memberi tekanan pada dua hal : (1) kasih-setia Tuhan, dan (2) ketidaksetiaan bangsa Israel. Kedua hal tadi tercermin dalam hidup perkawinan sang nabi sendiri[2]. Permulaan pelayanan Hosea sebagai nabi bertepatan dengan teman sekerjanya yang terkenal yaitu Amos. Sebagai orang yang sezaman dengan Amos, dia melayani paling sedikit 30 tahun, barangkali mulai dari akhir masa pemerintahan Yerobeam II, raja Israel (th. 782-753 B.C) dan berakhir dengan keruntuhan Samaria pada th.722 B.C.[3] Pada waktu itu kerajaan Israel menuju keruntuhannya. Namun Frank Boyd dalam bukunya Kitab Nabi-Nabi Kecil mencatat bahwa pada waktu Hosea memulai pelayanannya, Israel sangat makmur dan berhasil yaitu pada masa pemerintahan raja Yerobeam II. Memang secara akhlak dan jasmani bangsa itu lemah dan semata-mata cabul. Namun ketika Yerobeam meninggal dunia dan tangannya yang kuat yang telah mencegah pergolakan dan pelanggaran hukum bangsa itu, tidak terasa lagi maka timbullah kekacauan, pembunuhan dan huru hara.[4]

Jadi berdasarkan keterangan di atas, belum dapat dipastikan kapan tepatnya pelayanan Hosea apakah pada masa pemerintahan raja Yerobeam II atau di akhir pemerintahan raja tersebut. Namun yang pasti pada masa itu, keadaan Israel mengalami kemerosotan moral yang paling cemar yaitu penyembahan berhala, kemunafikan, dan ketidakjujuran yang didukung oleh pemimpin-pemimpin agama, dan terjadi penindasan terhadap rakyat jelata.

Itu sebabnya Allah mengutus Hosea, untuk memberitakan penghukuman Israel atas ketidaksetiaan mereka kepada Allah.

BAB II
PELAYANAN HOSEA

A. PEMBAGIAN KITAB HOSEA

            Pelayanan Hosea digambarkan dalam empat pembagian kitab Hosea. Pembagiannya adalah sebagai berikut[5] :

1. Hubungan Israel dengan Allah (pasal 1-3).

            Dalam bagian ini, perkawinan Hosea melambangkan hubungan kasih antara Tuhan dengan umatNya serta kehancuran hubungan itu. Hosea mengawini seorang perempuan yang pada mulanya setia namun dikemudian hari menunjukkan ketidak setiaan dan mereka mendapatkan tiga orang anak yang nama-namanya juga menjadi berita penghukuman Israel ( 1:1-12). Ketidaksetiaan perempuan ini ditujukan kepada bangsa Israel,  bahwa mereka istri perjanjian Yehovah tidak setia kepada janji kesetiaannya kepada Allah. Perkawinan ini merupakan inisiatif dari Allah yang bertujuan untuk pewahyuan.

            Satu hal yang jelas, perkawinan itu dimaksudkan untuk mengejutkan rakyat itu supaya setelah mereka menyelidikinya mereka boleh mendapati merekalah yang dilambangkan oleh istri yang tidak setia itu. Atas petunjuk Ilahi anak-anak yang lahir dari perkawinan itu diberi nama yang menyampaikan berita yang penting kepada Israel. Nama anak-anak Hosea[6] adalah:

a.       Yizreel - ”Allah yang menceraiberaikan atau menyebarkan” (1:3,4).
b.      Lo-Ruhama -  “tidak dikasihani” (1:6,7).
c.       Lo-Ami -  “bukan umatKu”  (1:8,9).

            Nama anak-anak Hosea merupakan berita penghukuman bagi Israel, pendamaian hanya terjadi sebagai tindakan kasih karunia Allah. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan Hosea yang menebus istrinya yang telah menjadi budak. Ini melambangkan tindakan Allah menebus Israel bukan hanya dari perbudakan dosa namun juga perbudakan secara lahiriah yaitu pembuangan (3:1-5).

2. Dosa Mengakibatkan Penghukuman (pasal 4-10).

            Hosea menjelaskan dosa Israel seperti bukti dalam suatu kasus pengadilan. Bukti ketidaksetiaan Israel terdapat dalam banyak pelanggaran seperti perzinahan, pencurian, pembunuhan, kekerasan terutama kelalaian untuk mengejar pengenalan akan Allah (4:1-6). Penyembahan berhala digambarkan sebagai perzinahan rohani yang pasti mengakibatkan penghukuman. (4:7-19).

            Dalam pasal 7 Hosea melanjutkan tuduhannya teristimewa terhadap raja dan para pemimpin Israel. Akhlak mereka yang bejat ditegurnya dengan kekerasan yang tajam. Samaria kota raja adalah tempat kekerasan dan jarahan, dan di luar kota tidak aman karena di situlah para penyamun menghadang (ayat 1). Semua kejahatan terbuka bagi pemandangan yang maha kuasa (ayat 2). Dalam pasal 8 merupakan kemurtadan, pasal 9 merupakan hari pembalasan Ilahi hampir tiba. Pasal 10 merupakan panggilan pertobatan yang cukup keras dari nabi Hosea.
3. Keseganan Allah untuk menghukum umatNya (pasal 11-13).

            Kesedihan Allah dan kasihNya terhadap umatNya digambarkan dengan sangat indah (11:1-9), dan kasih itu merupakan jaminan bahwa akhirnya umatNya akan dipulihkan setelah masa hukuman (1:10-11). Israel menganggap diri makmur namun kemakmuran sejati hanya terdapat di dalam ketaatan kepada Allah yang telah diwahyukan kepada para nabi (12:1-15). Kecongkakan Israel dalam penyembahan berhala (13:1-3), walaupun Allah telah sekian lama membimbingnya dengan penuh cinta kasih (13:4-5), akan mengakibatkan kehancuran dan kesudahannya (13:6-14:1).

4. Pertobatan mengakibatkan berkat (pasal 14:2-10).

            Pertobatan sungguh-sungguh meliputi pengakuan dosa dan seterusnya kesetiaan kepada Tuhan (14:2-4). Akibatnya ialah pendamaian (14:5) dan pembaharuan (14:6-9). Ayat terakhir nubuatan ini meminta perhatian kepada segala sesuatu yang telah ditulis oleh nabi, baik peringatan maupun teguran atau perbaikan dalam hal kebenaran, atau dorongan untuk beribadah dan kebajikan. Sebagian orang akan melakukan perintah ini, namun pasti ada yang tidak menurutinya. Oleh sebab itu, Hosea menambahkan bahwa orang yang benar akan menjalaninya, maka orang durhaka akan tergelincir dan jatuh pada jalan itu.

B. PERJALANAN PERNIKAHAN HOSEA

            Pada awal pernikahan nabi Hosea dengan Gomer binti Diblaim, Tuhan memberi mereka seorang anak dan menamakan bayi itu Yizreel. Nama “Yizreel” sebenarnya menunjuk kepada suatu lembah yang dijadikan sebagai tempat tinggal raja Israel Utara. Di Hos. 1:4-5, Allah berfirman: “Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel.” Nama ini berarti untuk menyatakan bahwa Allah akan segera menghukum keluarga Yehu, yaitu raja Israel Utara, dan pemerintahannya akan berakhir.

            Setelah kelahiran Yizreel, Hosea melihat perubahan pada diri Gomer. Dia mulai mencari kesibukan lain dan menghabiskan lebih banyak waktu diluar rumah. Kemudian Gomer mengandung lagi dan Hosea yakin kalau anak itu bukan darinya. Walaupun Hosea mengetahui hal tersebut, kasih Hosea kepada Gomer tidak berubah dan dengan arahan Tuhan, dia menamakannya, Lo-Ruhama, yang berarti “tidak dikasihi”. Penamaan anak kedua ini terkait dengan ketersesatan Israel dari kasih Tuhan dan mereka tidak lagi dikasihi dan diampuni oleh Tuhan (Hos. 1:6). Tidak lama setelah itu, Gomer mengandung lagi dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Tuhan menyuruh Hosea menamakannya Lo-Ami yang berarti “bukan umatku.” untuk menunjukkan bahwa umat Israel tidak lagi berstatus sebagai umat Allah dan Allah telah menolak mereka untuk menjadi umatNya (Hos. 1:8-9). Kelahiran bayi ini juga menunjukkan dosa yang dilakukan Gomer bahwa anak yang dilahirkan di rumah Hosea juga bukanlah anaknya.

            Suatu ketika, Gomer meninggalkan Hosea dan pergi dengan kekasihnya yang lain karena mereka menjanjikan hal yang lebih berlimpah. Hosea mencoba menghentikannya beberapa kali namun Gomer tetap saja pergi. Suatu kali, Hosea membawanya kembali dan mengampuninya. Namun, pertobatannya hanya berlangsung singkat dan dia bersundal lagi dengan kekasih barunya. Walaupun Gomer bertindak seperti itu, Hosea tetap menantikannya pulang dan dengan setia menunggu Gomer kembali sebagai istrinya yang setia. Dia percaya Tuhan bisa melakukannya. Suatu hari, ia mendengar berita bahwa Gomer telah dibuang oleh kekasihnya. Gomer sudah menjual dirinya kedalam perbudakan. Hosea ingin melupakannya tapi ia tidak bisa.

            Tuhan befirman: “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis” (Hos. 3:1). Lalu, Hosea membawanya dari perbudakan dengan 15 shikal perak dan 13 homer jelai (Hos. 3:2). Kemudian dia berkata padanya, “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau” (Hos. 3:3). Dia membayarnya, membawanya ke rumah, dan mengembalikan kedudukannya sebagai istri. Hosea tetap mengasihi Gomer walupun ia seorang pezinah[7].      

BAB III
KESIMPULAN

            Dalam kisah hidup nabi Hosea, kita dapat mengerti bahwa kehidupan Hosea sungguh dipenuhi oleh Allah. Dia menaati perintah Allah kepadanya dan tetap setia dan taat kepadaNya. Kasih Hosea kepada Gomer juga bukan kasih yang dangkal, kasih yang dapat hilang begitu saja. Kasih tersebut berasal dari Allah. Dalam kehidupan Hosea, kita juga dapat mengetahui seberapa besar kasih Allah. Walaupun Israel sering berpaling dan meninggalkan Allah, Allah tidak membinasakan umat Israel dengan keadilan dan kekudusannya akan tetapi Allah tetap menyayangi umatNya karena Ia adalah Allah yang pengasih dan penyayang. Allah mengasihi dan menyayangi umatNya seperti seorang ibu mencintai buah rahimnya sendiri yaitu anaknya. Walaupun anaknya berpaling dan tidak setia, seorang ibu tetap menyayangi anaknya dengan kasih-setia. Allah tetap memperlakukan umat Israel sebagai “anaknya”. Oleh sebab itu, Allah akan menyayangi kembali “Lo-ruhama” (yang tidak disayangi) dan menyayangi lagi “Lo-Ami” (yang bukan umat Allah).


EVALUASI TERHADAP PELAYANAN HOSEA
Antara lain :
1.      Keberhasilannya antara lain :
a.       Nubuatan Allah terhadap Israel melalui anak sulung Hosea Yizreel tergenapi ketika Tiglath-Pileser III menyapu habis seluruh wilayah Galileatahun 733 SM.

b.      Begitu juga dengan nubuatan melalui anak keduanya Lo-Ruhama tergenapi ketika Yehuda terbebas dari kehancuran yang dilakukan oleh orang-orang Asyur (2 Raja 19:32-37).
c.       Penghukuman yang pasti atas bangsa Israel.
2.      Kendala dalam pelayanan nabi Hosea adalah kedegilan hati bangsa Israel dan memberontak terus menerus (Hosea 7:1-16).
3.      Hal-hal positif dari nabi Hosea adalah :
a.       Taat, ditunjukkan dengan ketaatannya mengawini perempuan sundal.
b.      Hosea adalah seorang nabi penurut yang diutus kepada umat yang tidak menurut. dalam kepatuhannya, Hosea rela mengorbankan kebahagiaan dirinya demi tuntutan tugas. Betapa berbeda sikap nabi Tuhan ini dengan banyak hamba Tuhan zaman ini yang menempatkan kesenangan diri di atas pengabdian
c.       Tegas dalam menyampaikan nubuatan Tuhan.
d.      Keras dalam menegur dosa bangsa Israel.
e.       Mengasihi, ditunjukkan dengan ajakannya untuk bertobat karena masih tersedia kasih karunia Allah.
4.      Hal negatif dari nabi: kami tidak menemukannya.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Gultom Hariman, Diktat Kuliah Pengantar Perjanjian Lama Kitab Para Nabi (Batam : Sekolah Tinggi Theologia Basom), hal. 108.
2.       xa.yimg.com/kq/groups/21389382/.../HOSEA
3.      Green Dennis, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001), hal.185.
4.      Frank M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang : Gandum Mas, 2006), hal.58.
5.      Green Dennis, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001), hal.186.
6.      Frank M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang : Gandum Mas, 2006), hal.63.
http://www.scribd.com/doc/58240089/Biografi-Hosea


[1] Gultom Hariman, Diktat Kuliah Pengantar Perjanjian Lama Kitab Para Nabi (Batam : Sekolah Tinggi Theologia Basom), hal. 108.
[2] xa.yimg.com/kq/groups/21389382/.../HOSEA
[3] Green Dennis, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001), hal.185.
[4] Frank M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang : Gandum Mas, 2006), hal.58.
[5] Green Dennis, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang : Gandum Mas, Cetakan-10, 2001), hal.186.
[6] Frank M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang : Gandum Mas, 2006), hal.63.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar