Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VII (TUGAS LAPORAN BACAAN, BUKU: ALKITAB BUKAN TEKA-TEKI Ulasan Kritis Tafsiran Nubuat Akhir Zaman)

TUGAS LAPORAN BACAAN
 BUKU: ALKITAB BUKAN TEKA-TEKI
Ulasan Kritis Tafsiran Nubuat Akhir Zaman

Puji dan Syukur kepada Yesus Kristus, karena atas pertolongan-Nya Tugas Laporan Bacaan ini dapat terselesaikan. Laporan Bacaan ini saya sampaikan kepada pembina mata kuliah Dogmatika 6 “Eskatologi”, Dr. Martomo Wahyudianto, MACE.,M.Th, sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Adapun buku yang dijadikan sebagai Tugas Laporan Bacaan, adalah:



Judul Buku                  : Alkitab Bukan Teka-Teki
 “Ulasan Kritis Tafsiran Nubuat Akhir Zaman”
Penulis                         : T. J. Boersma
Penerbit                       : Momentum - Surabaya
Jumlah Halaman          : 218 Halaman



BAB I
PANDANGAN LINDSEY MENGENAI AKHIR ZAMAN

Lindsey adalah seorang penganut premilenialisme. Premilenialisme percaya bahwa kedatangan kerajaan seribu tahun terjadi setelah kedatangan Kristus yang kedua kali, lamanya 1000 tahun dan bertempat dibumi. Pemerintahannya akan bersifat teokratis dengan kehadiran pribadi Kristus yang memerintah sebagai raja. Kedatangan seribu tahun dipandang oleh aliran ini bersifat harafiah, para penganut premilenialisme percaya bahwa perjanjian kepada Abraham mengenai tanah dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat belum digenapi tetapi akan digenapi pada masa seribu tahun (Kejadian 15:18). Lindsey dalam bukunya mengemukakan tentang “perang besar yang terakhir”. Menurut Lindsay, perang ini akan mendahului kedatangan kembali Yesus Kristus. Pandangan Lindsay mengenai peristiwa-peristiwa yang dilukiskan kitab Wahyu yaitu Wahyu 1-3, menunjuk pada “keadaan sekarang” gambaran dari ketujuh jemaat. Dalam pasal 4 dan 5 menggambarkan pendahuluan dari penghakiman yang akan datang. Lindsay membedakan kedatangan Kristus menjadi dua, yakni: Pertama, kedatangan Kristus di angkasa dan secara tersembunyi, seperti pencuri pada malam hari; Kedua, kedatangan Kristus di dalam kuasa dan kemuliaan-Nya yang akan dilihat oleh setiap mata.

BAB 2
METODE PENAFSIRAN ALKITAB

Suatu nubuatan menunjuk kepada beberapa peristiwa yang akan datang; yang dalam penggenapannya akan ada jarak waktu diantara peristiwa-peristiwa itu. Nubuatan mengenai kedatangan dan karya Kristus, seringkali dilukiskan dengan istilah-istilah yang menunjuk kepada kelepasan. Kita yang hidup dalam Perjanjian Baru dapat mengerti segala unsur nubuatan yang sudah digenapi dan dapat menafsirkan nubatan yang sisa dalam terang yang sama, yaitu berdasarkan Kristus; berdasarkan kedatangan-Nya yang pertama dan karya-Nya untuk melepaskan kita.
Hal Lindsey memilih untuk menafsirkan nubuat nabi-nabi secara harafiah karena menurutnya hanya melalui penafsiran yang bersifat harafiah ini, kita dapat mengetahui semua yang akan terjadi. Lindsey menafsirkan bahwa Kristus akan memegang kuasa raja dalam kerajaan Seribu Tahun. Metode penafsiran harafiah yang dilakukan Lindsey dipengaruhi oleh pandangan akan Kerajaan Seribu Tahun. Lindsey mengemukakan bahwa Alkitab berbicara mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang. Jadi ada banyak hal nubuat yang belum dipenuhi dan yang menunjuk pada hal-hal yang akan terjadi pada akhir zaman. Pengertian nubuat tidak diberikan agar kita mengadakan segala macam perhitungan mengenai rencana Tuhan pada zaman terakhir.
Istilah “pada hari-hari yang terakhir” biasanya tidak menunjuk akhir zaman dunia. Istilah ini dipakai secara mutlak dalam arti “dikemudian hari” atau “diwaktu-waktu yang akan datang”. Untuk menentukan secara teliti waktu yang dimaksudkan dengan “pada hari-hari yang terakhir”, kita perlu memperhatikan konteks dan keadaan historis yang kongkret. Acapkali akan menjadi jelas bahwa nubuat itu menunjuk pada pengembalian bangsa Israel dari Babel dan Asyur. Kadang dari situ dapat ditarik garis penghubung kepada masa Mesias yang akan datang. Kadang-kadang garis ini dapat ditarik lebih jauh lagi, yaitu kepada zaman dunia ini.
  
BAB 3
WAHYU, KITAB YANG TERAKHIR

Nubuat memberi penyataan mengenai peristiwa-peristiwa yang sudah, atau yang sedang, atau yang akan terjadi, dan demikian pula halnya dengan Wahyu kepada Yohanes ini. Kitab Wahyu memberikan nubuat mengenai waktu sekarang ini. Misalnya, penguaraian keadaan ketujuh jemaat di Asia Kecil. Tetapi, kitab ini terutama menubuatkan zaman yang akan datang. Yohanes telah mendapat tugas, “... tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang, maupun yang akan terjadi sesudah ini.” (Wahyu 1:19). Apa “yang telah” Yohanes lihat. Itulah yang dilukiskannya dalam pasal 1. “Yang terjadi sekarang”, menunjuk kepada keadaan ketujuh jemaat, diuraikan Yohanes di dalam pasal 2 dan 3. Dan “yang akan terjadi sesudah ini”, ditulis dari mulai pasal 4 hingga pasal 21.
Kitab Wahyu melukiskan kedatangan Yesus melalui sejarah yang dilukiskan mengenai nubuat tentang “semuanya yang akan terjadi sesudah ini”. Wahyu menjangkau seluruh masa Perjanjian Baru, yaitu sejak kenaikan Yesus ke Sorga, pencurahan Roh Kudus, sampai kepada kedatangan Kristus kembali. Kenaikan Yesus dan pencurahan Roh Kudus merupakan permulaan dari “hari-hari yang terakhir”. Kitab Wahyu merupakan kitab yang memperlihatkan kepada kita sejarah dunia sejak kenaikan Kristus sampai kepada kedatangan-Nya kembali. Kitab Wahyu bukanlah penguraian sejarah yang akan datang karena nubuat-nubuat di Alkitab mempunyai sifat yan berbeda. Wahyu memang memberikan nubuat-nubuat kepada kita tetapi kitab Wahyu bukanlah sebuah horoskop.
           
BAB 4
KERAJAAN SERIBU TAHUN?

Setelah Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang unik, yang sejati dan yang benar, disembelih di kayu salib, tidak ada lagi Bait Allah, tempat penyembelihan domba-domba. Menurut kehendak Tuhan, hilanglah Bait Suci dari Yerusalem. “Teokrasi Israel” telah diturunkan, tidak ada lagi takhta Daud di kota Yerusalem. Takhta itu tidak akan ada di tempat itu karena “takhta Daud” sudah pindah ke sorga, yaitu takhta yang diatasnya Kristus duduk. Yesus sendiri sudah menyatakan hal itu kepada Mahkamah Agama (Matius 26:64; pengenapan nubuat Mazmur 110). Pada masa yang lampau keselamatan hanya untuk Israel, bukan untuk orang kafir. Tetapi sekarang (pada waktu Paulus hidup), Allah tidak membalikkannya menjadi: keselamatan hanya untuk orang kafir, tidak untuk Israel. Banyak orang kafir masuk ke dalam gereja, tetapi melalui itu Allah juga menarik umat-Nya yang lama untuk masuk dan menerima kasih karunia-Nya. Pada saat orang kafir masuk, orang Yahudi pun masuk, meskipun “beberapa orang” saja (Roma 11:14).
Berbicara tentang kerajaan 1000 tahun, Hal Lindsey memberikan versi berbeda yaitu bahwa pengangkatan para orang percaya (pengangkatan jemaat) dari bumi ke sorga. Jemaat ini akan diangkat secara tiba-tiba dari tengah-tengah keberadaan mereka dan selama tujuh tahun Kesusahan Besar mereka akan membentuk jemaat di sorga. Itulah menurut Lindsey, kedatangan Kristus kembali, ketika Ia mengangkat semua orang yang beriman. Baru pada kedatangan-Nya yang kedua dimulailah Kerajaan Seribu Tahun yang akan disusul oleh penghancuran seluruh bumi, hukuman terakhir dan pengenapan segala sesuatu. Istilah “Kerajaan Seribu Tahun” tidak dimaksudkan sebagai salah satu kerajaan yang teokratis seperti di bumi. Tetapi Kerajaan Seribu Tahun merupakan kemenangan Kristus dan bukan setan yang memegang pemerintahan. Hanya Kristus yang memerintah.
Alkitab berkata bahwa akan datang waktunya Injil akan mengalami kemunduran. Pada waktu itu Iblis mendapat kesempatan untuk memainkan peranannya secara bebas. Akan tetapi bahkan waktu itu sekalipun hanya dapat berlangsung di bawah kontrol Yesus Kristus. Penggodaan-penggodaan itupun tidak dapat menghalangi pekerjaan Kristus. Kristus akan membuktikan bahwa Dialah Raja Agung di atas tahta-Nya di sorga yaitu dengan menurunkan api dari langit yang menghanguskan mereka semua yang mengikut iblis, semua orang yang disesatkan iblis. Dan iblis akan dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang.

BAB 5
MASA KESUSAHAN BESAR?

Masa Tujuh Tahun dalam Wahyu 11:2-3, yang kita sebut sebagai hari-hari terahkir, menurut Hal Lindsey merupakan masa yang ditandai dengan peristiwa-peristiwa yang unik. Nubuat mengenai masa ini lebih banyak jumlahnya daripada mengenai masa lain yang disebutkan dala Alkitab. Perhitungan Rasul Yohanes tentang masa ini ialah tujuh tahun, karena ia berkata bahwa paruh kedua dari masa ini ialah 42 bulan (yaitu 31/2 tahun), dan paruh pertama ialah 1.260 hari (yaitu 3 ½ x 360 hari, yang merupakan tahun Alkitab, Wahyu 11:2,3). Penafsiran Lindsey akan wahyu 1 dikaitkan dengan penjelasan Lindsey akan “ tujuh puluh minggu” dari Daniel 9:24. Lindsey berpendapat bahwa satu “masa” adalah satu “minggu” yang terdiri dari tahun-tahun. Artinya, satu masa mengandung 7 tahun. Dengan kata lain, periode yang disebut “tujuh puluh kali tujuh masa” mengandung 70 x 7 tahun = 490 tahun.
Dalam Kitab Wahyu sendiri memberikan kunci untuk dapat menafsirkan arti tujuh masa. Di Wahyu 11, kata “Bait Suci” sekarang mengacu kepada suatu hal lain, tidak kepada Yerusalem. Karena 42 bulan itu merupakan masa yang sama, yang juga disebut sebagai 1260 hari. Periode 42 bulan atau 1260 hari adalah menjangkau seluruh masa kerja Roh Kudus, dari sejak kenaikan Yesus ke Sorga sampai kepada kedatangan-Nya kembali. Selama seluruh masa ini, kedua saksi itu (yaitu kedua pekabar Injil) akan bernubuat dan menyatakan Firman Allah di dalam dunia. Pada masa ini terjadi penganiayaan yang besar bagi gereja.

BAB 6
NUBUAT KRISTUS

Matius 24 berisi nubuatan Kristus. Dalam nubuatan ini Ia mewahyukan keruntuhan Yerusalem, dan Ia memberitahukan semua yang akan terjadi sebelum keruntuhan ini. Pada saat Kristus berkata “diseluruh dunia” Ia tidak bermaksud menunjuk kepada seluruh bumi sampai kepada saat kedatangan-Nya. Disini Ia memakai kata Yunani oikumene. Pada waktu itu oikumene berarti seluruh dunia yang terdiri dari bangsa-bangsa yang hidup disekeliling Laut Tengah. Oleh sebab itu kita dapat menyimpulkan bahwa berita-berita mengenai pekabaran Injil di Matius 24 berkenaan dengan periode sebelum keruntuhan Yerusalem di tahun 70, dan tidak berkenaan dengan waktu-waktu yang lain. Dengan memahami Matius 24 hanya berkenaan dengan periode sebelum keruntuhan Yerusalem, maka kita tidak akan terjebak dalam segala macam perhitungan tanggal kedatangan Kristus kembali.
Istilah “kedatangan Yesus” berbicara tentang aktivitas para murid untuk mengabarkan Injil di “kota-kota Israel”. Pekerjaan inilah yang tidak dapat mereka selesaikan sebelum kedatangan Anak Manusia. Jadi, mereka masih sedang membawa kabar Injil kepada kota-kota di Israel, baru kemudian lihatlah, “kedatangan” Anak Manusia, kota-kota Israel disini bukan hanya kota yang berada di Palestina, tetapi semua kota oikumene waktu itu, dimana disitu ada orang Yahudi.
“Kesudahan dunia ini” melukiskan perubahan yang hebat sekali yang kelak akan datang. Semua yang berkenaan dengan kejatuhan Yerusalem, jika dilihat dalam perspektif nubuatan juga menunjuk kepada kesudahan dunia. Keruntuhan Yerusalem pada intinya sudah mengandung penghabisan dunia. Mengenai perang dan gempa bumi, Yesus menyebutkan peristiwa-peristiwa ini beserta tempatnya dalam rencana-Nya, sebagai tanda sebelum keruntuhan Yerusalem. Hal itu tidak berarti Kristus telah menyatakan kepada kita unsur-unsur program-Nya dan urutan-urutan sebelum Ia datang. Dengan kata lain, perang dan gempa bumi bukanlah sebagai tanda-tanda bahwa kedatangan-Nya sudah lebih dekat.

BAB 7
NUBUAT-NUBUAT ZAKHARIA DAN YERUSALEM YANG LAMA

Zakharia mulai bernubuat dalam tahun kedua pemerintahan Darius, raja Persia. Pada waktu pemerintahannya, orang Yahudi mengalami kesulitan dari pihak musuh mereka. Zakharia melihat beberapa penglihatan yang penuh penghiburan untuk orang-orang Yahudi yang telah pulang dari pembuangan. Misalnya, pembangunan Bait Allah yang pada tahun-tahun pertama selalu kandas. Melalui pekerjaan Zakharia (dan Hagai, pada waktu yang sama) orang-orang Yahudi di dorong untuk membangun rumah Allah. Pada akhirnya mereka harus menyelesaikan pembangunan ini. Dan nasehat Zakharia berhasil: mereka menyelesaikan pembangunannya dalam jangka waktu empat setengah tahun.
Zakharia 12:10-14, Lindsy menyatakan bahwa Zakharia 12:19 menunjuk pada kedatangan Yesus untuk menyatakan diri-Nya kepada semua orang Yahudi yang masih ada di Yerusalem. Ayat 11-14 mengenai kesan dukacita dan pertobatan dari semua mereka yang melihat-Nya, sehingga mereka menerima-Nya sebagai Mesias. Zakharia 13:1-6, Kristus mencurahkan Roh-Nya yang menguduskan jemaat Kristus, maka jemaat ini akan diperbaharui secara radikal. Kelepasan gereja dari Yerusalem Lama dilukiskan Zakharia dalam pasal 14:8-11 yaitu Zakharia melihat seluruh perjalanan bangsa Tuhan di Perjanjian baru, dari kenaikan Yesus ke sorga sampai kepada kedatangan-Nya kembali. Dan ayat 16-19 mencatat bahwa pada hari-hari itu bukan hanya orang Israel yang akan berjalan ke Yerusalem, tetapi mereka dari semua bangsa, “tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, Tuhan semesta alam dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun,” (ayat 16). Dari tempat kediaman orang Kafir mereka akan datang dan bergabung dengan gereja. Dan mereka akan merayakan hari raya Pondok Daun yang digenapkan dalam Yesus Kristus.

BAB 8
NUBUAT YEHEZKIEL MENGENAI GOG

Pada Yehezkiel 37, perumpamaan mengenai tulang-tulang yang amat kering. Lindsey berpendapat bahwa perumpamaan ini juga menunjuk kepada pemulihan Israel secara fisik dan rohani. Secara fisik: Israel menjadi satu bangsa yang hidup di negeri itu. Secara rohani: lahir kembali kerohanian bangsa itu dan mereka akan menerima Kristus sebagai Mesias mereka. Lindsey menunjukkan beberapa cacatan kuno, tetapi dari kutipannya mereka tidak membuktikan bahwa Gog adalah Rusia. Ia menghubungkan kata “Mesekh” dengan kaum “Mosyi”. Kata Mosyi ini berasal kata “Moskow”, ibu kota Rusia. Dan dari “Tubal” datanglah kaum “Tibereni” yang hidup di tepi Laut Hitam. Menurut keterangan ini, bangsa Rusia berasal dari dua kaum ini. Namun ada keterangan yang amat berbeda yang berasal dari bahas ilmu. Mesekh dan Tubal berasal dari Musyku dan Tibarenoi. Seperti yang disebut oleh Herodotus, dua bangsa ini hidup di sebelah tenggara Laut Hitam. Meurutnya tanah Magog terletak kira-kira diantara pantai Laut Hitam dan perbatasan Utara tanah Media.
Gog merupakan kuasa yang letaknya disebelah Tenggara Laut Hitam. Gog bukanlah suatu oknum atau suatu kuasa eskatologis yang masih akan muncul dalam sejarah dunia ini. Secara konkret, Gog dengan sekutu-sekutunya merupakan bala tentara yang besar, yang (atas suruhan Tuhan) maju berperang melawan Israel. Gog sendiri senang melakukan hal ini, sehingga ia sendiri menimbulkan suatu rencana yang jahat: “Pada hari itu timbullah niat dalam hatimu dan engkau membuat rancangan jahat. Engkau berkata: Aku akan bangkit bergerak menyerang tanah dan kota-kotanya tanpa tembok dan akan mendatangi orang-orang yang hidup tenang-tenang dan diam dengan aman tenteram...”. Gog akan maju untuk merampas dan menjarah. Tujuannya Israel, yang baru pulang dari Babel, yang hidup tenang-tenang dan aman.
Yehezkiel 39 bernubuat mengenai kemusnahan Gog secara penuh. Tuhan sendiri yang telah memanggilnya dan memimpinnya dan Tuhan sendiri jugalah yang mengalahkan Gog. Lukisan pemusnahan Gog dalam nubuat Yehezkiel ini menunjuk kepada pemusnahan Antiokhus IV Epifanes. Dipimpin oleh orang Makabe, orang-orang Yahudi telah mengalahkan dia tahap demi tahap. Pada akhirnya penguasa Siria ini dikalahkan orang-orang Yahudi yang hanya berjumlah sedikit. Itulah yang dipimpin Tuhan. Dia bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya.

BAB 9
DARI DANIEL SAMPAI ANTIOKHUS IV EPIFANES

Daniel 11:3 mencatat: “Kemudian akan muncul seorang raja yang gagah perkasa, yang akan memerintah dengan kekuasaan yang besar dan akan berbuat sekehendaknya.” Tak diragukan, “Raja yang gagah perkasa” (setelah Ahasyweros) adalah Alexander Agung, penguasa Kerajaan Yunani-Makedonia. Barangsiapa pandai sejarah akan berkata bahwa nubuat Daniel ini melompati suatu masa yang agak panjang, karena Xerxes I dan Alexander Agung ada jangka waktu 130 tahun lamanya. Tentang Antiokhus IV Epifanes dapat dilihat di Daniel 11, bahwa ia berhasil berperang, terutama karena cara-cara yang licik dan persekongkolan rahasia. (Dan 11:25). Antiokhus pandai sekali dalam hal-hal politik dan diplomatik yang berdasarkan kebohongan (ayat 26 dan 27). Antiokhus IV bertindak jahat di Yerusalem di Bait Allah: mezbah emas, kandil emas dan harta-harta lain, semuanya dirampas Antiokhus Epifanes. Dan inilah awal segala hal jahat yang akan dibuatnya melawan bangsa Israel. Dua tahun kemudian Antiokhus Epifanes sekali lahi menyeraang negeri Selatan. Antiokhus Epifanes benar-benar bermaksud untuk menyudahi Perjanjian Kudus; kehendaknya ialah agar mereka mengenakan kebudayaan dan agama Yunani.
Daniel sendiri tinggal di Babel sampai pemerintahan Koresy, tiga raja akan muncul lagi setelah Koresy, yaitu Kambises, Darius I Histaspes dan Xerxes I, Ahasyweros adalah raja ke-4 yang kekayaannya sangat besar, cukup untuk memobilisasi tentara besar melawan Yunani. Daniel tidak bernubuat mengenai zaman dunia, melainkan mengenai Tuhan yang pada masa Perjanjian Lama akan melepaskan bangsa-Nya dari suatu kesusahan yang kejam. Begitulah nubuat Daniel digenapkan sesuai dengan sejarah yang datang setelah kehidupan Daniel. Tuhan telah melindungi umat-Nya pada waktu Antiokhus Epifanes, suatu waktu yang menakutkan.

BAB 10
APAKAH WAHYU BERNUBUAT TENTANG “BAHAYA KUNING”?

Bahaya kuning menurut Lindsey mengacu kepada bangsa Cina pada akhir zaman. Suatu bala tentara raksasa akan maju ke peperangan di Timur Tengah. Sungai Efrat dipandang sebagai batasan antara Barat dan Timur. Wahyu 9:14-16 tentang pelepasan “keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu. Yang mengakibatkan kemunculan suatu tentara yang luar biasa besarnya kira-kira 200 juta orang. Tentang jumlah 200 juta tentara ini, Lindsey memperlengkapi gambaran itu dengan menyebut kesanggupan cina memproduksi peluru kendil antara benua yang dapat meluncurkan bom hydrogen, jadi Cina sendiri sanggup menghancurkan 1/3 penduduk dunia, sama seperti yang telah dinubuatkan oleh Yohanes.
Pada waktu malaikat yang ke-6 meniup sangkakalanya, Yohanes mendengar suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang ada di hadapan Allah. Wahyu 8:3 juga sudah menyebut mezbah dari emas ini. Di atas mezbah itu seorang malaikat mempersembahkan kemenyan bersama-sama dengan doa semua orang. Yohanes mendengar suara yang keluar dari keempat tanduk mezbah ini. Suara ini mempunyai hubungan dan menjadi satu suara dengan doa semua orang kudus, suara yang kuat dari gereja, yang memohon kiranya Tuhan bangkit untuk menghukum segala kefasikan dan ketidaktaatan akan Firman-Nya. Wahyu 9:13 menyatakan bahwa Ia memerintahkan malaikat ke-6 untuk melepaskan keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat. Sungai Efrat merupakan perbatasan tanah yang dijanjikan kepada Abraham dan keturunannya. Wahyu 9 bernubuat bahwa hal yang telah terjadi di Perjanjian Lama bahwa Tuhan akan melepaskan kuasa bangsa-bangsa kafir bagaikan hukuman melawan manusia yang murtad. Perbatasan “Efrat” (yang melindungi bangsa Tuhan) akan dihapus; halangan “dunia kafir” untuk menyerang “dunia Kristen” akan hilang. Malaikat-malaikat jahat, yang berabad-abad diikat dekat sungai Efrat, akan dilepaskan. Wahyu 16:12, kuasa iblis mendorong bangsa kafir dan mengumpulkan mereka disuatu tempat. Tempat itu dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. Sering kali Harmagedon secara harafiah ditafsirkan sebagai “Gunung Megido (har = gunung; magedon= Megido). Lindsey dan Ryrie mencoba menentukan semua berdasarkan tafsiran harafiah : sebelum pertengahan masa kesusahan, penguasa barat, si anti Kristus yang memelihara persahabatannya dengan Israel, akan menyerang dan mengalahkan Mesir. Pada waktu itu tentara Rusia dari sebelah Utara akan menyerang Palestina dan ketika semua harapan itu sia-sia, Allah akan campur tangan untuk menghancurkan tentara Rusia secara supra natural.


BAB 11
ROMA MENUJU KEBANGKITAN?

Berdasarkan Daniel 7 mengenai keempat binatang, Lindsey membedakan dua fase kerajaan keempat. Yang pertama, kerajaan Romawi yang empunya kuasa di seluruh dunia, kerajaan ini akan hilang dan bangkit kembali tidak lama setelah kedatangan Kristus kembali. Fase ke 2, kerajaan Romawi akan berbentuk konfederasi yang terdiri atas sepuluh bangsa. Pada bab sebelumnya sudah disampaikan bahwa “Roma Menuju Kebangkitan” yang artinya bahwa Keraajaan Romawi yang begitu kuat akan bangkit kembali. Hal ini di tafsirkan dalam Daniel 7 mengenai keempat binatang. Dalam penglihatan ini dinyatakan kepada Daniel semua kerajaan yang akan memainkan peranan yang penting dalam sejarah dunia yaitu Kerajaan Babel, Kerajaan Media-Persia, Kerajaan Makedonia dan Kerajaan Romawi. Adapun struktur Kitab Daniel yang menggambarkan keadaan keempat binatang tersebut yaitu:
1)      Penglihatan patung dengan kepalanya yang dari emas (Daniel 7:4).
2)      Penglihatan mengenai binatang keempat (Daniel 7:7).
3)      Penglihatan domba dan kambing jantan (Daniel 7:8).
4)      Wahyu mengenai 70 masa (Daniel 9:24-28).
5)      Wahyu mengenai akhir zaman (Daniel 10-12).
Dalam Daniel 11:21, menggambarkan binatang yang keempat bertanduk sepuluh. Seorang raja akan bangkit, yang akan tumbuh sehingga patahlah tiga tanduk yang lain. Tanduk itu menunjuk kepada Antiokhus Epifanes. Raja Anthiokhus Epifanes tidak mendapat kesempatan untuk melakukan pekerjaannya yang jahat.

BAB 12
SALAH SATU “PEMIMPIN BESAR” MASA DEPAN?

Wahyu 13, memberikan gambaran yang lengkap mengenai riwayat hidup pemimpin dunia masa depan yang oleh Lindsey disebut sebagai si anti-Kristus. Dalam Wahyu 13:2 kita mengenal tiga dari empat binatang, dalam urutan yang terbaik dengan urutan Daniel, yaitu mulai dengan macan tutul, beruang, dan pada akhirnya singa. Namun Yohanes tidak melihat empat binatang berturut-turut muncul dari dalam laut, Ia melihat kemunculan satu binatang saja. Binatang yang satu ini mempunyai rupa yang mirip dengan keempat binatang dari dalam laut. Kepada binatang ini diberikan kuasa untuk bersikap sombong dan bertindak melawan gereja selama 42 bulan, yaitu sejak waktu kenaikan Yesus di atas takhta-Nya (Wahyu 12:5 menunjuk kepada kenaikan ini), sampai kepada kedatangan-Nya kembali. Empat puluh dua bulan sama dengan tiga setengah tahun dan ini adalah tiga setengah tahun sebelum Kristus turun kembali lagi ke dunia ini. Pada waktu itulah anti-Kristus akan mempunyai wewenang mutlak untuk bertindak dengan kuasa Iblis. Penglihatan Wahyu 13 mengarahkan kepada keempat binatang dari nubuat Daniel 7. Keempat binatang tersebut hadir dalam Wahyu 13 yaitu: binatang yang menakutkan (macan tutul, beruang, singa). Rupa-rupa keempat kerajaan ini dipersatukan dalam rupa binatang dari dalam laut. Oleh sebab itu, binatang ini dapat merupakan sebuah kuasa politik yang bercorak anti-Kristus. Jadi, binatang dari dalam laut adalah suatu negara yang berkuasa, bukan satu oknum tertentu, melainkan suatu “penguasa”. Binatang-binatang yang dilihat Daniel juga tidak memperumpamakan oknum-oknum yang berkuasa, melainkan kerajaan-kerajaan yang berkuasa.

BAB 13
BABEL BESAR

Dalam Wahyu 17 membahas penglihatan mengenai perempuan yang duduk di atas seekor binatang yang berwarna merah ungu. Menurut Lindsey perempuan ini menunjukkan kepada agama duniawi yang akan memperoleh kuasa di seluruh dunia sebelum Kristus kembali. Agama ini sebagai “agama misteri dari Babel. Astrologi merupakan dasar agama kuno Babel. Agama itu akan menjadi agama duniawi yang menguasai dunia tidak lama sebelum kedatangan Kristus kembali. Sistem agama besar ini dilihat Yohanes ketika ia melihat perempuan yang duduk di atas binatang itu. Binatang itu adalah Pemimpin Besar Masa Depan, si anti-Kristus sendiri. Kesepuluh tanduk menunjukkan kekaisaran Romawi atau konfederasi sepuluh negara. Perempuan yang duduk di atas binatang adalah perempuan yang menguasai binatang. Binatang yang dilihat Yohanes adalah binatang yang sama dengan yang ada didalam Wahyu 13. Penguasa ini melawan gereja pada seluruh zaman Perjanjian Baru, hingga kedatangan Yesus kembali. Kenapa binatang itu muncul dari jurang maut? Sebab setan berada didalam jurang maut itu. Dialah yang menguasai binatang ini. Binatang itu telah ada, artinya ia juga ada pada waktu Perjanjian Lama. Selama berlangsungnya Perjanjian Baru, setan seringkali memakai kuasa-kuasa politik sebagai alat untuk melawan gereja. Terkadang ia memang tampak kurang bertindak, tetapi ia tetap akan muncul lagi. Kendatipun ia selalu muncul kembali selama berlangsungnya sejarah dunia, ia tetap akan dibinasakan. Perempuan pelacur itu menunjuk kepada gereja yang murtad, yang cenderung untuk menguasai penguasa-penguasa politik dan yang ingin memakai kuasa-kuasa ini sebagai alatnya. Pada masa Yohanes sendiri, orang-orang Yahudi (gereja murtad) telah mencoba untuk mempengaruhi pemerintahan kekaisaran Romawi agar gereja Kristus dimusnahkan. Dalam kitab Wahyu sendiri ada disebut bangsa Tuhan yang murtad, yang bermufakat dengan pemerintahan Romawi untuk melawan gereja muda. Mereka bahkan disebut jemaah iblis.

BAB 14
DIANGKAT DALAM AWAN

Menurut Lindsey Yesus Kristus akan datang untuk menjemput semua orang yang percaya kepada-Nya di angkasa dan peristiwa itu akan merupakan akhir dari kehidupan orang Kristen di dunia ini. Perjalanan ini akan terjadi tidak lama sebelum ketujuh tahun kesusahan besar, ketika si anti-Kristus dan nabi palsu memperoleh kebebasan penuh. Jemaat akan menghilang sebelum waktu yang penuh kesusahan ini.
Dalam I Korintus 15, Paulus memakai istilah “misteri” yang arti kata mengandung unsur yang hanya diketahui oleh beberapa kelompok tertentu. Kedatangan Yesus ke dua kali adalah sebuah “misteri”. Menurut Lindsey kata rahasia dalam bahasa asli berarti sesuatu yang belum pernah diungkapkan, tetapi yang sekarang diungkapkan kepada orang-orang yang terpilih. Orang ini disebut kelompok persaudaraan, mereka tahu bahwa ada rahasia-rahasia yang tidak diberitahukan kepadanya sebelum ia secara resmi menjadi anggota. Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus dimasukkan kedalam persekutuan Kristus.

Dalam 1 Tesalonika 4:13-18 menyatakan bahwa orang-orang yang mati dalam Kristus atau orang-orang yang sudah mati, akan lebih dulu bangkit menemui Tuhan. Lindsey membuktikan bahwa 1 Tesalonika 4 tidak berbicara mengenai kedatangan Kristus kembali, melainkan mengenai pengangkatan. Ia berkata “pada hari pengangkatan, semua orang percaya akan ikut bersama-sama dengan Dia dalam awan”. Para nabi telah mengatakan bahwa di atas bumi ini Allah mendirikan Kerajaan itu. Seandainya hari pengangkatan terjadi bersamaan dengan kedatangan Tuhan yang kedua kali, maka tidak ada orang-orang fana yang tertinggal yang kemudian hari akan menjadi orang-orang percaya, sehingga tidak akan ada orang yang kemudian akan masuk ke dalam Kerajaan itu akan menghuni bumi kembali. Akan tetapi tafsiran Lindsey ini tidak obyektif. Ia dipengaruhi oleh tujuannya. Karena orang percaya diangkat dalam awan, bukan berati bahwa mereka tidak bisa memerintah lagi bersama-sama dengan Kristus di dunia, didalam kerajaan-Nya. Kristus datang dan kita menyongsong Dia, dalam suasana pesta kita menjumpai Dia di angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar