Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VI (TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN YANG EFEKTIF)

TUGAS MAKALAH
 ADMINISTRASI PENDIDIKAN YANG EFEKTIF



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kemurahan-Nya tugas makalah ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada pembina mata kuliah Administrasi PAK, Bapak Budiman Sitohang, M.Pd.K., sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh mahasiswa.

Penulis memohon kepada bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas makalah ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.


Batam, 10 April 2015



Hormat Saya
Roy Damanik



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Administrasi merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan kerjasama, maupun organisasi. Tidak dapat dipisahkan karena setiap kegiatan tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa administrasi. Demikian halnya dalam dunia pendidikan, dalam dunia pendidikan juga harus ada administrasi yang mampu mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan. Karena pada lingkungan setiap lembaga pendidikan terdapat sejumlah manusia, baik pimpinan maupun tenaga pelaksana. Mereka tidak cukup dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan pendidikan saja, akan tetapi harus dibekali pula dengan kemampuan bekerjasama dan kemampuan mengarahkan kerjasama itu guna mencapai tujuan lembaga pendidikan masing-masing. Oleh karena itu, setiap petugas pendidikan perlu dibekali ilmu yang berkaitan dengan administrasi terutama para guru. Mereka harus mempunyai berbagai bekal pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan?
2.      Apa yang menjadi karakteristik administrasi pendidikan?
3.      Apa yang menjadi fungsi dan tujuan administrasi pendidikan?
4.      Apa yang menjadi manfaat administrasi pendidikan?
5.      Apa saja yang menjadi prinsip-prinsip administrasi pendidikan?
6.      Apa saja yang menjadi ruang lingkup administrasi pendidikan?
7.      Seperti apa administrasi pendidikan yang efektif?

C.    TUJUAN
1.      Memahami dengan baik pengertian administrasi pendidikan.
2.      Memahami dengan baik karakteristik administrasi pendidikan.
3.      Memahami dengan baik fungsi dan tujuan administrasi pendidikan.
4.      Memahami dengan baik manfaat administrasi pendidikan.
5.      Mengerti dengan baik prinsip-prinsip administrasi pendidikan.
6.      Memahami dengan baik ruang lingkup administrasi pendidikan.
7.      Mengerti dengan tepat tentang administrasi pendidikan yang efektif.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFENISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad memiliki arti yang sama dengan kata to yang bermakna “ke”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve yang berarti melayani, atau mengarahkan. Dalam bahasa inggris to administer berarti pula “mengatur” dan mengarahkan. Jadi, kata “administrasi” dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.[1]
Selain pengertian diatas, ada beberapa defenisi administrasi yang diungkapkan oleh para ahli, seperti berikut:[2]
1.      Arthur Grager
Administrasi adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat suatu organisasi.
2.      George Terry
Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Sondang P. Siagian
Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
4.      William Leffingwell dan Edwin Robinson
Administrasi adalah cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien.
5.      Ulbert
Administrasi secara sempit didefinisikan sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

B.     KARAKTERISTIK ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Dari defenisi Administrasi pendidikan yang telah disampaikan diatas, kita dapat memahami beberapa karakteristik administrasi pendidikan, antara lain:[3]
1.      Administrasi pendidikan meliputi semua kegiatan yang berkenaan dengan tujuan memperbaiki proses pendidikan.
2.      Administrasi pendidikan merupakan usaha kolektif dan kerjasama sekelompok orang di dalam lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan batasan-batasan kemampuan tertentu.
3.      Administrasi pendidikan merupakan proses kemanusiaan yang bertujuan agar terpenuhi keinginan dan kebutuhan manusia dalam rangka memperbaiki kehidupan manusia melalui perubahan manusia yang bersangkutan.
4.      Administrasi pendidikan adalah proses sosial dengan arti kata bahwa administrasi pendidikan tersebut harus memberikan manfaat bagi masyarakat.
5.      Admnistrasi pendidikan adalah proses pendidikan yang berusaha untuk mengembangkan pekerja-pekerja dan orang-orang yang berkaitan dengan organisasi.
6.      Administrasi pendidikan juga merupakan usaha-usaha yang teratur, dan usaha-usaha yang tepat dalam melaksanakan koordinasi pada suatu organisasi.
7.      Administrasi pendidikan merupakan kerja kepemimpinan yang bijaksana, dan dapat menciptakan iklim yang kondusif, meliputi material, psikologis, spiritual dan sosial.
8.      Administrasi pendidikan adalah proses pendidikan yang bertujuan atau jalan untuk mencapai tujuan.

C.    FUNGSI DAN TUJUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

                              1.            FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Dalam peranannya dalam dunia pendidikan, administrasi mempunyai beberapa fungsi pokok yang dibagi menjadi beberapa komponen, yaitu:[4]
1)      Perencanaan
Perencanaan dapat disebut juga dengan planning. Perencanaan adalah suatu cara menghampiri masalah-masalah.
2)      Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan dan ditetapkan.
3)      Pengkoordinasian
Koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.
4)      Komunikasi
Komunikasi dalam segala bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi.
5)      Supervisi
Supervisi sebagai fungsi supervisi administrasi pendidikan berarti aktivitas, aktivitas untuk menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
6)      Kepegawaian
Kepegawaian merupakan pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu bekerja giat, menjamin kesejahteraan pegawai, intensif dan penghargaan atas jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan untuk meng-upgrade diri, serta masalah pemberhentian dan pensiun pegawai.
7)      Penilaian
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

                              2.            TUJUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Tujuan administrasi pendidikan adalah untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapaun yang menjadi tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik agar menjadi warga Negara yang memiliki kualitas, sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan pancasila. Tujuan administrasi pendidikan dapat dikelompokkan kepada tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari administrasi pendidikan adalah agar tersusun dan terlaksana suatu sistem pengelolaan komponen instrumental dari proses pendidikan yang meliputi komponen siswa, pegawai guru, sarana/prasarana, organisasi, pembiayaan, tata usaha dan hubungan sekolah dengan masyarakat, agar terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara efektif yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Tujuan jangka menengah administrasi pendidikan mengarah kepada pencapaian tujuan institusional setiap jenis dan jenjang serta program pendidikan. Sedangkan tujuan jangka panjang administrasi pendidikan adalah tujuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Disamping itu secara operasional administrasi pendidikan bertujuan untuk:[5]
1)      Memudahkan pekerjaan administrasi dalam bidang pendidikan, memudahkan proses pelaksanaannya, memanfaatkan potensi manusia dan material, yang diharapkan akan dapat menghasilkan keputusan administrasi dalam bidang pendidikan yang sifatnya realistis, kolektif, dan sehat untuk mencapai penyelesaian masalah administrasi yang dihadapi.
2)      Meningkatkan moral dan semangat kesetiakawanan di antara individu yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan administrasi pada lembaga pendidikan.
3)      Meningkatkan produktivitas kerja para pekerja, serta memperbaiki kualitas, metode dan media dalam kaitannya untuk mencapai tujuan pendidikan.
4)      Meningkatkan kemampuan pekerja dan mempertinggi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terus-menerus dalam melakukan pekerjaan yang diemban.
5)      Mengadakan perubahan yang diinginkan dalam proses pendidikan dengan seluruh aspeknya dan mendorong peserta didik dalam mencapai pertumbuhan yang menyeluruh dan utuh, serta dapat melakukan penyesuaian dalam masyarakat yang selalu mengalami perubahan.
6)      Menghubungkan antara proses pendidikan dan tujuan-tujuan pembangunan dalam masyarakat, serta mempererat hubungan pendidikan dengan masyarakat/lingkungan.

D.    MANFAAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Adapun manfaat administrasi pendidikan menurut Prof. Dr. H. Asnawir adalah sebagai berikut:[6]
                  1.            Mengangkat derajat kinerja pekerja dan menolong mensukseskan dan memperbaiki kinerja tersebut.
                  2.            Menciptakan iklim kerja yang baik untuk menerapkan prinsip-prinsip hubungan kemanusiaan yang sehat dengan menekankan penghargaan kepada setiap orang pada lembaga pendidikan yang bersangkutan.
                  3.            Mendorong menterjemahkan, merubah pikiran-pikiran dan teori-teori pendidikan menjadi kurikulum, program, metode, media, prosedur dan berbagai aktivitas pendidikan lainnya untuk menempuh jalan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
                  4.            Berusaha menghubungkan/mempertemukan lembaga pendidikan dengan masyarakat kearah pengembangan, kemajuan dan kestabilan.

Selanjutnya Ahmad Sabri dalam bukunya administrasi pendidikan menyebutkan manfaat administrasi pendidikan bagi seorang tenaga kependidikan yang mempelajari administrasi pendidikan adalah:[7]
                  1.            Dapat mengetahui dan menyadari akan tugas-tugas dan kewenangan yang mesti dipikulnya serta mengetahui bagaimana cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan kewenangan masing-masing.
                  2.            Dapat menghindari kesalahan-kesalahan kerja atau overlapping kerja/tugas.
                  3.            Mengetahui bagaimana melaksanakan sesuatu kegiatan kependidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan supaya tercapai secara efektif dan tepat.
                  4.            Mengetahui batas-batas hak dan kewajiban masing-masing tenaga kependidikan.

E.     PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Prinsip merupakan sesuatu yang dibuat sebagai pegangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa prinsip-prinsip dalam administrasi pendidikan, antara lain:[8]
1.      Prinsip Efisiensi
Seorang administrator akan berhasil mendapatkan kesuksesan bila mana seoarang administrator tersebut mampu menggunakan sember daya atau sumber tenaga dan fasilitas yang ada secara efisien.
2.      Prinsip Pengelolaan
Administrator akan mendapatkan hasil yang efektif dan efisien, apa bila ia melakukan pekerjaan manajemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol semua kegiatan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Prinsip Pengutamaan Tugas Penglolaan
Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan yang bersifat manajemen dan pekerjaan yang bersifat operatif dilakukan secara bersamaan maka seorang administrator akan cenderung melakukan hal-hal yang bersifat operatif. Hal ini lah yang harus dihindari oleh seorang adiministrator, karena prinsip ini berimplikasi pada taraf suatu pengorganisasian dalam organisasi, semakin rendah taraf organisasi yang dimiliki maka akan semakin banyak kegiatan operatif yang dilakukan oleh seorang administrator.
4.      Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator akan berhasil dengan baik jika ia menggunakan prinsip kepemimpinan yang efektif, yakni kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (Human Relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi yang ada. Adapun gaya kepemimpinan yang efektif adalah seorang pemimpin harus mempunyai hubungan yang baik dengan bawahannya, dalam artian dia harus mengenal bawahannya sehingga terjalin hubungan yang baik antara atasan dengan bawahannya; serta pengawasan terhadap penyelesaian tugas dari setiap anggota dalam oarganisasi sesuai dengan pertelaan tugas.
5.      Prinsip Kerjasama
Seorang administrator akan berhasil dengan baik jika ia mampu mengembangkan kerjasama yang baik diantara setiap orang yang terlibat dalam organisasinya tersebut baik secara vertikal maupun horizontal.
Selain prinsip diatas, dalam kurikulum 1975 juga terdapat lima prinsip yang menjadi landasan operasional jalannya administrasi pendidikan di sekolah, yakni:[9]
1.      Prinsip fleksibilitas, yakni dalam pelakasanaan administrasi pendidikan di sekolah harus dilakukan dengan mengingat faktor-faktor dan kemampuan untuk menyediakan fasilitas bagi berlangsungnya proses pendidikan di sekolah.
2.      Prinsip efisien dan efektivitas, yakni tidak hanya penggunaan waktu dengan tepat, melainkan juga pendayagunaan tenaga secara tepat.
3.      Prinsip berorientasi dan tujuan, sesuai dengan sistem maka semua kegiatan pendidikan harus berorientasi pada tujuan, dalam artian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan menjadi gantungan orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
4.      Prinsip kontinuitas, terdapat hubungan kelanjutan di setiap jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan pendidikan sebelumnya. Misalnya pendidikan di sekolah dasar berbeda dengan pendidikan di sekolah menengah pertama, tetapi masih terdapat hubungan hierarkinya.
5.      Prinsip pendidikan seumur hidup, prinsip ini berarti setiap manusia Indonesia harus tetap berkembang sepanjang hidupnya.

F.     RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Dalam pembahasan ruang lingkup administrasi pendidikan, ada empat ruang lingkup yang akan dipaparkan, yakni:

1.      Ruang Lingkup Administrasi Di Sekolah
Bidang-bidang yang tercakup dalam administrasi pendidikan adalah sangat banyak dan perlu diketahui oleh para kepala sekolah dan guru-guru pada umumnya, adapun hal tersebut ialah sebagai berikut:[10]
1)      Bidang tata usaha sekolah, yang meliputi:
                                                                          i.      Organisasi belanja pegawai tata usaha.
                                                                        ii.      Anggaran belanja keuangan dan sekolah.
                                                                      iii.      Masalah kepegawaian dan personalia sekolah.
                                                                      iv.      Keuangan dan pembukuannya.
                                                                        v.      Korepondensi/surat menyurat.
                                                                      vi.      Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku induk, raport dan sebagainya.
2)      Bidang personalia murid, yang meliputi:
                                                                          i.      Organisasi murid.
                                                                        ii.      Masalah kesehatan murid.
                                                                      iii.      Masalah kesejahteraan murid.
                                                                      iv.      Evaluasi kemajuan murid.
                                                                        v.      Bimbingan dan penyuluhan bagi murid.
3)      Bidang personalia guru, yang meliputi:
                                                                          i.      Pengangkatan dan penempatan tenaga guru.
                                                                        ii.      Organisasi personal.
                                                                      iii.      Masalah kepegawaian.
                                                                      iv.      Masalah dan evaluasi kemajuan guru.
                                                                        v.      Refreshing dan upgrading guru-guru.
4)      Bidang pengawasan (supervisi), yang meliputi:
                                                                          i.      Usaha membangkitkan semangat guru-guru dan pengawai tata usaha dalam menjalankan tugas masing-masing dengan baik.
                                                                        ii.      Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan dan pegawai tata usaha sekolah.
                                                                      iii.      Mengusahakan dan membuat pedoman penilaian hasil belajar.
                                                                      iv.      Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru.
5)      Bidang pelaksanaan dan pembinaan kurikulum, yang meliputi:
                                                                          i.      Berpedoman dan menerapkan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan, dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan.
                                                                        ii.      Melaksanakan organisasi kurikulum beserta metode-metodenya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan lingkungan masyarakat.

2.      Ruang Lingkup Administarsi Pendidikan Berdasarkan Substansinya.
Berdasarkan substansinya, administrasi pendidikan menurut Sutisna (1989:36) dapat ditinjau dari dua pendekatan yaitu pendekatan tugas dan pendekatan proses, fokus pendekatan tugas dan administrasi pendidikan menjawab pertanyaan apa yang harus dikerjakan oleh administrator, studi yang dilakukan oleh Universitas OHIO, sebagaimana dilaporkan Ramseyer (1955) dalam Sutisna (1989) berhasil mengidentifikasi 9 kegiatan administrator yaitu:[11]
1)      Menentukan tujuan-tujuan.
2)      Membuat kebijaksanaan.
3)      Menentukan peranan-peranan.
4)      Mengkoordinasikan fungsi-fungsi administratif.
5)      Bekerja dengan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan.
6)      Menggunakan sumber-sumber pendidikan dari masyarakat.
7)      Melakukan komunikasi.

3.      Ruang Lingkup Administrasi Personal Disekolah
Didalam berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting, karena kelancaran pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannnya. Mengenai personal disekolah, harus ada kelengkapan fasilitas berupa gedung, perlengkapan, alat-alat kerja, metode kerja, dan dukungan masyarakat. Akan tetapi apabila personal yang bertugas menjalankan program sekolah kurang berpartisipasi, maka sulitlah untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikemukakan. Administrasi personal sekolah diantaranya kepala sekolah, guru, tata usaha. Semua karyawan termasuk penjaga sekolah harus dapat bekerja secara baik, antara petugas satu dengan petugas lainnya tidak overlap. Adapun hal-hal yang diperlukan dalam administrasi personal sekolah yaitu:[12]
1)      Daftar personal, hal ini memuat identitas atau keterangan lengkap tentang diri pegawai atau karyawan, keterangan tersebut meliputi nama lengkap dan identitas pribadi yang lain.
2)      Buku ekspedisi yang berguna untuk membuktikan bahwa suatu surat yang dikirim sudah sampai pada alamatnya.
3)      Buku pengumuman dimaksudkan untuk media pemberitahuan yang secara khusus ditujukan kepada para guru. Informasi ini datangnya dari kepala sekolah, yang meliputi masalah pembinaan sekolah.

G.    ADMINISTRASI PENDIDIKAN YANG EFEKTIF
Dalam dunia pendidikan, demi tercapainya tujuan pendidikan ada beberapa kriteria agar sekolah dapat dikatakan efektif atau bermutu, yaitu:[13]'[14]

1.      Layanan Belajar Bagi Siswa
Dimensi ini mencakup seluruh kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan mutu pengalaman belajar. Indikator mutu layanan belajar siswa ini mencakup:
1)      Mutu mengajar guru, aspek ini merupakan refleksi dari kinerja profesional guru yang ditunjukkan dalam penguasaan bahan ajar, metode dan teknik mengajar untuk mengembangkan interaksi dan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, pemanfaatan fasilitas dan sumber belajar, melaksanakan evaluasi hasil belajar. Indikator mutu mengajar dapat pula dilihat dalam dokumen perencanaan mengajar, catatan khusus siswa bermasalah, analisis tes hasil belajar, dan sistem informasi kemajuan/prestasi belajar siswa.
2)      Kelancaran layanan belajar mengajar, sesuai dengan jadwal layanan belajar mengajar merupakan “core bussiness” sekolah. Bagaimana kelancaran layanan tersebut, sesuai dengan jadwal yang telah disusun merupakan indikator penting kinerja manajemen sekolah efektif. Adanya gejala “kelas bebas” karena guru tidak masuk kelas atau para siswa tidak belajar disebabkan oleh interupsi rapat sekolah atau kegiatan lainnya, merupakan keadaan yang tidak boleh dianggap wajar.
3)      Umpan balik yang diterima siswa, siswa sepatutnya memperoleh umpan balik yang menyangkut mutu pekerjaannya, seperti hasil ulangan, ujian atau tugas-tugas yang telah dilakukannya.
4)      Layanan keseharian guru terhadap siswa, untuk kepentingan pengajaran atau hal lainnya, murid memerlukan menemui gurunya untuk berkonsultasi. Kesediaan guru untuk melayani konsultasi siswa sangat penting untuk mengatasi kesulitan belajar.
5)      Kepuasan siswa terhadap layanan mengajar guru, Siswa merupakan customer primer di sekolah, dan oleh karenanya mereka sepatutnya mendapatkan kepuasan atas setiap layanan yang ia terima di sekolah.
6)      Kenyamanan ruang kelas, ruang kelas yang baik memenuhi kriteria ventilasi, tata cahaya, kebersihan, kerapihan, dan keindahan akan membuat para penghuninya merasa nyaman dan aman berada di dalamnya.
7)      Ketersediaan fasilitas belajar, sekolah memiliki kewajiban menyediakan setiap fasilitas yang mendukung implementasi kurikulum, seperti laboratorium, perpustakaan, fasilitas olahraga dan kesenian, dan fasilitas lainnya untuk pengembangan aspek-aspek kepribadian.
8)      Kesempatan siswa menggunakan fasilitas sekolah, sekolah diartikan untuk melayani para siswa yang belajar dan oleh karenanya para siswa hendak diperlukan sebagai pihak yang harus menikmati penggunaan setiap fasilitas yang tersedia di sekolah, seperti fasilitas olah raga, kesenian dalam segala bentuknya, ruang serba guna, kafetaria, laboratorium, perpustakaan, komputer, internet dan lain sebagainya.

2.      Pengelolaan dan Layanan Siswa
Sebagai customer (pelanggan), para siswa sepatutnya memperoleh kepuasan dalam belajar. Kepuasan tersebut menyangkut mutu layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya, serta pemenuhan mutu layanan dalam menjalani tugas-tugas perkembangan pribadinya, sehingga mereka lebih memahami realitas dirinya dan dapat mengatasi sendiri persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan pemenuhan kebutuhan kemanusiaannya (dari kebutuhan dasar, rasa aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi diri). Selain itu, untuk menjamin layanan tersebut, sekolah yang efektif akan menyediakan layanan bimbingan konseling dan sistem informasi yang menunjang. Demikian pula layanan untuk mememuhi bakat dan minat anak dalam bentuk pengembangan program-program ekstrakurikuler mendapat perhatian yang berarti. Dalam kondisi seperti demikian, sekolah yang efektif akan memiliki siswa yang disiplin dengan motivasi belajar yang tinggi.

3.      Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana atau disebut sebagai fasilitas sekolah mencakup, gedung, lahan dan peralatan pelajaran. Aspek penting dari gedung tersebut adalah kualitas fisik dan kenyamanan ruang kelas di mana “core bussiness” pendidikan di sekolah diselenggarakan. Aspek lain dari gedung adalah kualitas fisik dan kenyamanan ruang manajemen (ruang kerja kepala sekolah dan layanan administratif), ruang kerja guru, ruang kebersamaan (common room), dan fasilitas gedung lainnya seperti kafetaria, toilet, dan ruang pentas. Lahan sekolah yang baik ditata sedemikian rupa sehingga menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Sekolah yang efektif menyediakan media pembelajaran yang dibutuhkan siswa seperti buku-buku pelajaran dan sumber belajar lainnya yang relevan, alat-alat pelajaran dan peraga yang mendukung kurikulum sekolah. Seluruhnya peralatan pengajaran tersebut, digunakan secara optimal sesuai dengan fungsi-fungsinya.

4.      Program dan Pembiayaan
1)      Sekolah yang efektif memiliki perencanaan tahunan yang dipatuhi dan diketahui oleh masyarakat sekolah.
2)      Perencanaan sekolah membantu mengarahkan dinamika orientasi sekolah yang dimbimbing melalui visi, misi, kejelasan prioritas program, sasaran dan indikator keberhasilannya.
3)      Perencanaan tahunan merupakan penjabaran dari perencanaan yang berisi program-program operasional sekolah.
4)      Program-program tersebut, didukung oleh pembiayaan yang memadai dengan sumber-sumber anggaran yang baik dan permanen.
5)      Kebijakan dan keputusan yang menyangkut pengembangan sekolah tersebut dilakukan dengan memperhatikan partisipasi staff dan anggota masyarakat sekolah (dewan/komite sekolah).

5.      Partisipasi Masyarakat
Di samping memberdayakan secara optimal staff yang dimilikinya, sekolah yang efektif akan menaruh perhatian yang sungguh-sungguh pula terhadap pemberdayaan masyarakat sekolah. Hal itu akan diwujudkan dengan cara menyediakan wadah yang memungkinkan mereka, yaitu pihak-pihak yang berkepentingan ikut terlibat dalam memikirkan, membahas, membuat keputusan, dan mengontrol pelaksanaan sekolah. Wadah seperti itu, dalam penyelenggaraan sekolah-sekolah di Australia dikenal sebagai “school council”, yang di Indonesia diusulkan komite sekolah, orang tua murid, anggota masyarakat setempat (seperti tokoh agama, pengusaha, petani sukses, cendikiawan, politikus, dan sejenisnya), dan representatif staff dari DEPDIKNAS setempat.

6.      Budaya Sekolah
1)      Budaya sekolah merupakan tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-kesepakatan yang direfleksikan dalam tingkah laku sehari-hari, baik perorangan maupun kelompok.
2)      Budaya sekolah dapat diartikan sebagai respon psikologis penghuni sekolah terhadap peristiwa kehidupan keseharian yang terjadi di sekolah.
3)      Budaya sekolah akan berpengaruh terhadap pencapaian misi sekolah apabila melahirkan respon psikologis yang positif dan menyenangkan bagi sebagian besar atau seluruh penghuni sekolah
4)      Sebaliknya, budaya sekolah bersifat dekstruktif apabila melahirkan respon yang negatif atau kurang menyenangkan bagi sebagian besar atau seluruh penghuni sekolah.
5)      Budaya sekolah dalam pengertian ini sering diartikan sama dengan iklim sekolah, yaitu suasana kehidupan keseharian yang berlangsung di sekolah yang memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap respon psikologis para penghuninya.

  
BAB III
KESIMPULAN

Administrasi pendidikan merupakan kegiatan kerja sama atau proses pengintegrasian segala sesuatu baik personal maupun material yang tergabung dalam orgaisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien. Administrasi pendidikan juga memiliki beberapa fungsi, yakni: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengkoordinasian (Coordination), Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), dan Penilaian (Evaluating). Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi pendidikan adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja serta kemampuan penyesuaian diri dan kepuasan kerja. Administrasi pendidikan sangat diperlukan dalam kegiatan pendidikan, agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, dan kegiatan-kegiatan yang di lakukan dapat terkoodinir dengan baik. Apabila sebuah sekolah tidak menggunakan administrasi pendidikan, maka sekolah itu tidak akan berhasil.



DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, Administrasi Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2005)

Daryanto, H.H,  Administrasi pendidikan (Bandung: Rineka Cipta, 1998)

Gunawan, Ary. H, Administrasi Sekolah-Administrasi Pendidikan Mikro (Bandung: Rineka Cipta, 1996)

Ismail, Imaduddin, Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-Anak (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hal. l44-150.

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002)

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010)

Sitohang, Budiman, Bahan Ajar Administrasi PAK & Gereja (Batam: STT-BASOM, 2015)


http://makalahnih.blogspot.com/2014/09/term-ruang-lingkup-tujuan-dan-manfaat.html
 



[1] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 1.
[3] Asnawir, Administrasi Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2005), hal. 9.
[4] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 14-21.
[5] Asnawir, Administrasi Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2005), hal. 10-12.
[7] Ibid.
[8] Budiman Sitohang, Bahan Ajar Administrasi PAK & Gereja (Batam: STT-BASOM, 2015)
[9] Ibid.
[10] H.M. Daryanto, Administrasi pendidikan (Bandung: Rineka Cipta, 1998), hal. 24-26.
[11] Ibid.
[12] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah-Administrasi Pendidikan Mikro (Bandung: Rineka Cipta, 1996), hal. 21-23.
[13] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 43-45.
[14] Imaduddin Ismail, Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-Anak (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hal. l44-150.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar