Rabu, 11 Desember 2013

SEMESTER 3 (RESENSI BAHASA INDONESIA)

LAPORAN BACA

SELAMAT PAGI TUHAN
33 Renungan Tentang Doa
Oleh : Dr. Andar Ismail
BPK Gunung Mulia, 1997

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
BAHASA INDONESIA
Yang Dibina Oleh :
Jefferson Sihombing, M.Pd.K.

Nama : Roy Damanik
NIM : 2012.86208.04
Prodi : PAK
  
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM
Komp. Jodoh Park No. 17 Sei Jodoh Batam
Selamat Pagi Tuhan
Ketika kita bangun dipagi hari, apa yang pertama kita pikirkan akan mewarnai hari kita. Dalam Alkitab dicatat beberapa pikiran orang disaat mereka bangun pagi, Absalom mencuri hati orang dengan tujuan ingin naik takhta; Harun dan umat Israel dikaki gunung Sinai selalu memikirkan pesta; pemimpin agama Yahudi yang ingin menyingkirkan Yesus; Musa setiap pagi berterimakasih kepada Tuhan; Abraham selalu menjalankan perintah Tuhan, perempuan murid Yesus menyatakan cinta mereka kepada Yesus. Semua itu dipikirkan dipagi hari, sehingga sepanjang hari, hal tersebutlah yang menjadi motivasi mereka. Kita perlu memahami dan memutuskan sikap apa yang harus kita ambil ketika mengawali hari. Sebagai anak Tuhan, kita perlu menemui Tuhan dipagi hari, bersyukur dengan hati yang girang. Berlutut dihadapanNya, untuk bertanya kepada sang penguasa hidup kita, apa yang Dia kehendaki untuk kita lakukan.

Asal-usul Doa : Gentar dan Gemar
Setiap manusia membutuhkan Tuhan (Yang Ilahi). Itu terbukti dari setiap komunitas yang memberi julukan kepada sesuatu yang mereka anggap berkuasa dan berkarya. Ketika manusia ada dalam perasaan takut, manusia merasa kecil dan tak berdaya. Baik ketika manusia jatuh cinta, terpesona bahkan mendapat berkat, manusia merasa senang. Hal itu membuat manusia sadar, ada kuasa yang menggemparkan dan menggemarkan yang perlu dipuja. Melalui itu pula manusia memuja dan meminta kepada Yang Ilahi. Namun, bagi orang Kristen hubungan Doa tidak hanya sebatas hukum menggemparkan dan menggemarkan. Namun Doa lebih kepada penyerahan kepada Tuhan yang mencukupkan segala keperluan umatNya.

Bagi Sahabat Yang Sakit
Dekat dengan Tuhan, bukan berarti kita akan jauh dari setiap masalah dan penyakit. Ketika kita diperhadapkan dengan penyakit, seperti apa kita berbicara kepada Tuhan. Apakah kita hanya akan sekedar meminta kesembuhan, mukjizat, dan keajaiban. Dari kehidupan dan kesaksian Sularso Sopater kita dapat melihat dan menyadari, bahwa yang Tuhan janjikan dalam hidup kita bukan hal-hal yang hebat, luar biasa ataupun keajaiban. Namun Tuhan menjanjikan Damai Sejahtera, maka lewat hal itu kita dapat berpikir tenang dan teduh dalam Kristus.
Sorry, Salah Sambung
Ketika kita berdoa, kita sangat sering merasa bahwa Tuhan tidak menjawab Doa kita. Atau bahkan merasa bahwa Tuhan salah dalam memberi sesuatu. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah salah dalam memberi, karena Tuhan selalu memberi apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Kita perlu belajar dan mengerti bahwa Tuhan berdaulat atas hidup kita, dan tahu persis apa yang kita butuhkan. Lalu apa yang membuat kita sering menyalahkan Tuhan atas permohonan Doa kita, itu karena kita sering salah sambung, bukan Tuhan yang salah sambung. Kita selalu meminta kepada Tuhan apa yang kita inginkan, dan melupakan bahwa “Bapa mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu meminta kepadaNya”. Namun, itu bukan berarti bahwa kita tidak perlu lagi memohon dalam Doa kepada Dia.

Mana Ada Sobat Lagi
Apakah kita pernah merasa sendirian, atau merasa kesepian karena ditinggal pergi oleh pacar kita tanpa alasan yang jelas. Atau mungkin larut dalam kesedihan karena sebuah kegagalan. Sudah barang tentu, tidak mudah bagi kita untuk bangkit dari kegagalan, bahkan kita membuat keputusan yang salah. Mari kita belajar dari pengalaman Medicott Scriven, yang ditinggal oleh calon istrinya karena kematian. Tentu sebagai manusia, sangat sulit untuk keluar dari zona kesedihan semacam ini. Namun Tuhan Yesus membuka hatinya, bahkan dia bisa menghibur hati orang lain, disaat orang lain merasa sendirian. Kita harus menyadari betul, bahwa dalam segala hal, ada Tuhan yang selalu punya waktu bagi kita dan tidak ada lagi Sahabat lain seperti Dia.

Doa Fransiskus Dari Assisi
Ketika kita melihat orang kaya, kita ingin menjadi orang kaya. Ketika kita melihat orang lain punya HP, I-Pad, I-Phone yang baru, kita juga ingin memilikinya. Ketika orang lain punya mobil, kita juga ingin punya mobil. Namun pertanyaannya, jika kita melihat orang miskin apakah kita mau jadi orang miskin, atau ketika melihat orang kesusahan, apakah kita mau masuk dalam kesusahannya. Tentu kita akan berpkir dulu untuk hal itu. Namun berbeda dengan Fransiskus yang mau berganti peran menjadi pengemis, meskipun dia anak pengusaha. Dia meneladani Yesus Kristus dalam hidupnya. Dan meskipun dia hidup dalam kemiskinan, dia tidak bersedih.

Labora Bukan Hanya Berarti Kerja
Kata “Ora et Labora” bukan lagi sebuah kata yang baru kita dengar. Namun apakah kita tahu apa yang dimaksud dengan “Ora et Labora”. Hampir semua orang menjawab “bekerja sambil berdoa”. Sesungguhnya labora memiliki arti yang lebih besar yakni “bekerja keras”. Lalu apa hubungan Doa dengan Kerja Keras, bekerja keras adalah kebalikan dari kemalasan. Sedangkan kemalasan adalah dosa. Beberapa pandangan juga menyebutkan bahwa Bekerja Keras adalah Kebajikan yang Alkitabiah. Dari hal ini, kita perlu mengubah cara pandang kita tentang “Ora et Labora”, jangan hanya semboyannya saja yang kita pegang, namun mentalitas Kerja Kerasnya tidak.

Cinta Pesona Atau Cinta Dewasa
Seperti apa hubungan Doa kita dengan Tuhan, apakah hubungan Doa kita dengan Tuhan seperti hubungan cinta pesona muda-mudi, atau seperti cinta dewasa suami istri. Doa yang emosional dan mendesak merupakan model hubungan cinta pesona, ketika doanya tidak terkabul, dia akan berdoa lebih emosional lagi atau bisa jadi ngambek. Sedangkan Doa yang didasari cinta dewasa menyadari bahwa doa tidak selalu dapat terkabul, dan menyadari bahwa jawaban Doa adalah wewenang Allah. Diposisi mana hubungan kita ketika berdoa kepada Tuhan, apakah ketika doa tidak terkabul, kita langsung ngambek. Atau ketika Doa tidak terkabul, kita tetap setia berdoa seperti cinta dewasa. Sebagai pengikut Kristus, kita perlu memiliki pandangan yang benar tentang Allah. Dimana sesungguhnya, Allah tidak dapat dipengaruhi.

Kisah Kattrin
Ketika masalah datang dalam kehidupan kita, apa yang kita lakukan. Pertanyaan itu cukup mudah dijawab, yakni cari solusi. Namun, ketika kita melihat bahwa tidak ada lagi solusi untuk masalah kita, apa yang kita lakukan. Pertanyaan ini juga cukup mudah dijawab, yakni berserah, berdoa, dan memohon kepada Tuhan, biar Tuhan yang menolong hidup kita. Kita patut belajar dari Kisah Kattrin, bahwa ketika masalah itu datang, kita tidak bisa menyerah. Namun, kita perlu sadar bahwa masih ada jalan keluar yang belum kita lihat. Doa bukan hanya sekedar berlutut dan memohon kepada Tuhan, tetapi Doa juga butuh perbuatan yang riil. Seperti yang dilakukan Kattrin, mengetuk semua pintu, disaat semua orang pergi bersembunyi, dia malah mati tertembak.

Makan untuk Hidup atau Hidup untuk Makan ?
Mendengar kata “makan”, apa yang pertama sekali terlintas dalam pikiran kita. Meja besar dengan beranekaragam makanan enak, restoran, atau jus favorit kita, dan mungkin banyak hal lainnya. Namun, apakah kita pernah teringat kepada begitu banyak orang, yang tidak bisa mendapatkan makanan. Buku ini mengajarkan kepada kita, bahwa ketika kita berdoa untuk makan, itu berarti kita harus tahu diri untuk makan sewajarnya dan sadar bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Ketika kita mengucap syukur untuk makanan, itu berarti kita juga perlu mengasihi orang lain yang memerlukan makanan. Kita hidup bukan untuk makan, tetapi kita makan untuk dapat hidup dan melihat sekeliling kita.

Hati-hati, Doa Farisi !
Seperti apa sikap kita ketika berdoa?, seperti apa kita menilai orang lain?, apakah kita pernah menyadari bahwa kita punya kekurangan?, atau justru kita sering menganggap bahwa kita lebih baik dari orang lain?. Tuhan Yesus sangat menghargai kesalehan orang Farisi, karena hidup keagamaan mereka sangat disiplin. Namun mereka membuat peraturan yang dilakukan orang lain, dimana mereka tidak perlu melakukannya, karena menganggap bahwa mereka kudus dan tidak mungkin melakukan pelanggaran. Kita perlu memperhatikan kehidupan kita, supaya kita tidak menjadi serupa dengan cara hidup kerohanian Farisi.

Makin Dekat, Tuhan
Setiap orang pernah melakukan kesalahan, bahkan ada beberapa orang setelah melakukan kesalahan, mulai undur dari hadapan Tuhan. Beberapa orang mulai mendikte diri sendiri, dan berkata “aku tidak layak dihadapanMu Tuhan”. Ketika Daud membohongi Ayahnya dan meliciki kakaknya, Yakub kemudian melarikan diri, karena dia sadar dia sudah menyalahi Allah. Ia menjadi jauh dan terasing dari keluarganya dan dari Allah. Namun apakah Allah meninggalkan Yakub, tentu saja tidak. Ketika Yakub meninggalkan Allah, justru Allah tidak meninggalkan dia, namun ingin dekat dengan dia. Demikian juga dengan kita, ketika kita mulai melihat dari sudut pandang kita sendiri, justru Tuhan memandang kita dengan cara yang berbeda. Kita adalah biji mata Allah dan berharga dipandanganNya.

Apa Arti Berdoa Dalam Nama Yesus
Beberapa orang berpikir, apabila Doa diawali dan diakhiri dengan kalimat tertentu (mantera), maka Doa itu kemungkinan besar terkabul. Lalu bagaimana dengan berdoa di dalam nama Yesus, apakah itu sebuah mantra?. Mengucapkan “dalam nama Yesus” pada akhir dari doa bukanlah sebuah mantra. Jika apa yang kita minta dalam doa bukanlah untuk kemuliaan Tuhan dan bukan sesuai dengan kehendakNya, mengatakan “dalam nama Yesus” tidak ada artinya. Berdoa dalam nama Yesus berarti berdoa dengan otoritas Yesus dan minta kepada Allah Bapa untuk menjawab doa kita karena kita datang dalam nama anakNya, Yesus. Berdoa dalam nama Yesus memiliki arti yang sama dengan berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Berdoa dalam nama Yesus berarti berdoa untuk hal-hal yang menghormati dan memuliakan Yesus.

Temanku Ingram Shia
Kita tidak mengerti jalan mana yang akan Tuhan pakai untuk mengangkat hidup seseorang yang senantiasa berseru kepadaNya. Satu hal yang harus tetap kita percaya bahwa Dia tidak pernah meninggalkan atau melupakan orang yang mengasihiNya. Kehidupan Ingram menjadi sebuah contoh dari begitu banyak contoh kehidupan bersama Tuhan. Pertolongan Tuhan selalu datang tepat pada waktunya. Ketika Ingram hanya bisa memberikan air putih kepada adiknya karena menangis kelaparan, bahkan ketika Ingram kebingungan, tidak tahu lagi harus berdoa seperti apa kepada Tuhan. Tuhan menunjukkan kuasanya, Tuhan selalu hadir dalam segala keadaan, sekalipun dalam keadaan kritis. Ketika Yeremia dimasukkan ke dalam perigi atau sumur, Tuhan tetap menyertai langkahnya dan memberinya kekuatan untuk bertahan di masa sukar itu. Demikian juga kehidupan kita, Tuhan selalu memperhatikan dan mencukupkan.

Sarana Penghubung
Sebagaimana lampu memerlukan kabel sebagai sarana penghubung dengan sumber listrik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, demikian pula manusia perlu berdoa.        Ketika kita semakin jarang berdoa kepada Tuhan, maka kita akan semakin kesulitan berkata-kata dalam Doa. Namun semakin kita sering berdoa, maka hubungan kita akan semakin dekat dengan Tuhan, maka kita akan leluasa berbicara dengan Tuhan. Tuhan Yesus menyuruh kita untuk berdoa, bukan sekali-sekali, melainkan setiap waktu.

Gambaran yang Lebih Utuh tentang Doa
Ketika melihat lukisan besar, kita harus mundur beberapa langkah, supaya kita dapat melihat seluruh aspek lukisan tersebut. Demikian yang tertuang dalam buku ini. Demikian juga dengan kehidupan Doa kita, kita terlalu sering melihat Doa dari satu aspek saja, sehingga defenisi kita tentang Doa semakin sempit. Bahkan ketika kita mulai menjadikan satu aspek Doa itu menjadi doktrin, akhirnya kita membuat standar dalam berdoa. Adakah orang yang dapat memahami defenisi Doa, dan aspek yang begitu banyak tersimpan didalamnya. Mari kita sedikit mundur dari pemahaman Doa yang selama ini kita pegang, dan melihat begitu luasnya gambaran dari Doa.

Udang di Balik Batu
Pernahkah kita mendekati seseorang, karena ada maunya?, atau mendekati seseorang karena menyukainya?, ada udang dibalik batu, alias ada maunya. Lalu bagaimana ketika datang kepada Tuhan. Apakah kita datang berdoa, ketika kita menginginkan sesuatu. Jika kita berdoa dengan cara demikian, itu artinya kita memposisikan Tuhan untuk menuruti kehendak kita. Kedekatan manusia cenderung merupakan “persahabatan bersyarat” ada maunya. Namun tidak demikian dengan Tuhan, Dia memperlakukan kita benar-benar sebagai sahabat. Menyediakan kebutuhan kita, meski kita terkadang sering datang kepada Tuhan, karena ada “udang dibalik batu”.

Doa Jenderal MacArthur
Ketika membaca Doa MacArthur untuk anaknya, tentu sekali akan muncul banyak pertanyaan, ada apa dengan ayah yang satu ini?. Kalau dibanding dengan ayah saat ini, jika seorang ayah berdoa untuk anaknya, apa kira-kira isi doanya. Pada umumnya, Doa dan pesan orang tua kepada anaknya tidak jauh dari seputar nilai, jadi juara umum, yang semua berhubungan dengan angka-angka dan hal-hal yang dapat membanggakan dalam hal prestasi. Kalau doa yang kita panjatkan merupakan doa yang tersadarkan dan tersentuh pesan Tuhan seperti doa Douglas McArthur ini maka sudah tentu generasi Gereja dan generasi bangsa, akan menjadi orang-orang yang berkarakter mulia. “bentuklah anakku menjadi manusia yang hatinya jernih dan cita-citanya luhur”, sebaris doa ini merupakan permohonan yang luar biasa dari seorang ayah kepada anaknya.

Sebagaimana Adanya
Seorang sahabat adalah dia yang menerima kita sebagaimana adanya. Ia menyelami kelemahan kita dan rela menolong kelemahan itu. Ketika Charlotte Elliot merasa hampa dan tak berguna, ketika ia merasa tidak berharga dimata orang lain, bahkan dihadapan Tuhan. Ia teringat bahwa di dalam Allah, dia diterima sebagaimana adanya. Ditengah penyakit yang melumpuhkan hampir seluruh sendi-sendi tubuhnya, dia mengangkat tangannya dengan sisa kekuatannya, dan menulis sebuah Doa. Coretan Charlotte kini telah menjadi lagu yang terkenal “Meski Tak Layak Diriku”. Ketidaklayakan kita diterima Tuhan apa adanya, dan kita dibentuknya dengan indah.

Teriring Salam Dan ...
Ketika mengirim surat, kita pasti membubuhkan kata “teriring salam dan doa”. Yang menjadi pertanyaan, benarkah kita mendoakan orang/lembaga yang kita kirimi surat, atau hanya sekedar basa-basi dalam surat saja. Hal yang sama juga terlihat dalam doa kita sehari-hari. Setiap berdoa kita pasti akan mendoakan orang kelaparan, namun setelah itu kita makan berlebihan, tanpa bisa menguasai diri. Atau Doa kita seperti Tour Wisata, mendoakan bencana Haiyan, langsung ke suku terpencil Irian Jaya, terbang ke perdamaian di Palestina, kemudian mendarat di Indonesia supaya diberi damai sejahtera. Tapi apakah Doa itu hanya sebatas kata-kata. Agaknya pengertian Doa Syafaat haruslah lebih dipahami, dimana Doa Syafaat adalah simpati untuk berusaha terlibat dengan orang dan apa yang terucap mengandung konsekuensi tindak lanjut yang riil. Doa bukan hanya lip service, namun keluar dari hati yang tulus, disertai dengan tindakan keprihatinan.

Doa Keheningan Hati
Kesendirian adalah waktu untuk mengetahui rencana dan kehendakNya atas kehidupan kita. Kita akan merasa heran ketika kita mengetahui betapa banyaknya Tuhan berbicara kepada kita pada saat mencapai keheningan. Ketika kita mulai merasa kecewa karena apa yang kita harapkan sangat tidak realistis. Bahkan, ketika kita merasa bahwa kita lebih rendah dari orang lain. Pada akhirnya kita akan mulai menilai diri sendiri, “saya memang begini”, “sudah terlambat” dan banyak hal lain yang akan kita katakan. Namun ketika kita masuk ke dalam Doa keheningan, kita akan dituntun Tuhan untuk bisa menerima keadaan kita, bahkan bangga dengan apa yang kita miliki.

To Elvis with Love
Disaat semua orang sudah menyerah karena keadaan Karen yang semakin parah karena penyakit Cerebral Palsy (lumpuh akibat kerusakan saraf otak). Seorang perawat yang bernama Lena tetap setia menjalin hubungan yang akrab dengan Karen. Hingga pada akhirnya Karen mulai mau berbicara kembali, dan berkata “I Hate My Mom”, karena dia merasa dibuang oleh ibunya. Keterbukaannya lambat laun, membawa dampak pemulihan. Dia mulai bermain dan menyukai musik, bahkan mendambakan Elvis Presley. Dia menulis surat kepada Elvis, dan Elvis membalasnya. Karen sangat kegirangan, apalagi ketika Elvis mengiriminya boneka beruang di hari natal. Dia sangat senang, karena dia mempunyai pujaan. Hubungan kirta dengan Tuhan lewat Doa juga membuat kita kegirangan, kita sangat senang ketika Dia berkata “kamu adalah sahabatku.., aku menyebut kamu sahabat”. Kita memiliki dambaan, yaitu Yesus Kristus.

Marah kepada Allah ?
Hubungan kita dengan Allah, sama halnya seperti suami-istri. Ada bulan madunya, ada juga adem-ademnya, ada akrab dan ada cekcoknya. Hubungan itu tampak dalam kehidupan Doa. Ada kalanya kita begitu rajin berdoa, namun ada kalanya kita semakin jarang ke Gereja dan malas berdoa. Mengapa demikian, mungkin karena kita merasa kecewa kepada Tuhan. Ketika Ayub didera penderitaan, dia kecewa kepada Tuhan. Namun ketika Tuhan menanyakan dia tentang perbuatanNya yang besar. Dia merasa kecil, dan mencabut semua kekecewaannya. Allah tidak tersinggung ketika kita datang seolah marah kepada Tuhan. Doa merupakan pengungkapan pikiran manusia, dan bahkan manusia boleh datang kepada Tuhan tanpa menyembunyikan perasaannya.

Doanya Terletak dalam Perbuatan
Ada berbagai defenisi tentang Doa. Namun, apakah Doa itu hanya sekedar memejamkan mata, kemudian menuturkan semua yang kita hendak katakan kepada Tuhan. Doa memiliki arti yang lebih luas daripada hanya sekedar menutup mata. Doa juga merupakan usaha untuk membuka hubungan serta melibatkan diri dengan Allah dan dengan orang lain. Doa dan perbuatan memiliki hubungan yang sangat erat. Berdoa juga berarti membuka mata dan melihat kenyataan yang ada disekitar kita. Doa juga disertai dengan pengenalan yang benar tentang Allah.

Tinggal Sertaku
Ketika Henry Francis Lyte memiliki firasat bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Dan disaat dia merasa dilupakan oleh jemaatnya, dia jatuh sakit. Dia merenung dan menulis sebuah syair, yang pada akhirnya menjadi lagu yang terkenal “Tinggal Sertaku”. Lagu tersebut merupakan Doa memohon iman dalam menghadapi kematian. Henry sadar betul, bahwa hanya tinggal serta Yesus saja dia mendapatkan ketenangan. Demikian juga dalam kehidupan kita, hendaknya kita selalu meminta supaya Tuhan Tinggal Serta kita, baik waktu kita hidup, maupun setelah meninggal dunia.

Bicara Tidak Selalu Berarti Minta
Disaat manakah kita datang berdoa kepada Tuhan?. Beberapa orang menjadikan Tuhan seperti seorang Dokter. Disaat sakit pergi ke dokter, setelah sembuh, buat apa lagi pergi ke dokter. Bahkan ada sebagian orang, ketika dalam kesesakan datang berdoa kepada Tuhan, setelah kesesakan itu terlewati, justru orang tersebut merasa bahwa itu adalah karena kekuatannya sendiri. Lalu disaat mana kita datang kepada Tuhan, apakah disaat kita sakit, kesesakan, sukacita, atau karena motivasi lain. Jika kita berdoa seperti menghadap dokter, maka setelah Doa kita terkabul, kita tidak akan berdoa lagi. Hubungan Doa kita kepada Tuhan tidak dibatasi oleh apapun, disaat seperti apapun, kita perlu berbicara kepada Tuhan, tidak hanya ketika kita membutuhkan sesuatu.

Doa Tanpa Kata
Ketika kita berdoa, apa yang menjadi tujuan kita berdoa?. Tujuan kita berdoa akan mempengaruhi cara kita berdoa kepada Tuhan. Dari penelitian yang dilakukan dipraha, ditemukan bahwa seseorang mengeluarkan begitu banyak jumlah kata dalam sehari. Bahkan, banyak kata yang berhamburan keluar begitu saja, tanpa arti dan tujuan yang jelas. Doa juga tidak luput dari inflasi kata, sering sekali Doa yang kita ucapkan berhamburan dengan mudah dalam Doa kita. Doa adalah komunikasi dengan Tuhan, tentu sekali dalam berkomunikasi sangat diperlukan kata-kata. Namun, dalam keheningan kita juga dapat bersekutu dengan Tuhan. Kita perlu belajar berdoa dengan berdiam diri dihadapan Tuhan. Namun, bukan berarti kita perlu bersemedi untuk menjauhkan diri dari inflasi kata dalam Doa. Yang perlu menyepi bukan tempatnya saja, melainkan pikiran dan hati kita.

Batu Karang yang Teguh
Batu Karang tetap berdiri teguh ditengah badai dan topan.  Augustus Toplady menciptakan lagu “Batu Karang Yang Teguh” untuk menunjukkan bagaimana hubungan antara anugerah Allah dan usaha manusia. Di lagu ini anugerah Allah digambarkan sebagai batu karang yang sudah tersedia sehingga kita tinggal berlindung ketika badai topan melanda. Namun banyak orang yang mengira bahwa Allah telah memberi keselamatan sehingga manusia tidak usah berbuat apa-apa lagi. Batu karang itu bukan hasil buatan manusia, melainkan pemberian Allah supaya kita selamat dari badai dan topan. Tetapi sekuat-kuatnya batu karang itu, kita tidak akan selamat jika kita  tidak "melihat", "datang" dan "berpegang erat" pada batu karang itu.

Kita Adalah Orang yang Berhutang
Doa menyadarkan bahwa kita adalah orang yang berhutang. Dan hutang itu telah dibayar lunas oleh Yesus. Hutang itu adalah dosa, namun apakah kita sudah berhenti melakukan dosa. Ketika seseorang tidak keluar dari rumah seharian, dan beriteraksi dengan siapapun, masih saja bisa berdosa. Dosanya adalah tidak keluar rumah, padahal tetangganya sedang sakit, seharusnya dikunjungi, dan itulah dosanya. Setiap hari kita perlu berdoa kepada Tuhan. Karena selama orang masih hidup, baik siang maupun malam, manusia tetap berhutang (melakukan dosa) dan masih harus membayar penebusan Tuhan melalui Doa. Itu sebabnya, kita diperintahkan untuk tetap berdoa, supaya pelunasan hutang itu menjadi perbuatan kita sehari-hari.

Doa : Disapa dan Menyapa
Binatang seringkali menunjukkan perilaku dan keterampilan yang dapat menyamai kecakapan manusia. Bahkan dalam hal-hal tertentu, binatang dapat melebihi manusia. Lalu apa yang menjadi perbedaan antara manusia dan binatang. Manusia dicipta berbeda dengan binatang, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Itu berarti, manusia mempunyai hubungan dengan Allah, atau manusia dapat menjadi subyek dihadapan Allah. Manusia hidup dengan keistimewaan, dapat disapa dan dapat menyapa Allah. Manusia dapat berdoa, sedangkan binatang tidak. Doa menjadi jawaban manusia terhadap sapaan Allah. Manusia berbeda karena ia dapat menjawab dan bertanggungjawab kepada Allah.

Ya Tuhan, Hari T`lah Berakhir
Mengapa John Ellerton mengarang lagu “ Ya Tuhan, Hari Tlah Berakhir”, apakah dia hanya sedang bersyukur karena pergantian hari. Tentu saja tidak, di bait kedua lagu tersebut, dia bersyukur akan misi Gereja yang tidak pernah berhenti baik siang maupun malam. Karena ketika dibelahan bumi sini misi Gereja sedang berhenti, justru dibelahan bumi yang lain pekerjaan Gereja baru saja dimulai. Matahari yang menawarkan kita untuk istirahat, sedang membangunkan saudara kita dibelahan bumi yang lain. Lagu ini pada dasarnya, berpokok pada pemerintahan Allah yang tidak akan pernah berkesudahan.

Rintihan Hati
Doa merupakan sarana mengungkapkan rintihan hati. Dalam bahasa Korea rintihan hati disebut “han”. Ketika orang Korea menderita akibat pemerasan kaum bangsawan, seringkali mereka berdoa untuk meminta seorang pemimpin seperti Musa. Dari kerinduan yang mereka sampaikan kepada Tuhan melalui Doa, pada akhirnya para misionaris mengenalkan Allah kepada orang Korea sebagai Allah yang mau mendengar “han” atau rintihan hati mereka. Di negara ini Injil dipekenalkan sebagai kabar baik tentang pertobatan dan pembaharuan pribadi. Dan itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Gereja di Korea bertumbuh dengan cepat. Tuhan selalu mendengar rintihan hati kita, dan perlu diingat bahwa berita Alkitab tidak berpusat pada diri manusia yang berdoa kepada Allah, tetapi pada diri Allah yang mendengarkan Doa manusia.

Perjalanan Panjang Memahami Doa

Semakin kita menyelami doa, semakin kita sadari betapa dalam dan luas doa. Betapa tak terselami semuanya. Karenanya kita harus terus berdoa. Untuk semakin dapat menyelami rahasia Allah. Bukan untuk semakin merasa hebat, namun justru merasa semakin kecil di hadapanNya. Sama halnya dengan pengakuan Rasul Paulus yang menyatakan, bahwa sesungguhnya kita tidak tahu bagaimana berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah. Manusia sebenarnya tidak mungkin berdoa, tetapi Allah telah memungkinkannya. Ia adalah Allah yang mencari manusia, itu sebabnya Doa bukanlah usaha manusia mencari Allah, melainkan usaha Allah mencari manusia. Marilah kita tetap meminta dan memohon supaya Tuhan mengajari kita berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar