Kamis, 11 Desember 2014

SEMESTER V (REFLEKSI KITAB RUT)

TUGAS REFLEKSI 2 (KITAB RUT)
Mata Kuliah    : ESKPOSISI PL-2
Nama               : Roy Damanik
Dosen              : Dr © Martomo Wahyudianto, M.A.C.E, M.Th


Setelah mempelajarai Eksposisi Kitab Rut, saya mendapatkan beberapa point penting dari sikap Rut yang sangat luar biasa, yakni keputusan Rut untuk tetap mengikuti Naomi sampai ke Betlehem. Sebagai seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya, Rut bisa saja mengambil keputusan sama seperti Orpah, meninggalkan Naomi lalu memulai kehidupan yang baru atau bisa saja memulai keluarga yang baru. Namun keputusan yang diambil Rut untuk tetap bersama dengan Naomi mencerminkan bahwa ia memiliki pribadi yang patut diteladani. Dia tidak hanya menjadi istri Mahlon, namun ia juga menerima Allahnya Mahlon. Hal tersebut terbukti ketika Naomi menyuruh dia pergi, Rut menjawab Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam : bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut! (Rut 1:16-7). Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang kuat dalam diri Rut.
Setelah sampai di Betlehem, kondisi Naomi dan Rut tidak langsung membaik. Mereka tetap kekurangan, bahkan dalam kekurangan itu Rut menjadi pemungut jelai yang jatuh di ladang Boas, yang pada akhirnya menjadi suaminya. Dalam kondisi kekurangan, Rut tetap menjadi pribadi yang pantang menyerah. Ditengah-tengah kebutuhan untuk menghidupi diri dan ibu mertuanya, Rut tetap berjuang. Hal itu mengajarkan kita dalam zaman sekarang untuk tetap berjuang dalam keadaan sesulit apapun.
Selain kehidupan Rut yang menjadi cerminan keteladanan bagi kita, melalui kitab ini kita juga dapat melihat bagaimana belas kasihan Allah merangkum juga seorang yang bukan orang Yahudi (Rut 2:12). Rut, yang berasal dari bangsa Moab, dengan latar belakang penyembah ilah-ilah, dewa-dewa serta nenek moyang mereka. Dipakai oleh Allah menjadi sarana untuk menyatakan kasih-Nya bagi manusia. Bahkan dalam Matius 1:5 mencatat bahwa Rut termasuk dalam garis silsilah Yesus. Hal tersebut merupakan anugerah yang sangat besar dimana Rut dengan latar belakang seorang penyembah ilah lain selain ALLAH, telah dipakai ALLAH menjadi sarana Pendamaian-Nya dengan manusia. Bukan hanya itu, Allah juga memberikan suami yang baik dan kaya raya kepada Rut sebagai hadiah dari ketaatan, kesetiaan dan komitmennya kepada Allah.

Melalui kisah Rut kita menyadari betul bahwa Allah kita adalah pribadi yang bertanggung jawab atas setiap sikap iman yang ditunjukkan oleh siapa saja yang mau beriman kepadaNya, tidak peduli apakah dia bangsa Israel, atau bukan, yang penting bagi Allah adalah apakah orang itu beriman kepada Allah atau tidak. Hal itu dibuktikan ketika Rut, seorang wanita dari Bangsa Moab, sebuah bangsa yang sebetulnya bukan bangsa pilihan Allah, tetapi karena kesetiaan Rut, maka Allah turun tangan untuk menjamin hidupnya. Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita sudah memiliki sikap hati yang komitmen serta mau berjuang dalam berbagai-bagai situasi sulit dalam hidup ini. Marilah kita meneladani sikap Rut dengan meletakkan secara penuh pengharapan kita kepada Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar