Senin, 22 Februari 2016

SEMESTER VII (TUGAS LAPORAN BACAAN, BUKU: KELUARGA LEMBAGA BAHAGIA)

TUGAS LAPORAN BACAAN
BUKU: KELUARGA LEMBAGA BAHAGIA


Puji dan Syukur kepada Yesus Kristus, karena atas pertolongan-Nya Tugas Laporan Bacaan ini dapat terselesaikan. Laporan Bacaan ini saya sampaikan kepada pembina mata kuliah Pendidikan Agama Kristen – Keluarga, Bapak Paskah Parlaungan Purba, M.Pd.K, sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Adapun buku yang dijadikan sebagai Tugas Laporan Bacaan, adalah:

Judul Buku                  : Keluarga Lembaga Bahagisa
Penulis                         : Drs. Wilson Nadeak
Jumlah halaman           : 73 Halaman


BAB I
MENIKAH DI TEPI SENJA
Apakah yang dimaksud dengan pernikahan, apakah pernikahan hanya sebuah kesepakatan dua orang? Atau apakah pernikahan hanya merupakan daya tarik yang dimiliki dua orang, lalu dapat hilang kapan saja? Ada yang membayangkan lembaga pernikahan itu semacam perseroan terbatas. Batasannya ialah, selama kedua hati masih berkenan, ya jalan terus. Bila tidak memiliki beban, ya pembatasan kelahiran pun jadi. Sebagian lagi beranggapan bahwa lembaga pernikahan itu adalah penjara yang dimapankan. Sebagian lagi beranggapan bahwa lembaga pernikahan itu merupakan suatu ikatan keluarga dalam masyarakat, yang menjadi tameng pemelihara tradisi dan kebudayaan manusia. Suatu hal yang perlu direnungkan oleh manusia ialah apa maksud kehadirannya di tengah-tengah sesamanya sejak manusia diciptakan Tuhan, Ia telah meneguhkan lembaga pernikahan. Jadi, umur lembaga ini sama tuanya dengan umur manusia itu sendiri.
Dalam pernikahan, sering sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat berakibat kepada perpisahan. Beberapa hal yang mungkin terjadi akibat penyimpangan dari janji pernikahan ialah:
1.      Keutuhan keluarga menjadi goyah. Kepercayaan antara suami istri menjadi hilang.
2.      Rasa hormat antara suami istri menjadi berkurang.
3.      Terjadi suatu penolakan hati yang mendalam, suatu rasa sakit yang tidak tersalurkan dan keresahan yang tidak menentu.
4.      Anak-anak menjadi risau dan menggoyahkan sendi-sendi rumah tangga yang tadinya menyatu.
5.      Hilangnya keakraban serta kehangatan dalam lingkaran keluarga.
6.      Sumber keuangan terganggu
7.      Akibat yang paling buruk ialah perpisahan yang membawa perceraian yang akan merugikan kedua belah pihak.
8.      Nama baik keluarga menjadi rusak dan sukar diperbaiki.

Disamping faktor ekonomi, tuntutan yang terlalu berat dari pihak adat, menyebabkan orang muda menghindar dari perkawinan yang formal lalu mengambil jalan pintas dengan segala resikonya. Sedikitnya kaum pria di suatu tempat memungkinkan banyaknya anak gadis yang tidak menikah atau menikah pada usia menjelang senja, dengan macam cara di tengah-tengah masyarakat yang serba longgar norma-normanya.

BAB II
ADAM DAN HAWA PERNIKAHAN TANPA SAKSI
Pernahkah kita melihat atau membayangkan sebuah pernikahan tanpa saksi, tanpa pesta yang meriah, tanpa gaun pengantin dan tanpa upacara yang megah. Dalam Alkitab dikisahkan bahwa Adam dan Hawa menikah tanpa kemegahan. Adam lahir dari tangan pencipta, sedangkan Hawa diambil dari tulang rusuk Adam. Adam dan Hawa merupakan makhluk aneh, “aneh” bagi umat manusia sekarang ini. Kalau kita mengkaji kedua leluhur manusia ini, kita akan mengernyitkan kening apabila kepadanya dinyatakan persyaratan pernikahan. Adam, lahir pada menit kesekian; Ibu: sang pencipta; Tempat lahir: di Taman Eden; Ayah: sang pencipta. Begitu pula dengan Hawa. Ia ditemukan Adam ketika ia terbangun dari tidur yang lelap. Mereka berteduh dibawah pohon nan rindang dan berbicara mengenai segala sesuatu yang ada ditaman itu. Keduanya berjabat tangan. Maka sang pencipta menggemakan suara-Nya, apa yang sudah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Adam dan Hawa bergandengan tangan dibawah melodi koor surgawi yang tidak kelihatan. Hari pernikahan merupakan suatu hari yang sangat dinantikan oleh dua hati yang saling jatuh hati.

Pesta
Sekali peristiwa Yesus berkunjung ke Kana. Ia mengunjungi pesta kerabat ibu-Nya. Pada saat itu mereka kekurangan persediaan anggur. Yesus mengubah air menjadi anggur. Itulah mujizat yang pertama di lakukan Yesus. Yesus datang membebaskan pengantin dari rasa malu. Ia datang pada saat orang dalam kekurangan. Ia menutupi kekurangan orang itu.

Tradisi
Setiap suku bangsa berlain-lainan adat-istiadatnya, apalagi dalam soal pernikahan. Orang Kristen tidak selalu harus menolak semua yang berbau tradisi. Tradisi pesta pernikahan yang menuntut kedua belah pihak harus menyerahkan sejumlah besar uang di luar kemampuan satu atau dua pihak, haruslah dipertimbangkan kembali. Yesus menolak tradisi yang membudaya dikalangan orang Yahudi, yang berasal dari para cerdik pandai dan diwariskan turun temurun.

Tujuan Pernikahan
Apakah tujuan pernikahan Adam dan Hawa? Orang mungkin segera menjawab, agar mendapat keturunan. Tuhan menguduskan pernikahan Adam dan Hawa sebagai suatu contoh yang patut diteladani manusia. Tuhan ingin memberikan contoh kerja sama antara manusia dengan diri-Nya. Akan tetapi kita janganlah lupa, Tuhan juga menafsirkan makna lain dari kehadiran Hawa dalam diri Adam. Ia ingin mneyempurnakan Adam dari rasa repi yang menekan. Kebersatuan mereka adalah kebersatuan yang kudus.

BAB III
ANDA DAN ANAK ANDA
Orangtua yang menginginkan anaknya menjadi seseorang sesuai keinginannya sangat sering kita temukan. Dan seiring dengan itu, kita juga sering menemukan sang anak ingin menjadi seseorang yang berbeda dengan apa yang diinginkan oleh orangtuanya. Ada kalanya hal ini menjadi dilema bagi sang anak, dan bisa saja mengakibatkan hal buruk bagi sang anak, apabila mengikuti kemauan orangtua, namun tidak sesuai dengan minat dan keinginan sang anak. Setiap orang tua memiliki cita-cita. Ada orang yang berpendapat bahwa anak adalah tiruan orang tua. Anak adalah orang dewasa dimasa kecilnya. Badannya saja yang kecil, tetapi sebenarnya mereka itu tidak berbeda dengan orang yang sudah dewasa. Sehingga mereka menganggap bahwa cita-cita dan keinginan anak harus disesuaikan dengan cita-cita dan keinginan orang dewasa.
Sebaiknya orang tua haruslah menghargai anak-anaknya sebagai anak dan menerima kehadiran mereka lengkap dengan cita-cita mereka. Hal tersebut akan sangat membantu anak dalam mengembangkan kepribadiannya sendiri, yang cocok bagi mereka. Bahkan ada yang menganggap bahwa anak adalah titipan Tuhan dan Tuhan kelak akan memintai pertanggung jawabannya kepada mereka. Ditangan orang tua yang memiliki pandangan seperti ini, minat anak dapat berkembang dengan baik. Tuhan menciptakan manusia langsung dewasa pada mulanya, tetapi kemudian dibiarkan-Nya mereka beranak cucu sesuai dengan citranya, dari masa kandungan sampai dewasa dan generasi penerus menjadi generasi yang dapat bertanggung jawab bagi diri mereka sendiri.

BAB IV
ANAK DAN TAMU

Kasih Sayang Ibu
Seorang ibu memandang anak sebagai bagian dari dirinya. Oleh karena itu, ia ingin memperlakukan anak seperti memperlakukan dirinya, dan juga supaya anak bertindak seperti dirinya, atau apa yang dikehendakinya. Ibu yang bijaksana akan memperlakukan anak-anaknya secara bijaksana pula. Ia akan menunjukkan kasih sayangnya melalui cara yang kreatif. Seorang ibu yang bijaksana dan penuh kasih sayang tidak akan pernah menyuruh anaknya melakukan sesuatu diluar jangkauan pikiran anak itu sendiri. Orang tua tidak boleh terpaku hanya pada pengalaman masa lampau, sebab tiap zaman memiliki sifat-sifatnya sendiri, corak yang berbeda dan suasana yang berbeda. Hukuman dan ganjaran sebagai suatu bentuk disiplin sekarang ini kurang dapat diterapkan. Hukuman secara fisik untuk sementara mungkin berguna, tetapi sikap ramah dan lembut tetapi tegas lebih mengesankan bagi seorang anak. Bekas-bekas luka di tubuh hanya akan meninggalkan kenangan yang menimbulkan dendam.

Rasa Hormat Terhadap Anak
Mendengar kata hormat kepada anak mungkin agak asing bagi kita. Yang ada biasanya menghormati orang tua. Sama halnya dengan cerita susan dan bu Alex. Dimana Susan mempunyai kebiasaan buruk, yaitu ketika bu Alex kedatangan tamu dan disuguhi kue, Susan tidak segan-segan mengambil makanan itu, padahal itu hal yang tidak sopan. Ada kekeliruan yang mungkin terjadi tidak disadari oleh sang ibu ialah sikapnya yang tidak memperbolehkan anak-anak mengikuti obrolan orang tua apalagi tamu. Kekeliruan kedua yang mungkin terjadi oleh bu Alex adalah kenyataan bahwa hanya tamu saja yang disuguhi kue, sedangkan anak tidak perlu. Mengapa Susan berani merebut makanan yang dimeja tamu? Disamping hal-hal yang telah dikemukakan diatas, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Seorang anak seharusnya dibiarkan memilih makanan yang dihidangkan dirumah dan menikmati makanan sekenyang-kenyangnya, karena hal tersebut akan membuat anak tidak menjadi rakus apabila melihat makanan yang dihidangkan kepada tamu.

BAB V
KOMUNIKASI KELUARGA
Kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini tidak selalu dibarengi dengan kelancaran komunikasi antar manusia sebagai individu dalam keluarga. Sarana komunikasi dari waktu ke waktu semakin modern, tetapi suasana sepi masih juga bermukim dalam lubuk hati manusia. Seorang ayah yang mempunyai kedudukan tinggi di bidang sarana komunikasi dalam sebuah pertemuan menceritakan bahwa kecanggihan komunikasi dewasa ini telah memberikan kenyamanan hidup. Sedangkan seorang ibu yang berpenghasilan baik menceritakan bahwa segala segi kehidupannya diatur dengan komunikasi canggih. Seorang anak dengan bangga mengatakan bahwa ia dapat berhubungan dengan kawan-kawannya dalam sekejab saja melalui radio amatir, CB, atau dengan walkie-talkie. Ia dapat berhubungan dengan orangtuanya dan memberitahukan kapan ia datang ataupun pulang.

Di Balik Permukaan Itu
Seorang gadis termenung dalam sebuah penjara, lengannya dipenuhi bekas tusukan jarum. Orang tuanya melengkapi semua kebutuhannya, namun tidak memiliki waktu bersamanya. Sehingga sang anak mencari kesibukan lain untuk memenuhi kekosongan dalam dirinya dengan cara menggunakan obat-obatan terlarang. Gadis itu menolak bertemu ibunya, karena ia merasa tidak diperlukan dan tidak diperdulikan dalam keluarganya. Setiap hari mereka selalu berkomunikasi, namun tidak mempunyai waktu bersama. Hal tersebut membuat mereka renggang dan berbuat kesalahan.

Komunikasi Dari Hati ke Hati
Didalam keluarga selalu ada komponen yang saling berhubungan. Komponen itu terdiri dari ayah-ibu dan anak. Ayah dan ibu sudah selayaknya senantiasa berkomunikasi dari waktu ke waktu. Tukar pikiran antara ayah, ibu dan anak sangatlah penting. Mengikutsertakan anak-anak dalam diskusi keluarga, memberi peluang kepada mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Kehadiran anak di tengah-tengah lingkaran komunikasi itu akan memberi makna yang amat berharga dalam batin anak itu sendiri. Apabila sebuah keluarga dijadikan sebuah pemerintahan kecil yang penuh tanggung jawab, maka keluarga itu akan menjadi sebuah benteng yang teguh bagi para penghuninya.

BAB 6
BAHASA DIAM DALAM KOMUNIKASI KELUARGA
Bulan-bulan pertama dalam sebuah pernikahan adalah bulan madu yang serba indah. Tahun ketiga adalah masa-masa penyesuaian diri terhadap keadaan yang sebenarnya, penyesuaian terhadap lingkungan, anak-anak, penghasilan, keperluan hidup, perumahan dan segala sesuatu yang nyata dalam kehidupan. Tahun keempat dan kelima merupakan tahun gawat.

Komunikasi
Komunikasi dua arah amat diperlukan di tengah-tengah keluarga. Apabila komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja, hanya ayah dan ibu saja yang berbicara, dan yang mendengar yang harus menurut, tidak boleh membantah, maka lama-kelamaan akan terjadi pemberontakan diam-diam.

Membuka Kembali Komunikasi
Untuk menciptakan komunikasi yang baik diantara suami istri, salah satu harus mengalah, meninggalkan sikap tersinggungnya dan mengatakan secara terus terang masalah yang dihadapinya, sikap yang tidak disenangi dari istrinya yang sedang mendominasi suami dan keluarga. Seorang suami sebaiknya menjelaskan sebab-musabab mengapa ia berdiam diri. Sikap jujur dan terus terang akan membuka kembali komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah dalam keluarga akan menyelaraskan keluarga.

BAB VII
GOSIP ITU NIKMAT
Kehadiran gosip di tengah-tengah pergaulan masyarakat sudah lumrah. Leluhur kita pada zaman dahulu juga senang gosip. Mereka suka bertandang dan membicarakan sesamanya, keluarganya, tetangganya, mulai dari soal besar sampai kepada soal kecil, bahkan juga soal tetek bengek kehidupan sekitarnya. Kesenangan ini merambat ke dunia pers. Dunia surat kabar dan jurnalistik mengenal istilah Yellow Paper.

Mengapa Timbul Gosip
Manusia adalah makhluk yang senang bergaul. Melalui pergaulan berlangsunglah cerita yang panjang, tentang masa disekolah, tentang pacar lama, tentang kawan-kawan yang sudah begini dan begitu. Selalu ada yang hendak dibicarakan, selalu kurang waktu untuk mengatakan segala isi hati. Hatinya penuh dengan segala masalah dan kenangan masa lalu tiba-tiba muncul dari bawah sadar. Secara tidak sadar, kesempatan untuk menggosipkan adalah suatu kesempatan yang paling indah untuk melepaskan semua beban hati. Membicarakan orang lain memang jauh lebih mudah dari pada menganalisis diri sendiri. Aspek lain yang meyebabkan timbulnya gosip ialah kurangnya rasa menghormati hak pribadi orang lain.

Wilayah Gosip
Seluruh lapisan masyarakat mengenal istilah gosip, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Gosip mengenai keluarga-keluarga tertentu lebih komunikatif dari pada isu politik maupun ekonomi.

Bahaya Dalam Keluarga
Ada hal-hal tertentu yang tidak akan menyinggung perasaan seseorang apabila ia digosipkan, tetapi ada aspek tertentu dalam hidupnya apabila disentuh akan menimbulkan rasa berang dan dendam yang tidak berkeputusan dan tidak beralasan. Kadar dan tingkat emosi seseorang berbeda-beda. Kerena itu, jangan telan begitu saja apa yang digosipkan orang. Anggaplah cerita tentang orang sebagai hiburan senja saja.

BAB VIII
KREDIT YANG MEMBELIT-BELIT
Credit Card alias kartu kredit, di negeri-negeri yang sudah maju memang lumrah. Pembayaran tunai justru tidak bisa, kecuali dalam jumlah kecil, dibawah 10 dolar. Kalau anda berbelanja di sebuah tokoh di Amerika Serikat, dengan membayar uang tunai seratus atau lima puluh dollar, uang tersebut akan dibawa ke bagian pemeriksaan lebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kas. Karena takut uang palsu. Maka kehadiran kartu kredit justru lebih aman, tertib dan lancar. Sistem ini berjalan dengan baik di negeri yang sudah makmur. Demi keamanan, orang tidak mau menyimpan uang di rumah, takut kemalingan, dirampok orang, kebakaran dan sebagainya.
            Memang, sistem kredit sepintas lalu memberi keuntungan bagi kita. Masyarakat industri sudah membudayakan diri dengan sisitem ini, dengan perhitungan dan kalkulasi hidup yang matang, mereka menilai belanja mereka berdasarkan kemampuan dan penghasilan mereka. Apabila belanja mereka lebih besar daripada penghasilan mereka, semua perusahaan tidak akan mempercayainya. Kita memang menuju masyarakat industri yang modern, tetapi cara bertingkah laku dan berpikir kita masih tetap terbelakang. Kita mengenakan sepatu, tetapi sayangnya, sepatu orang lain.

BAB X
JANDA BUKANLAH MAWAR SENJA

Nyonya Rita adalah seorang janda muda yang mempunyai 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Dia ditinggal suaminya ketika usia pernikahan 3 tahun. Tapi ia tidak menikah lagi, dia tetap berjuang untuk kedua anaknya yang masih kecil. Dia lebih baik memperjuangkan anaknya sendiri daripada menikah lagi. Ia tetap setia dengan kejandaannya dan optimis menghadapi hidup, sebagai ibu dan juga sebagai ayah. Sama halnya dengan nyonya Sito, yang bertahan membiayai anak-anaknya tanpa seorang ayah atau suami. Nyonya Sito kehilangan suaminya saat dia belum berusia tiga puluh tahun. Dengan 6 orang anak-anaknya yang masih kecil-kecil dan sangat perlu bimbingan. Ia tidak mempunyai rumah, pensiun suaminya belum memadai karena dinasnya belum mencukupi. Beberapa anaknya belum mengenal betul wajah ayahnya. Berbagai usaha diadakannya untuk menghidupi anak-anaknya, merawat dan mengasuh mereka. Keenam anaknya melintasi gelora hidup dalam kemelut yang memprihatinkan, mereka dibesarkan oleh ibu yang melupakan segala kesenangan hidup untuk memperjuangkan mereka, sehingga mereka semuanya menjadi orang dewasa.
Ternyata alam memberi kemungkinan-kemungkinan yang indah bagi ibu-ibu yang kehilangan suami mereka pada masa bulan madu mereka, empat atau lima tahun pertama dalam pernikahan itu, atau mereka ditinggalkan suaminya pada usia setengah baya, ketika semua daya sudah tiada tetapi justru cita-cita terwujud menjadi kenyataan yang mencengangkan!
Sesungguhnya banyak janda, dan lebih banyak lagi mereka yang tidak mengasihi diri sendiri, mengorbankan kecantikan, kekayaan, dan kesempatan yang ada padanya, mengabdi untuk buah hatinya, menciptakan generasi mendatang yang labih tangguh. Mereka setia pada pengabdian keluarga, mengharumkan nama keluarga dan menyumbangkan yang terbaik bagi tanah air dan bangsanya. Dunia ini bukanlah milik lelaki saja, yang cenderung hinggap dari suatu bunga ke bunga yang lain, tanpa meninggalkan bekas yang bertahan lama. Yang mengukir makna kehidupan yang membekas dari generasi ke generasi, ialah ibu-ibu yang bertahan pada keibuannya, menjadi ibu bagi anak-anaknya, menjadi ibu bangsa, dan menjadi ibu umat bangsa sepanjang zaman.

PENDAPAT PRIBADI
Keluarga adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak. Inilah yang disebut dengan keluarga kecil atau keluarga inti. Keluarga pertama di dunia ini dibentuk oleh Allah  sendiri yakni keluarga Adam. Adam sebagai suami Hawa sekaligus ayah dari Kain dan Habel; Hawa sebagai istri Adam sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain dan Habel sebagai anak-anak dari Adam dan Hawa; Inilah keluarga ini pertama yang dibentuk oleh Allah. Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus
Setelah membaca buku ini, pembaca melihat bahwa kita perlu memperhatikan beberapa hal penting dalam keluarga, yaitu:
1.      Kasih di antara suami istri dan di antara orang tua terhadap anak harus terus. Kasih mencakup komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan, pertanggungjawaban, dan kesetiaan. Kasih yang seharusnya berlanjut dalam relasi suami istri tidak lagi sebatas ketertarikan secara fisik. Kasih itu harus diungkapkan dalam perbuatan nyata, saling berkomunikasi dan berelasi. Kasih itu juga diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikul tugas dan tanggung jawab hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan oleh anak, akibat selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan watak mereka.
2.      Harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan hukuman dan pujian yang dinyatakan orang tua bagi anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan kebutuhan dasar anak pada masa pembentukannya. Disiplin tidaklah identik dengan hukuman saja. Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan, penjelasan, dan pelatihan dalam hal-hal kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan mengenali dan memilih serta mewujudkan pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin orang tua bagi anak-anaknya juga berkaitan dengan pembentukan iman anak melalui pengajaran, percakapan, komunikasi formal, dan non formal.
3.      Pentingnya konsistensi yaitu aturan yang dianggap benar, terus menerus dinyatakan dan diterapkan orang tua.  Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari saja kemudian tidak dilaksanakan lagi, melain terus menerus dan konsisten.
4.      Mendesaknya keteladanan orang tua dihadapan anak-anak, termasuk dalam segi perkataan, sikap, penampilan dan perbuatan. Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa anak kecil belajar dengan melihat, mendengar, merasakan dan meniru.

5.      Peran suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini merupakan ketetapan Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar