Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VI (STUDI KASUS BUDAYA DAN AGAMA

Konflik Agama Kembali Terjadi di Mesir[1]
Sabtu, 19 Januari 2013
LUXOR - Polisi Mesir terpaksa membubarkan ratusan warga Muslim dan Kristen Koptik[2] yang mengalami perseteruan di wilayah selatan. Bentrokan itu dikabarkan berlangsung dengan rusuh, banyak mobil di wilayah tersebut yang dibakar.   Menurut saksi di Desa Marashda, beberapa toko dan mobil dibakari warga. Bentrokan itu terjadi ketika seorang pedagang berusia 60 tahun melakukan kekerasan seksual terhadap gadis berusia enam tahun. Kekerasan itu kembali terjadi pada Jumat kemarin, usai warga menunaikan ibadah Jumat. Warga mengepung tempat ibadah yang terletak di Abu Fam, mereka pun melemparinya dengan batu. Sementara itu, polisi langsung datang dan menembakkan gas air mata para warga. Sejauh ini, kepolisian masih menyelidiki kasus kriminal yang dituduhkan ke pedagang itu. Warga Kristen pun menuduh warga Muslim menghasut warga untuk melakukan penyerangan terhadap tempat-tempat ibadah. "Mereka meneror kami, mereka mencoba mencari alasan untuk menyerang kami," ujar seorang warga yang tidak mau disebut identitasnya, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (19/1/2013).
Bentrokan antar-agama di Mesir mulai sering terjadi usai Husni Mubarak digulingkan dari kekuasaannya. Situasi keamanan di Mesir pun mulai menurun dan konflik itu kian memanas. Seperti diketahui, 10 persen dari total warga Mesir adalah umat Kristen Koptik. Mereka dinobatkan sebagai komunitas warga Kristen yang terbesar di Timur Tengah. Kekerasan antar-agama itu sering terjadi dalam kasus pembangunan tempat ibadah, sengketa lahan, dan masalah-masalah sosial lainnya. Warga Kristen pun kurang menyambut pemerintahan Mesir yang dipimpin oleh kubu Ikhwanul Muslimin.



Studi Kasus’
1.      Penyebab
Warga Kristen dianggap tidak suka dengan warga Muslim yang berada di Mesir, sehingga terjadi perdebatan dan kerusuhan. Bahkan warga Kristen tidak menyambut baik pemerintahan yang baru.

2.      Jenis konflik
Perseteruan Agama.

3.      Jalan keluar
·         Saling menghargai dan berusaha menerima pemerintahan yang baru.
·         Tidak main hakim sendiri, apalagi mencari-cari masalah dengan memberi tuduhan demi kepentingan sepihak saja.
·         Menyelesaikan masalah dengan membicarakannya secara baik, tanpa harus melakukan kekerasan dengan cara mengepung tempat ibadah.




[1] http://news.okezone.com/read/2013/01/19/412/748715/konflik-agama-kembali-terjadi-di-mesir
[2]Suatu kelompok etnoreligius yang besar di Mesir dan merupakan kelompok beragama Kristen terbesar di sana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar