Kamis, 04 Desember 2014

SEMESTER V (EKSPOSISI KITAB EZRA)

TUGAS EKSPOSISI

KITAB EZRA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah :
EKSPOSISI PERJANJIAN LAMA - II

Yang Dibina Oleh :
Dr.© Martomo Wahyudianto, M.A.,C.E.,M.Th


Nama : Roy Damanik

KITAB EZRA

A.    PENULIS, TEMA DAN TANGGAL PENULISAN
Kitab ini ditulis oleh Ezra sendiri dengan tema “Pemulihan Kaum Sisa”, ditulis pada 450-450 SM.

B.     LATAR BELAKANG
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pasca pembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.[1]
Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan. Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka[2]:
1.      Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
2.      Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
3.      Hagai dan
4.      Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
5.      Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.

Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27-9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8-6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.

C.    METODE EKSPOSISI DENGAN PERTANYAAN (EZRA 7:1-10)

Ezra 7:1-10
1Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman pemerintahan Artahsasta, raja negeri Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya bin Azarya bin Hilkia
2bin Salum bin Zadok bin Ahitub
3bin Amarya bin Azarya bin Merayot
4bin Zerahya bin Uzi bin Buki
5bin Abisua bin Pinehas bin Eleazar bin Harun, yaitu Harun imam kepala.
6Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia
7Juga berangkat pulang ke Yerusalem beberapa rombongan orang Israel dan imam, orang Lewi, penyanyi, penunggu pintu gerbang dan budak di bait Allah pada tahun ketujuh zaman raja Artahsasta.
8Lalu tibalah ia di Yerusalem pada bulan kelima, yakni pada tahun ketujuh zaman raja itu.
9Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari Babel dan tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia.
10Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.
Tangan murah

Pertanyaan-Pertanyaan Kritis:
1.      Pada zaman pemerintahan siapa Ezra berangkat ke Yerusalem?
2.      Siapa itu Ezra? Dan mengapa raja mempercayainya?
3.      Siapakah saja yang ikut bersama Ezra pulang ke Yerusalem?
4.      Sebaik apakah yosua sehingga ia yang dipilih?
5.      Mengapa kalimat “oleh karena tangan Allahnya melindungi dia” dituliskan berulang-ulang?

D.    METODE EKSPOSISI DENGAN TAFSIRAN DARI BERBAGAI VERSI

TAFSIRAN KITAB EZRA
Ayat 1-5
Ada kesenjangan sekitar 60 tahun di antara Ezr. 6:1-22 dengan Ezr. 7:1-28, selama masa itu di Persia terjadi peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab Ester. Ezr. 7:1-8:18 mencatat kepulangan rombongan kedua orang buangan ke Yerusalem dari Persia di bawah pimpinan Ezra (sekitar tahun 457 SM); Ezr. 9:1-10:44 menguraikan berbagai pembaharuan rohani yang diadakan Ezra setelah tiba di Yerusalem.
Ayat 6-9
Tiga kali dalam pasal ini dikatakan bahwa tangan Tuhan melindungi Ezra (Ezr. 7:6, 9, 28; band. Ezr. 8:18, 22, 31). Tiga alasan diberikan dalam Ezr. 7:10: Ezra telah mengabdikan dirinya
1.      Untuk meneliti Firman Allah,
2.      Untuk melakukannya serta
3.      Mengajarkannya kepada orang lain

Ayat 10
Kesetiaan kepada Allah dan Firman-Nya akan senantiasa mendatangkan berkat dan pertolongan Tuhan. Prinsip ini ditegaskan dalam ayat-ayat PB seperti Mat. 5:6; Yoh. 14:21; 15:7-10; Kis. 10:1-4; 2 Kor. 6:16-18; Ibr. 11:6; Yak. 1:21-25; Why. 3:7-10. Di Ezr. 8:22, Ezra menambahkan peristiwa lain dimana tangan Allah melindungi umat-Nya, yaitu perkenanan Allah datang kepada orang yang mengharapkan Dia dengan sepenuh hati. Siapa saja yang sungguh-sungguh mencari Allah dan dengan ikhlas menunjukkan kesetiaan kepada-Nya dan Firman-Nya akan mengalami tangan Allah melindungi dia. Ezra menjadi teladan bagi semua orang yang mengabdikan diri sebagai orang yang diurapi oleh Allah untuk meneliti, menaati, dan mengajarkan Firman Allah (band. Ezr. 7:6, 9).
1.      Ezra percaya bahwa hukum Taurat diberikan melalui Musa oleh Allah sendiri dan karena itu menjadi kekuasaan tertinggi untuk seluruh umat Allah (Ezr. 7:6; band. Neh. 8:14).
2.      Ezra mengabdikan dirinya untuk meneliti (harfiah “mencari”) Firman Allah. Ia berusaha untuk mengetahui jalan pikiran Allah dalam semua hal yang berkaitan dengan kehidupan ini, dunia, dan maksud-maksud Allah bagi umat-Nya. Jadi, hikmat Allah ada di dalam dirinya (Ezr. 7:25).
3.      Ezra mengabdikan diri untuk menaati ketetapan-ketetapan Allah dan standar-Nya yang benar. Apa yang diajarkannya, dilakukannya juga (band. Kis. 1:1; 1 Kor. 9:27; 1 Tim. 4:12, 16).
4.      Ezra mengabdikan diri untuk mengajarkan Firman Allah supaya memelihara kebenaran, keadilan, dan kemurnian di antara umat Allah (Ezr. 10:10-11; Neh. 8:2-18;

E.     GARIS BESAR KHOTBAH EZRA 7:1-10

Thema            : Sikap Terhadap Firman Allah
Ayat Kunci    : “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan                                                                            melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel” (Ezra 7:10).

Pendahuluan
Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun. Pada zaman Raja Koresy, mereka mulai dipulangkan dalam tiga tahap. Dan, Ezra merupakan pemimpin tahap ketiga. Ezra merupakan imam diaspora, kemudian menjadi imam di Israel. Pemimpin lainnya pulang untuk membangun politik, bangunan, sosial, keamanan, dan lain-lain. Tetapi, Ezra bertekad lain.

POINT KHOTBAH
1.      DIMULAI DENGAN TEKAD
“Sebab Ezra telah bertekad”
“Mencurahkan segala perhatiannya” (BIS);
“Membetulkan hatinya” (TL)
Hal tersebut bukan usaha emosional mendadak, bukan otomatis, melainkan ada suatu usaha keras. Ia menjadi imam di pembuangan. Budaya Yahudi mengajarkan membaca kepada kita sejak kecil (Ul. 6:6-9).

2.      BERUSAHA MENELITI
“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan”
Begitu pentingnya Firman Tuhan digambarkan dengan banyak hal:
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm.119:105)
“Pedang bermata dua mana pun’ (Ibr. 4:12).
“Gada-Mu dan tongkat-Mu” (Maz. 23:4).
“Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya” (Ams. 30:5).

3.      MEMPRAKTEKKAN
“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya”
4.      BERSUKACITA UNTUK MENGAJARKAN
“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel”
Ada banyak metode dalam Ulangan 6:6-9. Setiap keluarga bangsa Israel diwajibkan mengajarkan firman Allah dalam setiap usia dan kegiatannya, melalui cerita, melalui lagu, melalui tulisan, melalui percakapan, melalui sarana formal dan sebagainya.

5.      KESIMPULAN DAN APLIKASI
Memiliki hidup yang berbeda seperti Ezra adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya:  “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:  apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”  (Roma 12:2).  Ketika orang-orang buangan lain mungkin sedang merenungi nasib dan mengasihani diri sendiri, Ezra malah bertekun meneliti dan merenungkan Taurat Tuhan itu siang malam.  Disebut sebagai ahli Taurat Tuhan karena ketekunannya meneliti Taurat itu (Ezra 7:11,12, 21).  Tidak hanya itu, ia tekun mengajar dan mendidik orang-orang buangan di Babel tentang Taurat Tuhan.  Ketika diutus ke Yerusalem ia pun membawa juga sebuah kitab Taurat sebagai sumber pengajaran iman.  Kehidupan Ezra benar-benar menjadi berkat bagi bangsanya.  Karena itu ia dipercaya melaksanakan mandat sang raja.  Ezra juga menerima kuasa penatalayanan (Ezra 7:17) dan dapat mempertanggungjawabkan setiap tugas yang dipercayakan kepadanya. Kisah ini menunjukkan bahwa Ezra seorang yang takut akan Tuhan;  tidak hanya mahir tentang Taurat Tuhan secara teori, tapi juga setia melakukan Taurat Tuhan itu dalam kehidupannya sehari-hari.


[1] http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ezr/P_Ezr1.htm
[2] http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ezr/P_Ezr1.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar