Minggu, 08 Juni 2014

SEMESTER IV (TUGAS MAKALAH - SOROTAN ETIKA KRISTEN TERHADAP MEDIA SOSIAL)

TUGAS MAKALAH

SOROTAN ETIKA KRISTEN
TERHADAP MEDIA SOSIAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
ETIKA KRISTEN
Yang Dibina Oleh :
Pdt. Natan, M.Th


Nama : Roy Damanik

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan internet yang merambah ke dunia media sosial mengalami perkembangan yang cukup tajam terhadap sosial masyarakat. Internet tidak dikenal sebatas mengirimkan email, namun juga dipakai untuk media sosial. Dengan hadirnya situs media sosial, dunia seoalah-olah berada di ujung jari. Tidak ada lagi batasan di dunia maya. Semua orang dapat dengan mudah bersosialisasi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Ada begitu banyak situs media sosial yang berkembang dewasa ini. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai situs media sosial, yang ternyata telah memberikan dampak sosial yang luar biasa. Penulis akan membahas dampak sosial secara negatif dan positif dari situs media sosial. Kemudian penulis juga memberikan analisa Etika Kristen di dalam menyikapi situs media sosial.

B.    RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain :
   1.     Apa yang dimaksud dengan etika kristen ?
   2.     Apa itu media sosial ?
   3.     Apa saja pengaruh dari media sosial ? 
   4.     Bagaimana sorotan etika terhadap pengaruh media sosial ?

C.    TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan makalah ini, antara lain :
   1.     Memahami dengan baik apa itu etika kristen.
   2.     Memahami dengan baik apa itu media sosial.
   3.     Memahami dengan baik apa saja pengaruh dari media sosial.
   4.     Memahamai sorotan etika kristen terhadap pengaruh media sosial.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ETIKA KRISTEN
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani “ethos” artinya kebiasaan, adat. Ethikos : kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati dimana seseorang dapat melakukan suatu perbuatan. Menurut KUBI terbitan Balai Pustaka, Jakarta (1985) etika berarti : ilmu pengetahuan tentang asas-asas ahklak, atau ilmu pengetahuan tentang norma-norma tingkah laku dan bagaimana harus bertingkah laku. Sedangkan Etika Kristen adalah satu studi sistematik yang berusaha menemukan sumber dan prinsip-prinsip tentang bagaimana bertingkah laku yang benar sesuai dengan Firman Allah dan dalam konteks hidup orang Kristen.[1]

B.    TENTANG MEDIA SOSIAL

   1.     PENGERTIAN MEDIA SOSIAL
Media sosial adalah sebuah media online, dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.[2]

   2.     PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL
Aadapun perkembangan dari Media Sosial adalah sebagai berikut[3] :
1)     1978, awal dari penemuan sistem papan buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik, ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan modem.
2)     1995, kelahiran dari situs “GeoCities”, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities menjadi tonggak berdirinya website lain.
3)     1997, muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com, walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com, yang juga merupakan situs jejaring sosial. Namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com.
4)     1999, muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. Situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. Sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. Termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. Sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media sosial.
5)     2002, berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.
6)     2003, berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.
7)     2003, berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,sehingga MySpace di katakan situs jejaring sosial yang user friendly.
8)     2004, lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.
9)     2006, lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status yang hanya di batasi 140 karakter.
10) 2007, lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.
11) 2011, lahirnya Google+, Google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama “google+”, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.

   3.     PERTUMBUHAN MEDIA SOSIAL
Pesatnya perkembangan media sosial, dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses dengan jaringan internet, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.  Perkembangan dari media sosial ini sungguh pesat, ini bisa di lihat dari banyaknya jumlah anggota yang di miliki masing - masing situs jejaring sosial, berikut tabel jumlah anggota dari masing - masing situs yang di kutip dari (August E. Grant : 297) pada 01 Mei 2010[4] :
1)     Facebook - 250.000.000 member;
2)     Myspace - 122.000.000 member;
3)     Twitter - 80.500.000 member;
4)     Linkedin - 50.000.000 member;
5)     Ning - 42.000.000 member.

C.    PENGARUH MEDIA SOSIAL
Tidak dapat dipungkiri  bahwa sebuah fenomena pasti akan memberikan dampak yang cukup besar di dalam cara berkomunikasi masyarakat. Masyarakat yang tadinya cukup terbatas dalam sisi pergaulan dengan masyarakat yang lainnya, sekarang sudah tidak ada lagi pembatas atau pemisah didalam dunia maya. Awalnya banyak orang yang memiliki sahabat pena, teman sekolah, teman bermain, dan teman kerja. Maka sekarang kebanyakan orang memilih berteman lewat sistem online. Perkembangan ini tentu sekali memiliki dampak bagi kehidupan sosial dan pribadi masing-masing orang.

   1.     DAMPAK POSITIF MEDIA SOSIAL[5]
1)     Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini anak menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
2)     Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
3)     Situs media sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
  
   2.     DAMPAK NEGATIF MEDIA SOSIAL[6]
1)     Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu.
2)     Situs media sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3)     Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs media sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.
4)     Situs jejaring sosial adalah lahan yang subur bagi para orang yang meiliki niat untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru dikenal di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.

Pengaruh Media Sosial juga sangat besar dalam dunia pelayanan Gereja, baik kepada Anak-anak, Remaja, Pemuda, Jemaat umum, bahkan semua kalangan. Secara khusus, pengaruh negatif yang begitu kuat terjadi dalam kehidupan pelayanan.
   1)     Merusak moral dan etika kehidupan warga jemaat.
a.      Mempergunakan HP, Ipad dalam ibadah untuk online, browsing, chating, dll.
b.     Mempergunakan HP, Ipad dalam rapat atau pembicaraan sehingga mengangu konsentrasi.
   2)       Memberi kemungkinan akan keretakan dalam keluarga, banyak orang yang mencari kesenangan lewat media sosial, apabila sedang bermasalah dengan suami atau istri.
   3)     Pornografi.
a.      Anak-anak terlalu mudah mengakses apa saja yang mereka ingin lihat, padahal anak-anak memiliki rasa penasaran yang tinggi.
   4)     Media provokasi.
   5)     Pelanggaran Hak cipta, mencuri karya orang lain.

D.    SOROTAN ETIKA KRISTEN TERHADAP PENGARUH MEDIA SOSIAL
Dengan melihat penjelasan tersebut diatas bahwa media sosial telah memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Terlebih khusus bisa berpengaruh negatif, maka bagaimana sikap kekristenan menghadapi hal ini. Ada tiga sorotan etika kekristenan : yakni komunikasi, karakter dan komunitas yang dapat dipakai untuk menyikapi pengaruh media sosial tersebut.

   1.     KOMUNIKASI
Relasi di dunia maya lebih menyenangkan dibandingkan dengan relasi secara nyata. Salah satu bentuk relasi adalah komunikasi. Semua orang dapat memberikan pernyataan, komentar, curhat, dll. Namun ada para pengguna situs media sosial melupakan bahwa mereka sedang melakukan komunikasi massa. Ketika seseorang memberikan pernyataan maka itu dapat dibaca oleh semua orang yang berjejaring maupun tidak berjejaring dengan dia.
Komunikasi menjadi hal yang penting ketika orang menggunakan media sosial. Hal ini dapat kita lihat dari Yak. 3:1-12. Terutama di ayat 9-10 : “Dengan lidah kita memuji Tuhan dan Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, Saudara-saudaraku, tidak boleh terjadi.” Yakobus memakai pengertian “memuji Tuhan dan Bapa kita” adalah dalam konteks ibadah. Kemudian Yakobus mengkaitkan “mengutuk manusia” adalah pribadi. Bagi Yakobus tidak mungkin satu lidah mengeluarkan hal berbeda, yaitu berkat dan kutuk. Maka hal ini disebut dengan jahat.[7]
Perlunya memiliki kesadaran komunikasi yang murni, yaitu mendatangkan berkat bukan kutuk sehingga media sosial menjadi media komunikasi yang saling memberkati.

   2.     KARAKTER
Ketika seseorang menggunakan media sosial, maka suka maupun tidak suka karakter seseorang akan nampak dengan jelas, karena melalui media sosial kita tidak akan segan untuk menuangkan apa saja yang kita pikirkan.
Seseorang yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus seharusnya memiliki karakter yang bersumber dari Alkitab (2 Kor 3:18). Maka secara otomatis karakter Kristus akan menjadi cerminan seseorang ketika menggunakan media sosial. Jika dilihat dari segi Alkitab maka nasihat Paulus kepada jemaat Korintus sangat tepat, yaitu melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan (1 Kor 11:31). Yakobus juga memberikan satu nasihat kepada para pembacanya supaya memiliki iman dan perbuatan yang seimbang (Yak 2:20).  Stanly Hauerwas berpendapat mengenai etika karakter, yaitu : Memiliki paradigma karakter yang selalu memuliakan Tuhan akan cukup memberikan dampak yang luas ketika orang percaya menggunakan media sosial.[8]

   3.     KOMUNITAS
Media sosial pada dasarnya ingin membangun sebuah komunitas yang saling terkait satu dengan yang lain. Oleh karena itu, penting kesadaran bagaimana model komunitas kekristenan dapat mempengaruhi atau setidaknya mencerminkan komunitas umat percaya.
Stanly Hauerwas memberikan wawasan bagaimana keinginan Tuhan terhadap orang percaya. Komunitas orang percaya dibangun mencerminkan relasi antara Tuhan dengan manusia dan manusia dengan manusia. Ketika manusia sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus maka akan membentuk persekutuan orang percaya yang diikat oleh kasih Tuhan. Maka worldview yang dibangun di dalam komunitas orang percaya adalah berdasarkan Yesus Kristus dan Alkitab.[9] Jika komunitas Kristen merefleksikan Kristus di dalam penggunaan media sosial, maka bukan tidak mungkin memberikan satu dampak yang cukup besar.

BAB III
PENUTUP

1.     KESIMPULAN
Media sosial dibuat untuk membantu memenuhi salah satu kebutuhan manusia, yaitu untuk bersosialisasi. Saat ini berbagai macam situs media sosial sudah banyak tersedia diinternet dengan berbagai kategori, misalnya flickr dan Instagram untuk gambar, Youtube untuk video, dan masih banyak lagi. Keberadaan media sosial juga dapat mempengaruhi perkembangan karakter generasi muda.
Media Sosial bukanlah sesuatu yang terlarang. Tergantung bagaimana kita menggunakan media sosial tersebut. Apabila kita memiliki paradigma etika Komunikasi, Karakter dan Komunitas di dalam Kristus maka Media Sosial yang akan menjadi sarana untuk mengekspresikan serta mengenalkan nilai kekristenan dan prinsip-prinsip Alkitab. 

2.     SARAN
Sebaiknya sebagai seorang pengikut Kristus, secara khusus generasi muda, kita harus mampu menggunakan media sosial secara baik. Bila perlu, sebaiknya diadakan pembinaan sosialisasi terhadap generasi muda agar mereka mengerti bagaimana dampak penggunaan media sosial. Sehingga nantinya, diharapkan para generasi muda dapat menyadari dan mengerti kewajiban dan tugas serta tanggung jawab sebagai seorang penerus bangsa, bahkan secara khusus sebagai pemberita kebenaran Kristus. Kepada para orang tua, harus selalu selalu mengawasi, menasehati, serta mendampingi anaknya dalam mengenali karakteristik layanan media sosial yang digunakan. Jangan hanya memberikan fasilitas kepada anak tanpa adanya pengawasan. Perhatian orang tua sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Jangan sampai seorang anak terjerumus hanya karena kurangnya perhatian.


[1] Natan, Bahan Ajar : Mata Kuliah Etika 1 (Diktat Etika 1 : STT. Basom, 2014) hal. 1.
[9]  E-Book Terjemahan : Stanley J. Grenz, The Moral Quest Foundations of Christian Ethics (Illinois : InterVarsity, 1997) 231.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar