Rabu, 11 Desember 2013

SEMESTER 3 (PWG REMAJA)

PAPER
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
MASA REMAJA

Nama : Roy Damanik
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM


I. PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Masa remaja sering disebut masa transisi. Sebab, di masa ini seseorang beralih dari masa anak-anak ke masa dewasa. Di masa ini, selain mengalami perubahan pada diri seseorang yang menginjak remaja, juga terjadi perkembangan-perkembangan baik dari sisi fisiologi, psikologi, sosial dan juga spritual. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

2.      RUMUSAN MASALAH
2.1.   Apa yang dimaksud dengan remaja?
2.2.   Apa saja tugas perkembangan dan faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan remaja?
2.3.   Apa saja permasalahan dalam perkembangan remaja?
2.4.   Apa yang menjadi kebutuhan remaja?
2.5.   Mengapa remaja harus dibimbing dan diarahkan?

3.      TUJUAN
3.1.   Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja secara umum.
3.2.   Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja.
3.3.   Untuk mengetahui masalah-masalah yang terkait dengan pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja.
3.4.   Untuk mengetahui upaya untuk menumbuhkembangkan tugas-tugas dalam proses perkembangan remaja.


II. PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN REMAJA
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.[1]
Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004 : 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah : Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak, baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003 : 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.[2]
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
Ø  Masa remaja awal, 12 - 15 tahun.
Ø  Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun.
Ø  Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun

2.      PERBEDAAN PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN REMAJA
2.1.   Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif dan berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
2.2.   Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.
2.3.   Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli
Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.[3]

3.      TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Tugas-tugas perkembangan merupakan ukuran atau pertanda sebagai perkembangan yang normal dari remaja dalam mengarungi hidupnya. Ada delapan tugas perkembangan utama yang dihadapi remaja, sebagai berikut:[4]
3.1.   “Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan orang lain, baik dengan remaja laki-laki maupun perempuan, pada kelompok seusia”. Remaja belajar melalui usaha untuk beriteraksi dengan orang lain dengan cara yang lebih dewasa.  Kematangan fisik memainkan peranan penting dalam berinteraksi dengan teman dari kelompok sebaya. Remaja yang tingkat kematangannya lebih rendah dari ukuran usia sebayanya akan mengalami penolakan dari kelompok sebayanya. Keadaan ini akan diikuti dengan perilaku remaja tersebut untuk mencari kelompok lain yang tingkat perkembangannya serupa dengan dirinya. Remaja putri  yang lebih cepat matang akan masuk ke dalam kelompok sebaya yang memiliki kematangan fisik serupa dengan perkembangan dirinya, sehingga memungkinkan remaja putri ini lebih cepat aktivitas seksualnya.
3.2.   “Mencapai peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan”. Anak remaja mengembangkan definisi mereka sendiri tentang apa yang dimaksud pria atau wanita. Bagaimanapun, kebanyakan anak remaja menepati peran atas dasar jenis kelamin sejalan dengan pandangan budaya bahwa kaum pria itu berperilaku tegas dan kuat, sedangkan wanita bersifat  pasif dan lemah.
3.3.   “Menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya”. Permulaan dari pubertas dan tingkat perubahan fisik anak remaja amat bervariasi.  Remaja tertentu yang dengan mudah menghadapi perubahan itu sebagian mencerminkan bagaimana pertumbuhan fisik mereka memenuhi pertumbuhan fisik yang sempurna sebagaimana yang diidam-idamkan para remaja laki-laki atau wanita-wanita. Sebaliknya, remaja yang tidak memenuhi standar pertumbuhan fisik yang ideal akan banyak memerlukan dukungan ekstra dari orang dewasa untuk meningkatkan perasaan nyaman dan self-worth mengenai bentuk badan mereka.
3.4.   “Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya”. Anak-anak memperoleh kekuatan dari cara-cara mereka menginternalisasikan nilai-nilai dan sikap-sikap orangtua mereka. Cara-cara ini lambat laun mulai memudar sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi remaja. Remaja, bagaimanapun, harus menggambarkan kembali sumber kekuatan mereka dari kekuatan pribadi dan bergerak ke arah kepercayaan pada diri sendiri. Perubahan ini akan lebih mudah jika anak remaja dan orang tua dapat mencapai mufakat sampai batas level tertentu dari kemerdekaan atau kebebasan yang meningkat dari waktu ke waktu.  Sebagai contoh, orang tua dan anak remaja perlu menetapkan waktu jam malam dimana anak boleh ke luar rumah. Waktu itu harus ditingkatkan ketika anak remaja kita menjelang masa dewasa.
3.5.   “Memperoleh seperangkat nilai-nilai dan suatu sistem etika sebagai pemandu perilaku  mengembangkan suatu ideologi penuntun perilaku pribadi”. Anak remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan situasi yang mungkin bakal terjadi. Dengan perubahan di dalam berpikir ini, anak remaja bisa mengembangkan seperangkat keyakinan dan nilai-nilainya sendiri.
3.6.   “Berkeinginan dan berusaha mencapai perilaku yang dapat dipertanggung-jawabkan secara sosial”. Keluarga merupakan tempat di mana  anak-anak menggambarkan atau mendefinisikan  diri mereka dan dunia mereka sendiri. Sementara itu, remaja mendefinisikan atau menggambarkan diri mereka dan dunia mereka dari peranan sosial yang baru mereka jalani. Status remaja di dalam masyarakat, di luar dari keluarga merupakan suatu keberhasilan yang penting bagi masa remaja akhir dan orang dewasa awal. Remaja dan orang dewasa awal sebagai anggota masyarakat yang lebih luas melalui keterlibatan mereka dalam ketenagakerjaan (dimana mereka memiliki  kemerdekaan dalam bidang keuangan) dan kemerdekaan emosional dari orang tua.

Tugas perkembangan masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Tugas perkembangan sifatnya tidak universal, namun sangat tergantung dari budaya setempat, sehingga ada kemungkinan tugas perkembangan tersebut diatas ada yang tidak berlaku untuk kultur bangsa indonesia.

4.      KEBUTUHAN REMAJA
Menurut Abraham Maslow, ada lima (5) kebutuhan dasar yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial[5]:
4.1.   Kebutuhan Fisiologis/Dasar
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologis yang ditandai dengan kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Contoh dari kebutuhan Fisiologis ini adalah: Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis dan lain sebagainya. Kebutuhan ini juga dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan sangat ekstrim (misalnya: sangat kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali akan atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu (menghilangkan rasa laparnya).
4.2.   Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan inilah yang mendorong manusia membuat peraturan, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem asuransi, dan sebagainya. Menurut Maslow, sama halnya dengan basic needs, ketidakterpenuhan safety needs ini akan mempengaruhi pandangan seseorang tentang dunianya.
4.3.   Kebutuhan Sosial.
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Ia haus akan relasi yang penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya.
4.4.   Kebutuhan Penghargaan
Menurut Maslow, semua orang menginginkan penilaian terhadap dirinya yang mantap, akan rasa hormat diri atau harga diri (estem needs). Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang.
4.5.   Kebutuhan Aktualisasi Diri
Menurut Maslow, setiap orang harus mengembangkan kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri (self actualization).

5.      PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN REMAJA
Secara garis besar ada tiga masalah yang cenderung muncul pada masa remaja dibandingkan pada masa kanak-kanak atau masa dewasa. Permasalahan remaja itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:[6]
Ø  Konflik dengan Orang Tua; Konflik dengan orang tua ditandai dengan penentangan atas ororitas orang tua yang selama ini dominan. Walaupun konflik dengan orang tua terasa menyakitkan, hal ini cenderung menandai peralihan kekuasaan dari orang tua yang sepihak menjadi hubungan yang timbal balik antara dua orang dewasa.
Ø  Depresi dan Tindakan Ceroboh; Remaja yang depresi juga sering terlihat. Ini dikarenakan penyesuaian diri dengan status sosialnya antara anak-anak atau orang dewasa. Remaja yang kesepian, tertekan, atau marah cenderung mengeskpresikan hal-hal ini dalam cara yang sesuai dengan karakteristik jenis kelaminnya. Anak laki-laki cenderung mengungkapkan masalah emosional melalui tindakan agresif dan perilaku antisosial lain. Sebaliknya, dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan cenderung menginternalisasikan perasaan dan masalah, misalnya dengan menarik diri (withdrawal) atau memunculkan gejala gangguan makan.
Ø  Suasana Hati yang Berubah-ubah (moods swings); Masa remaja adalah masa yang labil, dan tidak ada pendirian yang mantap terhadap pilihan sesuatu. Hal ini menyebabkan remaja merasa terombang-ambing jika dihadapkan terhadap sebuah pilihan, dan terkadang sering berubah-ubah. Keadaan emosipun kadang mengalami perubahan, terkadang eksplosif dan terkadang depresif.

6.      MENGATASI PERMASALAHAN REMAJA
Sebagai orang yang lebih dewasa dari remaja, maka orang dewasa haruslah menolong remaja untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam perkembangan remaja. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:[7]
Ø  Mengembangkan komunikasi yang terbuka dan akrab, serta menyemangati.
Ø  Menolong remaja mengatasi masalah, agar tidak menutup diri.
Ø  Menolong remaja mengatasi rasa rendah diri, dengan membentuk rasa penghargaan diri, penerimaan diri yang benar, serta memberi motivasi.
Ø  Membicarakan masalah sex dengan terbuka dan tepat waktu.
Ø  Menolong remaja yang jatuh dalam rokok, narkoba, dan cinta monyet.

7.      MENGAPA REMAJA HARUS DIBIMBING
Adapun alasan mengapa remaja harus dibimbing, antara lain :
Ø  Merupakan perintah dari Allah.
Ø  Remaja merupakan warga keluarga Gereja, bangsa.
Ø  Remaja merupakan pemberian Allah.
Ø  Remaja itu berdosa dan membutuhkan keselamatan.
Ø  Remaja juga segambar dan serupa dengan Allah.
Ø  Remaja dapat dipakai oleh Tuhan.

III. KESIMPULAN

Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah remaja mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan. Karena itu, Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.

Pada masa perkembangannya, remaja dihadapkan dengan berbagai masalah. Untuk itu seorang kita harus mengerti dan memahami setiap perubahan perilaku remaja dan membimbingnya dengan cara yang baik. Kita juga harus benar-benar mengerti siapa itu remaja, supaya dengan demikian akan terjalin komunikasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

4.       Hurlock, E.B, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta :
Erlangga, 1991), hal. 10.
5.       Sarwono, Sarlito. W, Berkenalan Dengan Aliran-aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, (Jakarta : Bulan
Bintang, 2002), hal. 176-177.
7.       Tambunan, Sannur, Diktat : Pendidikan Warga Gereja II, PAK Remaja (Batam, STT. Basom, 2012),
hal. 29.



[4] E.B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1991), hal. 10.
[5] Sarlito W. Sarwono, Berkenalan Dengan Aliran-aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), hal. 176-177.

[7] Pdt. Sannur Tambunan, M.A, Diktat : Pendidikan Warga Gereja II, PAK Remaja (Batam, STT. Basom, 2012), hal. 29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar