Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VII (TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA)

TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kemurahan-Nya tugas makalah ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada pembina mata kuliah Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga, Paskah Parlaungan Purba, M.Pd.K, sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Tidak lupa kelompok mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh mahasiswa.

Kelompok memohon kepada bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas presentase ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.


Batam, November 2015



Hormat Kami
Roy Damanik

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Keluarga adalah perkumpulan yang terkecil, tetapi pembentukan yang paling penting Tuhan menciptakan kehidupan manusia untuk memenuhi bumi berasal dari keluarga Adam dan Hawa yang diperintahkan Allah membentuk suatu keluarga dengan perintah mentaati perintah-Nya, memenuhi bumi dan merawatnya serta keluarga yang pertama dibumi diperintahkan untuk bertambah banyak guna memenuhi bumi. Dengan Tujuan yang baik untuk kemuliaan Allah.
Dalam makalah ini akan  membahas bagaimana pentingnya keluarga untuk memberikan perlindungan dan karakter anggota keluarga, apa yang seharusnya dilakukan oleh keluarga dan bagaimana orangtua memberikan pendidikan kepada anak-anak, agar perkembangan anak bukan hanya secara fisik tetapi perkembangan Rohani, perhatian yang baik dari orangtua akan mendukung tingkat kedewasaan, pentingnya hubungan juga menjadi peranan yang penting dalam keluarga, waktu juga mendukung hubungan dalam keluarga, karena pentingnya kebersamaan, dalam makalah ini juga akan dijelaskan pagaimana pendampingan yang baik dalam kerohanian, saat teduh dan hubungan keluarga yang dekat kepada Tuhan akan meningkatkan keutuhan serta bagaimana keluarga dapat menjadi teladan bagi keluarga yang lain khusus keluarga yang belum mengenal Kristus dan menjadi contoh kehidupan yang harmonis. Tuhan menginginkan keluarga yang harmonis dalam sikap dan perbuatan untuk kemuliaan Tuhan.

  
BAB II
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA

Lembaga masyarakat yang paling kecil tetapi penting adalah keluarga. Ketika Tuhan Yesus hadir di dunia, Dia tinggal di sebuah keluarga yang takut akan Tuhan, memiliki orangtua yang bernama Yusuf dan Maria mendapatkan pendidikan dengan baik oleh keluarga, pentingnya pendampingan untuk meningkatkan kerohanian, Tuhan Yesus juga selain pendidikan dalam lingkungan keluarga tetapi juga pendidikan formal bahkan mengenal tradisi dam budaya, untuk sekarang ini pentingnya pendidikan dalam keluarga karena tanpa pendidikan yang cukup maka pertumbuhan rohani seorang anak akan mengalami karakter yang jauh dari Kristus.
Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in the House memberikan gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi salah satunya ialah keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat untuk memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal kearah Kristus Yesus.[1]
Kelurga yang baik juga harus mempertimbangkan tempat untuk tumbuh kembang anak. Seorang anak membutuhkan adaptasi dengan lingkungan, jika lingkungan tidak mendukung maka anak akan mengalami pertumbuhan rohani yang sulit berkembang. Kondisi lingkungan keluarga angat penting, jika anak berada pada lingkungan keluarga yang sering berkonflik maka anak akan mudah mengikuti apa yang dilihat. Keluarga harus memiliki komunikasi yang cukup untuk memberikan perhatian kepada setiap anggota terlebih anak yang selalu membutuhkan perhatian dari orangtua. Menjaga komunikasi dengan sopan kepada siapapun terlebih anggota keluarga merupakan didikan yang harus diajarkan oleh keluarga, bagaimana cara berkomunikasi terhadap orang lain, kepada yang lebih tua, kepada orangtua. Bimbingan perlu dilakukan orangtua kepada anak, yakni cara penyampaian berkomunikasi dan nada berkomunikasi untuk menghargai oranglain.
Orangtua selain mengajarkan bagaimana berkomunikasi yang baik kepada anak, perlunya kerjasama orangtua ayah dan ibu harus memiliki peranan masing-masing sesuai tetapi memiliki satu kesatuan dalam membimbing. Orangtua tidak membeda-bedakan setiap pribadi anak dan tidak pilih kasih. Seorang ayah mempunyai peranan yang penting dalam keluarga. Ayah adalah kepala keluarga yang harus mendidik anak. Anak laki-laki memerlukan model yaitu ayahnya[2] dan anak perempuan memerlukan model yaitu ibunya, jika keluarga salah mendidik anak karakter akan terbawa hingga dewasa dan sulit untuk merubahnya. Cara memperlakukan seorang anak sangat penting, kegagalan orangtua dalam memperlakukan seorang anak dapat berakibat fatal.
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggungjawab orangtuanya[3]. Keluarga merupakan lingkungan yang terutama melakukan pembentukan sosial anak, untuk menentukan tujuan seorang anak dan tempat tumbuh kembang yang baik. Memberikan kasih sayang, rasa aman, ramah terhadap anak, harus tertanam dalam prinsip keluarga. Keluarga menjadikan keamanan dan kenyamaan seorang anak agar terjadinya keakraban. Ketika seorang anak merasa terancam dan takut terhadap lingkungan di luar keluarga, keluarga sanggup memberikan perlindungan, itu menjadi perintah Tuhan ketika manusia di ciptakan, karena didalam keluarga seorang anak menemukan arti dan fungsinya ia ada dalam dunia. Keluarga menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spiritual[4].
Seorang anggota keluarga membutuhkan dukungan dari keluarga dalam hal kepercayaan, ketika lingkungan diluar keluarga, sekolah, masyarakat dan teman sebayanya sulit menyimpan rahasia seorang anak dan apa yang dikatakan tidak dipercaya oleh orang lain, keluarga mampu mendengar dan menyimpan kepercayaan serta mengarahkan dan memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan ketika anak-anak mengalami masalah. Keluarga memberikan perhatian dan mendengar secara serius karena apa yang menjadi beban seorang anak merupakan beban keluarga yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Memberikan kekuatan untuk menghadapi setiap masalah dengan mengenalkan Tuhan yang sanggup mengatasi setiap persoalan, mendiskusikan permasalahan untuk menyelesaikan dengan baik, memberikan waktu untuk menyelesaikan secara cepat dan penuh pertimbangan mengajarkan anak dalam hal emosional agar anak-anak terlatih dalam menyelesaikan masalah itu sangat penting. Keluarga terutama orangtua perlu mengenal karakter setiap anak, apa yang harus dilakukan ketika anak mengalami masalah, apa yang anak sukai misalnya berekreasi, menyalurkan hoby, bersantai, kreatifitas itu sangat penting untuk diketahui oleh orangtua, agar orangtua memiliki pendekatan kepada setiap anak. Penyegaran dalam keluarga sangat penting, berekreasi sangat diperlukan itu juga merupakan pendidikan yang harus dilakukan, keluarga memiliki waktu yang rutin untuk saat berekreasi bisa dilakukan  kesepakatan. Hubungan menjadi lebih baik ketika ada waktu-waktu yang baik untuk menghilangkan rasa jenuh dalam pekerjaan, dan membutuhkan waktu yang lebih santai, keharmonisan akan lebih terjamin. Ketika anak mendapatkan tekanan dari keluarga terlebih orangtua, anak tersebut akan lebih banyak diam, “kebudayaan bisu” ditandai oleh tidak adanya dialog dan komunikasi antar anggota keluarga[5]. Mempertahankan diri dan lebih banyak menghindar mengasingkan diri dari orang lain, bila orang tua tidak memberi kesempatan dialog dan komunikasi, anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan masalah-masalahnya dan membuka diri. Mereka lebih baik berdiam diri saja.
Orangtua tentu harus berusaha dengan segala cara untuk memperlakukan anaknya secara adil, benar dan penuh dengan kasih sayang[6]. Tuhan Yesus memerintahkan kepada setiap anak untuk mentaati orangtua, baik maupun buruk sikap orangtua. Tuhan juga memperintahkan kepada orangtua untuk mendidik anak dengan didikan yang benar, orangtua harus adil kepada setiap anak memberikan kasih sayang yang sama. Pendidikan kepada anak dapat dilakukan dengan hal sederhana misalnya cara berpakaian untuk lebih sopan, penting bagi anak untuk berpakaian, apalagi seorang anak wanita, karena menunjukan kepribadian yang baik dengan berpakaian yang sopan, dan menjauhkan dari tindak kekerasan.
Pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh pendidikan lainnya,[7] setiap keluarga harus mengajarkan dasar pendidikan yang benar. Sejak usia anak-anak harus diajarkan pentingnya pendidikan agama. Dengan metode melatih membaca Firman Tuhan kepada setiap anak, menjelaskan arti Firman Tuhan. Mempunyai waktu berpuasa dan berdoa bersama-sama untuk mengajarkan pentingnya pendidikan agama, dengan begitu anak akan terbiasa hidup seperti Kristus. Pendidikan agama berperan penting sebagai dasar utama, karena banyak pemimpin yang sekarang memimpin tidak takut akan Tuhan walaupun memiliki kepandaian dalam ilmu pendidikan, tetapi dasar keagamaan tidak menjadi pokok utama sehingga berani menyebabkan kesengsaraan orang lain, terlebih kepada Tuhan.
Orangtua harus memiliki sikap yang baik kepada setiap  anak dengan memperlakukan setiap anak itu sesuai keunikannya. Orangtua tidak boleh mematahkan semangat anak-anak mereka.[8]  “jangan bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu” (Efesus 6:4). Alkitab mengajarkan pentingnya orangtua memahami hati setiap anak, dengan begitu akan menghindari kesalahan, rasa sakit hati, dendam kepada orangtua. Didikan yang terlalu tegas dan penuh kekerasan bukan mendidik tetapi menyebabkan semangat anak terhadap orangtua semakin sulit dikontrol. Terlalu banyak aturan tetapi terkadang orangtua melakukan hukuman yang sangat keras dan hukuman fisik akan mematahkan semangat anak dan akan memberontak kepada orangtua. Orangtua penting untuk memegang janji dan kata-katanya, jika tidak anak-anak dalam keluarga berpendapat orangtua tidak konsisten dalam memegang janji serta apa yang telah di ucapkan. Orangtua bukan bos yang selalu memberikan perintah dan aturan serta kewenangan dalam keluarga, bukan untuk melakukan penindasan kepada anak kandung maupun anak adopsi yang Tuhan telah titipkan.  Karena Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada orangtua dari setiap perlakuannya. Kekuasaan orangtua penting untuk mengambil setiap keputusan yang benar, tetapi bukan untuk memenuhi kebutuhan egonya.
Orangtua juga penting mengontrol perkembanganan anak dalam hal media, acara yang ada di Televisi tidak semua membangun kedewasaan anak. Anak memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda-beda, dengan adanya internet makin banyak pengaruh yang akan mempengaruhi bagaimana seorang anak itu bergaul. Kejelian orangtua dalam membanagun hubungan sangat penting agar mengetahui apa yang di sukai oleh anak. Pengaruh orangtua seratus persen terjadi ketika anak masih bayi, tetapi dengan pertumbuhan kedewasaan, mulai memilih pergaulan yang disesuaikan dengan usianya. Sekolah juga mempengaruhi, kenakalan remaja dapat terjadi dipengaruhi oleh lingkungan, media yang banyak menayangkan kekerasan dan media yang buruk mengakibatkan sifat yang tidak baik. Keluarga yang ingin berhasil, dapat memulainya dengan tiga langkah berikut ini: Pertama, tidak boleh meremehkan keluarga sendiri; Kedua, harus meneliti waktu yang sebenar-benarnya disisihkan untuk keluarga; Ketiga, tiap minggu harus melakukan sesuatu dengan keluarga sebagai suatu keseluruhan, dan dengan masing-masing anggota keluarga secara individu[9].
Anggota keluarga harus memahami, bahwa anggota keluarga berada pada tempat yang tepat, keluarga yang harmonis penuh cinta kasih sayang, anak akan merasa nyaman dengan kondisi keluarga yang rukun, sehingga tidak iri hati dengan keluarga lain. Anak merasa betah dirumah, kebersamaan sangat penting dengan adanya jadwal mingguan. Ada dua hal penting yang harus dilakukan dalam keluarga agar keluarga tersebut dapat bertumbuh secara rohani menuju kepada kedewasaan penuh, yaitu : kebaktian keluarga dan saat teduh.[10] Kebersamaan sangat penting apalagi dengan hal yang menyenangkan tidak akan membuat jenuh dan bosan dalam keluarga, persekutuan dalam keluarga untuk saling membangun dan memotivasi sangat perlu dilakukan. Kebaktian sederhana dalam keluarga perlu dilakukan dengan menentukan waktu yang tepat, agar semua anggota keluarga dapat hadir, dalam seminggu satu kali sangat membangun kedekatan terutama dengan anak, perlunya permainan dan game untuk menghilangkan kejenuhan, kereatifitas perlu dibangun, saat teduh juga sangat penting untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap pagi hari sangat baik sebelum melakukan aktifitas terlebih dahulu memohon bimbingan Tuhan. Keluarga yang harmonis dan takut akan Allah adalah menjadi dambaan setiap anggota keluarga, Allah menghendaki umat-Nya hidup penuh kasih, agar mencerminkan kasih Kristus


BAB III
KESIMPULAN

Keluarga adalah cerminan Kristus, oleh karena itu Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga sangat penting, agar setiap orangtua mengerti bagaimana memperlakukan dan cara pendampingan kepada setiap anggota keluarga. Orangtua yang baik yang memiliki waktu kepada anggota keluarga, untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan keluarga, komunikasi sangat penting  dalam keluarga. Saling mengampuni bila ada kesalahan menjadi hal yang utama, agar tidak menimbulkan dendam apabila ada kesalahan, keluarga harus menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak. Keluarga yang berpendidikan sangat penting. Orangtua harus memperhatikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak. Keluarga yang mencerminkan kasih Allah akan terlihat ketika setiap anggota menghargai dan menghormati orangtua, orangtua menddidik anak dengan penuh hikmat yang bertujuan untuk memuliakan Allah. Keluarga yang takut akan Allah adalah keluarga berkenan kepada Allah.
  

DAFTAR PUSTAKA

Kristianto, Paulus Lilik: Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: Andi, 2006).

Christenson, Larry: Keluarga Kristen (Semarang: Betania, 2011).

Enklaar, I.H.; E.G. Homrighausen: Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005).

Leigh, Ronald W.: Melayani Dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan Bagi Pendeta Dan Kaum Awam (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007).

Mulyono, Y. Bambang: Mengatasi Kenakalan Remaja Dalam Persfektif Pendekatan: Sosiologis, Psikologis, Teologis (Yogyakarta: Andi, 1986).
                       



[1] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: Andi, 2006), 139.
[2] Ibid, Paulus Lilik ..., 146.
[3] Y. Bambang Mulyono, Mengatasi Kenakalan Remaja Dalam Persfektif Pendekatan: Sosiologis, Psikologis, Teologis (Yogyakarta: Andi, 1986), 40.
[4] Ibid, Y. Bambang Mulyono ..., 41.
[5] Ibid, Y. Bambang Mulyono ..., 45.
[6] Larry Christenson, Keluarga Kristen (Semarang: Betania, 2011), 53.
[7] E.G. Homrighausen, I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 130.
[8] Ronald W. Leigh, Melayani Dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan Bagi Pendeta Dan Kaum Awam (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 120.
[9] Ibid, Ronald W. Leigh ..., 110.
[10] Ibid, Paulus Lilik Kristianto ..., 151.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar