Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VII (TUGAS LAPORAN BACAAN, BUKU: PSIKOLOGI REMAJA)

TUGAS LAPORAN BACAAN
BUKU:
PSIKOLOGI REMAJA

Puji dan Syukur kepada Yesus Kristus, karena atas pertolongan-Nya Tugas Laporan Bacaan ini dapat terselesaikan. Laporan Bacaan ini saya sampaikan kepada pembina mata kuliah Psikologi Perkembangan Remaja, Ibu Ester Melati, M.Pd.K., sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Adapun buku yang dijadikan sebagai Tugas Laporan Bacaan, adalah:

Judul Buku                  : Psikologi Perkembangan
Penulis                         : Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa
                                    : Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa
Penerbit                       : BPK. Gunung Mulia
Jumlah halaman           : 148 Halaman

Read at 23 November 2015 (p. 1-35)

BAB I
REMAJA DALAM MASA PERALIHAN

Gejala perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja, dilator belakangi oleh masa peralihan. Masa peralihan tersebut adalah setelah meninggalkan masa anak dalam peningkatannya menuju masa dewasa. Dalam hal ini remaja dituntut untuk dapat beradaptasi dengan situasi dirinya hal inilah yang menyebabkan terkadang remaja itu sulit dimengerti. Dalam masa peralihan ini, proses perkembangan yang jelas dibandingkan dengan anak-anak adalah psikoseksualitas dan emosionalitas yang paling banyak mempengaruhi tingkah laku remaja. Proses perkembangan ini juga akan menimbulkan permasalahan bagi mereka sendiri dan mereka yang berada dekat dengan lingkungan hidupnya. Namun semua permasalahan tersebut adalah untuk pembentukan identitas diri mereka.
Pada umumnya permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksuil. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orang tuanya. Kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Remaja yang berada dalam masa peralihan, membutuhkan perhatian penuh dalam mengenal mereka, karena pada masa-peralihan ini remaja akan mengalami krisis pembentukan identitas diri. Mereka akan melakukan apa saja agar mereka menerima pengkuan akan diri mereka di lingkungan di mana mereka berada. Disinilah peranan orangtua sangat penting dalam mengenal remajanya sehingga remaja tersebut tidak salah dalam memilih pergaulan. Orangtua hendaknya mengenal perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remajanya sehingga dalam perkembangannya mereka akan merasa nyaman dalam menemukan identitas dirinya yang sesungguhnya.

BAB II
REMAJA DITINJAU DARI BEBERAPA PENDEKATAN

1.      Pendekatan Psikobiologis
Granville Stanley Hall, berpendapat bahwa “psikologi remaja perlu dipisahkan dari psikologi anak maupun orang dewasa, dan harus dipandang sebagai suatu bidang tersendiri”. Sebelum memasuki masa remaja dalam hal moral dan etik belum terlalu terlihat pada mereka. Mereka masih memiliki sifat-sifat ego masing-masing, mementingkan diri sendiri dan tidak punya kepekaan terhadap orang lain.

2.      Pendekatan Kebudayaan (Antropologis)
Kesulitan dan permasalahan remaja, sebagian dapat dihubungkan dengan perbedaan-perbedaan norma-norma dalam masyarakat yang berlaku, pengekangan dan pengendalian yang mengatur tingkah laku mereka dalam mencapai kedewasaan. Remaja mengalami perubahan dan mengalami peralihan majemuk. Perkembangan dianggap sebagai suatu pengembangan, artinya keterbukaan dari dalam yang mewujudkan struktur dalam yang lebih tinggi. Florence Goodenough menganggap perlu mengikutsertakan perkembangan fisiologis dalam pembahasan masa remaja, faktor lingkungan juga mengambil peranan dalam mengarahkan perkembangan. Masa perkembangan meliputi rangkaian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan satu persatu untuk dapat memasuki tahap perkembangan berikutnya. Pada pendekatan ini terlihat pengaruh biologis dengan kematangan motorik sesuai dengan saat kematangannya

3.      Pendekatan Psikoanalitis
Pada masa remaja biasanya timbul rasa takut dan emosional yang labil. Tugas utama dalam masa remaja ini adalah memperoleh kembali keseimbangan-keseimbangan antara ekspresi dan kebutuhan seksuil, antara pembatasan lingkungan terhadap ekspresi dan kemungkinan yang diberikan oleh realitas dan hati nurani seseorang.

BAB III
GEJALA KENAKALAN REMAJA

Agar bisa membedakan kenakalan remaja dari aktivitas yang menunjukkan ciri khas remaja perlu diketahui beberapa ciri-ciri pokok dari kenakalan remaja:
1.      Dalam pengertian kenakalan, harus terlihat adanya perbuatan atau tingkahlaku yang bersifat pelanggaran hukum yang berlaku dan pelanggaran nilai-nilai moral.
2.      Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang a-sosial yakni dengan perbuatan atau tingkahlaku tersebut ia bertentangan dengan nilai atau norma sosial yang ada dilingkungan hidupnya.
3.      Kenakalan remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang berumur antara 13-17 tahun.
4.      Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seorang remaja saja, atau dapat juga dilakukan bersama-sama dengan suatu kelompok remaja.

Kenakalan remaja dapat kita golongkan dalam dua kelompok yang besar, sesuai dengan kaitanya dengan norma hukum yakni:
1.      Kenakalan yang bersifat a-moral dan a-sosial dan yidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan pelanggaran hukum.
2.      Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bilaman dilakukan oleh orang dewasa.

BAB IV
PROSES PERKEMBANGAN REMAJA

Faktor endogen sudah ada sejak saat kelahiran, bahkan sejak permulaan pertumbuhan benih menjadi janin, jadi merupakan perbekalan dasar yang berasal dari warisan orang tua, sehingga disebut faktor hereditas. Aspek keturunan meliputi semua sifat sejak saat semula, yang diturunkan melalui pembawa sifat yakni percampuran dari kromosom berasal dari ayah dan ibu. Perkembangan yang wajar tergatung dari kesempatan yang baik dalam lingkungan keluarga individu. Namun hal ini kemungkinan sulit akan didapat oleh anak remaja, karena pada masa ini remaja cenderung menutup diri terhadap lingkungan keluarganya. Jadi apabila lingkungan keluarga tidak memberikan kesempatan yang optimal, seperti lingkungan keluarga yang broken home, tidak ada komunikasi namun terjadi kesimpangsiuran, hal ini sangat berdampak negatif pada proses perkembangan anak remaja. Oleh karena itu lingkungan keluarga tidak boleh diabaikan karena berperan dalam mengarahkan proses perkembangan.
Pengaruh lingkungan terlihat dari cara berpakaian, penggunaan bahasa, cara berpikir maupun perbuatannya. Jika lingkungan sosial tersebut bagus tidak masalah, namun jika berpengaruh negatif, dapat menghambat dan merugikan proses perkembangan. Keadaan iklim, cuaca, keadaan tanah daerah tinggal inidividu dibesarkan juga perpengaruh terhadap perkembangan.

Read at 30 November 2015 (p. 36-74)
BAB V
PERKEMBANGAN FISIK

Remaja dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan secara fisik namun remaja tidak menyadarinya. Perubahan yang terjadi pada diri mereka menjadi kerisauan bagi mereka atau suatu kelainan. Perasaan yang menggelora dalam menguasai dirinya tidak dapat di kendalikan. Pada masa inilah remaja akan canggung untuk bergaul dengan temannya. Perkembangan fisik remaja wanita lebih cepat dari pada perkembangan fisik laki-laki. Perkembangan seksualitas remaja terdiri dari perkembangan seksualitas primer dan sekunder. Perkembangan seksualitas primer adalah peralatan perkelaminan dalam yang menunjukkan jenis laki-laki atau perempuan. Sedangkan tanda seksualitas sekunder adalah tanda sifat kelelakian dan kewanitaan yang nampak dari luar. Remaja wanita 2 tahun lebih cepat mengalami perkembangan fisik dari remaja pria. Oleh karena itu perlu memperhatikan umur kronologis dan umur perkembangan. Umur kronologis adalah umur remaja dihitung sejak lahir dalam jumlah tahun dan bulannya. Umur perkembangan menunjukkan sampai dimana kemajuan perkembangan seseorang pada suatu saat. Remaja pria akan mengejar ketinggalan mereka dalam masa percepatan pertumbuhan, karena kecepatan penambahan tinggi badan jauh lebih besar daripada rata-rata kecepatan penambahan tinggi badan remaja wanita.

BAB VI
PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL

Pada remaja wanita umur 9-11 tahun sudah mulai timbul tanda-tanda pertama kematangan seksuil yakni pembesaran payudara, kemudian pertumbuhan rambut di daerah kemaluan bagian luar dan ketiak. Menarche atau kedatangan haid pada pertama tidak berarti perlengkapan alat berkembangbiak sudah sempurna. Kadang-kadang siklusnya juga belum teratur atau dapat berubah-ubah. Sementara bagi remaja pria proses kematangan seksuil mulai antara 11 dan 15 tahun. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan buah pelir dan zakar. Pada umumnya remaja menyadari perubahan yang dialami mereka, terutama dalam hal penampilan. Namun banyak yang memperhatikan perubahan tubuhnya sebagai hal yang ganjil dan selalu membingungkan mereka.
Pada masa perkembangan remaja, perkembangan kebutuhan seks dan pembentukan peranan jenis berjalan sejajar dan menentukan akan menjadi wanita atau pria. Pada suatu saat tertentu para remaja akan mengalami keraguan akan bakat kelaki-lakian dan kewanitaan. Dan pada umumnya demi menghilangkan keragu-raguan tersebut dengan memilih jalan memilih peranan jenis kelamin yang sesuai dengan pandangan umum dan penilaian masyarakat.

BAB VII
PERKEMBANGAN INTELLEK

Istilah Intelegensi merupakan kemampuan dalam menyesuaikan diri pada tuntutan baru yang di bantu dengan fungsi berpikir. Dalam hal ini perkembangan intelegensi seseorang di pengaruhi oleh keadaan lingkungan dan perkembangan pola pikirnya. Seorang remaja dengan kemampuan berpikir abstrak menunjukkan perhatiannya terhadap kejadian dan peristiwa-peristiwa yang tidak konkrit. Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi yang akan datang nyata dalam pikirannya, yaitu perihal keadaan diri yang mencerminkan sebagai suatu kemungkinan bentuk kelak di kemudian hari.

BAB VIII
CIRI-CIRI UMUM MASA REMAJA

Ketika remaja mengahadapi tantangan dalam masyarakat, membuatnya bimbang mengambil suatu pilihan. Semakin majemuk keadaaan suatu masyarakat akan semakin sulit ia mengambil keputusannya. Demikian juga halnya dalam pengelompokan dalam masyarakat membuatnya semakin sulit diketahui dan karena itu semakin tidak dapat juga diketahui corak khusus yang dimiliki kelompok. Cara yang dapat dilakukan dalam usaha mencari ciri khas remaja dan pengawasannya dalam kelompok dapat dikalukan dengan melakukan pengamatan baik terhadap si remaja itu sendiri maupun terhadap remaja dalam hubungan dengan lingkungannya. Masyarakat yang ada di sekitar remaja berperan penting dalam menemukan jati diri remaja tersebut dan memberi corak khusus sesuai dengan keadaan masyarakat tersebut. Keanekaragaman suku, budaya dan bahasa yang ada di sekitar remaja membuatnya bimbang dalam menentukan sikap. Untuk itu seorang remaja akan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya sehingga ia di terima dengan baik.

Read at 05 December 2015 (p. 75-92)

BAB IX
KECANGGUNGAN REMAJA

Banyak para orang tua atau masyarakat yang ada di sekeliling remaja, ketika remaja tersebut sudah mencapai tinggi badan seperti orang dewasa maka mereka berpikir bahwa remaja tersebut sudah dapat di beri tugas sama seperti orang dewasa, dan ketika remaja tersebut membuktikan kedewasaannya orang tua, masyarakat dan para pendidik lainnya seringkali tidak merasa puas, sehingga remaja tersebut merasa canggung bergabung dalam dunia orang dewasa. Remaja tidak ingin kehidupannya di samakan dengan anak kecil, mereka sudah ingin membuktikan kedewasaannya dengan jalan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan orangtua dirumah dan para pendidik di sekolah, tetapi hanya omelan belaka yang diperoleh. Kesalahan dalam tingkah laku remaja, sering dirasakan sebagai suatu sebab hilangnya harga diri atau merosotnya gengsi remaja. Pergaulan bagi mereka dapat menimbulkan persoalan bila mereka kurang bijaksana dalam memilih teman bergaul.
Remaja yang sering merasa canggung dalam kalangan masyarakat yang, akan mengabungkan diri dalam kelompok teman-teman sebaya. Kecanggungan yan dirasakan oleh semua anggota kelompok tidak lagi menjadi masalah bagi mereka. Kelemahan dan kekurangan dalam hal kesanggupan dan kemampuan tidak lagi menimbulkan perasaan diri kurang.

BAB X
PERKEMBANGAN IDENTITAS DIRI

Kepribadian seorang remaja sebelum masa remaja turut menentukan perkembangan remaja selanjutnya. Kemampuan remaja untuk berdiri sendiri menentukan bagaimana derajat penganggapan mereka terhadap lingkungan. Tujuan utama dalam perkembangan remaja adalah mereka dapat menemukan identitas diri. Identitas merupakan suatu persatuan. Persatuan yang terbentuk dari azas-azas, cara hidup, pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup selanjutnya. Seorang remaja harus menjadi seorang individu yang dapat berdiri sendiri, akan tetapi tetap harus dapat membina hubungan yang baik dengan lingkungannya. Cara hidup seseorang sangat tergantung dari peranan sosial sehari-hari, sebaliknya cara seseorang menjalankan peranan sosial sangat dipengaruhi oleh cara hidupnya sendiri. Perkembangan kepribadian remaja menentukan faktor penting untuk perkembangan identitasnya yaitu:
1.      Kepercayaan diri yang sudah dibentuk pada tahun pertama, yang diperoleh dari perlakuan orang yang merawat, mengasuh dan memenuhi segala kebutuhannya.
2.      Sikap berdiri sendiri sudah mulai dibina sejak tahun kedua dan ketiga dimana anak sudah mulai menjelajahi lingkungan sekitarnya dan banyak memperlihatkan keinginan.
3.      Keadaaan keluarga dengan faktor-faktor yang menunjang identifikasi, dimana orang tua dapat merupakan tokoh identifikasi bagi anak yang sejenis untuk memperoleh peranan jenisnya.
4.      Kemampuan remaja sendiri, taraf kemampuan intellek para remaja, menentukan bagaimana derajat penanggapan mereka terhadap lingkungan.

Read at 06 December 2015 (p. 93-117)

BAB XI
MASALAH MORALITAS PADA REMAJA

Sebelum anak memasuki masa remaja, kehidupannya teratur dan mengikuti tata cara tertentu. Setelah memasuki masa remaja, maka terasa seolah-olah “kehilangan kemudi”, kehilangan arah. Tindak-tanduknya acapkali mengalami tantangan baik dari teman sebaya maupun generasi yang lebih tua. Pada masa ini seorang remaja sering bersikap kritis dan menentang nilai-nilai dan dasar-dasar hidup orangtua.Perubahan tingkah laku remaja dari awalnya baik dan penurut tiba-tiba berubah menjadi suka melawan sebenarnya tidak akan selamaya itu berlangsung. Perkembangan moral bertalian dengan proses kemampuan menentukan suatu peran dalam pergaulan dan menjalankan peran tersebut. Kemampuan berperan memungkinan individu menilai berbagai situasi sosial dari berbagai sudut pandang. Dengan perkembangan moral, cara berperan semakin luas. Semakin bertambah banyak peran yang dipegang, semakin banyak pengalaman yang merangsang perkembangan moral. Kelompok keluarga dapat menyokong perkembangan moral dengan cara mengikutsertakan anak dalam beberapa pembicaraan dan dalam mengambil keputusan keluarga.

BAB XII
PANDANGAN MASYARAKAT DAN CARA BERPERAN

Seorang remaja harus belajar berbagai hal untuk dapat memenuhi tugas-tugas peranan sosial dewasa yakni dari ketergantungan total kepada orang tua dan para pendidik menjadi bebas dari mereka dengan bertangung jawab sendiri. Untuk menekankan hubungan remaja dengan pandangan masyarakat, maka perlu diperhatikan peran yang diharapkan oleh masyarakat, yaitu: Peran merupakan norma dan harapan mengenai tingkahlaku seseorang; Norma dan harapan yang dimiliki oleh orang di lingkungan dekat dengan individu itu; Norma dan harapan tersebut memang diketahui dan didasari oleh individu yang bersangkutan.

BAB XIII
ARTI KELUARGA DALAM BELAJAR BERPERAN

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan remaja tentang peningkatan rasa percaya diri, arti kehangatan dan keakraban dan memberikan kesempatan untuk memperkembangkan kemampuan-kemampuan yang diperlukan. Sebagai orang tua haruslah memberikan kasih sayang dan kebebasan dalam bertindak sesuai dengan umur dan mempercayakan tanggung jawab kepada anak, sehingga kelak ia bisa menjadi lebih mandiri.

Read at 07 December 2015 (p. 118-148)

BAB XIV
KERENGGANGAN HUBUNGAN ANTARA REMAJA
DAN ORANG TUA

Kesimpang siuran hubungan orang tua dan anak remajanya karena para remaja merasa tidak dimengerti oleh orang tuanya dan diperhadapkan pada pandangan dan pendapat yang berbeda. Remaja yang sudah mengenal dunia luar sudah banyak menghabiskan waktunya bersama-sama dengan teman dalam pergaulannya. Kerenggangan merupakan akibat perkembangan yang dialami pada masa remaja.

BAB XV
MASALAH PENYALAHGUNAAN (KECANDUAN) OBAT-OBATAN

Kecanduan biasanya dimulai dengan peristiwa perkenalan pertama dengan obat-obatan, karena ajakan teman dan karena tidak mau dianggap pengecut oleh teman-temannya. Kemudian sering digunakan karena tubuh yang menuntut, sehingga pemakainya dipaksakan secara teratur. Perasaan senang akan hilang bila daya kerja obat-obatan sudah habis, namun setiap obat mempunyai efek yang berbeda-beda. Cara mengatasi kecanduan ini adalah menuntun mereka agar tidak ketagihan dari tubuh, melakukan pembinaan dan bimbingan dalam perkembangannya menuju remaja yang mempunyai tujuan hidup dan memperkuat imannya kepada Tuhan.

BAB XVI
MENANGGULANGI MASALAH KENAKALAN REMAJA


Dalam penanggulangan kenakalan remaja, sangat diperlukan pendidikan mental. Pendidikan mental merupakan tangung jawab orang tua dan anggota keluarga lainnya yang sudah dewasa. Disekolah pendidikan mental ini khususnya dilakukan oleh guru pembimbing atau psikolog sekolah bersama para pendidik lainya. Usaha para pendidik harus diarahkan terhadap si remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja baik dirumah maupun di sekolah. Remaja diharapkan akan menjadi pribadi yang dewasa, kuat, sehat badanya dan rohaninya, teguh dalam kepercayaan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air. Melalui pembinaan yang terarah para remaja akan mengembangkan dirinya dengan mencapai hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosinya. Dalam hal ini peranan orang tua di rumah dalam memberikan teladan yang baik terhadap remajanya akan sangat mempengaruhi tingkah laku remaja tersebut. Usaha yang di lakukan dalam penanggulangan kenakalan remaja adalah di tunjukkan kearah tercapainya kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar