Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VI (TUGAS KHOTBAH EKSPOSISI ULANGAN 26:16-19)

TUGAS KHOTBAH EKSPOSISI
ULANGAN 26:16-19


TERJEMAHAN BARU                              INDONESIA SEHARI-HARI

16Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.

17Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya.

18Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya,

19dan Iapun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat . Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.
16Umat pilihan TUHAN “Hari ini TUHAN Allahmu memerintahkan kamu untuk melakukan segala perintah itu; lakukanlah semuanya dengan setia dan dengan seluruh jiwa ragamu.

17Hari ini kamu mengakui TUHAN sebagai Allahmu. Kamu berjanji untuk taat kepada-Nya dan melakukan segala hukum serta perintah-Nya.




18Hari ini TUHAN menerima kamu sebagai umat-Nya sendiri, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan Ia memerintahkan kamu untuk melakukan segala perintah-Nya.


19TUHAN akan membuat kamu lebih besar dari semua bangsa lain yang sudah diciptakan-Nya, dan kamu akan dipuji dan dihormati. Kamu akan dipuji dan dihormati, atau kamu akan memberi pujian dan kehormatan bagi nama-Nya. Kamu menjadi umat TUHAN Allahmu seperti yang dijanjikan-Nya.”


KHOTBAH EKSPOSISI
ULANGAN 26:16-19

TEMA : Janji Tuhan Kepada Umat Yang Taat

A.    LATAR BELAKANG

Kitab Ulangan merupakan kitab kelima dari kitab Pentateukh, yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Kitab ini merupakan kitab yang berisi kata-kata terakhir Musa kepada bangsa Israel. Diantara kitab-kitab Pentateukh yang lain, kitab Ulangan ini mempunyai keunikan sendiri. Kitab Ulangan di dalam masyarakat Yahudi, dikenal sebagai “Inilah perkataan-perkataan”, seperti yang terdapat di dalam pasal 1:1, namun kitab ini juga mempunyai judul lain yaitu “Salinan Hukum Ini” yang terdapat dalam pasal 17:18. Tujuan penulisan kitab Ulangan ini adalah untuk mengingatkan kembali umat Israel akan perbuatan-perbuatan besar yang telah dilakukan oleh Allah, sebagai kesetiaan-Nya pada janji yang telah dibuat-Nya kepada nenek moyang mereka dan agar mereka beriman dan taat kepada hukum-hukum yang telah Allah berikan kepada mereka. Secara khusus kita dapat melihat dalam Ulangan 26:16-19, kembali ditegaskan tentang kesetiaan kepada Allah. Walaupun umat Israel selalu berbuat dosa, bahkan lebih-lebih selalu kembali kepada kesalahan yang sama. Namun Allah tetap mengingatkan umat-Nya untuk setia kepada-Nya, secara khusus dalam kitab ini, yakni melalui Musa.

B.     ISI KHOTBAH

1.      Ketaatan Merupakan Perintah Allah (ay. 16)
“Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu”
Dari pasal 12 sampai dengan pasal 26, jika kita memperhatikan dalam kitab Ulangan ini ada begitu banyak hukum-hukum yang Allah sampaikan kepada umat Israel melalui Musa. Sebagai umat pilihan, bangsa Israel selalu diingatkan untuk hidup dalam perintah Allah, baik itu tentang:
Ø  Tempat ibadah
Ø  Tentang penyembahan berhala dan ibadah yang sesat
Ø  Tentang binatang yang haram dan tidak haram
Ø  Persembahan persepuluhan
Ø  Larangan-larangan serta hukum lainnya

Dan dalam pasal 26:16-19 ini merupakan kesimpulan atau peringatan kembali, bahkan pernyataan komitmen atas hukum-hukum tertentu yang disampaikan dalam pasal 12-26. Penegasan perjanjian ini harus diulang oleh setiap generasi ke generasi secara individu.

ü  Mengapa musa menasehati bangsa tersebut untuk “melakukan ketetapan dan peraturan”. Kata melakukan dalam bahasa ibrani “qal” berarti to be make atau to be done yang berarti melakukan sampai tuntas atau sampai selesai bahkan setia sampai akhir. Karena perintah ini sangat berhubungan dengan tujuan Allah terhadap Israel, yakni memasuki serta menduduki negeri yang diberikan Tuhan Allah kepada mereka. Itu sebabnya kata “qal” diterjemahkan sebagai kata to be done, yakni mengerjakan dan memelihara peraturan itu sampai kepada misi selesai (mission over).

ü  “lakukanlah semuanya itu dengan setia”, dalam pernyataan ini ada penekenan bahwa dalam melakukan sebuah misi dari Allah “ketaatan merupakan hal yang sangat penting”. Kata “melakukan semuanya dengan setia” sangat erat hubungannya dengan “melakukan ketetapan dan peraturan”, karena tentu sekali jika ingin sampai kepada tujuan dengan tuntas maka sangat diperlukan kesetiaan. Karena apabila tidak setia, terbukti dalam perjalanan mereka ketanah Kanaan, banyak yang jatuh ditengah jalan.

ü  “dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu”. Ternyata dalam melakukan sesuatu, ketaatan saja tidak cukup. Namun semuanya harus mengalir dari keinginan dari dalam diri sendiri. Harus ada penyerahan diri total akan pekerjaan Allah yang sedang dikerjakan-Nya dalam hidup kita. Bahkan lebih khusus lagi harus menghormati, dan melayani Allah dengan segenap hati dan jiwa.

2.      Cara Hidup Umat Yang Taat (ay. 17-18)
16Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya.18Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya”

ü  Dalam terjemahan BIS dikatakan “Hari ini kamu mengakui TUHAN sebagai Allahmu. Kamu berjanji untuk taat kepada-Nya dan melakukan segala hukum serta perintah-Nya”. Ayat ini masih tetap berhubungan dengan “dasar utama” apa yang menyebabkan kita untuk hidup setia kepada Allah. Tentu sekali sangat jelas, karena kita sendirilah yang telah mengakui TUHAN sebagai Allah, bahkan berjanji untuk taat kepadanya. Kata berpegang dalam bahasa asli adalah “shamar” yang artinya taat serta memelihara dengan setia. Sedangkan kata suaranya sepadan dengan perintah-Nya atau firman-Nya “qowl”. Itu artinya dalam ayat ini umat Israel melalui Musa diingatkan kembali untuk melakukan ketetapan dengan setia. Setia berarti taat kepada perintah Allah dengan kesadaran penuh terhadap perintah-Nya. Bahkan dalam terjemahan NIV dikatakan “that you would walk” dimana seharusnya kamu berjalan. Itu artinya kita harus berjalan pada jalan yang seharusnya, yaitu dalam kebenaran firman-Nya.

ü  Ayat ke 18 merupakan timbal balik dari ayat 17, diayat 17 pihak manusia berjanji dan mengakui Tuhan sebagai Allah. Sedangkan dalam ayat 18, Tuhan menerima janji dari padamu yang berpadanan dengan kata Tuhan menerima kamu sebagai umatnya. Sebagai umat kesayangannya “cagullah”/”peculiar” yang berarti harta kesayangan. Layaknya manusia ketika memiliki harta kesayangan, tentu sekali akan dijaga tak dibiarkan lecet. Hal ini sangat berhubungan, dimana ketika kita hidup dalam ketaatan dan, ada respon balik dari Allah terhadap kesetiaan kita. Dimana dia tetap turut campur tangan dalam proses hidup kita, sehingga ketika kita setia lalu pencobaan datang, kita ditolong oleh Allah.

ü  Dan diayat 18b, kita kembali diingatkan untuk berpegang dalam segala perintah-Nya, yakni melakukan segala perintah-Nya. Kata berpegang diayat 17 dan 18 menggunakan kalimat yang sama dalam bahasa asli. Namun perlu kita perhatikan bahwa dalam konsep ketaatan yang dimaksudkan disini merupakan respon sipenyembah terhadap yang disembah melalui kesetiaannya pada Allah yang memilih dan memanggil menjadi umat kudus-Nya, hal ini berhubungan sekali dengan konsep perjanjian Allah “yang tidak akan pernah berubah”. Sehingga karena kita merupakan umat pilihan Allah, maka kita harus menunjukkan kesetiaan kita dalam segala aspek kehidupan kita. Kata berpegang pada perintah-Nya juga berbicara tentang totalitas hidup kita dalam melakukan dan memelihara peraturan/firman Tuhan.

3.      Upah Kesetiaan Terhadap Allah (ay. 19)
“dan Iapun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat . Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya”

ü  Diatas segala bangsa dalam bahasa asli “gowy” yang artinya adalah seluruh bangsa bukan hanya sebatas bangsa Israel saja. Melalui ayat ini kita dapat melihat bahwa sebagai umat pilihan Allah, Israel wajib mencerminkan bahwa Allah “layak dipuji”. “Mengangkat diatas segala bangsa” juga berhubungan dengan cara hidup Israel, ketika bangsa Israel melakukan perintah Allah dengan setia, maka orang lain akan menghormati Allah.

ü  Terpuji, ternama dan terhormat, sering sekali disalahartikan oleh orang banyak. Dalam bahasa asli (terpuji=tahillah=kemasyuran-Ku); (ternama=shem=nama-Ku); (terhormat=thiparah=keagungan-Ku). Itu artinya, yang diberikan kepada kita atas ketaatan dan kesetiaan kita adalah milik Allah, yang tidak boleh diklaim sebagai milik kita. Namun melalui kemasyuran-Nya, keagungan-Nya, nama-Nya, bangsa-bangsa akan melihat kita menjadi orang yang berbeda, dan melalui kita bangsa-bangsa akan menghormati Allah.

ü  Terpuji, ternama dan terhormat sangat erat hubungannya dengan “umat yang kudus” secara harafiah artinya “kudus”, yang berarti “dikhususkan untuk digunakan oleh Tuhan Allah. Kudus “qadowsh” berarti bahwa mereka dipisahkan/dikhususkan bagi Allah, dipakai oleh Allah secara terus-menerus dalam pelayanan-Nya. Tuhan mengambil mereka untuk menjadi umat-Nya; sehingga, mereka haruslah mematuhi perintah-perintah-Nya.


PENUTUP

ILUSTRASI
Seorang wanita karier yang memimpin sebuah perusahaan besar bertanya kepada seorang Pendeta mengenai masalah “ketaatan”.  Ia bertanya, apa sih bedanya “taat menurut ukuran dunia” dan “taat menurut Alkitab?”   Pertanyaan wanita ini apabila disimak merupakan pertanyaan penting untuk kita ketahui bersama, sebab  filosofi dunia dan Alkitab sangat berbeda dalam mengungkapkan makna ketaatan.
Dalam pengertian dunia, ketaatan adalah karena ‘keterpaksaan’. Ketaatan muncul karena adanya sanksi (dihukum atau dipenjarakan), malah ketaatan ini sudah dibeli. Orang akan taat jika dibayar lebih mahal. Jadi, mengapa orang taat? Karena merasa sudah dibayar atau mendapatkan upah yang diinginkan.  Hal ini seringkali kita dapatkan dalam dunia kerja.  Jadi “ketaatan” adalah sebuah ketakutan terhadap “boss”, sehingga “terpaksa” bermuka dua dalam melaksanakan hal-hal atau kewajibannya.  Ketaatan dunia juga ditentukan oleh upah yang dibayarkan kepada seseorang.  Besarnya upah menentukan ketaatan hidupnya.  Berbeda dengan “ketaatan” menurut Alkitab, “ketaatan” bukan berasal dari “keterpaksaan”, melainkan muncul dari kasih melalui kesadaran akan kasih karunia Allah kepada manusia. Melalui ksih Allah, kita disadarkan untuk taat melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita (ungkapan dari rasa terimakasih kita).

KESIMPULAN

Melalui firman Tuhan hari ini, hendaknya kita semakin taat kepada Allah, atas perkenanannya kita dipilih dan dipercayakan untuk menjadi berkat bagi dunia. Bahkan kita diberi janji akan termasyur apabila kita tetap taat kepada Allah. Kita taat bukan karena ada sanksi atau hukuman yang akan kita terima, tetapi ketaatan merupakan respon yang lahir dari kesadaran hati kita atas pemilihan Allah terhadap kita.

1 komentar:

  1. Kotbahnya sangat mencerahkan pengetahuan dan iman

    BalasHapus