Rabu, 11 Desember 2013

SEMESTER 3 (EKSPOSISI PB 1)

TUGAS EKSPOSISI

THEMA :
BERSAMA YESUS TIDAK PERLU KUATIR
(Angin Ribut Diredakan, Mat. 8:23-27; Mrk. 4:35-41; Luk. 8:22-25)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
EKSPOSISI PB-I
Yang Dibina Oleh :
Pdt. Linduara Situmorang, M.Th

Nama : Roy Damanik
NIM : 2012.86208.04
Prodi : PAK

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM
Komp. Jodoh Park No. 17 Sei Jodoh Batam

ANGIN RIBUT DIREDAKAN

I. TEKS

MATIUS 8:23-27
MARKUS 4:35-41
LUKAS 8:22-25
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. 8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." 4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? " 4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
8:22 Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka. 8:23 Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. 8:24 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh 8:25 Lalu kata-Nya kepada mereka : "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"

II. PENDAHULUAN

Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mrk. 1:1). Gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis. 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB : Paulus (Kis. 13:1-3; Kol. 4:10; Fil. 1:24), Barnabas (Kis.15:39) dan Petrus (1 Ptr. 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya. Sejumlah detail kecil-kecil di Injil Markus menunjukkan informasi dari saksi mata. Misalnya dalam cerita Yesus menenangkan angin ribut, hanya Injil Markus menuliskan detail bahwa ada "kapal lain" yang mengikuti kapal yang ditumpangi Yesus. Seorang saksi mata yang biasa berlayar (Petrus, misalnya) mampu mengingat hal ini dibanding orang-orang lain yang sama-sama menyaksikan peristiwa itu.
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.

III. INTTERPRETASI TEKS

1.      AJAKAN YESUS
"Marilah kita bertolak ke seberang.", saat itu Yesus mengajak murid-muridNya ke seberang. Dalam hal ini, Yesus tidak memaksa murid-muridNya untuk berangkat. Ini terbukti mereka tidak menolak untuk di ajak oleh Yesus untuk menyeberang, dan secara logika, jika pada akhirnya akan terjadi badai, pastinya para murid juga sudah memikirkannya, karena mereka adalah nelayan. Pada hakekatnya mengikut Tuhan bukanlah paksaan, melayani Tuhan juga bukan karena terpaksa, mengenal Tuhan bukanlah suatu paksaan, melainkan suatu ajakan yang di landasi oleh kesadaran. Dan ikut kepada Yesus juga bukan berarti bahwa hidup ini akan bebas dari kesukaran.

2.      MASALAH DALAM MENGIKUTI YESUS
Didalam kitab Matius dikatakan, “..Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu..” dan dalam kitab Lukas, “...Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau...”. Hal ini mengindikasikan bahwa di danau Galilea, hal ini sudah sering terjadi, bahkan menurut buku tafsiran, letak geografis danau Galilea menjadikan taufan bisa datang kapan saja. Lalu kenapa murid-murid yang berlatar belakang Nelayan harus takut dan panik dengan keadaan tersebut. Dalam bahasa aslinya topan yang mengamuk didanau tersebut disebut Lailaq (topan yang dahsyat); Anemov (angin dari keempat penjuru bumi), dan dalam bahasa Batak “Alogo Siappalautus” (angin yang sangat luar biasa besar). Itu artinya badai tersebut, bukanlah seperti badai yang biasanya terjadi, bahkan belum pernah terjadi. Sehingga para murid takut, bahkan sampai berkata “Guru, kita binasa”.

3.      MENUNTUT YESUS
Para murid adalah seorang nelayan, terlatih hidup di laut, danau, dan dibesarkan dalam keluarga nelayan. Jadi sebenarnya badai bukanlah yang pertama kali mereka alami, dan meskipun badai kali itu lebih besar dari yang biasanya, seharusnya pengalaman mereka sebagai nelayan tidak membuat mereka panik dan takut lagi. Tetapi lihatlah kepintaran dan pengalaman mereka justru tidak banyak berguna, dan bahkan mereka menunjukkan kepanikan, ketakutan, emosi bahkan marah kepada Yesus. Itu terlihat di ayat 38 “.... membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”. Yesus yg tidur di anggap tidak perduli terhadap keselamatan para muridnya, namun betulkah Yesus tidak perduli seperti yang mereka sebutkan.

4.      YESUS BERTINDAK/MENEGUR
Dengan cepat Yesus bangkit dan menghardik angin itu, Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Biasanya sehabis badai di danau Galilea, air danau itu tidak langsung teduh, namun masih sedikit beriak lalu teduh. Namun Yesus menunjukkan kuasanya terhadap alam, sehingga sekali saja Dia berkata, maka danau tersebut menjadi teduh. Setelah Yesus menghardik angin itu, Yesus menegur murid-muridnya “mengapa kamu begitu takut, mengapa kamu tidak percaya” dengan tegas. Dan ketegasan  sikap Yesus ini membuat para murid menjadi sangat takut. Namun katakutan para murid hanya sampai pada batas kemampuan Yesus menghardik angin topan tersebut. Mereka tidak melihat kedalam diri mereka yang kurang percaya, sehingga mereka bertanya "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?".

IV. KESIMPULAN

Saat mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh, kemudian masalah datang, maka biasanya yang terjadi adalah, manusia cepat menghakimi Tuhan.   Menyalahkan Tuhan, seolah-olah Tuhan  tidak perduli terhadap pergumulan yang kita hadapi, terhadap masalah kita, terhadap kehidupan kita. Seolah-olah Tuhan sedang tidur dan tidak berbuat apa-apa. Ketika kita dalam kesusahan dan kesulitan, kita menjadi eois, tidak lagi memikirkan orang lain. Namun kita hanya memikirkan dan mendahulukan diri sendiri. Sama halnya seperti para murid, ketika mereka dalam badai, mereka melupakan beberapa hal : mereka lupa bahwa mereka bersama dengan Yesus yang adalah guru mereka, yang mereka sudah melihat kuasanya, dimana mereka seharusnya sadar bahwa Yesus tidak akan membiarkan mereka tenggelam; mereka lupa bahwa yang mengajak mereka untuk menyeberang itu adalah Yesus, itu artinya Yesus akan bertanggung jawab penuh atas hidup mereka.
Intinya, saat Tuhan mengajak dan memanggil kita untuk turut serta “menyeberang” yakni mengikuti dan melayaniNya, kita tidak perlu takut, karena Tuhan selalu setia dan adil.


Note : Belum belajar Bahasa Yunani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar